Referat Jantung Hipertensi Pada Orang Tua
Referat Jantung Hipertensi Pada Orang Tua
PENDAHULUAN
Penuaan adalah bagian yang tidak dapat terhindarkan dari kehidupan dan
membawa serta dua peristiwa yang tak nyaman, yaitu penurunan fungsi fisiologis
dan penyakit. Hipertensi merupakan faktor risiko yang penting dalam tingkat
morbiditas dan mortalitas kardiovaskular, terutama pada orang tua. Hipertensi
merupakan penyakit kronis dan sering tanpa gejala, yang membutuhkan kontrol
optimal dan kepatuhan untuk menjalani terapi demi mengurangi risiko
kardiovaskular, serebrovaskular dan penyakit ginjal (1).
Orang tua merupakan kelompok penduduk yang paling berkembang pesat
di dunia. Data yang dikumpulkan selama periode 30 tahun terakhir telah
menunjukkan peningkatan prevalensi hubungan hipertensi dengan usia. Risiko
penyakit arteri koroner, stroke, penyakit jantung kongestif, insufisiensi ginjal
kronis dan demensia juga meningkat pada kelompok orang tua dengan hipertensi.
Hipertensi pada pasien lanjut usia merupakan dilema untuk manajemen dari
spesialis jantung dan praktisi lainnya (2).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan
darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah
normal adalah 110/90 mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg (3).
Hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah secara terus
menerus sehingga melebihi batas normal. Tekanan darah normal adalah 110/90
mmHg. Hipertensi merupakan produk dari resistensi pembuluh darah perifer dan
kardiak output (3).
2. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu (3):
1. Hipertensi primer (esensial) Adalah suatu peningkatan persisten tekanan
arteri
yang
dihasilkan
oleh
ketidakteraturan
mekanisme
kontrol
SBP (mmHg)
Optimum
DBP (mmHg)
<120
Dan/atau
<80
Average Normal
120-129
Dan/atau
80-84
High Normal
130-139
Dan/atau
85-89
Mild (Grade I)
140-159
Dan/atau
90-99
160-179
Dan/atau
100-109
>180
Dan/atau
>110
3. Etiologi hipertensi
Hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup
dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga
variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Peningkatan
kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau
hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung
kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan
Hipertensi yang terjadi pada orang tua patofisiologi yang berperan adalah
kekakuan arteri, disregulasi neurohormonal dan saraf autonomik, serta penuaan
ginjal.
a. Kekakuan Arteri
Elastisitas arteri memiliki dua perubahan fisik yang berhubungan
besar dengan usia, yaitu melebar dan kaku. Aorta dan arteri-arteri
proximal yang elastis melebar sekitar 10% setiap kali jantung berdetak
pada pemuda, sementara arteri yang lebih berotot hanya 3% setiap
denyutan. Perbedaan derajat kekakuan tersebut menjadi berpengaruh pada
penuaan, yakni antara arteri proximal dan arteri distal berdasarkan tingkat
kelelahan. Pada penuaan terdapat kerusakan lamella yang terlihat dalam
aorta yang mengakibatkan pembuluh darah menjadi kaku dan melebar
(11).
b. Disregulasi Hormonal
Mekanisme neurohormonal seperti sistem renin-angiotensinaldosteron akan mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya usia.
Aktivitas renin plasma pada usia 60 tahun adalah 40% sampai 60%
dibandingkan pada individu yang lebih muda. Ini telah dikaitkan dengan
efek terkait usia nephrosclerosis pada aparattus juxtaglomerular. Kadar
aldosteron plasma juga menurun sesuai dengan usia. Akibatnya, pasien
lanjut usia dengan hipertensi lebih rentan terhadap obat-induced
hiperkalemia. Konsentrasi norepinefrin plasma perifer pada orang tua
adalah dua kali lipat tingkat yang ditemukan pada orang yang lebih muda.
kemampuan
distensi
dan
daya
regang
pembuluh
darah.
darah
bersangkutan.
Perubahan
patologis
pada
ginjal
dapat
6. Diagnosa Hipertensi
Diagnosa hipertensi berdasarkan berdasarkan kriteria dari guideline
European Society of Hypertention (ESH), tekanan darah terbagi atas optimal,
normal, normal-tinggi, hipertensi ringan (grade I), hipertensi sedang (grade II),
dan hipertensi berat (Grade III). Diagnosa hipertensi setidaknya berdasarkan
sekurang-kurangnya 3 kali pemeriksaan tekanan darah pada pertemuan yang
terpisah (18).
Demensia
Prevalensi anatara hipertensi disertai demensia meningkat pada usia lanjut.
Hipertensi merupakan faktor risiko yang penting pada vaskular demensia dan
penyakit Alzheimer. Kontrol tekanan darah yang minim berhubungan
langsung dengan kelainan kognitif parah lainnya (2).
c. Penyakit ginjal kronis
Hipertensi dan penuaan memberikan dampak bagi fungsi ginjal. Tekanan
darah sistolik merupakan prediktor indipenden yang kuat dari kelainan fungsi
ginjal pada pasien usia lanjut dengan hipertensi yang menetap. 75 % penyakit
ginjal kronis terjadi pada pasien dengan usia >65 tahun (2).
d. Perubahan retina
Prevalensi lesi retina meningkat pada tekanan darah sistolik yang tinggi.
10
11
reseptor
angiotensin
II
(ARB)
secara
langsung
12
13
14
BAB III
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Abrass IB. The biology and physiology of aging. West J Med.
1990;153:641-645
2. Lionakis N, Mendrinos D, Sanidas E, et al. Hypertention in elderly. World
J Cardiol. 2012 May 26; 4(5): 135-147.
3. Sheps. 2005. Mengatasi tekanan darah tinggi. Jakarta : Intisari Mediatama.
4. Babatsikou F, Zavitsanou A. Epidemiology of hypertention in the elderly.
Health Science Journal. 2010; 4: 24-28.
5. Ezzati M, Lopez AD, Rodgers A, et al. Selected major risk factors and
global and regional burden of disaease. Lancet. 2002; 360: 1347-1360
6. Levy D, Larson MG, Vasan RS, Kannel WB, Ho KK. The progression
from hypertension to congestive heart failure. JAMA. 1996;275:15571562.
7. Wassertheil-Smoller S, Anderson G, Psaty BM, Black HR, Manson J,
Wong N, Francis J, Grimm R, Kotchen T, Langer R. Hypertension and its
treatment in postmenopausal women: baseline data from the Women's
Health Initiative. Hypertension. 2000;36:780-789
8. Ong KL, Tso AW, Lam KS, Cheung BM. Gender difference in blood
pressure control and cardiovascular risk factors in Americans with
diagnosed hypertension. Hypertension. 2008;51:1142-1148.
9. Gunawan L. 2001. Hipertensi : Tekanan darah tinggi. Yogyakarta :
Percetakan Kanisus.
10. Corwin EJ. 2001. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC.
11. O'Rourke MF, Hashimoto J. Mechanical factors in arterial aging: a clinical
perspective. J Am Coll Cardiol. 2007;50:1-13.
12. Seals DR, Esler MD. Human ageing and the sympathoadrenal system. J
Physiol. 2000;528:407-417.
13. Kario K, Eguchi K, Nakagawa Y, Motai K, Shimada K. Relationship
between extreme dippers and orthostatic hypertension in elderly
hypertensive patients. Hypertension. 1998;31:77-82.
16
14. Beck LH. The aging kidney. Defending a delicate balance of fluid and
electrolytes. Geriatrics. 2000;55:26-28, 31-32
15. Davis BR, Langford HG, Blaufox MD, Curb JD, Polk BF, Shulman NB.
The association of postural changes in systolic blood pressure and
mortality in persons with hypertension: the Hypertension Detection and
Follow-up Program experience. Circulation. 1987;75:340-346.
16. Wijayakusuma,H.M. 2000. Ramuan Tradisional untuk pengobatan Darah
Tinggi. Jakarta: Swadaya.
17. Wiryowidagdo,S. 2002. Obat tradisional untuk penyakit jantung, darah tinggi
dan kolestrol. Jakarta : Agromedia Pustaka.
18. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL,
Jones DW, Materson BJ, Oparil S, Wright JT. The Seventh Report of the
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment of High Blood Pressure: the JNC 7 report. JAMA.
2003;289:2560-2572.
19. James PA, Oparil S, Carter BL, et al. 2014 Evidence-based guideline for the
management of high blood pressure in adults, report from the panel members
appointed to the eighth Joint National Committee (JNC 8). American Medical
Association. 2013.
20. Frishman WH, Jaigobin C. ACCF/AHA 2011 expert consensus document
on hypertension in the elderly: a report of the American College of
Cardiology Foundation Task Force on Clinical Expert Consensus
documents developed in collaboration with the American Academy of
Neurology, American Geriatrics Society, American Society for Preventive
Cardiology, American Society of Hypertension, American Society of
Nephrology, Association of Black Cardiologists, and European Society of
Hypertension. J Am Coll Cardiol. 2011;57:2037-2114
21. Mancia G, Laurent S, Agabiti-Rosei E, Ambrosioni E, Burnier M,
Caulfield MJ, Cifkova R, Clment D, Coca A, Dominiczak A. Reappraisal
of European guidelines on hypertension management: a European Society
of Hypertension Task Force document. J Hypertens. 2009;27:2121-2158
22. Jamerson K, Weber MA, Bakris GL, Dahlf B, Pitt B, Shi V, Hester A,
Gupte J, Gatlin M, Velazquez EJ. Benazepril plus amlodipine or
hydrochlorothiazide for hypertension in high-risk patients. N Engl J Med.
2008;359:2417-2428.
23. Bulpitt CJ, Beckett NS, Cooke J, Dumitrascu DL, Gil-Extremera B,
Nachev C, Nunes M, Peters R, Staessen JA, Thijs L. Results of the pilot
study for the Hypertension in the Very Elderly Trial. J Hypertens.
2003;21:2409-2417
17
18