Anda di halaman 1dari 7

A.

PENGETIAN IDENTITAS NASIONAL


Identitas Nasional secara etimologi terdiri dari dua kata. Identitas berasal dari kata
identity yang berarti ciri-ciri, atau tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang yang
membedakannya dari orang lain. Dan kata nasional berarti bersifat kebangsaan merujuk
kepada persekutuan kelompok hidup manusia yang diikat oleh kesamaan-kesamaan ras,
agama, budaya, bahasa dan sebagainya. Identitas nasional adalah ciri atau jati diri suatu
bangsa yang melekat berfungsi membedakan suatu bangsa dengan bangsa
lainnya(kompasiana).
Menurut para ahli:
1. Menurut Wibisiono Koeno, Identitas Nasional merupakan manifestasi nilai-nilai
budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan nation (bangsa) dengan
ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan
kehidupannya.(Wibisiono Koeno,2005)
2. Safrijalidentitas nasional adalah suatu karakter yang hanya dimiliki satu negara dan
tidak ada yang menyerupainya(2010)
3. Jaswadiidentitas nasional adalah totalitas hasil kebudayaan masyarakat suatu bangsa
yang menjadi kepribadian bangsanya dalam bergaul, sehingga mempunyai ke khasan
tersendiri(2010)
4. Rekmonidentitas nasional adalah suatu ciri atau kepribadian suatu bangsa sebagai
dasar kreativitas budaya(2010) Juraidahidentitas nasional adalah nilai-nilai yang
dimiliki setiap bangsa yang berkembang dan tumbuh sehingga memiliki ciri-ciri yang
khas yang menjadikan perbedaan antara satu bangsa dengan bangsa yang
lainnya(2010)
5. Renny Noer Fajriidentitas nasional adalah hal-hal yang dimiliki suatu bangsa yang
menjadi pengenal bangsa tersebut dan menjadikannya berbeda dari bangsa yang
lain(2010)
6. Desy Wulandari identitas nasional adalah jati diri suatu negara secara nasional dan
mempunyai suatu karakter yang berbeda-beda dengan bangsa yang lain(2010).

Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas
nasional dibentuk dan dibuat oleh masyarakat yang bermufakat menentukan identitas mereka
sebagai sebuah Negara. Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan setelah
identitas kesukuan yang memang dimiliki sejak lahir.

Pengertian identitas, sebenarnya pertama kali muncul dari para pakar


psikologi.Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh
karena itu, manusia dalam berinteraksi dengan individu lainnya memliki suatu sifat,
kebiasaan atau tingkah laku yang membedakannya dengan manusia yang lain. Namun
demikian pada umumnya pengertian atau istilah identitas adalah seluruh atau totalitas dari
faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku
individu(Ismaun,1991). Oleh karena itu, identitas tercemin pada keseluruhan tingkah laku
seseorang dalam hubungannya dengan manusia. Sehingga pengertian identitas nasional
merujuk kepada seluruh totalitas masyarakat bangsa itu sendiri yang merupakan persekutuan
individu yang secara bersama-sama menetap disuatu tempat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa identitas nasional itu menunjukan karakter suatu
bangsa yang berbeda dari bangsa yang lainnya, sehingga identitas nasional menunjukan
eksistensi sebuah bangsa atau negara. Oleh karena itu, Unsur-unsur identitas nasional perlu
dilestarikan dari generasi ke generasi lainnya agar suatu bangsa atau negara tetap menjadi
bagian dari bangsa-bangsa atau negara-negara yang tetap diakui oleh dunia internaional.
Adapun Identitas Nasional Indonesia, antara lain:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.

B. UNSUR - UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL


1. Sejarah
Dibalik Indonesia sebagai negara yang mapan sepeti sekarang, terselip kejayaan masa
lalu ketika zaman kerajaan-kerajaan nusantara yang mempunyai sejarah yang gemilang yang
kini menjadi cambuk bagi masyarakat kekinian. Proses terbentuknya identitas bangsa
Indonesia telah dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka yang berupa nilai-nilai istiadat,
kebudayaaan serta religius. Nilai-nilai tersebut kemudian hari diangkat dan dirumuskan
secara formal menjadi Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia
2. Suku bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Kekhususan dari suku
bangsa dari sebuah golongan sosial ditandai oleh ciri-cirinya, yaitu: diperoleh secara askriptif
atau didapat begitu saja bersama dengan kelahirannya,muncul dalam interaksi berdasarkan
atas adanya pengakuan oleh warga suku bangsa yang bersangkutan dan diakui oleh suku
bangsa lainnya. Merupakan ciri-ciri yang umum dan mendasar berkenaan dengan asal mula
manusia, yang digunakan sebagai acuan bagi identitas pribadi atau kelompoknya dan tidak
dapat dengan seenaknya dibuang atau ditiadakan, walaupun dapat di simpan atau tidak
digunakan dalam interaksi berlaku. Karena ciri-ciri tersebut melekat seumur hidup bersaman
dengan keberadaannya sejak lahir (Barth, 1969: 9-38 dan Suparlan,1999). Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg
bangsa.
3. Agama
Selain suku yang disebutkan diatas, ada isu lain dalam politik Indonesia:yaitu dimensi
agama yang dihubungkan dengan kekuasaan. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di
nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama
Kong H Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak
pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
4. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan bendabenda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
5. Bahasa

Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain.Bahasa dipahami


sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsur-unsur ucapan manusia dan
yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.
C. PANCASILA
1. Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa
a) Zaman Kuno
Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan masuknya agama Hindu, Budha, dan
Islam unsur-unsur Pancasila sudah ada di masyarakat, yaitu terkait sistem kepercayaan.
b) Zaman Kolonial
Masuknya Belanda: VOC (1602), perlawanan rakyat abad XVII-XIX bersifat
kedaerahan dan lokal, sehingga mudah dipatahkan.
Perlawanan Rakyat abad XX, ditandai:
1. Munculnya paham nasionalisme, liberalisme, dan demokrasi
2. Pengaruh kemenangan bangsa Asia terhadap Eropa
3. Munculnya pergerakan nasional Indonesia
4. Tumbuhnya organisasi modern
5. Sumpah Pemuda
6. Penjajahan Jepang (sidang BPUPKI I dan II dan pembentukan PPKI)
c) Proklamasi 17 Agustus 1945
Penetapan Pancasila dalam UUD 1945 (Sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus
1945)
2. Sejarah Perumusan Pancasila
Diawali dengan pembentukan BPUPKI, Jepang memberi janji kepada Indonesia
bahwa akan diberi merdeka pada tanggal 24 Agustus 1945, sehingga untuk
mewujudkan janji tersebut berdirilah BPUPKI (Dokuritsu Zyunbii Tioosakai). Badan
ini beranggotakan 60 orang, diketuai oleh dr. Radjiman Wedjodiningrat, dan wakil
ketua Raden Panji Soeroso serta Ichubangasa (perwakilan dari Jepang).
a) Sidang pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)
Agenda sidang dalam pertemuan ini membicarakan tentang landasan-landasan
bernegara, atau dasar-dasar Indonesia merdeka. Dalam kesempatan ini Moh. Yamin,
Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno diberikan waktu untuk berpidato mengenai usulan
dasar negara Indonesia Merdeka. Usulan-usulan sebagai berikut:
1. Moh. Yamin (29 Mei 1945) mengusulkan dasar Indonesia Merdeka, yaitu:
a. Peri Kebangsaan;

b. Peri Kemanusiaan;
c. Peri Ketuhanan;
d. Peri Kerakyatan;
e. Kesejahteraan Rakyat.
2. Mr. Soepomo (31 Mei 1945) memaparkan 3 teori, yaitu:
a. Negara Individualistik, atau negara yang disusun atas dasar kontrak
sosial dari warganya dengan mengutamakan kepentingan individu
sebagaimana diajarkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, Jean
Jacques Rousseau, Hebert Spencer, dan H.J Laski.
b. Negara Golongan (class theori) yang diajarkan Marx, Engels, dan
Lenin.
c. Negara Integralistik, yaitu negara tidak boleh memihak pada salah satu
golongan, tetapi berdiri di atas semua kepentingan (Spinoza, Adam
Muller, dan Hegel).
Dalam hal ini Soepomo menolak Negara Individualistik dan Negara
Golongan, namun mengusulkan Negara Integralistik (Negara
Persatuan), yaitu megara satu untuk semua orang.
3. Ir. Soekarno (1 Juni 1945) mengusulkan dasar Indonesia yang dimaksud
adalah philosophishe gronslag (filsafat, fundamen, dan pikiran yang sedalamdalamnya yang di atasnya didirikan gedung Indonesia Merdeka). Dasar yang
diusulkan yaitu:
a. Kebangsaan atau Nasionalisme;
b. Kemanusiaan (Internasionalisme);
c. Musyawarah, Muafakat, Perwakilan;
d. Kesejahteraan Sosial;
e. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Kelima prinsip tersebut diberi nama Pancasila.
Menurut Soekarno, jika yang lima tidak disetujui, dapat diperas
menjadi Trisila (Sosio Nasionalisme, Sosio Demokratis, dan
Ketuhanan). Selanjutnya, jika yang tiga tidak disenangi, dapat diperas
menjadi Ekasila, yaitu Gotong Royong, dan inilah dasar asli bangsa
Indonesia.
b) Pada tanggal 1 Juni 1945 juga dibentuk panitia kecil yang beranggotakan 8 orang.

Anggota 8 meliputi: Ir. Sokarno, Drs. Moh. Hatta, Sutardjo, A. Wachid Hasyim, Ki
Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Moh. Yamin, dan Mr. A.A. Maramis.

Tugas panitia 8 ini adalah menampung dan mengidentifikasi usulan anggota


BPUPKI

Berdasarkan usulan yang masuk diketahui, ada perbedaan usulan tentang dasar
negara. Golongan Islam menghendaki negara berdasar syariat Islam, sedangkan
golongan Nasionalis menghendaki negara tidak berdasarkan hukum agama
tertentu.

c) Untuk mengatasi perbedaan ini, dibentuklah Panitia kecil 9 orang, yang anggotanya
berasal dari golongan Islam dan golongan Nasionalis, yaitu: Ir. Soekarno, Drs. Moh.
Hatta, Mr. Moh Yamin, Mr. A.A. Maramis, Ahmad Soebardjo, Abikusno
Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakkir, A. Wachid Hasyim, dan H. Agus Salim.
d) Panitia Sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945, menghasilkan kesepakatan dasar
negara yang tertuang dalam alinea keempat rancangan Preambule, yaitu Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya;
Kemanusiaan yang adil dan beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan; dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia. Isi selengkapnya kesepatan itu disebut Rancangan
Preambule Hukum Dasar. Mr. Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut
dengan nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
e) Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945) menghasilkan:
1. Dasar negara yang disepakati, yaitu Pancasila seperti dalam Piagam Jakarta
2. Bentuk negara republik (hasil kesepakatan dari 55 suara dari 64 yang hadir)
3. Wilayah Indonesia disepakati meliputi wilayah Hindia Belanda + Timor Timur +
Malaka (39 Suara)
4. Dibentuk tiga panitia kecil:
a. Panitia Perancang UUD, diketuai Ir. Soekarno;
b. Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketua Moh. Hatta;
c. Panitia Pembela Tanah Air, diketuai Abiskusno Tjokrosoejoso.

3. Pengertian Pancasila
Pancasila secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta dari India (bahasa kasta
Brahmana), kata Pancasila terdiri dari dua kata panca berarti lima dan syila (dengan vocal i

pendek) yang berarti batu sendi, alas atau dasar(Kaelan, 2004). Maka secara harfiah Pancasila
dapat diartikan sebagai dasar yang memiliki lima unsur.
5 unsur rumusan Pancasila sebagaimana yang tercantum di Pembukaan UUD 1945
adalah:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pancasila sebagai dasar filsafat dan ideologi bangsa dan Negara Indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang saja sebagaimana
yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun terbentuknya pancasila melalui
proses panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Ideologi pada suatu bangsa hakikatnya
memiliki ciri khas dan karakteristik masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa
itu sendiri. Namun demikian dapat juga terjadi bahwa ideologi suatu bangsa tersebut datang
dari luar dan dipaksakan keberlakuannya pada bangsa tersebut sehingga tidak mencerminkan
karakteristik asli dari bangsa tersebut.
Secara kausalitas pancasila sebelum disahkan menjadi dasar Negara Indonesia, nilainilainya telah tertanam dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa adat-istiadat,
kebudayaan, dan nilai-nilai religius. Kemudian para bapak pendiri bangsa Indonesia
mengangkat nilai-nilai tersebut dan dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan
moral yang luhur. Dimulai dari sidang-sidang BPUPKI, sidang Panitia Sembilan hingga
akhirnya disempurnakan kembali dan disahkan menjadi dasar negara dalam sidang PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945. Oleh karena itu, ideologi pancasila telah ada pada kehidupan
bangsa dan terlekat pada kelangsungan hidup bangsa dalam rangka bermasyarakat,berbangsa
dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai