Disusun Oleh:
NAMA
1. M.HASBI ASHSHIDDIQI
2. MARTIN ANDRE SETYAWAN
3. REZA FAHMI R
NIM
20120130207
20120130214
20120130235
BAB. 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Makalah ini bertujuan agar para mahasiswa dapat mengetahui procedure
penggunaan alat, proses pembacaan dari hasil pengukuran , kelebihan dan
kekurangan dari alat yang digunakan .
1.2 Latar belakang
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran
standar.Besaran standar adalah acuan/pedoman yang sudah disepakati bersama
secara internasional. Besaran standar tentunya memerlukan satuan satuan dasar.
Agar dapat digunakan maka besaran standar tersebut harus dapat didefinisikan
secarafisik, tidak berubah karena waktu, dan harus dapat digunakan sebagai
alat pembanding di seluruh dunia.
A. Sistem Satuan Dan Pengukuran
Dalam dunia perindustrian saatini ada dua sistem pengukuran yang
digunakan yaitu sistem inci (English system), dan sistem metric (Metrik System)
1). Sistem Inci (English system)
Sistem inci, secara garis besar berlandaskan pada satuan inci, pound dan
detik sebagai dasar satuan panjang, massa dan waktu. Pada umumnya sistem ini
digunakan di Inggris dan Amerika.
2). Sistem Metrik ( M e t r i k S y s t e m)
Sistem metrik telah dikembangkan oleh para ilmuwan Perancis sejak
tahun1970-an. Sistem ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran panjang
dan kilogram untuk pengukuran berat.Satu meter didefinisikan sebagai satuan
panjang yang panjangnya adalah =1.650.763,73 x panjang gelombang radiasi
atom Krypton 86 dalam ruang hampa. Sedangkan satu kilogram didefinisikan
sebagai masa dari satu decimetre kubik airdistilasi pada kekentalan (density)
maksimum yaitu pada temperatur 4 derajatCelcius. Sebetulnya, kalau dikaji
lebih jauh sistem metrik ini mempunyaikeuntungan dibandingkan sistem
inci. Keuntungan keuntungan tersebut antara lain :
a. Konversinya lebih mudah, perhitungannya juga lebih mudah, dan cepat
karena berdasarkan kelipatan sepuluh, dan terminologinya lebih mudah
dipelajari.
b. Dunia industri dari negara negara industri sebagaian besar menggunakan
sistem metrik sehingga hal ini memungkinkan terjadinya hubungan kerja sama
antara industri satu dengan lainnya karena sistem pengukuran yang digunakan
sama, (Ingat prinsip dasar industri untuk menghasilkan komponen
yangmempunyai sifat mampu tukar)
untuk mengukur satu benda ukur diperlukan dua atau tiga alat ukur, biasanya
ada alatukur standar, alat ukur pembanding dan alat ukur pembantu. Misalnya
mengukur ketirusan poros dengan menggunakan senter sinus(sine
centeryangharus dibantu dengan jam ukur (dial indikator) dan blok ukur.
3.Pengukuran dengan Kaliber Batas
Kadang kadang dalam proses pengukuran kita tidak perlu melihat
berapa besar ukuran benda yang dibuat melainkan hanya untuk melihat apakan
bendayang dibuat masih dalam batas batas toleransi tertentu.Misalnya saja
mengukur diameter lubang. Dengan menggunakan alat
ukur jenis kaliber batas dapat ditentukan apakah benda yang dibuat masuk dala
mkategori diterima (Go) atau masuk dalam kategori dibuang atau ditolak
( NoGo). Dengan demikian sudah tentu alat yang digunakan untuk
pengecekannyaadalah kaliber batas Go dan No Go. Pengukuran seperti ini
disebut pengukurandengan kaliber batas. Keputusan yang diambil adalah :
dimensi obyek ukuryang masih dalam batas toleransi dianggap baik dan dipakai,
sedang dimensiyang terletak di luar batas toleransi dianggap jelek. Pengukuran
cara ini tepatsekali untuk pengukuran dalam jumlah banyak dan membutuhkan
waktu yangcepat.
4.Pengukuran dengan Perbandingan Bentuk Standar
Pengukuran di sini sifatnya hanya membandingkan bentuk benda
yangdibuat dengan bentuk standar yang memang digunakan untuk alat
pembanding.Misalnya kita akan mengecek sudut ulir atau roda gigi, mengecek
sudut tirusdari poros konis , mengecek radius dan sebagainya. Pengukuran
dilakukandengan alat proyeksi. Jadi, di sini sifatnya tidak membaca besarnya
ukurantetapi mencocokkan bentuk saja. Misalnya sudut ulir dicek dengan mal
uliratau alat pengecek ulir lainnya
BAB II
PEMBAHASAN
Pada kesempatan ini kami akan membahas tentang cara pengukuran
alatukur Kemiringan dan Kesemetrisan, meliputi prosedur penggunaan alat,
proses pembacaan hasil pengukuran serta kelebihan dan kekurangan alat.
2.1 Pengukuran Kemiringan
Vernier Height Gauge adalah sebuah alat pengukuran yang berfungsi
mengukur tinggi benda terhadap suatu bidang acuan atau bisa juga untuk
memberikan tanda goresan secara berulang terhadap benda kerja sebagai acuan
dalam proses permesinan. Vernier height gauge memiliki dua buah kolom
berulir dimana kepala pengukur bergerak naik turun akibat putaran ulir kasar
dan halus yang digerakkan oleh pengukur.
skala digital
skala analog
dengan mesin frais dan hasil kerja dengan mesin gerinda sesuai
dengan tuntutan kualitas ukuran mengacu batas penyimpangan yang diijnkan.
Semua alat ukur Hight gauge baik yang masih baru dan sudah lama
harusselalu dirawat dengan cara cara yang benar baik dengan perawatan
sederhana maupunn dengan perawatan khusus, dengan tujuan agar terjaga
karakteristik ketelitian, umur alat ukur lebih lama dan menjaga Investasi biaya
pengadaan.
Setiap pemakai Hight gauge harus memiliki sikap tanggung jawab rasa
memiliki dengani ciri-ciri mengecek kondisi alat ukur saat dipinjam,
menidentifikasi bagian bagian penting alat ukur yang ada penyimpangan,
melaporkan kondisi kepada guru pembimbing, mengelola pemggunaan
berdasarkan buku panduan penggunaan.Diperlukan Alat bahan yang digunakan
untuk perawatan Hight gauge Kain pembersih/ kain katun , Cairan pembersih
(spiritus, alcohol ,bensin pencuci,solar) ,Vaselin putih/ pasta vaselin putih, oli
SAE 10, Kuas halus
a. Prosedur Perawatan dan penyimpanan H i g h t g a u g e :
1). Bersihkan sensor dan bagian penting alat ukur dengan alat pembersih yangdi
sediakan sampai gilap,bersih.
2) .Bersihkan surface table (meja rata) dan probe atau rahang ukur dengan kain
lap yang sudah ditetesi alkohol. Pastikan bahwa probe dalam posisi terikat kuat
oleh ulir pengikat rahang ukur.
3) .Lakukanlah setting nol/ zero setting. Caranya adalah dengan menyentuhkan
probe atau rahang ukur pada surface table yang sudah dibersihkan dengan
cairan alkohol. Apabila Height Gauge menunjukkan angka nol tepat, maka zero
setting berhasil dengan baik. Apabila Height Gauge belum menunjukkan angka
nol, maka kencangkan baut pengunci kasar lalu aturlah posisi nol dengan
memutar ulir penyetelan halus. Setelah posisi nol tercapai cobalah lakukan
Zerro setting berulang kali sampai kita yakin bahwa zero setting yang kita
lakukan sudah mantap.
4) .Lakukan pengukuran terhadap blok ukur sebanyak n buah. Misalnya
15 blokukur secara bertingkat dari 1 mm sampai 150 mm. Pengukuran dimulai
dari blokukur yang paling tipis/ kecil hingga blok ukur yang paling tebal.
5) .Catatlah nilai kesalahan ukur yang terjadi. Kesalahan ukur adalah
selisih besarnya harga yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan ukuran standar
blok ukur. Nilai kesalahan ( deviasi nilai pengukuran ) ini bisa positif ( + ) dan
bisa negatif (- ).
6) .Setelah pengukuran blok ukur selesai, pindahkan nilai kesalahan ukur ke
dalam bentuk grafik seperti tersebut di bawah.
7) .Setelah proses pengukuran selesai, bersihkan blok ukur dengan kain yang
sudahditetesi alkohol kemudian kembalikan ke tempatnya msing-masing
denganterlebih dahulu diolesi vaselin.
1.Skala Utama = 21
2.Skala Nonius= 85
3. Hasil
= 21,85
KELEBIHAN ALAT
Memiliki tingkat keakurasian tinggi
Memiliki tingkat kepekaan tinggi
KEKURANGAN ALAT
Sedikit susah dalam menggunakan karena alat ukurnya besar
2.2PENGUKURAN KETEGAKLURUSAN
Pengukuran ketegaklurusan suatu produk adalah antara bidang vertikal
produk dengan dasar permukaan produk yang diletakkan diatas meja rata. Pada
proses pengukuran ketegaklurusan produk yang sering dilakukan adalah
membandingkan produk dengan blok siku atau blok sudut maka proses
pengukuran yang dilakukan kurang memenuhi untuk mendapatkan hasilnya dan
hasil pengukuran tidak dapat langsung diketahui setelah proses pengukuran
selesai.
Berikut adalah cara pengukuran yang sudah digunakan untuk mengetahui
penyimpangan ketegaklurusan dengan beberapa metode, yaitu :
a.Perbandingan dengan standar siku
Sensor jam ukur ditempelkan pacta standar siku dengan posisi tegak lurus
kemudian di set nol, setelah itu standar siku digantikan benda ukur apabila jam
ukur menunjukkan penyimpangan berarti tidak tegak lurus.
b.Perbandingan dengan batang paralel
Dengan memakai klem batang parallel disatukan pada plat siku, satu batang
ditempelkan pada benda ukur kemudian klem dikencangkan, benda ukur
dibawa ke sisi yang lain untuk mengukur penyimpangannya.
c.Ketegaklurusan dari dua bidang parallel
Jam ukur dipasang pada dudukan pemindah kemudian diletakkan pada satu
pennukaan benda ukur dan di set nol setelah itu jam ukur di pindah pada
pennukaan benda ukur yang parallel dan pada kedudukan ini dicatat
penyimpangan dari jam ukur.
d.Pengukuran ketegaklurusan dengan autokolimator(autocollimator).
Prinsip pengukuran dengan reflector ini menggunakan batang ukur yang
disatukan dengan dua silinder, batang digantungkan pada poros yang diatur
ketinggiannya diatas meja rata, kemudian melalui okulernya terlihat garis
pantul. Setelah itu posisi benda kerja dibalik untuk melihat posisi garis pantul,
selisihnya merupakan kesalahan atas ketegaklurusan.
2.
3.
4.
Memeriksa prisma sudut yang tepat untuk dan piramida kesalahan sudut.
Khusus Autocollimators
Laser Autocollimators
Micro-Radian adalah satu-satunya perusahaan yang memproduksi
autocollimators dengan sumber sinar laser. Radian laser autocollimators-Mikro
telah dipancarkan sinar sekecil 1,0 mm. Instrumen ini khusus dirancang untuk
mengukur bagian tes kecil termasuk komponen silikon, cermin miniatur dan
lensa, dan komponen serat optik. Mereka juga ideal saat pengukuran kebisingan
sangat rendah yang diinginkan.
Sistem servo yang dikontrol
Radian autocollimators Mikro yang tersedia dalam sebuah "Servo" versi
analog cocok untuk menyediakan pemantauan sudut dalam OEM Komentar
servo-dan-feedforward sistem servo. Biasanya, servo-versi T40 kepala optik
dipilih karena ukurannya yang ringkas ringan dan bidang luas pandang. Data
rates sampai 2 kHz yang tersedia.