Anda di halaman 1dari 82

PRAKTIKUM KERJA BANGKU

LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Teknik kerja bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh
seseorang dalam mengerjakan benda kerja dan sebagai dasar untuk materi
teknik pemesinan pada tingkat selanjutnya. Pekerjaan kerja bangku meliputi
berbagai jenis konstruksi geometris yang sesuai dengan perintah kerja.
Persyaratan kualitas terletak kepada pemahaman seseorang dalam praktek
kerja bangku dan pelaksanaannya di tempat kerja yang meliputi tingkat
keterampilan dasar penguasaan alat tangan, tingkat kesulitan produk yang
dibuat dan tingkat kepresisian hasil kerja. Kerja bangku tidak hanya menitik
beratkan pada pencapaian hasil kerja, tetapi juga pada prosesnya. Di mana
ada proses tersebut lebih menitik beratkan pada etos kerja yang meliputi
ketekunan, disiplin, ketahanan, serta teknik sebagai dasar sebelum
melanjutkan ke pengerjaan yang menggunakan mesin - mesin produksi.
Pekerjaan kerja bangku penekanan pada pembuatan benda kerja
dengan alat tangan dan dilakukan di bangku kerja. Praktikum kerja bangku
untuk melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang baik
dan benar serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar
tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai
jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan
dan tata cara pengerjaan praktek kerja bangku.
Pekerjaan kerja bangku meliputi mengikir, mengebor, mengetap dan
lain - lain. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mahasiswa dituntut selalu
mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya guna membentuk
keterampilan yang berkualitas, profesional dan berwawasan luas.

1.2

Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kerja bangku adalah:
a. Untuk mengetahui peralatan kerja bangku dan fungsinya.

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Untuk melatih mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja yang
baik dan benar.
c. Mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai
dengan lembar kerja yang ditentukan.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Peralatan Utama Kerja Bangku
2.1.1 Ragum/Vice
Ragum adalah alat yang digunakan dalam kerja bangku yang
berfungsi untuk menjepit benda kerja pada pekerjaan yang meliputi;
mengikir, menggergaji, memahat dan lain - lain. Ragum biasanya terpasang
pada meja kerja dan terbuat dari besi tempa. Ada beberapa jenis ragum
yang digunakan dalam kerja bangku yaitu :
a. Ragum Penjepit Belakang
Jenis ragum ini digunakan pada pekerjaan permesinan dan
pertukangan kayu. Pergerakan penjepitnya dilakukan oleh poros berulir yang

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
menggerakkan bagian belakang ragum dan pelapis rahang ragum dapat
diganti dan dikeraskan.
b. Ragum Penjepit Depan
Ragum ini banyak digunakan untuk menjepit benda kerja yang
panjang pada posisi tegak. Apabila rahang digerakkan ke depan, permukaan
bawah akan bebas di depan meja kerja sehingga dapat menjepit benda kerja
panjang pada posisi menghadap bawah.

Gambar 2.1 Ragum


(Sumber : https://www.google.com =gambar+ragum+2d)

2.1.2 Gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan
untuk memotong atau mengasah benda kerja dengan tujuan tertentu.
Prinsip kerja mesin gerinda adalah roda gerinda berputar bersentuhan
dengan benda kerja dan terjadi pemotongan atau pengasahan. Langkah
pengoperasian mesin gerinda yaitu sebagai berikut. :
1. Langkah persiapan:
a. Pasang kaca pengaman pada gerinda
b. Perhatikan jarak balok bantalan terhadap batu gerinda
c. Usahakan jarak batu bantalan terhadap batu gerinda sedekat mungkin
d. Periksa kondisi batu gerinda, apakah masih dapat di pergunakan
e. Gunakan

kaca

mata

pengaman

mengoprasikan mesin gerinda.


2. Langkah pengoprasian gerinda:

Muhammad Zaki
H1F113057

dan

pakaian

kerja

selama

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a.
b.
c.
d.

Tekan tombol sakelar untuk menyalakan mesin


Perhatikan posisi badan saat bekerja
Kedudukan dan posisi spesimen & gerinda pada waktu akan digerinda
Pegangan jari-jari dan ibu jari tangan kiri sangat penting pengaruhnya
pada saat pemotongan spesimen.

Gambar 2.2 Mesin Gerinda


(Sumber : Workshop)
2.1.3 Gergaji
Gergaji digunakan untuk memotong dan mengurangi ketebalan
benda kerja sebelum dilakukan pengikiran.
a.
-

Bagian dari bentuk gergaji


Bingkai
Terbuat dari pipa baja kuat dan kaku agar mudah mengarahkan daun
gergaji.
Tangkai
Terbuat dari logam lunak dan harus nyaman dipegang.
Pasak
Bagian untuk memegang daun gergaji.
Nut kupu kupu
Pengatur kekencangan daun gergaji.

Gambar 2.3 Bagian bagian Gergaji Besi

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
(Sumber : workshop)
b.

Daun gergaji
Beberapa faktor yang harus diketahui untuk memilih daun gergaji yaitu ;
- Material daun gergaji terbuat dari baja karbon atau HSS (High Speed
Steel).
- Daun gergaj ini dikeraskan pada bagian mata potongnya saja atau
secara keseluruhan tergantung dari kebutuhan.
- Daun gergaji untuk memotong material yang keras mempunyai sudut
buang 0, sedangkan untuk memotong material yang lunak sudut
buangnya 5 - 20. Bagian dalam daun gergaji dilengkapi dengan
radius untuk melingkarnya chips ( sisa potongan ).

Gambar 2.4 Daun Gergaji


(Sumber : PSTM UNLAM Modul Praktikum Kerja Bangku)
c.

Ukuran Daun Gergaji


A = Jarak antar lubang
B = Lebar daun gergaji
C = Tebal daun gergaji
Tabel di bawah ini adalah contoh daun gergaji :
Tabel 2.1 Daftar ukuran daun gergaji yang biasa di pakai.
A = 300 mm
A = 12

d.

B = 13 mm
B=

C = 0,65 mm
C = 0,025

Teknik Menggergaji
- Persiapan gergaji
Daun gergaji harus dilegangkan di bingkainya dengan gigi gigi
gergaji mengarah kepada arah pemotongan. Gergaji harus kuat
menahan tekanan akibat penggergajian, jika kurang kuat akan
mengakibatkan pemotongan yang tidak akurat.
- Posisi tubuh dan gerakan menggergaji

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Pegang bingkai gergaji dan dipegang dengan kuat / mantap.
Dalam menggergaji posisi tubuh sama dengan posisi pada saat
mengikir. Gerakan gergaji harus mantap dan kuat, naikkan sedikit pada
waktu gergaji bergerak ke belakang.
Kecepatan gerak :
- 50 60 stroke tiap menit digunakan untuk memotong baja
- 70 90 stroke tiap menit digunakan untuk bahan yang lunak

Gambar 2.5 Posisi Tubuh dan Gerakan Menggergaji


(Sumber : PSTM UNLAM Modul Praktikum Kerja Bangku)
Catatan : Dilarang menggunakan oli atau pendingin selama proses
pemotongan.
-

Permulaan Pemotongan
Sebelum memulai pemotongan, buat alur dengan kikir segi tiga

pada garis yang akan digergaji. Letakkan gergaji pada alur tersebut dan
dimiringkan ke arah depan dengan sudut kira kira 10. Tekanan yang
tidak cukup pada permulaan pemotongan akan menyebabkan gigi gigi
gergaji menggosok benda kerja yang mengakibatkan gergaji tumpul.

Gambar 2.6 Alur Pemotongan


(Sumber : PSTM UNLAM Modul Praktikum Kerja Bangku)
-

Cara Menggergaji

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1. Paling sedikit 2 atau 3 gigi gergaji yang mengenai / menempel
pada permukaan yang digergaji.
2. Menggergaji sisi yang tajam akan menyebabkan patahnya gigi
gergaji.
3. Benda kerja yang tipis harus dipotong dengan posisi mendatar

Gambar 2.7 Cara Menggergaji


(Sumber : PSTM UNLAM Modul Praktikum Kerja Bangku)
2.1.4 Kikir/File
Kikir banyak digunakan untuk pekerjaan pekerjaan akhir seperti
menghilangkan bagian bagian tajam dari sisa sisa pengerjaan mesin
atau pada proses perakitan.
a. Jenis Kikir
Berdasarkan Bentuk
Pada praktikum kerja bangku ini digunakan 3 bentuk kikir yaitu :
1. Kikir rata (plat), tebal kikir seluruhnya sama, lebar kikir ke arah ujungnya
menirus kikir. Fungsinya untuk meratakan dan membuat bidang sejajar
dan tegak lurus.
2. Kikir segi tiga (triangle) bentuknya segi tiga, segi tiga kikir pada bagian
ujungnya mengecil. Fungsinya untuk meratakan dan menghaluskan
bidang berbentuk sudut 60 atau lebih besar.
3. Kikir setengah bulat (half round), fungsinya untuk menghaluskan,
meratakan dan membuat bidang cekung.

Gambar 2.8 Bentuk Kikir


(Sumber : https://www.google.co.id=praktikum+kerja+bangku)

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Berdasarkan Proses Pembuatan
1. Gigi Pahatan
Gigi kikir ini dibuat dengan cara dipahat sehingga menghasilkan
sudut tatal negatif dan sudut potong lebih besar dari 90. Kikir ini
digunakan untuk mengerjakan benda yang bahan dasarnya keras.
2. Gigi yang difrais
Gigi kikir yang diprais menghasilkan sudut tatal yang positif
dengan sudut pemotong lebih kecil dari 90. Disebabkan karena sudut
tatal yang positif itu maka kikir ini hanya digunakan untuk mengerjakan
bahan yang lunak.
Catatan : Jangan lupa kikir itu rapuh dan kerapuhannya itu
mengakibatkan gigi kikir rusak bila sejumlah kikir disimpan bertumpuk
tumpuk. Kikir harus disimpan secara terpisah.
Berdasarkan Jumlah Gigi
1. Kikir Gigi Tunggal
Pada gambar menunjukan kedudukan gigi kikir tunggal yang
menyudut 54 terhadap garis sumbu. Bram - bram tidak mudah dan gigi
itu akan terhalang. Saat ini gigi tipe ini hampir tidak digunakan lagi.

Gambar 2.9 Kikir Gigi Tunggal


(Sumber : PSTM UNLAM Modul Praktikum Kerja Bangku)
2. Kikir Gigi Ganda
Pada kikir ganda, pahatan bagian dalam dibuat lebih dalam
dibandingkan pahatan pada bagian yang membentuk sudut 70
terhadap garis sumbu. Dengan demikian tidak akan terjadi alur alur
bekas pengikiran pada benda pekerjaan.
b. Dimensi Kikir

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 2.10 Dimensi Kikir


(Sumber : PSTM UNLAM Modul Praktikum Kerja Bangku)
Tabel di bawah ini adalah contoh ukuran kikir :
Tabel 2.2 Daftar ukuran kikir dan banyak gigi tiap cm.

Keterangan Mutu :
00 : Kasar

2 : Sedang

5 : Setengah Lembut

0 : Setengah Kasar 3 : Setengah Halus

6 : Lembut

1 : Agak Kasar

8 : Lembut Sekali

4 : Halus

c. Pekerjaan Mengikir
Sebelum melakukan pekerjaan mengikir ada beberapa hal yang
harus diperhatikan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Hal yang
perlu diperhatikan adalah :
1. Posisi Ragum
Tinggi ragum akan disesuaikan dengan bentuk benda kerja yang
akan dikerjakan dengan orang yang menggunakan. Untuk pengikiran
dengan tenaga yang besar, ragum akan dipasang lebih rendah.
2. Posisi Kaki Dan Gerakan Badan
Posisi Kaki
Selama mengikir, berdiri di sebelah kikir ragum dengan kaki
tetap pada tempatnya . Lutut harus dibentangkan. Jarak antara kaki
harus disesuaikan dengan panjang kikir. Sudut antara poros ragum
dan kaki kira kira 30 untuk kaki kiri dan kurang lebih 75 untuk
kaki kanan.
Gerakan Badan

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Badan berdiri tegak pada posisi permulaan dan selanjutnya
dicondongkan ke depan selama gerakan pemotongan. Kaki kanan
tetap lurus selama pengikiran berlangsung dan lutut kiri
dibengkokkan ke dalam. Pandangan mata selalu ditujukan kepada
benda kerja.

Gambar 2.11 Gerakan Badan Saat Mengikir


(Sumber : PSTM UNLAM Modul Praktikum Kerja Bangku)
3. Cara Memegang Kikir
Kikir Besar
Tangan kanan : Peganglah gagang kikir dengan kuat dan
tekanlah ujung gagang tersebut dengan telapak tangan bagian
tengah. Ibu jari terletak di atas dan jari jari lainnya di bawah
gagang.
Tangan kiri : Tempatkan telapak tangan dan ibu jari pada
ujung kikir. Jari jari yang lain terletak di luar ujung kikir tersebut
dengan keadaan rapat satu ama lainnya dan melipat ke bawah,
tetapi tidak menggenggam ujung kikir tersebut.
Kikir Kecil
Bekerja dengan kikir kecil, maka gagang tersebut harus
dipegang dengan genggaman yang ringan dan tekanannya cukup
oleh jari jari dan ibu jari.
Tabel 2.3 Pemegangan Dan Penekanan Kikir

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

4. Tekanan Pada Kikir


Tekanan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan ukuran
benda kerja.
- Jika memulai mengikir, tekanan yang besar harus terdapat pada
tangan kiri dan tekanan ringan pada tangan kanan.
- Tekanan kedua tangan itu harus sama, mana kala kikir berada di
tengah tengah benda kerja yang dikikir.
- Jika kedudukan kikir sudah di ujung langkah, tekanan tangan kiri
harus ringan dan tekanan tangan kanan dalam keadaan
maksimal.
- Pada langkah ke belakang tidak ada penekanan.
5. Mengikir Champer
Gerakan mengikir champer hampir sama dengan gerakan
pada saat mengikir datar.
Letakkan benda kerja tegak pada pelat sudut dan goreslah garis
dasar dengan penggores dan dengan jarak 4 mm dari
permukaan patokan. Letakkan benda kerja dengan permukaan
yang telah digores pada pengukur kerataan (meja penandaan)
dan goreslah pada permukaan yang berdekatan dengan jarak 4
mm dari permukaan patokan. Cekam benda kerja di ragum atau

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
di klem sudut. Kikirlah sisi yang akan dichamper dengan
pengikiran silang dan gerakan yang berganti ganti miringnya.
Selesaikanlah permukaan tersebut dengan mengikir memanjang
untuk langkah finishing.

Gambar 2.12 Mengikir Champer


(Sumber : PSTM UNLAM Modul Praktikum Kerja Bangku)
6. Mengikir Permukan Bertingkat
Goreslah atau tandai bagian yang akan dikikir bertingkat.
Kikirlah berbentuk champer sampai 1 mm dari batas garis yang
akan dibuat bertingkat.
Kikirlah bagian bagian champer

tadi makin ke arah dalam

mendekati horizontal.
Kikirlah kedua permukaan bergantian, hati hati permukaan kikir
yang tidak bergigi harus berada di sebelah permukaan.
Semua pengikiran hanya dilakukan secara memanjang.
7. Mengikir Radius
Langkah langkah mengikir radius
Tandai pusat dari radius yang jaraknya R dari permukaan
patokan. Pusat tersebut di titik dengan penitik dan buat radius
dengan jangka dari pusat tersebut sepanjang R.
Kikirlah dengan arah memanjang. Beberapa

permukaan

menyudut sampai 0,5 mm dari batas radius dan sampai


mendekati bentuk radius.
Pengikiran kasar radius, kikir dipegang 90 dari permukaan yang
lebar (arah lurus). Bersama sama dengan gerakan memanjang,
kikir bergerak melingkar.

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Untuk penyelesaian, radius dikikir arah memanjang dengan
gerakan berayun. Mengikir mulai dari arah muka ke belakang.
Untuk mengikir radius yang kecil hanya langkah ini yang dipakai.
Periksa radius dengan pengukur radius.
2.1.5 Palu
Palu digunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan
memahat, mengeling, membengkok dan sebagainya.

Gambar 2.13 Palu


(Sumber : Workshop)
Menurut macam jenis palu, umumnya digunakan sebagai berikut :
a. Palu Keras
Yaitu dibuat dari bahan baja yang kedua ujungnya dikeraskan seperti :
1. Palu Konde digunakan untuk mencekungkan atau mengelingkan
benda kerja.
2. Palu Pen Searah digunakan untuk meratakan dan merapatkan bagian
sisi sudut yang letaknya searah.
3. Palu Pen Melintang digunakan untuk meratakan dan merapatkan
bagian sisi / sudut yang letaknya melintang.
b. Palu Lunak
Palu lunak dibuat dari bahan kayu, plastik, karet, tembaga dan
kuningan. Bahan bahan tersebut hanya dipasang pada ujung
pangkalnya saja. Alat ini digunakan unuk mengetok / memukul benda
kerja yang kedudukannya kurang tepat.
2.1.6 Mesin Bor
Mesin bor adalah suatu jenis mesin yang gerakannya memutar alat
pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin
tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan pengeboran adalah operasi
menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran kerja dengan
menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan memiliki fungsi
Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
untuk membuat lubang, membuat lubang bertingkat, membesarkan lubang
dan champer.

Gambar 2.14 Mesin Bor


(Sumber : https://www.google.com=gambar+2d+mesin+bor)
a. Jenis jenis mesin bor
1. Mesin Bor Meja
Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan di atas meja.
Mesin bor ini digunakan untuk membuat lubang benda kerja dengan
diameter kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja
mesin bor meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros mesin
sehingga poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang sekaligus
sebagai pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan
roda gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan
saat pengeboran.
2. Mesin Bor Lantai
Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai.
Mesin bor lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai
ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan batang pendukung.
Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk pengeboran benda benda
kerja yang besar dan berat.
3. Mesin Bor Radial
Mesin bor radial khusus dirancang untuk pengeboran benda
benda kerja yang besar dan berat. Mesin ini langsung dipasang pada
lantai, sedangka meja mesin telah terpasang secara permanen pada
landasan atau mesin.
4. Mesin Bor Koordinat

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan
mesin bor sebelumnya. Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan
posisi pengeboran. Mesin bor koordinat digunakan untuk membuat /
membesarkan lubang dengan jarak titik pusat dan diameter lubang antara
masing masing memiliki ukuran dan ketelitian yang tinggi.
Bagian - bagian mesin bor
1. Cekam Bor
Cekam bor digunakan untuk memegang mata bor bertangkai
silindris. Biasanya cekam ini mempunyai 2 atau 3 rahang penjepit. Ukuran
cekam bor ditunjukkan oleh diameter terbesar dari mata bor yang dapat
dijepit.
2. Sarung Pengurung / Sarung Tirus
Mata bor yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung
pengurung yang berlubang tirus. Oleh karena tangkai dan sarung
berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekan, ia akan saling
mengunci. Lubang dan tangkai tirus dibuat menurut tirus morse, yaitu
ketirusan menurut standar internasional.

b. Pemegang dan Penjepit Benda Kerja


1. Ragum Tangan
Ragum tangan dapat dibuka dan dikunci dengan kekuatan tangan.
Benda kerja yang dapat dijepit oleh ragum tangan harus berukuran kecil
dan terbatas sampai pada diameter 6 mm.
2. Ragum Mesin
Benda kerja yang besar tidak dapat dipegang oleh tangan karena
gaya pemotongannya semakin besar, maka digunakan ragum mesin.
3. Meja Mesin
Penjepitan benda kerja pada meja mesin umumnya dilakukan
apabila benda kerja tidak mungkin dijepit oleh ragum. Teknik penjepitan
benda kerja menggunakan baut pengunci T yang mana baut ini
dimasukkan ke dalam alur meja mesin bor.
4. Tangan
Pemegangan benda kerja dengan tangan dapat dilakukan untuk
benda kerja yang kecil dan panjang serta lubang yang dibuat tidak dalam
dan berdiameter kecil.
2.2

Peralatan Pendukung Dan Alat Ukur Pada Kerja Bangku

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Berikut ini beberapa macam alat pendukung benda kerja yang umum
digunakan dalam kerja bangku yaitu ;
2.2.1 Mistar Baja
Mistar baja mempunyai panjang 30 cm sampai dengan 100 cm dalam
skala satuan mm dan inchi,digunakan untuk mengukur panjang dan alat
bantu menggores serta sebagai acuan ukuran.

Gambar 2.15 Mistar Baja


(Sumber: Laporan praktikum kerja bangku Universitas Negeri Malang)

2.2.2 Siku-siku
Siku-siku adalah siku-siku yang digunakan untuk menyiku benda
kerja.

Siku-siku

geser

digunakan

untuk mengetahui

kesikuan

atau

pembanding kesikuan sudut yang tidak membentuk 90 sedangkan siku-siku


standard digunakan untuk mengetahui sudut yang dibentuk adalah tepat 90.

Gambar 2.16 Siku-Siku


(Sumber: Laporan praktikum kerja bangku Universitas Negeri Malang)
2.2.3 Penitik Pusat
Penitik pusat (center punch) terbuat dari baja perkakas yang bagian
badannya dikartel agar tidak licin sewaktu dipegang, ujungnya lancip dengan

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
sudut 90. Penitik digunakan untuk menandai titik pusat lubang yang akan
dibor.
Untuk menandai garis yang akan dipotong dapat digunakan penitik garis
(prick-punch), penitik ini mempunyai sudut lancipnya 60

Gambar 2.17 Penitik


(Sumber: Laporan praktikum kerja bangku Universitas Negeri Malang)
2.2.4 Tap

Alat yang dipakai untuk membuat ulir dalam dengan tangan dimanakan
TAP dalam hal ini disebut saja tap tangan untuk membedakan penggunaannya
dengan yang dipakai mesin. Bahannya terbut dari baja karbon atau baja suat cepat
(HSS) yang dikeraskan.
Tiap satu set, tap terdiri dari 3 buah yaitu tap no.1 (Intermediate tap) mata
potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan
dengan tap no. 2 (Tapper tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan tap no. 3
(Botoming tap) dipergunakan untuk penyelesaian.

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 2.18 Macam-macam Tap


( Sumber : https://www.google.co.id =gambar+jenis-jenis+tap )
Alat Bantu yang dipakai untuk menggunakan tap, supaya dalam
pemakainannya lebih mudah. Dibutuhkan kunci pemegang tap atau tangkai tap.
Pemegang tap bentuknya ada 3 macam ,yaitu:
tipe batang
tipe penjepit
tipe amerika

Gambar 2.19 Pemegang Tap


( Sumber: https://www.google.com=pemegang+tap)

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2.2.5 Jangka Sorong (Sigmat)

Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian 0,01mm


yang digunakan untuk mengukur ketebalan benda contohnya seperti tebal
kertas dan balok kayu. Jangka sorong selain mengukur ketebalan benda bisa
juga di untuk mengukur panjang benda seperti kawat yang pendek (Anonim,
2010).
Kegunaan jangka sorong adalah:
- untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
- untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang
(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
- untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan
cara menancapkan/menusukkan.

Gambar 2.18 Jangka Sorong


(Sumber : https://www.google.com =jangka+sorong)
2.2.6 Snei
Snei adalah alat untuk membuat ulir dalam. Bentuk snei menyerupai
mur tetapi ulirnya merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk
kemudian dikeraskan dan temper agar dia mampu melakukan pemotongan
terhadap benda kerja. Snei yang biasanya digunakan untuk pembuatan ulir
adalah snei pejal dan snei bercelah.
Snei pejal berbentuk segi

enam

atau

bulat

berfungsi

untuk

memudahkan dalam penguliran awal. Maka pada snei jenis ini tidak seluruh
mata potongnya sama besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong
awal. Dengan demikian benda kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit
mudah.
Snei Bercelah (split die) digunakan untuk pembuatan ulir luar. Snei ini
memiliki baut penyetel untuk mengatur ukuran diameter. Dengan demikian
pada waktu penguliran pendahuluan diameternya diperbesar dan pada
Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
waktu finishing diameternya dikembalikan pada ukuran standarnya (Ambiyar,
dkk, 2008 : 372).

Gambar 2.21 : Snei Pejal dan Snei Bercelah


(Sumber: Laporan praktikum kerja bangku Universitas Negeri Malang)
Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu
yaitu pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut
pengikat,

agar

snei

tidak

ikut

berputar

saat

melakukan

pemotongan/penguliran.

Gambar 2.22 : Pemegang Snei


(Sumber: Laporan praktikum kerja bangku Universitas Negeri Malang)
Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut:
1. Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus.
2. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.
3. Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan
snei hingga benda kerja masuk pada snei.
4. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah jarum jam.
Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada
posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram
dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan
beram keluar dari snei.
5. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan
minyak

pelumas

untuk

mendingingkan

snei

dan

untuk

membantu

mengeluarkan beram.
6. Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran
dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan snei.
Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7. Demikian seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya.
8. Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir
dan snei.

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1

Waktu dan Tempat


Praktikum kerja bangku dilaksanakan di laboratorium Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat. Praktikum dilakukan
setiap hari selasa selama 4 minggu mulai dari pukul 08.00 10.00 WITA.

3.2

Alat Dan Bahan Percobaan

3.2.1

Alat
Sebelum melakukan pekerjaan, persiapan sangat di perlukan agar
pekerjaan yang kita lakukan menjadi mudah dan sesuai dengan apa yang
diingikan. Beberapa peralatan yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan
pekerjaan antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

3.2.2

Gerinda
Ragum/Vice
Kikir/File
Gergaji Besi
Palu
Mesin Bor
Mistar baja
Siku-Siku
Penitik Pusat
Jangka Sorong
Tap dan Snei

Bahan
Bahan yang digunakan dalam proses praktikum kerja bangku
pembuatan kepala palu ini adalah besi pejal kotak dengan ukuran 22 x 22
mm dan panjang minimal 82 85 mm.

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3.3

Keselamatan Kerja
Beberapa prosedur yang harus diperhatikan dalam melakukan
praktikum untuk menjaga keselamatan kerja antara lain :
a. Tidak melakukan pekerjaan dengan bergurau
b. Ikuti petunjuk dari instruktur / dosen pembimbing dan petunjuk yang
tertera dari lembar kerja
c. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya dan prosedur yang benar
d. Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang
tidak tertera pada lembar kerja

3.4

Prosedur Percobaan
a. Ukur dan potong besi virkan kotak dengan panjang minimal 82 - 85 mm
dengan menggunakan gerinda.
b. Siapkan alat dan peralatan serta alat bantunya antara lain : kikir, jangka
sorong, siku, palu, dan lain - lain.
c. Benda kerja yg sudah dipotong kemudian dijepit pada ragum.
d. Sejajarkan posisinya tepat pada tengah ragum, sehingga tidak terjadi
kemiringan pada saat pengikiran.
e. Kikir seluruh sisi material hingga berukuran panjang 80 mm dan sisi 20
mm seperti pada lembar kerja.
f. Setelah material selesai dikikir, potong material dengan gergaji besi
hingga membentuk sudut kemiringan berdasarkan pada lembar kerja.
g. Setelah dipotong kikir bagian kemiringan tersebut hingga rata.
h. Setelah selesai membuat sudut kemiringan tandai material dengan
penitik pusat agar pada saat pengeboran tidak melenceng sesuai
ukuran.
i. Melubangi material dengan urutan diameter mata bor yaitu: 5 mm, 8 mm
dan 10 mm.
j. Setelah selesai membuat lubang pada material, finishing material yaitu
dengan mengamplas semua bagian sisi agar halus dan rata.

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Proses Pengerjaan

4.1.1 Tabel Hasil Pengerjaan Sebelum dan Setelah Pengikiran


Hasil yang didapat pada praktikum kerja bangku dapat dilihat dalam tabel
4.1.
Tabel 4.1. Hasil Pengerjaan Praktikum Kerja Bangku

Sebelum pengikiran

Sesudah Pengikiran

85

22

22

83

21

21

II

83

21

21

81

21

20

III

80

20

20

80

20

20

No

Pertemuan ke-

4.1.2 Gambar Kerja Sebelum Pengikiran, Penggergajian dan Pengeboran

Gambar 4.1 Benda Kerja Sebelum Pengikiran dan Penggergajian


(dalam mm)
4.1.3 Gambar Kerja Setelah Pengikiran

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 4.2 Benda Kerja Setelah Pengikiran (satuan mm)
4.1.4 Gambar Kerja Setelah Penggergajian dan Pengikiran Lanjutan

Gambar 4.3 Benda Kerja Setelah Penggergajian (satuan mm)


4.1.5 Gambar Kerja Setelah Pengeboran

Gambar 4.4 Benda Kerja Setelah Pengeboran (satuan mm)


4.2

Pembahasan

4.2.1 Memotong

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 4.5 Pemotongan besi virkan 22x22


Pemotongan dilakukan pertama kali dari benda kerja yang ukuran
panjang lebih dari 85 mm untuk mendapatkan ukuran benda kerja yang
ditentukan.

Pada

gambar

4.5

terlihat

benda

kerja

yang

dipotong

menggunakan gerinda sehingga didapatkan ukuran panjang benda kerja 85


mm dan lebar 22 mm. Penggerindaan dilakukan dengan hati-hati dan
penggerinda wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti kacamata
atau masker dan sarung tangan safety untuk meminimalisir dampak yang
ditimbulkan jika terjadi kecelakaan.
4.2.2 Pengikiran Awal

Gambar 4.6 Pengikiran awal benda kerja


Seperti yang terlihat pada gambar 4.6. Setelah benda kerja dipotong
kemudian dilakukan pengikiran awal. Pengikiran awal dilakukan dengan
tujuan untuk mengikis panjang dan lebar benda kerja menjadi 80 mm dan 20

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
mm sesuai ukuran yang ditentukan pada lembar kerja dengan menggunakan
kikir kasar. Pengikiran dilakukan dengan teliti dan hati-hati agar permukaan
benda kerja tidak cembung dan tiap selang waktu tertentu benda kerja dicek
ukuran dan kerataannya menggunakan jangka sorong dan siku baja agar
benda kerja yang dihasilkan rata dan sesuai ukuran.
4.2.3 Penggergajian

Gambar 4.7 Penggergajian benda kerja


Setelah pengikiran awal dilakukan kemudian benda kerja digergaji
sehingga membentuk sudut dengan menggunakan gergaji besi seperti
gambar 4.7. Setelah benda dipotong kemudian diukur menggunakan jangka
sorong agar ukuran benda kerja sesuai dengan lembar kerja. Pengukuran
seperti terlihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Pengukuran benda kerja


4.2.4 Pengikiran Akhir

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 4.9 Pengikiran akhir benda kerja


Pada tahap pengikiran akhir benda kerja yang memiliki permukaan
yang kasar akibat dari proses penggergajian dihaluskan menggunakan kikir
halus dan ukuran benda kerja disesuaikan dengan ukuran yang ada pada
lembar kerja. Setiap pengikiran dilakukan perlu dilakukan pengecekan tiap
selang waktu tertentu agar ukuran sesuai dengan lembar kerja serta
kelurusan permukaan perlu diperhatikan dengan menggunakan siku baja
seperti yang terlihat pada gambar 4.10.

Gambar 4.10 Mengukur kerataan benda kerja


4.2.5 Pengeboran
Benda kerja yang sudah sesuai ukurannya dengan yang ada pada
lembar kerja kemudian ditandai titik tengah permukaan yang ingin dibor
dengan menggunakan penitik. Kemudian benda kerja dibor menggunakan
tiga mata bor masing-masing berdiameter 5 mm, 8 mm, dan 10 mm seperti
yang terlihat pada gambar 4.11. Pelumasan pada permukaan yang akan
dibor dilakukan sebelum mesin bor dinyalakan untuk mempermudah mata

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
bor membuat lubang pada benda kerja. Gunakan alat pelindung diri saat
melakukan pengeboran untuk mengurangi resiko dampak dari pengerjaan
tersebut seperti kacamata dan lain-lain.

Gambar 4.11 Menitik Dan Pengeboran Benda Kerja

BAB V
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Dari uraian uraian yang telah di bahas pada Bab terdahulu, maka
penulis mengambil beberapa kesimpulan dalam proses praktikum kerja
bangku pembuatan kepala palu,yaiu sebagai berikut :
1.

Dalam praktikum kerja bangku ada beberapa peralatan yang


digunakan antara lain sebagai berikut :
a. Ragum/vice, digunakan untuk menjepit benda kerja pada pekerjaan
mengikir.
b. Kikir/file, digunakan untuk mengurangi ketebalan dari benda kerja
dan menghilangkan benda- benda tajam dari sisa sisa
pengerjaan.
c. Gergaji, digunakan untuk memotong dan mengurangi ketebalan
benda kerja sebelum melakukan pengikiran.

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d. Palu, digunakan untuk memukul penitik untuk memberi tanda pada
benda kerja sebelum dilakukan pengeboran.
e. Gerinda, digunakan untuk memotong benda kerja dengan tujuan
tertentu.
f. Mesin bor, digunakan untuk membuat lubang serta membesarkan
lubang pada benda kerja.
g. Mistar baja, digunakan untuk mengukur panjang dan alat bandu
menggores benda kerja.
h. Siku siku, digunakan untuk mengetahui kesikuan dan kerataan
dari benda kerja yang dibuat.
i. Penitik pusat, digunakan untuk menandai titik pusat lubang yang

2.

akan di bor.
j. Tap dan snei, digunakan untuk membuat ulir.
Setelah mengikuti praktikum kerja bangku mahasiswa sudah mampu
menggunakan alat kerja dengan baik dan benar sesuai dengan

3.

fungsinya.
Mahasiswa sudah mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki
standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan.

4.2

Saran
Agar semakin efektif dan efisien serta menghasilkan benda kerja
yang berkualitas, sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum kerja bangku
seluruh peserta praktikan harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu
tentang bagaimana cara pengoperasian mesin dan penggunaan peralatan
yang benar, sehingga proses praktikum dapat berjalan lancar tanpa harus
mempelajari cara pengoperasian mesin dan cara pemakaian alat - alatnya
terlebih dahulu.

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

DAFTAR PUSTAKA

Ambiyar, dkk. 2008. Teknik Pembentukan Plat Jilid 2 untuk SMK. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional.
Anonim. 2010. Jangka Sorong. http: II id.google.com Diakses tanggal 20
September 2014.
Syarief, Akhmad, Yassyir Maulana & Abdi Budiman.2013. Panduan Praktikum
Kerja Bangku (Bench Work).Banjarbaru: Program Studi Teknik Mesin.
Zarkasi, Z. 2013. Praktikum Kerja Bangku (Laporan Hasil Praktikum). Malang :
Universitas Negeri Malang.

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1

Proses Pengerjaan

4.1.1

Target Waktu Yang Direncanakan


Target waktu yang direncanakan untuk proses pengerjaan material dari awal

hingga selesai adalah selama 4 hari dalam 1 bulan dimana dalam setiap
pertemuan berlangsung selama 2 jam.
4.1.2 Rincian Kegiatan
No
1

Pertemuan
I

Rincian Kegiatan
- Melakukan pemotongan material besi pejal kotak
ukuran 22 x 22 mm dengan panjang 85 mm
menggunakan gerinda potong
- Memasang benda kerja pada ragum dan di lanjutkan
dengan pengikiran benda kerja menggunakan kikir

II

kasar sebagai tahap awal pengerjaan


- Melanjutkan Pengikiran pada benda kerja
- Melakukan

III

pengikiran

pada

bagian

sisi,

agar

mendapat ukuran 20 x 20 mm
- Melakukan pemotongan pada material menggunakan
gergaji besi dengan kemiringan sudut 27

dan

panjang 30 mm
- Menghaluskan bagian yang telah dipotong dengan
4

IV

menggunakan kikir
- Melakukan penitikan pada benda kerja sebelum
dilakukan pengeboran
- Melakukan pengeboran pada benda kerja sesuai
dengan titik yang telah di buat sebelumnya sebanyak
3 tahap menggunakan bor 5, 8 dan 10 mm
- Melakukan proses pengetapan dan snei pada lubang
benda kerja yang sudah di bor

- Membersihkan sisa-sisa pengeboran pada benda


kerja menggunakan kikir halus

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
4.1.3 Pemotongan Material
Material berupa besi kotak pejal di potong dengan menggunakan mesin
gerinda potong dengan ukuran 85 mm.

Gambar 4.1 Benda Kerja Sebelum Pengikiran dan Penggergajian


(dalam mm)
4.1.4 Pengerjaan Awal
Benda kerja berupa besi pejal kotak dengan ukuran awal 22 x 22 x 85 mm di
kurangi 2mm pada bagian lebarnya dan 5 mm pada bagian panjangnya, sehingga
ukurannya menjadi 20 x 20 x 80 mm.

Gambar 4.2 Benda Kerja Setelah Pengikiran (satuan mm)


4.1.5 Penggergajian Benda Kerja
Benda kerja dengan ukuran 20 x 20 x 80 mm yang telah dikikir kemudian di
beri garis dengan sudut 27 dan jarak 30 mm dari sisi depan serta 5 mm dari sisi
bagian bawah benda kerja dengan menggunakan penggores. Benda kerja
kemudian di potong sesuai dengan garis yang telah di buat dan dikikir kembali
untuk meratakan hasil hingga mendapatkan ukuran yang diinginkan.

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 4.3 Benda Kerja Setelah Penggergajian (satuan mm)

4.1.6 Melakukan Pengeboran Material, Pengetapan, dan Snei ( Finishing )


Benda kerja diberi titik dengan jarak 35 mm dari sisi belakang benda kerja
dan 10 mm dari sisi kiri dan kanan dengan menggunakan palu dan penitik sebelum
di bor. Benda kerja kemudian di bor sebanyak 3 tahap pada titik masing masing
menggunakan bor 5, 8 dan 10 mm, setelah itu lakukan pengetapan dan snei.

Gambar 4.5 Benda Kerja Setelah Pengeboran (satuan mm)


4.2

Pembahasan

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
4.2.1 Memotong

Gambar 4.6 Pemotongan besi virkan 22x22


Pemotongan dilakukan pertama kali dari benda kerja yang ukuran
panjang lebih dari 85 mm untuk mendapatkan ukuran benda kerja yang
ditentukan.

Pada

gambar

4.5

terlihat

benda

kerja

yang

dipotong

menggunakan gerinda sehingga didapatkan ukuran panjang benda kerja 85


mm dan lebar 22 mm. Penggerindaan dilakukan dengan hati-hati dan
penggerinda wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti kacamata
atau masker dan sarung tangan safety untuk meminimalisir dampak yang
ditimbulkan jika terjadi kecelakaan.
4.2.2 Pengikiran Awal

Gambar 4.7 Pengikiran awal benda kerja


Seperti yang terlihat pada gambar 4.7. Setelah benda kerja dipotong
kemudian dilakukan pengikiran awal. Pengikiran awal dilakukan dengan

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
tujuan untuk mengikis panjang dan lebar benda kerja menjadi 80 mm dan 20
mm sesuai ukuran yang ditentukan pada lembar kerja dengan menggunakan
kikir kasar. Pengikiran dilakukan dengan teliti dan hati-hati agar permukaan
benda kerja tidak cembung dan tiap selang waktu tertentu benda kerja dicek
ukuran dan kerataannya menggunakan jangka sorong dan siku baja agar
benda kerja yang dihasilkan rata dan sesuai ukuran.
4.2.3 Penggergajian

Gambar 4.8 Penggergajian benda kerja


Setelah pengikiran awal dilakukan kemudian benda kerja digergaji
sehingga membentuk sudut dengan menggunakan gergaji besi seperti
gambar 4.8. Setelah benda dipotong kemudian diukur menggunakan jangka
sorong agar ukuran benda kerja sesuai dengan lembar kerja. Pengukuran
seperti terlihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Pengukuran benda kerja


4.2.4 Pengikiran Akhir

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Gambar 4.10 Pengikiran akhir benda kerja


Pada tahap pengikiran akhir benda kerja yang memiliki permukaan
yang kasar akibat dari proses penggergajian dihaluskan menggunakan kikir
halus dan ukuran benda kerja disesuaikan dengan ukuran yang ada pada
lembar kerja. Setiap pengikiran dilakukan perlu dilakukan pengecekan tiap
selang waktu tertentu agar ukuran sesuai dengan lembar kerja serta
kelurusan permukaan perlu diperhatikan dengan menggunakan siku baja
seperti yang terlihat pada gambar 4.11.

Gambar 4.11 Mengukur kerataan benda kerja


4.2.5 Pengeboran
Benda kerja yang sudah sesuai ukurannya dengan yang ada pada
lembar kerja kemudian ditandai titik tengah permukaan yang ingin dibor
dengan menggunakan penitik. Kemudian benda kerja dibor menggunakan
tiga mata bor masing-masing berdiameter 5 mm, 8 mm, dan 10 mm seperti
yang terlihat pada gambar 4.12. Pelumasan pada permukaan yang akan
dibor dilakukan sebelum mesin bor dinyalakan untuk mempermudah mata

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
bor membuat lubang pada benda kerja. Gunakan alat pelindung diri saat
melakukan pengeboran untuk mengurangi resiko dampak dari pengerjaan
tersebut seperti kacamata dan lain-lain.

Gambar 4.11 Mengukur kerataan benda kerja

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

PRAKTIKUM KERJA BANGKU


LABORATORIUM MANUFAKTUR INDUSTRI
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Muhammad Zaki
H1F113057

Anda mungkin juga menyukai