PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sendiri merupakan suatu negara yang beriklim tropis dengan
memanfaatkan sumber daya alam sebagai komoditi utama dalam pemenuhan kebutuhan
dalam negerinya. Sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan terdiri dari sumber daya
migas dan sumber daya non migas. Sumber daya non migas yang paling banyak menjadi
komoditi utama adalah sumber daya hasil hutan
memiliki keanekaragaman hayati yang sangat luar biasa, dimana tercatat sekitar 30.00040.000 jenis tumbuhan yang tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia. Sumber
kekayaan alam yang dapat diperbaharui ini mempunyai potensi multi fungsi yang dapat
memberikan manfaat ekonomi, lingkungan dan sosial bagi kesejahteraan manusia,
sumber daya hutan tersebut memiliki peranan dalam menyediakan kebutuhan atas hasil
hutan baik berupa kayu maupun non kayu
Pemerintah Indonesia selama ini hanya memanfaatkan hasil hutan berupa hasil
kayu yang dijadikan sebagai komoditi utama. Selama ini pemerintah Indonesia lebih
mengutamakan hasil hutan berupa kayu sebagai produk primadona untuk meningkatkan
devisa negara. Padahal hasil hutan bukan kayu dengan jenis dan potensinya yang sangat
melimpah di hutan dapat memiliki peran yang lebih penting dibandingkan produkproduk kayu. Selain itu, hasi hutan bukan kayu merupakan salah satu sumber daya hutan
yang terbukti dapat memberikan dampak pada peningkatan penghasilan masyarakat
sekitar hutan dan memberikan kontribusi bagi penambahan devisa negara.
Salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang benilai tinggi dan mempunyai
prospek besar untuk dikembangkan saat ini dan di masa mendatang adalah minyak
gaharu. Permintaan pasar terhadap minyak gaharu semakin meningkat setiap tahunnya.
Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan Back to Nature untuk memenuhi
kebutuhan industri, sehingga permintaan maupun harga minyak gaharu cenderung
meningkat. Disamping itu, adanya peningkatan permintaan industri atas minyak gahar
yang digunakan sebagai bahan baku dalam industri flavor, pewangi dan parfum
Minyak gaharu didapatkan dari hasil sekresi organisme dengan memanfaatkan
pohon gaharu sebagai inang dalam menghasilkan sekresi minyak gaharu dalam makalah
ini membahas mengenai teknologi yang digunakan untuk memanfaatkan minyak gaharu
1
menjadi produ vanillin sintetis. Vanillin sintetis didapatkan dengan mensintesis minyak
gaharu menjadi seyawa eugenol yang didapatkan dari proses ekstrasi, selanjutnya
senyawa eugenol dijadikan sebagai bahan baku dala indutri vanilin sintetsis. Vanili
sintetis yang didapatkan dari industri ini lebih memiliki nilai jual yang tinggi
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses ekstrasi senyawa eugenol dari minyak gaharu
2. Bagaimana proses pembuatan vanillin sintetis dengan berbahan baku senyawa
eugenol
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui proses ekstrasi senyawa eugenol dari minyak gaharu
2. Mengetahui proses pembuatan vanillin sintetis dengan berbahan baku senyawa
eugenol
1.4 Sistematika Penulisan
Makalah ini penulis susun menjadi 4 bab, yaitu:
1. Bab I berisi pendahuluan. Adapun isi dari pendahuluan:
Latar Belakang
Rumusan Penulisan
Tujuan Penulisan
Sistematika Penulisan
Minyak Gaharu
Eugenol
Ektrasi
Vanilin
Kesimpulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Minyak Gaharu
Minyak gaharu merupakan salah satu komoditi hasil hutan bukan kayu (HHBK)
yang mengandung resin atau damar wangi dan mengeluarkan aroma dengan keharuman
yang khas, sehingga diperlukan sebagai bahan baku industri parfum, obat-obatan,
kosmetik, dupa, pengawet serta untuk keperluan kegiatan agama (Gusmailina, 2010).
Minyak gaharu ini didapatkan dari hasil penyulingan kayu gaharu yang telah terinfeksi
oleh mikroba jenis kapang. Tanaman gaharu yang terinfeksi akan mengeluarkan
metabolit sekunder sebagai pertahanan dirinya. Metabolit ini lah yang merupakan resin
atau zat ekstraktif pembentuk minyak gaharu (Herawati, 2010).
(a)
(b)
Gambar 2.1 (a) Kayu gaharu yang telah terinfeksi (b) Minyak gaharu hasil
penulingan kayu gaharu terinfeksi
Ekstraktif pembentuk minyak gaharu dapat di golongan menjadi tiga bagian, yaitu
komponen alifatik, terpena dan terpenoid serta fenolik. Komponen alifatik merupakan
kelompok lemak dan lilin. Termasuk dalam kelompok ini ada berbagai macam senyawa
alifatik yang terdapat dalam resin seperti n-alkana, alkohol lemak, asam lemak, lemak
(ester gliserol), lilin (ester dari alkohol) dan suberin, kelompok alkana bersifat lipofilik,
ester dan alkohol biasanya berupa alkohol alifatik atau terpenoid alami yang dikenal
sebagai lilin (Herawati, 2010).
Tabel 2.1 Kandungan senyawa kimia pada minyak gaharu (Waluyo, 2011)
Pada Tabel 2.1 terlihat bahwa minyak gaharu memiliki kandungan eugenol
walaupun dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Senyawa eugenol ini yang nantinya
akan diisolasi dari minyak gaharu dengan teknik ekstraksi. Eugenol yang didapatkan
kemudian diproses lebih lanjut sebagai bahan baku dalam pembuatan vanilin sintesis.
2.2 Eugenol
Eugenol merupakan senyawa fenol yang sering terdapat dalam minyak atsiri dari
hasil ektraksi berbagai jenis tumbuhan termasuk gaharu. Eugenol banyak digunakan di
bidang farmasi, industri makanan dan minuman, kosmetik dan sebagai bahan baku
produk-produk kimia yang lain (Amiriani, 2011). Kandungan eugenol dalam minyak
atsiri sangat dipengaruhi oleh keadaan bahan baku, metode penyulingan minyak dan
metode pengambilan eugenol dari minyak. Senyawa eugenol mudah diisolasi dengan
NaOH, KOH, Ca(OH)2 dan kemudian dinetralkan dengan asam mineral. Eugenol
merupakan suatu alkohol siklis monohidroksi atau fenol sehingga dapat bereaksi dengan
basa kuat (Bangkit, 2012).
5
Eugenol merupakan cairan tidak berwarna atau berwarna kuning-pucat, dapat larut
dalam alkohol, eter dan kloroform. Mempunyai rumus molekul C10H12O2
bobot
molekulnya adalah 164,20 dan titik didih 250 -255C (Rumondang, 2012).
(a)
(b)
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu metoda operasi yang digunakan dalam proses pemisahan
suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan sejumlah massa bahan (solven)
sebagai tenaga pemisah (Maulida, 2010). Proses pemisahan dengan cara ekstraksi terdiri
dari tiga langkah dasar yaitu :
1. Proses penyampuran sejumlah massa bahan ke dalam larutan yang akan dipisahkan
komponen komponennya.
2. Proses pembantukan fase seimbang.
3. Proses pemisahan kedua fase seimbang.
Sebagai tenaga pemisah, solven harus dipilih sedemikian hingga kelarutannya
terhadap salah satu komponen murninya adalah terbatas atau sama sekali tidak saling
melarutkan. Karenanya, dalam proses ekstraksi akan terbentuk dua fase cairan yang
saling bersinggungan dan selalu mengadakan kontak. Fase yang banyak mengandung
diluen disebut fase rafinat sedangkan fase yang banyak mengandung solven dinamakan
6
ekstrak. Terbantuknya dua fase cairan, memungkinkan semua komponen yang ada dalam
campuran terbesar dalam masing masing fase sesuai dengan koefisien distribusinya,
sehingga dicapai keseimbangan fisis.
Pemisahan kedua fase seimbang dengan mudah dapat dilakukan jika density fase
rafinat dan fase ekstrak mempunyai perbedaan yang cukup. Tetapi jika density keduanya
hampir sama proses pemisahan semakin sulit, sebab campuran tersebut cenderung untuk
membentuk emulsi.
Eugenol yang didapatkan dari proses ekstraksi dengan kadar yang lebih tinggi akan
digunakan dalam berbagai macam industri seperti idustri parfum, farmasi dan penyedap
rasa pada makanan. Salah satu produk dari industri penyedap rasa makanan yaitu vanilin.
Vanilin dibuat dari bahan baku utama berupa eugenol dengan konsentrasi yang tinggi.
2.4 Vanillin
Vanili merupakan salah satu flavoring agent yang penggunaannya cukup luas di
industri pangan, farmasi dan kosmetik. Vanilin (4-hidroksi-3-metoksibenzaldehida)
berupa kristal berwarna putih atau putih kekuningan yang banyak digunakan sebagai
pewangi makanan. Vanilin dihasilkan dari buah panili (Vanilla fragrans). Tanaman panili
dapat tumbuh dengan baik di kawasan tropis. Vanilin merupakan senyawa aldehida
aromatik dengan rumus molekul C8H8O3. Dilihat dari struktur kimianya, vanilin
merupakan senyawa fenol tersubstitusi gugus metoksi pada posisi orto dan gugus
aldehida pada posisi para, sehingga vanilin dapat dikelompokkan sebagai senyawa
antioksidan (Budimarwanti, 2009).
Selain didapatkan secara alami dari ekstrak buah panili, vanillin juga dapat
disintesis dengan cara oksidasi eugenol. Vanilin sintetis ini merupakan vanilin yang biasa
digunakan dan dikenal di masyarakat. Bahan makanan yang mengandung flavor sintetik
sering dihindari, karena dugaan konsumen terhadap flavor sintetik mengandung senyawa
toksik dan berbahaya bagi kesehatan. Vanili alami memiliki lebih dari 250 komponen
organik, semua komponen tersebut memberikan flavor dan aroma yang khas yang
berbeda dengan vanili sintetik (Setyaningsih, 2009).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Ekstraksi Eugenol Dari Minyak Gaharu
Eugenol dapat diekstraksi dari minyak gaharu dengan cara mereaksikan minyak
gaharu dengan basa kuat berlebih seperti NaOH, KOH, dan sebagainya. Eugenol dan
basa kuat akan membentuk garam yang larut dalam air. Dengan penambahan asam
anorganik, eugenol dapat dipisahkan dari garamnya (Aziz, 2010).
NaOH 4%
n-heksana
Minyak gaharu
Reaktor
Pemisahan
Lapisan
natrium
eugenolat
Pencucian
Lapisan non
eugenol
Na2SO4
anhidrat
HCl 3%
Pemurnian
Reaktor
Pengotor
Air
Lapisan
eugenol
Lapisan
eugenol
Eugenol
Lapisan
natrium
eugenolat
Pencucian
Pemisahan
Larutan NaCl
Sisa asam
Eugenol
Natrium Eugenolat
subtitusi antara ikatan atom Na dengan ikatan atom H. Dalam reaksi tersebut terbentuk
senyawa isoeugenol dan air (Tigar,2009). Berikut reaksi antara senyawa eugenol dengan
NaOH membentuk isoeugenol dan air
Gambar 3.4 Reaksi oksidasi natrium isoeugenol menjadi natrium vanilat (Tigar,
2009)
11
Keadaannya diperlakukan pada suhu sekitar 900C dan bertekanan 1 atm (Tigar, 2009).
Berikut reaksi antara senyawa natrium vanilat dengan nitobenzene
Gambar 3.5 Reaksi subtitusi natrium vanilat dengan HCl menjadi vanilin (Tigar,
2009)
Kemudian, vanilin yang dihasilkan diuapkan untuk menghilangkan pelarut HCl di
dalam evaporator sehingga konsentrasi vanilin yang dihasilkan lebih besar. Berikut
skema proses keseluruhan reaksi sintesis dari senyawa eugenol menjadi vanilin
Gambar 3.6 Diagram alir proses pembuatan vanilin dari senyawa eugenol
12
BAB IV
KESIMPULAN
1. Minyak gaharu mengandung kadar eugenol yang dapat dimanfaatkan dalam
pembuatan vanilin sintesis
2. Eugenol dalam minyak gaharu dapat dipisahkan menggunakan proses ekstraksi
dengan NaOH
3. Eugenl yang telah terpisah dari minyak gaharu kemudian dioksidasi untuk membuat
vanillin sintesis
13
DAFTAR PUSTAKA
Amiriani, Ria., Ria, Yunisa, Primasari. 2011. Isolasi Eugenol Dalam Minyak Cengkeh
Dengan Proses Distilasi Fraksionasi Tekanan Rendah. Semarang: Universitas
Diponegoro
Aziz, Tamzil., Yuanita., Susanti. 2010. Ekstraksi Eugenol Dari Daun Salam India (Laurus
Nobilis Lauraceae). Universitas Sriwijaya : Jurnal Teknik Kimia No. 13 Vol. 17
Bangkit, Tagora, P, S., Rinaldry, Sirait., Iriany. 2012. Penentuan Kondisi Keseimbangan Unit
Leaching Pada Produksi Eugenol Dari Daun Cengkeh. Universitas Sumatera
Utara: Jurnal Teknik Kimia USU Vol. 1 No.1
Budimarwanti, C. 2009. Sintesis Senyawa 4-Hidroksi -5-Dimetilaminometil-3-Metoksibenzil
Alkohol dengan Bahan Dasar Vanilin Melalui Reaksi Mannich. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta
Fitri, Nyoman., J, A, Kawira. 2006. Perbandingan Vaiabel Pada Isolasi dan Pemurnian
Eugenol Dari Minyak Daun Cengkeh. Media Litbang Kesehatan Nomor 2 Tahun
2006
Gusmailina. 2010. Peningkatan Mutu Pada Gaharu Kualitas Rendah. Bogor: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil
Hutan
Herawati, Chendy., Ridwanti, Batubara., Edy, Batara, Mulya, Siregar. 2010. Perubahan
Kimia Kayu Pada Gubal Gaharu (Aquilaria alaccensis Lamk). Medan:
Universitas Sumatera Utara
Maulida, Dewi., Naufal, Zulkarnaen. 2010. Skripsi Ekstraksi Antioksidan ( Likopen ) Dari
Buah Tomat dengan Menggunakan Solven Campuran, n Heksana, Aseton, dan
Etanol. Semarang: Universitas Diponegoro
Ria, Nyoman, Semadi., Biotechnology In Flavour Production. Bali: Universitas Udayana
Rumondang, Bulan. 2012. Reaksi Asetilasi Eugenol Dan Oksidasi Metil Iso Eugenol. Medan:
Universitas Sumatera Utara
14
15