I. PENDAHULUAN
Kenyaman Termal
Salah satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan
termal adalah kalor dalam tubuh manusia yang diproduksi
oleh metabolisme untuk menjaga suhu tubuh agar tetap
konstan. Seseorang yang sedang istirahat atau mengerjakan
pekerjaan ringan didalam ruang yang terkondisi, tubuhnya
mengeluarkan kalor dengan cara konveksi ( dibawa oleh udara
sekitar ) dan diradiasikan ke permukaan lingkungan yang
suhunya lebih rendah dari suhu tubuhnya. Proses metabolisme
tubuh manusia dipengaruhi oleh faktor usia, berat badan dan
tingkat kegiatan yang dilakukan.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kemampuan
tubuh menyalurkan kalor adalah suhu udara, suhu permukaan
yang ada disekitar, kelembaban dan kecepatan udara. Selain
itu jenis pakaian dan tingkat kegiatan yang dilakukan oleh
sesorang juga mempengaruhi jumlah kalor yang dikeluarkan
2
oleh tubuh. Jika seseorang memakai pakaian yang wajar maka
batas-batas keadaan berikut ini seharusnya dapat diterima :
suhu kerja antara 200C hingga 260C, kelembaban suhu
pengembunan 20C hingga 170C dan kecepatan udara rata-rata
hingga 0,25 m/detik. [1]
Jika seseorang berada di dalam suatu ruangan
tertutup untuk jangka waktu yang lama, dengan aktivitas baik
berat maupun ringan dan suhu didalam ruangan dipengaruhi
suhu lingkungan diluar ruangan maka akan timbul rasa
kurang nyaman. Rasa nyaman atau disebut dengan
kenyamanan termal dipengaruhi oleh banyak faktor sebagai
berikut :
1. Kondisi fisik seseorang, yaitu gemuk atau kurus
seseorang serta kebiasaan sehari-hari seseorang
terhadap lingkungan dingin, sejuk, maupun panas.
2. Pakaian yang digunakan tipis, sedang, atau pakaian
lengkap mempengaruhi rasa nyaman terhadap
lingkungan.
3. Aktifitas yang dilakukan seseorang dalam ruangan.
Aktivitas berat memerlukan rasa nyaman yang
berbeda dengan aktivitas biasa.
Rasa nyaman di samping faktor-faktor tersebut di atas
sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara di dalam
ruangan. Rasa nyaman dapat diperoleh apabila suhu berkisar
antara 75F atau sekitar 23C pada kelembaban 50% sampai
78F atau sekitar 26C pada kelembaban 70%. Rekomendasi
dari Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-6572-2001,
menyebutkan bahwa daerah kenyamanan suhu untuk daerah
tropis dapat dibagi menjadi :
1. Sejuk, antara temperatur efektif 20,5C-22,8C dan
RH 40 % 60 %.
2. Nyaman, antara temperatur efektif 22,8C- 25,8C
dan RH 40 % 60 %.
3. Hangat, antara temperatur efektif 25,8C- 27,1C dan
RH 40 % 60 %. [6]
2.3
AC ( Air Conditioning )
AC atau Air Conditioning merupakan mesin
pendingin yang sistem kerjanya berdasarkan siklus refrigerasi
kompresi uap. Dimana dalam siklus ini menggunakan
refrigerant sebagai fluida kerja untuk mendinginkan sebuah
ruangan. Siklus refrigerasi kompresi uap ini menggunakan
empat komponen yang berperan penting dalam proses
kerjanya, diantaranya yaitu : kompressor, kondensor, katup
ekspansi dan evaporator. Prinsip kerja siklus refrigerasi
kompresi uap dapat dijelaskan dengan gambar 2.1 berikut ini:
3
4. Katub ekspansi
Refrigerant dari kondensor menuju katub ekspansi
untuk diturunkan tekanan dan temparaturnya menjadi
lebih rendah dari sebelumnya. Dengan demikian
penyerapan panas dan perubahan bentuk zat pendingin
dari cair menjadi gas akan berlangsung dengan
sempurna
sebelum
keluar
evaporator
untuk
didistribusikan ke ruangan yang dikondisikan.
2.3.1 Komponen Kelistrikan pada AC Split
Komponen kelistrikan pada AC Split terdiri dari unit
outdoor dan unit indoor. Secara umum komponen kelistrikan
pada AC split unit indoor terdiri dari fuse, motor blower,
motor stepping, kapasitor, sensor temperatur, modul kontrol
elektronik, panel indikator, remote. Sedangkan komponen
kelistrikan AC split unit outdoor terdiri dari kapasitor, motor
fan kondensor, motor kompressor, overload protektor, dan
kontaktor. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing
komponen kelistrikan AC Split unit indoor :
a. Fuse
Energi listrik sebelum masuk komponen
kelistrikan AC, pertama kali adalah melewati fuse.
Fuse merupakan komponen yang berfungsi sebagai
pengaman apabila terjadi kerusakan atau short pada
rangkaian kelistrikan AC split sehingga bahaya
kebakaran dapat dihindari.
b. Motor Blower
Motor blower berfungsi untuk mensirkulasikan
udara dalam ruangan. Motor blower akan bekerja
sampai temperatur udara ruangan sesuai dengan set
point.
c. Motor Stepping
Motor stepping berfungsi untuk mengarahkan
hembusan udara dari blower ke dalam ruangan yang
dikondisikan.
d. Capasitor
Kapasitor berfungsi menggerakkan motor blower
saat running atau sebagai starting kapasitor.
e. Sensor Temperatur (Thermistor)
Thermistor merupakan sensor temperatur yang
berfungsi untuk membaca temperatur ruang ketika AC
dinyalakan. Thermistor dirancang agar memiliki
tahanan yang nilainya semaking mengecil ketika
temperatur bertambah. Hasil output dari thermistor
diproses oleh modul kontrol elektronik untuk
menjalankan sistem refrigerasi dengan temperatur
yang sesuai dengan set point. Thermistor biasanya
dipasang di bagian pipa evaporator AC Split.
Thermistor dibuat dari bahan semikonduktor yang
dibuat dalam beberapa bentuk, seperti piringan,
batangan, atau butiran, tergantung dari pabrikan AC.
f. Modul Kontrol Elektronik
Modul kontrol elektronik berfungsi sebagai
kontroler yang mengatur kerja keseluruhan unit AC.
Modul control menerima input dari remote control
untuk menjalankan printah sesuai dengan yang
dikehendaki misalnya seperti mengontrol kecepatan
blower indoor,mengontrol pergerakan swing motor
stepper, mengatur temperatur, timer pengoperasian,
mengontrol kerja compressor sampai menyalakan atau
4
sebaliknya, ketika suhu kompresor turun, bimetal akan
menutup, arus listik akan mengalir menuju kompresor
sehingga kompresor akan kembali bekerja.
e. Kontaktor
Kontaktor pada AC Split berfungsi untuk
menghubungkan Motor kompresor dengan sumber
listrik. Kerja kontaktor dikendalikan oleh modul
control elektronik pada bagian indoor.
2.4
Thermistor
Thermistor adalah komponen elektronik yang telah
dikembangkan berdasarkan prinsip tahanan semikonduktor
yang berubah dengan adanya perubahan temperatur.
Thermistor berasal dari kata thermal resistor. Prinsipnya
adalah memberikan perubahan resistansi yang sebanding
dengan perubahan suhu. Perubahan resistansi yang besar
terhadap perubahan suhu yang relatif kecil menjadikan
termistor banyak dipakai sebagai sensor suhu yang memiliki
ketelitian dan ketepatan yang tinggi.
Karakteristik thermistor dipengaruhi oleh bahan
pembentuknya. Thermistor dibentuk dari campuran bahan
oksida logam (sintering mixture) seperti kromium, kobalt,
tembaga, besi, atau nikel. Karena thermistor merupakan salah
satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien temperatur
yang tinggi, maka pemilihan bahan oksida tersebut harus
dengan perbandingan tertentu.
Terdapat dua jenis thermistor yaitu PTC ( Positive
Temperature Coeffient ), termistor yang mempunyai koefisien
positif dan NTC ( Negative Temperature Coefficient ),
thermistor yang mempunyai koefisien negatif. Kedua jenis
termistor ini memiliki keunggulan dan manfaat yang membuat
keduannya dipercaya dalam pengukuran.
Thermistor NTC merupakan semikonduktor yang
terbuat dari campuran oksida logam dari nikel, mangan,
tembaga, kobalt, timah, uranium, seng, besi, magnesium,
titanium dan bahan kimia lain yang dapat merespon
temperatur diatas 18000F atau 982 0C.
Oksida-oksida ini sebenarnya mempunyai resistansi yang
sangat tinggi, tetapi dapat diubah menjadi bahan
semikonduktor dengan menambahkan beberapa unsur lain
yang mempunyai valensi yang berbeda disebut dengan doping
dan pengaruh dari resistansinya dipengaruhi perubahan
temperatur yang diberikan.
Bahan semikonduktor tertentu digunakan untuk
bervariasi untuk mengakomodasi range temperatur,
sensitivitas, range tahanan, dan faktor lainnya. Perangkat ini
biasanya diproduksi secara massa untuk konfigurasi tertentu,
dan tabel serta grafik tahanan versus suhu disediakan untuk
tujuan kalibrasi.
Komparator
Komparator adalah salah satu aplikasi dari op-amp
(operational
amplifier),
dimana
memiliki
fungsi
membandingkan besar dua potensial yang diberikan.
Penguat operasional (Operational amplifier) atau yang
biasa disebut op-amp merupakan suatu komponen elektronika
berupa sirkuit terintegrasi (integrated circuit atau IC) yang
terdiri atas bagian differensial amplifier, common emiter
amplifier dan bagian push-pull amplifier. Bagian output Opamp ini biasanya dikendalikan dengan umpan balik negatif
(negative feedback) karena nilai gain-nya yang tinggi.
5
Penggunaan dari Op-amp meliputi: amplifier atau
penguat biasa (non-Inverting Amplifier), Inverting Amplifier,
komputer analog (operasi jumlah, kurang, integrasi, dan
diferensiasi). Penguat operasional adalah suatu rangkaian
terintegrasi yang berisi beberapa tingkat dan konfigurasi
penguat diferensial yang telah dijelaskan di atas.
Penguat operasional memilki dua masukan dan satu
keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk
dapat bekerja dengan baik.
2.7
Relay
Relay adalah saklar elektronik yang didasarkan atas
elektrik dan mekanik. Kontrol elektrik diterapkan untuk
mendapatkan gerakan mekanik. Sebagai elektrik adalah
komponen yang dikendalikan oleh arus.
Pada dasarnya, relay terdiri dari lilitan kawat pada
suatu inti besi lunak berubah dari magnet yang menarik atau
menolak suatu pegas sehingga kontak pun menutup atau
membuka. Ada banyak tipe relay yang kontruksinya juga
berbeda tergantung jenis kontaknya.
Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar
dibawah ini coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus
listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang
pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil.
Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisiawal sebelum
diaktifkan open), dan Normally Closed (kondisi awal sebelum
diaktifkan close). Secara sederhana berikut ini prinsip kerja
dari relay : ketika Coil mendapat energi listrik akan timbul
gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang
berpegas, dan contact akan menutup.
6
banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta
dapat diproduksi dalam jumlah yang banyak. Mikrokontroler
hadir untuk memenuhi akan kebutuhan alat bantu dalam
teknologi yang lebih sempurna. Dengan menambahkan bahasa
pemrograman yang sesuai maka mikrokontroller dapat
diaplikasikan dalam bidang otomatisasi teknologi.
Mikrokontroler ATMega 8535 merupakan bagian
dari mikrokontroller AVR ( Alf and Vegards Risc processor )
memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas
dalam kode 16 bit ( 16-bits word ) dan sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam 1 ( satu ) siklus clock. Mikrokontroler AVR
berteknologi RISC ( Reduced Instruction Set Computing ).
Selain itu mikrokontroller ATMega 8535 memiliki 4 port
yaitu port A, port B, port C, dan port D. Untuk port A
berfungsi sebagai ADC, port B berfungsi sebagai port I/O
dua arah, untuk port C difungsikan untuk menampilkan data
pada LCD dan Port D difungsikan sebagai komunikasi serial.
Fitur Mikrokontroller ATMega 8535
Adapun kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah
sebagi berikut :
1. Sistem Mikroprosesor 8 bit berbasis RISC
dengan kecepatan 16 MHz
2. Kapabilitas memori flash 8 KB, SRAM sebesar
512 byte dan EEPROM (Electrically Erasable
Programmable Read Only Memory) sebesar 512
byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8
channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan
kecepatan maksimal 2.5 Mbps.
Mikrokontroler AVR ATMega8535 memiliki
arsitektur saluran I/O sebanyak 32 buah, yang terdapat pada
Port A, Port B, Port C dan Port D. Jumlah ADC yang dimiliki
adalah 10 bit sebanyak 8 saluran. Selain itu didalam
mikrokontroller 8535 terdapat tiga buah Timer/Counter
dengan kemampuan perbandingan, CPU yang terdiri atas 32
register, watchdog timer dengan osilator internal, memori
flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read While Write,
unit interupsi internal dan eksternal, port antarmuka SPI, dan
antarmuka komparator analog.
2.9
CodeVision AVR
7
10. Inisialisasi Antarmuka SPI
11. Inisialisasi Antarmuka Two-Wire
12. Inisialisasi Antarmuka CAN
13. Inisialisasi Bus I2C, Sensor Suhu LM75,
Thermometer/Thermostat DS1621 dan Real-Time
Clock PCF8563, PCF8583, DS1302, dan DS1307
14. Inisialisasi Bus 1-Wire dan Sensor Suhu DS1820,
DS18S20
15. Inisialisasi modul LCD
2.10
Ketidakpastian Pengukuran
Ketidakpastian
merupakan suatu parameter yang
digunakan untuk menetapkan rentang nilai yang dadalamnya
diperkirakan benar sesuai dengan yang diukur. Nilai benar
besaran ukur dan kesalahan pengukuran adalah suatu nilai
yang tidak dapat diketahui. Hasil pengukuran hanya dikatakan
lengkap jika disertai dengan suatu tafsiran rentang dimana
nilai benar dari besaran ukur tersebut diyakini berada
didalamnya
dengan
tingkat
kepercayaan
tertentu.
Ketidakpastian pengukuran dibedakan dalam dua tipe yaitu :
1. Ketidakpastian tipe A yaitu ketidakpastian yang timbul
akibat pengulangan pengukuran dan dihitung dengan
menggunakan
metode
statistik.
Pengukuran
ketidakpastian tipe A dilakukan untuk membuat
tafsiran adanya kesalahan acak. Ada dua macam
ketidakpastian tipe A yaitu:
a. A 1 ( Repeat Ability )
Perhitungan ketidakpastian repeat ability
ini dilakukan dengan menghitung standart
deviasi dari data pengukuran yang telah
didapat pada saat percobaan.
b. A 2 ( Regresi )
Regresi adalah perhitungan dengan
menggunakan hubungan antara satu atau lebih
peubah bebas (X) dengan satu peubah tak
bebas (Y). Dalam bentuk yang paling
sederhana yaitu satu peubah bebas (X) dengan
satu peubah tak bebas (Y) mempunyai
persamaan :
Y = a + bx
( pers.1)
8
kompressor. Ketika suhu ruangan sudah mencapai set point
maka thermostat yang akan memerintahkan kompressor AC
untuk berhenti bekerja.
Mulai
Merancang
Power Supply
Merancang Rangkaian
ON dan OFF
Merancang rangkaian
konparator LM324
Pengujian
Hardware
tidak
ya
Pemrograman
Dengan codevision
AVR
Pengintegrasian sistem
AC menyala
tidak
ya
selesai
Aktuator
( Relay )
Plan
(Kompressor AC)
Suhu 25 0 C
Sensor + transmiter
( thermostat )
Rangkaian ON-OFF
9
Rangkaian ini menggunakan sistem holding dimana relay on
dan relay untuk off di integrasikan dengan menggunakan
rangkaian komparator LM324 yang mendapat input dari
sensor PIR. Berikut adalah Gambar 3.7 yang merupakan
hardware dari rangkaian on off sistem AC otomatis.
Relay 24V DC
Relay 12V DC
komparator
Supply 1
ti
Relay
Supply 2
Relay 12V
komparato
10
persentase error untuk -5 Volt adalah 0.0176%. Dari
perhitungan persentase error diatas dapat diketahui bahwa
power supply dengan output tersebut dapat bekerja dengan
baik untuk memberikan supply tegangan DC ke rangkaian
lainnya.
Pengujian
ke
Suhu
AC
(0C)
RataRata
(0C)
Error (%)
Titik
ke 1
(0C)
Titik
ke 2
(0C)
Titik
ke 3
(0C)
Titik
ke 4
(0C)
28
28
28,5
28,38
28,3
28,295
0,010536
27
27
27,11
27,17
27,28
27,14
0,005185
26
26
26,12
26,43
26,6
26,2875
0,011058
25
25
25,14
25,6
25,93
25,4175
0,0167
24
24,03
24,29
24,83
25,28
24,6075
0,025313
23
23,02
23,11
23,51
25,64
23,82
0,035652
22
22
22,75
23,25
23,73
22,9325
0,042386
21
21,03
21,78
22,25
23,36
22,105
0,052619
20
20
20,99
21,96
22,01
21,24
0,062
10
19
19,04
20,97
22,03
22,84
21,22
0,116842
4.2
Gambar 4.2 merupakan sistem dari rangkaian ONOFF AC otomatis. Rangkaian ini bekerja dengan mendeteksi
jumlah orang yang ada didalam ruang kelas. Ketika sensor
11
PIR mendeteksi adanya mahasiswa maka counter dari
mikrokontroller akan mulai menghitung jumlah mahasiswa
sehingga mengaktifkan rangkaian kontrol LM324. Tegangan
dari mikrokontroller dan voltage devider thermistor akan
dibandingkan sehingga outputnya dapat menggerakkan relay
220Volt yang langsung terhubung ke AC. Untuk lebih
jelasnya proses kerja sistem On Off AC dapat dilihat dari
diagram berikut ini :
Start
Voltage Devider
Thermistor
Counter Mikrokontroller
Suhu Ruang 30 0C
Komparator LM324
Thermistor
deteksi suhu
ruang 30 0C
Jumlah Mhs
lebih dari 13
Relay 12 V DC
UB 1
Supply 2 ON
= 0,01 0C
Ketidakpastian Pengukuran
Standart Deviasi
2
. 10
= ( 1
RelayTimer
1
. 0,1
2
4 )
0,269 . 10 4
9
= 1,7288 . 10-3
Tidak
Kompresor AC ON
Ya
UA 1 =
Selesai
1,7288 .10 3
10
4.4
Y = a bx
b =
=
=
n xiyi xi yi
2 ( )2
10 . 0,2729,18 . 0
10 . 72,216851,472
2,7
7,222851,472
= - 0,00319
Y = a bx
a = y bx
= 0 ( -0,00319) . 2,918
= 0,0093
Y = a bx
= 0,0093 + 0,00319 . x
SSE = E2 = 0,2707
UA 2
0,2707
102
12
= 0,1838 menit
4.5
Pembahasan
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Anonim. 2006. Microcontroller with 8K Bytes InSystem Programmable Flash. Atmel Corporation.
[8]