Anda di halaman 1dari 6

Pembiasan bunyi

Jika sumber bunyi petir dekat dengan rumah Anda, maka Anda dapat mendengar bunyi petir.
Mengapa pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari?
Pada siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan bawah. Cepat rambat
bunyi pada suhu dingin adalah lebih kecil daripada suhu panas. Dengan demikian, kecepatan
bunyi pada lapisan udara atas lebih kecil daripada kecepatan bunyi pada lapisan udara bawah,
karena medium pada lapisan atas lebih rapat dari medium pada lapisan bawah. Jadi, pada
siang hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan udara atas menuju ke lapisan udara bawah
akan dibiaskan menjauhi garis normal (Gambar 3.2a).

Gambar 3.2. Pembiasan gelombang bunyi


Pada malam hari, terjadi kondisi sebaliknya, udara pada lapisan bawah (dekat tanah) lebih
dingin daripada udara pada lapisan atas. Dengan demikian, kecepatan bunyi pada lapisan
bawah lebih kecil daripada lapisan atas, karena medium pada lapisan atas kurang rapat dari
medium pada lapisan bawah. Jadi, pada malam hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan
udara atas menuju ke lapisan udara bawah (mediumnya lebih rapat) akan dibiaskan
mendekati garis normal (Gambar 3.2b). Pembiasan bunyi petir mendekati garis normal pada
malam hari inilah yang menyebabkan bunyi guntur lebih mendekat kerumah Anda, dan
sebagai akibatnya Anda mendengar bunyi petir yang lebih keras.
Kecepatan pada zat gas
Suatu gas ideal memiliki tekanan 6,4105 Nm-2 dan rapat massanya 1,4 kgm-3. Jika diketahui
tetapan Laplace uantuk gas tersebut 1,4, tentukan kecepatan perambatan gelombang bunyi di
dalam gas.

Penyelesaian:
Diketahui: P = 6,4105 Nm-2 ; =1,4 kgm-3 dan =1,4, maka:

= 800 m/s.
Zat Padat

Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel untuk mengetahui kapan
kereta datang. Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat padat.
Besarnya cepat rambat bunyi pada zat padat tergantung pada sifat elastisitas dan massa jenis
zat padat tersebut dalam zat padat. Secara matematis, besarnya cepat rambat bunyi pada zat
padat didefinisikan sebagai :
(3.1)
Keterangan :
v

: Cepat rambat bunyi pada zat padat (m/s)

: Modulus Young medium (N/m2)

: Massa jenis medium (kg/m3)

Sebagai contoh, untuk laju yang E = 2,0 1011 Pa dan = 7,8 103 kg/m3, memberikan:

= 5.100 m/s

Pembiasan Bunyi
Pembiasan Gelombang
Pada umumnya cepat rambat gelombang dalam satu medium tetap. Oleh karena frekuensi
gelombang selalu tetap, maka panjang gelombang (=v/f) juga tetap untuk gelombang yang
menjalar dalam satu medium. Apabila gelombang menjalar pada dua medium yang jenisnya
berbeda, misalnya gelombang cahaya dapat merambat dari udara ke air. Di sini , cepat rambat
cahaya berbeda. Cepat rambat cahaya di udara lebih besar daripada cepat rambat cahaya di
dalam air. Oleh karena (=v/f), maka panjang gelombang cahaya di udara juga lebih besar
daripada panjang gelombang cahaya di dalam air. Perhatikan sebanding dengan v. Makin
besar nilai v, maka makin besar nilai , demikian juga sebaliknya.
Perubahan panjang gelombang dapat juga diamati di dalam tangki riak dengan cara
memasang keping gelas tebal pada dasar tangki sehingga tangki riak memiliki dua kedalaman
air yang berbeda, dalam dan dangkal, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.19. Pada gambar
tampak bahwa panjang gelombang di tempat yang dalam lebih besar daripada panjang
gelombang di tempat yang dangkal (1 > 2). Oleh karena v=f, maka cepat rambat
gelombang di tempat yang dalam lebih besar daripada di tempat yang dangkal (v1 > v2).

Gambar 1.19. Panjang gelombang di tempat yang dalam lebih besar daripada panjang
gelombang di tempat yang dangkal (1 >2)

Perubahan panjang gelombang menyebabkan pembelokan gelombang seperti diperlihatkan


pada foto pembiasan gelombang lurus sewaktu gelombang lurus mengenai bidang batas
antara tempat yang dalam ke tempat yang dangkal dalam suatu tangki riak Pembelokan
gelombang dinamakan pembiasan.
Diagram pembiasan ditunjukkan pada Gambar 1.20. Mula-mula, muka gelombang datang
dan muka gelombang bias dilukis sesuai dengan foto. Kemudian sinar datang dan sinar bias
dilukis sebagai garis yang tegaklurus muka gelombang datang dan bias.

Gambar 1.20. Diagram pembiasan

Selanjutnya, garis normal dilukis. Sudut antara sinar bias dan garis normal disebut sudut bias
(diberi lambang r). Pada Gambar 1.20 tampak bahwa sudut bias di tempat yang dangkal lebih
kecil daripada sudut datang di tempat yang dalam (r < i). Dapat disimpulkan bahwa sinar
datang dari tempat yang dalam ke tempat yang dangkal sinar dibiaskan mendekati garis
normal (r < i). Sebaliknya, sinar datang dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam
dibiaskan menjauhi garis normal (r>i).

Pembiasan gelombang (refraksi) adalah pembelokan arah muka gelombang ketika masuk dari
satu medium ke medium lainnya. Adakalanya pembiasan dan pemantulan terjadi secara
bersamaan. Ketika gelombang datang mengenai medium lain, sebagian gelombang akan
dipantulkan dan sebagian lainnya akan diteruskan atau dibiaskan. Refraksi terjadi karena
gelombang memiliki kelajuan berbeda pada medium yang berbeda

Pembiasan Gelombang
Pembiasan gelombang adalah perubahan arah gerakan atau permbatan gelombang yang
disebabkan oleh perubahan laju gelombang.
Pembiasan gelombang terjadi jika gelombang melalui bidang batas dua medium zat yang
berbeda kerapatannya atau indeks biasnya (n). Contoh pembiasan gelombang adalah cahaya
yang merambat dari udara menuju air.
Hukum Pembiasan
n Sinar datang, garis normal, dan sinar bias berpotongan pada satu bidang batas.
n Sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium lebih rapat (n1
n Perbandingan Sinus Sudut datang (sin i) terhadap sinus sudut biasnya (sin r) dari satu
medium ke medium lainya selalu tetap, secara matematis dapat ditulis :
n1 sin i = n2 sin r
Persamaan Hukum Pembiasan:

Muka Gelombang Pada Peristiwa Pembiasan

Dari gambar kita dapatkan bahwa = i dan = r sehingga

Bila kita bagi sin I dan sin r kita akan peroleh, persamaan pembiasan cahaya,
Keterangan :
i = sudut datang
r= sudut bias
v1 = kecepatan cahaya sebelum dibiaskan
v2 = kecepatan cahaya setelah dibiaskan
Indeks Bias Relatif
Adalah perbandingan indeks bias dua medium yang berbeda.

Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama didefinisikan sebagai
perbandingan indeks bias medium kedua terhadap medium pertama.
Persamaan indeks bias relatif dua medium,

Keterangan :
n21 = indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama.
n1 = indeks bias mutlak medium pertama.
n2 = indeks bias mutlak medium kedua.
Persamaan pembiasan cahaya dari medium 1 ke medium 2

=
= n21
Kesimpulan
Jadi, nilai tetap (konstan) pernyataan kedua hukum pembiasan cahaya diatas adalah indeks
bias relatif antara dua medium seperti diuraikan sebelumnya.
Sedangkan yang dimaksudsatu bidang pada pernyataan pertama dapat dijelaskan dengan
melihat kembali pada gambar pembiasan gelombang diatas. Pada gambar tersebut tampak
sinar datang, sinar bias, dan garis normal berada pada satu bidang, yakni bidang batas.

Berdasarkan Hukum Snellius tentang pemantulan dan pembiasan:

1. Sinar yang dipantulkan dan dibiaskan terletak pada satu bidang yang dibentuk oleh sinar
datang dan garis normal didang batas di titik datang

2. Untuk pemantulan berlaku: sudut datang = sudut pantul

1=1

3. Sinar yang datang dari medium dengan indeks bias kecil ke indeks bias yang lebih besar
dibiaskan mendekati garis normal dan sebaliknya.

4. Untuk pembiasan berlaku: Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias
berharga konstan.

DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Budikase, E, dkk, 1987. Fisika Untuk SMU . Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
http://smansevsmg.blogspot.com/2009/08/pembiasan-gelombang.html

Anda mungkin juga menyukai