Anda di halaman 1dari 16

Makalah Fotosintesis

SENIN, 09 SEPTEMBER 2013

Makalah Fotosintesis

Sebelumnya kunjungi juga blog saya: cara-membuatbuku.blogspot.com

MAKALAH FOTOSINTESIS
Bab I
Pendahaluan
A. Latar Belakang
Semua mahkluk hidup sangat memerlukan makanan agar dapat tumbuh dan hidup.
Manusia mengkomsumsi beras, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buahbuahan yang semuanya diperoleh atau berasal dari tumbuhan. Manusia juga
mengkomsumsi daging, ikan, susu, dan telur yang semuanya diperoleh atau berasal dari
hewan. Dengan demikian, nutrisi (makanan) manusia di peroleh dari tumbuhan dan hewan.
Sedangkan, hewan memperoleh makanan atau nutrisinya dari tumbuhan atau hewan
lainnya. Berdasarkan makanan yang dikomsumsinya, hewan dibagi menjadi 3 jenis
diantaranya, hewan karnivora atau biasa disebut dengan pemakan daging contohnya
adalah buaya, komodo dan burung elang. Lalu, jenis hewan lainnya yaitu hewan herbivora
atau biasa disebut dengan pemakan tumbuhan contohnya adalah kelinci, gajah dan kuda.
Dan jenis hewan yang lainnya yaitu hewan omnivora yang biasa disebut dengan pemakan
daging dan tumbuhan atau hewan pemakan keduanya contohnya adalah ayam, bebek dan
panda.
Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri untuk memenuhi
segala kebutuhan makanan dan energinya. Untuk membangun tubuhnya dan mendapatkan
energi, manusia dan hewan mengambil zat-zat yang berasal dari tumbuhan sebagai
sumber makanannya. Hal ini menunjukan bahwa manusia dan hewan sangat bergantung
kepada tumbuhan demi kelangsungan hidupnya.
Seperti halnya manusia dan hewan yang merupakan makhluk hidup yang
membutuhkan energi, tumbuhanpun demikian. Tumbuhan juga sangat membutuhkan
energi dan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Tumbuhan dapat memperoleh energi
dan makanan melalui sebuah proses. Fotosintesislah proses yang dapat memberikan
energi dan makanan bagi tumbuhan.
Namun, berbeda dengan manusia dan hewan yang memperoleh makanan dan
energinya dari mahkluk hidup lain yakni dari tumbuhan dan hewan, tumbuhan merupakan
makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri. Akan tetapi, bukan sembarang
tumbuhan yang dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan yang dapat membuat

makanan sendiri adalah tumbuhan yang mempunyai klorofil. Dengan fotosintesislah


tumbuhan bisa menghasilkan makanan dan memperoleh energinya demi kelangsungan
hidupnya.
Fotosintesis adalah peristiwa sintesis atau penyusunan zat organik yang terdiri dari
gula dari zat anorganik yang terdiri dari air dan karbon dioksida dengan bantuan energi
cahaya atau foton matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa atau karbohidrat dan
oksigen. Hampir semua makhluk hidup sangat bergantung pada hasil fotosintesis.
Sehingga fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Organisme yang
mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik dinamakan organisme
autrotof.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan fotosintesis ?
2. Bagaimana proses fotosintesis ?
3. Bagian daun manakah yang berperan dalam proses fotosintesis ?
4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses fotosintesis ?
5. Zat-zat mana sajakah yang diambil oleh tumbuhan dari lingkungan dalam
proses fotosintesis ?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka penulis membuat tujuan sebagai
berikut :

1. Mengetahui pengertian dari fotosintesis.


2. Mengetahui proses yang terjadi pada fotosintesis.
3. Mengetahui tentang bagian daun yang berperan dalam proses fotosintesis.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis.
5. Mengetahui zat-zat yang diambil oleh tumbuhan dari lingkungan dalam proses
fotosintesis.

D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
1. Untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang fotosintesis.
2. Sebagai sebuah media pembelajaran tentang fotosintesis.

Bab II
Pembahasan
A. Sejarah Penemuan Fotosintesis
Pada awalnya, orang menganggap bahwa akar memakan tanah, seperti yang
dikemukakan oleh Aristoteles. Tumbuhan hijau memperoleh zat-zat makanan dari dalam
tanah, yaitu yang berasal dari perombakan atau penguraian organisme yang telah mati.
Penguraian organisme mati menjadi bahan yang dapat diserap oleh akar tumbuhan hijau
dilakukan oleh mikroorganisme.
Konsep fotosintesis dimulai pada abad ke-17 ketika Jan Van Helmont menyatakan
bahwa pertumbuhan dari tumbuhan disebabkan karena adanya air dan bukan disebabkan
oleh tanah.
Pada tahun 1772, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan
Inggris, melakukan penelitian dan menemukan bahwa ketika ia menutup
sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya
habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik
bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan
bahwa nyala lilin telah "merusak" udara di dalam toples itu dan telah menyebabkan
matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah dirusak oleh lilin
tersebut dapat dipulihkan oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap
hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan. Selanjutnya, kita
mengetahui bahwa tumbuhan menggunakan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh hewan
dan manusia, sedangkan hewan dan manusia menyerap oksigen yang dihasilkan oleh
tumbuhan.
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi
eksperimen Priestley. Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari juga berpengaruh pada
tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Ia juga menemukan bahwa
tumbuhan juga 'mengotori udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu menyarankan agar
tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan dapat
meracuni penghuninya. Ingenhousz membuktikan bahwa pada proses fotosintesis
dilepaskan gas oksigen. Hal ini dibuktikan dengan percobaan menggunakan tanaman air
yaitu Hydrilla verticillata di bawah corong terbalik. Jika tanaman tersebut kena cahaya,
timbulah gelembung-gelembung udara yang akhirnya mengumpul di dasar tabung reaksi.
Pada tahun 1782, Jean Senebier menyebutkan bahwa gas yang dibutuhkan oleh
tumbuhan untuk fotosintesis adalah karbon dioksida yang merupakan sumber karbon bagi
tumbuhan hijau. Pada tahun 1842, Julius Robert Mayer menyatakan bahwa energi cahaya
matahari yang diserap oleh tumbuhan hijau selanjutnya diubah menjadi energi kimia.
Pada tahun 1860, Julius Von Sachs membuktikan bahwa pada fotosintesis akan
terbentuk karbohidrat atau amillum. Pada tahun 1905, Frederick Blackman menunjukan
bahwa pada proses fotosintesis terjadi reaksi gelap yang tidak membutuhkan cahaya. Pada
tahun 1937, Robert Hill berhasil mengikuti kegiatan kloroplas yang telah dipisahkan dari sel
hidup. Kloroplas itu jika disinari mampu menghasilan oksigen.

B. Proses Fotosintesis
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung
dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk
menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Fotosintesis berasal dari dua kata
yaitu Photo yang berarti Cahaya dan Synthesis yang berarti proses pembuatan atau
pengolahan. Proses fotosintesis merupakan proses mengolah bahan yang sederhana
menjadi bahan yang kompleks dengan menggunakan bantuan dari cahaya.
Bahan sederhana yang digunakan oleh tumbuhan untuk fotosintesis adalah karbon
dioksidadan air. Tumbuhan umumnya mendapat karbon dioksida dari udara dan
mendapatkan air dari tanah. Karbon dioksida diubah menjadi gula. Hasil sampingan proses
ini adalah gas oksigen. Proses atau reaksi ini sangat memerlukan energi yang secara alami
didapat dari cahaya matahari. Energi dari cahaya matahari itu diserap dari klorofil yang
terdapat pada tumbuhan.
Sebenarnya, proses fotosintesis bukanlah reaksi tunggal, melainkan terdiri dari
beberapa tahap reaksi yang kompleks. Reaksi tersebut dapat menghasilkan oksigen dan
glukosa. Glukosa tersebut dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti
selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung
melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum
reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di
atas. Pada proses respirasi, gula atau glukosa dan senyawa lain akan bereaksi dengan
oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen
inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang
disebut kloroplas. Klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam
fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung
kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan
sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan,
menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun
biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya
penyerapan sinar Matahari ataupun penguapan air yang berlebihan. Reaksi yang terjadi
dapat dituliskan secara sederhana sebagai berikut.

1. Tahap tahap Fotosintesis


Proses fotosintesis yang terjadi di kloroplas melalui dua tahap reaksi. Kedua reaksi
tersebut diantaranya adalah reaksi terang dan reaksi gelap. Kedua reaksi tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut :

A. Reaksi terang
Reaksi terang berlangsung di dalam membran tilakoid di grana. Grana adalah
struktur bentukan membran tilakoid yang terbentuk dalam stroma, yaitu salah satu ruangan
dalam kloroplas. Di dalam grana terdapat klorofil, yaitu pigmen yang berperan dalam proses
fotosintesis. Dalam reaksi terang ini, klorofil menyerap cahaya nila. Energi yang ditangkap
oleh klorofil digunakan untuk memecah molekul air. Reaksi tersebut disebut reaksi fotolisis
karena proses penyerapan energi cahaya dan penguraian atau pemecahan molekul air
menjadi oksigen dan hidrogen. Reaksi fotolisis dapat ditulis sebagai berikut :

B. Reaksi gelap
Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma. Reaksi yang membentuk gula dari
bahan dasar CO2 yang diperoleh dari udara dan energi yang diperoleh dari reaksi terang.
Reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak dapat berlangsung jika
belum terjadi siklus terang karena energi yang dipakai berasal dari reaksi terang. Ada dua
macam siklus, yaitu siklus Calin-Benson dan siklus hatch-Slack. Pada siklus Calin-Benson,
tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah atom karbon tiga, yaitu senyawa 3fosfogliserat. Siklus ini dibantu oleh enzim rubisco. Pada siklus hatch-Slack, tumbuhan
menghasilkan senyawa dengan jumlah atom karbon empat. Enzim yang berperan adalah
pada siklus hatch-Slack adalah enzim phosphoenolpyruvate carboxylase. Produk akhir
siklus gelap diperoleh glukosa yang dipakai tumbuhan untuk aktivitasnya atau disimpan
sebagai cadangan energi.

2. Hasil akhir fotosintesis


Secara umum karbohidrat dianggap sebagai hasil akhir fotosintesis. Namun patut
diperhatikan istilah karbohidrat tersebut dapat berupa monosakarida, disakarida, dan
polisakaria. Sebenarnya hasil akhir fotosintesis adalah gula sederhana beratom C-3.
Senyawa ini sangat mudah bereaksi, sehingga sebelum diangkut perlu diubah terlebih
dahulu menjadi gula lain, misalnya glukosa.
Glukosa diangkut melalui floem ke sel-sel daun yang lain yang tidak berfotosintesis,
yakni sel-sel batang dan sel-sel akar untuk keperluan tumbuhan itu sendiri. Sisanya diubah
ke dalam bentuk lain yaitu menjadi amilum, protein dan lipid yang disimpan untuk cadangan
makanan. Cadangan makanan terutama di simpan didalam akar dan batang, tapi ada juga
yang di simpan dalam daun.
Hasil lain dari proses fotosintesis yaitu berupa oksigen. Oksigen dilepas ke
lingkungan melaui stomata. Oksigen yang dilepas dimanfaatkan oleh organisme lain untuk
proses pernapasan.

C. Bagian Daun Yang Berperan Dalam Fotosintesis


Pada sebagian tumbuhan tinggi, daun merupakan organ utama untuk melakukan
proses fotosintesis. Fotosintesis tidak hanya terjadi pada daun, tetapi terjadi pada semua
tumbuhan yang berwarna hijau.

Pada struktur daun, permukaan luar epidermis bawah dan atas biasanya dilindungi
oleh lapisan kultikula dan kadang-kadang sebelah luarnya lagi terdapat lapisan lilin. Lapisan
kultikula dan lilin ini berguna untuk mencegah penguapan air (transpirasi) berlebihan dan
menambah kekuatan.
Diantara sel-sel epidermis daun, terdapat mulut daun (stomata). Fungsi stomata
sebagai pengatur penguapan, pengatur masuknya gas CO2 dari udara dan keluarnya gas
O2 ke udara selama fotosintesis berlangsung dan arah sebaliknya pada waktu respirasi
berlangsung.
Mesofil merupakan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan
epidermis bawah. Pada tumbuhan monokotil, mesofilnya tersusun atas parenkima yang
seragam. Pada daun dikotil, parenkima umumnya berkembang menjadi palisade (jaringan
tiang, jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang)
Sesuai dengan fungsinya, mesofil merupakan daerah fotosintesis utama karena
mengandung kloroplas. Kandungan kloroplas palisade lebih banyak di bandingkan dengan
yang berada di spons.
Organel yang berperan dalam fotosintesis adalah kloroplas. Organel tersebut berisi
pigmen klorofil yang menyebabkan warna hijau pada tumbuhan. Di setiap sel terdapat 4050 kloroplas. Di dalam kloroplas inilah penyerapan sinar oleh klorofil dimulai pada proses
fotosintesis.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis


Beberapa faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis dibagi menjadi 9 bagian
diantaranya :
1. Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi untuk proses fotosintesis. Energi cahaya yang
diserap oleh tumbuhan tergantung pada intensitas sumber cahaya, panjang gelombang
cahaya, dan lamanya penyinaran yang terjadi. Pada batas-batas tertentu, semakin tinggi
intensitas cahaya matahari maka semakin banyak energi cahaya yang diserap oleh klorofil,
sehingga laju fotosintesis semakin meningkat. Cahaya matahari dengan intensitas terlalu
tinggi akan menimbulkan kerusakan pada klorofil.
2. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan dapat menyebabkan stomata atau mulut daun
menjadi tertutup, dan dapat menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga
mengurangi laju proses fotosintesis.
3. Konsentrasi Karbon Dioksida
Laju fotosintesis akan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan CO2 atau karbon
dioksida udara. Semakin banyak CO2, maka semakin baiklah proses fotosintesis. Namun,
kadar karbon dioksida yang terlalu tinggi dapat meracuni atau menyebabkan stomata
tertutup, sehingga laju fotosintesis menjadi terhambat. Untuk itu, kenaikkan karbondioksida
atau CO2 harus disesuaikan dengan intensitas cahaya. Jika konsentrasi karbondioksida
tidak mencukupi laju fotosintesis akan turun. Apabila konsentrasi karbondioksida
ditingkatkan pelan-pelan maka laju fotosintesis akan meningkat hingga pada tingkat
tertentu.

4. Suhu
Suhu, mempengaruhi kerja enzim untuk fotosintesis. Bila suhu naik 100 , kerja
enzim meningkat dua kali lipat. Hal ini terjadi pada suhu tertentu, bila suhu terlalu tinggi,
justru merusak enzim. Kebanyakan tumbuhan mengadakan fotosintesis dengan baik pada
kisaran suhu 10-35 0 .
5. Oksigen
kenaikan kadar oksigen dapat menghambat fotosintesis karena oksigen
merupakan komponen untuk respirasi. Oksigen akan bersaing dengan karbondioksida
untuk mendapat hidrogen.
6. Kandungan Klorofil
Kandungan klorofil dari setiap tumbuhan berbeda-beda. Untuk membedakannya
dapat dilihat pada warna daun. Daun yang menguning atau berwarna kekuningan berarti
kadar klorofilnya relatif masih sangat kurang. Sebaliknya, jika daun berwarna hijau, maka
daun tersebut memiliki kadar klorofil yang relatif tinggi. Jika kekurangan klorofil, maka akan
menurunkan laju fotosintesis. Dalam memenuhi kekurangan klorofil, tumbuhan sangat
memerlukan sejumlah ion anorganik tertentu untuk membuat pigmen klorofil. Ion itu adalah
Mg (Magnesium) dan N (Nitrogen).
7. Air
Tumbuhan sangat membutuhkan air. Jika tumbuhan kekurangan air, maka
tumbuhan tersebut akan layu. Jika daun layu, maka stomata cenderung menutup.
Akibatnya difusi karbondioksida dari udara terhambat.
8. Kadar Fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti gula berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
9. Tahap Pertumbuhan
Pada saat masih kecambah, tumbuhan lebih rajin fotosintesis daripada yang
sudah besar karena yang sedang tumbuh butuh banyak energi untuk tumbuh membesar.
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang
sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa.

E. Pengambilan Zat-zat oleh tumbuhan dari lingkungan


Tumbuhan memerlukan beberapa zat dari lingkungannya, terutama air, mineral,
oksigen, dan karbon dioksida. Oksigen dan karbon dioksida dari udara diambil oleh
tumbuhan tingkat tinggi melalui daun. Air dan garam mineral yang terkandung di dalam air
diserap tumbuhan dari dalam tanah melalui rambut akar.
Bagian akar yang aktif terlibat dalam penyerapan garam mineral adalah pada
daerah
perpanjangan tepat dibelakang ujung akar. Pada waktu penyerapan air, unsur-unsur

mineral yang larut dalam air juga terbawa masuk kedalam akar.
Proses pengambilan karbondioksida dan oksigen dari udara serta air, dan unsur unsur dari dalam tanah oleh tumbuhan, berlangsung dengan cara difusi, osmosis dan
transpor aktif.
A. Difusi
Difusi berasal dari kata diphus yang artinya menyebar. Difusi merupakan transport
menurun yang artinya materi yang berasal dari daerah berkosentrasi tinggi ke daerah yang
berkosentrasi rendah. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis dan cairan di luar sel bersifat
hipotonis, sehingga air akan mengalir dari luar ke dalam sampai keduanya bersifat isotonis.
Difusi adalah peristiwa mengalir/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana
adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh
lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi dipermudah dengan
saluran protein substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat
berdifusi melalui membran plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran
plasma melalui saluran yang dibentuk oleh protein dimana protein yang membentuk saluran
ini merupakan protein integral.
Difusi dipermudah dengan protein pembawa proses difusi ini melibatkan protein
yang membentuk suatu saluran dan mengikat substansi yang ditranspor. Protein ini disebut
protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar misalnya asam
amino dan glukosa.

-)

Mekanisme difusi
Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul-molekul yang
berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat
menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap
molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan
organik yang larut dalam lemak, Selain itu, membran sel juga sangat permeabel terhadap
molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang
terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau
chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter
tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari
diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul-molekul berukuran besar
seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam-garam mineral, tidak dapat menembus
membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk
dapat menembus membran.
B. Osmosis
Osmosis berasal dari kata os artinya lubang dan move artinya pindah, maka
osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis) ke
larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ini biasa melalui membran
permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran

semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu
fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada
bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih
encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui
membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat
sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti
bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut,
dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat
menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis.
Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul solvent
(biasanya air) akan mengalir dari daerah solute rendah ke daerah solute tinggi melalui
sebuah membran semipermeable. Membran semipermeable ini menunjuk ke membran
sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel.
Gerakan dari solvent berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di
kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah
daerah konsentrasi solute tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah solute
rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah
lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang
menangkap solute dari satu sisi dan membiarkan pendapatan solvent murni dari sisi
satunya.
-)

Mekanisme osmosis
Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel,
ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai
zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif
permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah
menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. Jadi,
pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan
yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang
konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan
.sebagai larutan hipertonis. Sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan
di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat
terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.

C. Transport Aktif
Transpor aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan
memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat selektif permeabel.
Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam sel dan di luar sel. Muatan listrik ini
ditentukan oleh ion natrium (Na), ion kalium (K), dan ion klor (CI). Keluar masuknya ion Na

dan K diatur oleh pompanatrium-kalium.


Pada bagian besar jaringan, pompa natrium-kalium bertanggung jawab terhadap
transpor aktif ganda Na dan K dari dalam ke luar sel. ATP menyediakan energi untuk
transpor. Pompa mengeluarkan tiga ion Na dari dalam sel untuk setiap dua ion K yang
dimasukkan ke dalam sel.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran
(molekul carrier). Pada protein pengangkut, terhadap tempat untuk Na dan K yang
dinamakan binding sites.
a. Tiga ion natrium (Na) diambil dari dalam sel dan menempati binding sites
(tempat
terjadinya ikatan ion atau molekul pada membran).
b. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran agar
membuka ke bagian luar sel.
c. Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian
melepaskan ion
natrium keluar dari sel.
d. Dua ion kalium (K) dari luar sel menempati binding sites pada protein integral.
e. Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni membuka ke
arah
dalam sel.
f. Ion kalium dilepaskan ke dalam sel.
D. Persamaan antara Osmosis dan Difusi
Osmosis dan difusi merupakan mekanisme nutrien. Pada waktu transport nutrien
melewati membran yang bersifat pasif. Transport pasif memiliki arti bahwa mekanisme
transport tersebut tidak melawan gradien konsentrasi sehingga tidak membutuhkan energi
untuk melakukan mekanisme ini.
E. Perbedaan antara Osmosis dan Difusi
Untuk memahami perbedaan tentang difusi dan osmosis harus dipahami konsepnya
dahulu dengan baik. Perlu diperhatikan pada definisi masing-masing. Dari definisi tersebut
konsep yang perlu ditanamkan dengan baik bahwa:

Osmosis harus melewati membran. Jadi jika terjadi perpindahan pelarut tanpa melalui
membran selektif semipermeabel bukanlah osmosis tetapi peristiwa tersebut adalah difusi.
Contoh Osmosis adalah 2 sel yang masing-masing memiliki membran plasma
dan terjadi perbedaan konsentrasi. Konsentrasi garam sebelah kanan lebih tinggi
akibatnya volume pelarutnya lebih kecil dibandingkan dengan sel yang sebelah kiri. Karena
definisi osmosis adalah perpindahan pelarut bukan perpindahan zat terlarut, maka akan
terjadi perpindahan pelarut dari sel sebelah kiri ke sebelah
kanan.
Pada proses difusi, tidak nampak adanya membran semipermeabel. Peristiwa
tersebut merupakan proses difusi bukan osmosis sehingga terjadi perpindahan partikel dan

bukan pelarut (jika sebuah larutan), perpindahannya juga dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
Jadi, dengan kata lain untuk membedakan osmosis dan difusi dapat dilihat dari 2 aspek ,
yaitu:
1.

Ada tidaknya membrane:


- Jika tidak ada berarti difusi.
- JIka ada berarti osmosis.
2.
Objek apakah yang pindah:
- Jika partikel yang berpindah merupakan difusi.
- Jika pelarut yang berpidah merupakan osmosis.
Dalam pengambilan Zat oleh tumbuhan dari lingkungan, adapun proses-proses
pengangkutan yang akan dibahas, diantaranya :
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam-garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti
pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme.
a. Pengangkutan Ekstravasikuler
Pengangkutan ini dilakukan di luar berkas pengangkut, maka disebut pengangkutan
ekstravasikuler. Zat yang diangkut adalah air dan garam-garam mineral. Dalam perjalanan
menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel.
Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan
melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas:

1). Pengangkutan Apoplas


Transportasi apoplas ini adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau
transport pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan
ruang-ruang antara sel. Air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak dapat
terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan
dinding sel yang dikenal sebagai pita kaspari. Apoplas dapat terjadi pada setiap dinding sel
kecuali endodermis. Khusus endodermis dilakukan secara osmosis.
2). Pengangkutan Simplas
Pengangkutan Simplas merupakan proses bergeraknya air tanah dan zat terlarut
melalui bagian hidup dari sel tumbuhan, misalnya sitoplasma atau vakuola dari sel ke sel.
Pada pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral

yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke
sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini menyebabkan air dapat
mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas
adalah sel-sel bulu akar menuju sel-sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. Dari sini,
air dan garam mineral siap diangkut ke atas menuju batang dan daun.

b. Pengangkutan Intravasikuler
Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju batang ini berlangsung
melalui berkas pengangkut, yaitu Xilem, sehingga proses pengangkutan disebut
pengangkutan vaskuler.
Setelah melewati sel-sel akar, air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki
tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian
mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan (batang sampai ke mesofil
daun).
Pembuluh Xilem (kayu) disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang
berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel-sel trakea.
Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti
pipa kapiler ini terjadi karena sel-sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi
(penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti
prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.
2. Pengangkutan Hasil Fotosintesis
Tumbuhan melakukan fotosinstesa untuk memperoleh cadangan makanan dan
unsur-unsur nutrisi yang penting bagi kehidupan. Hasil dari fotosintesis tersebut harus
didistribusikan atau disalurkan. Proses distribusi bahan makanan dalam tumbuhan dikenal
dengan translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau
organ tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan
pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan
adalah floem (pembuluh tapis).
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa.
Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino dan hormon,
berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke

daun, pengangkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung ke segala arah, yaitu dari
sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang
memerlukannya.
Bukti bahwa hasil fotosintesis diangkut melalui pembuluh floem dapat jelas dilihat
pada tumbuhan dikotil. Jika kulit kayu secara melingkar dikupas seperti pada kegiatan
mencangkok, tampak di bagian atas keratin tetap segar yang menadakan bahwa terjadi
pengangkutan air dan mineral dari tanah melalui berkas pembuluh kayu (xilem).
Sebaliknya, berkas-berkas pembuluh tapis terputus karena terletak di bagian kulit
kayu. Dengan demikian zat organik hasil proses fotosintesis tidak dapat diangkut ke batang
bagian bawah, sementara itu di atas keratin akan terbentuk jaringan baru yang berfungsi
menutup luka, disebut sebagai kalus. Tampak pula bahwa pada tepi keratan yang terputus
tadi akan menggembung karena terdapat penumpukan zat organik yang seharusnya
disalurkan ke jaringan yang membutuhkan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pengangkutan, diantaranya :
a. Daya Hisap Daun (tarikan transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata )
yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilangan air
dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel-sel di bawahnya dan tarikan ini akan
diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada
xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya
transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam
tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yang
berhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun,
yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperatur kecepatan transpirasi akan semakin
tinggi. 2) Intensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang
diterima
daun, maka kecepatan transpirasi juga akan semakin tinggi.
3) Kelembapan udara, jika kelembapan udara disekitar tanaman tinggi justru terjadi
perlambatan dalam transpirasi. Jika kelembaban rendah (kering) transpirasi
akan
berlangsung cepat.

4) Kandungan air tanah, jika kandungan air tanah banyak maka potensial air tanah
akan
lebih tinggi daripada di dalam sel-sel xilem sehingga laju transpirasi akan
meningkat
(tinggi). Jika air tanah sedikit maka penyerapan akar juga akan lambat dan tidak
seimbang dengan kecepatan transpirasi.
5). Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di
antaranya
adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan
ukuran
stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu
(xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas.
Daya kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan
adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini
menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akar sampai ke daun secara bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam. Pada
malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap
menggunakan energi untuk memompa ion-ion mineral ke dalam xilem.
Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang
memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut gaya tekanan
akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu
keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada
daun. Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran
air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun kecil herbal (tumbuhan tak
berkayu) dikotil.

Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah tentang proses fotosintesis yang dijelaskan melalui beberapa
materi singkat diatas maka penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Proses fotosintesis melibatkan sinar matahari untuk memperoleh hasil yang
sempurna.
2. Fotosintesis melalui dua tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi
terang
menggunakan sinar matahari sedangkan reaksi gelap hanya melibatkan proses
kimiawi.
3. Pada reaksi terang, jumlah gelembung yang dihasilkan lebih banyak daripada
reaksi
gelap. Hal ini dikarenakan reaksi yang terang berhubungan langsung dengan
sinar
matahari sehingga jumlah gelembung (O2) lebih banyak dihasilkan.
4. Dalam Fotosintesis bahan yang diperlukan adalah CO2 dan H2O.
5. Dalam Fotosintesis bahan yang dihasilkan berupa glukosa dan O2.
6. Fotosintesis sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting diantaranya
cahaya,
enzim, substrat dan suhu.

B. Saran
Berdasarkan makalah tentang proses fotosintesis yang dijelaskan melalui beberapa
materi singkat diatas maka penulis menyarankan :
1. Untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, sebaiknya sistem
pembelajaran
dikelas harus diselingi dengan kegiatan praktek diluar ruang kelas.
2. Untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, sebaiknya sistem
pembelajaran
dikelas harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang lebih memadai.
3. Untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, sebaiknya sistem
pembelajaran
di kelas, siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal ataupun tugas lainnya
yang bertujuan untuk menambah pengetahuan siswa tentang bab yang dipelajari.
Diposkan oleh Ryan Rihi di 04.10 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Beranda
Langganan: Entri (Atom)
FOLLOW ME : @RYANRICCHARD
ARSIP BLOG

MENGENAI SAYA

Ryan Rihi
Lihat profil lengkapku
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai