Anda di halaman 1dari 20

PENGUKURAN COS PHI METER

MAKALAH
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengukuran Besaran Listrik

Disusun Oleh :
Alvryt Ervyan (1323110529)
Saftian Davi (1323110542)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Palembang, 28 Desember 2014
Penyusun

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam penggunaan energi listrik untuk level
industri adalah masalah faktor daya atau cos yang lebih rendah daripada yang diterapkan
oleh penyedia listrik. Dalam kasus ini khususnya di Indonesia, pihak industri diwajibkan
membayar daya reaktif yang digunakan kepada penyedia layanan listrik, atau dalam istilah
PLN-nya lebih dikenal dengan istilah denda KVAR. Penjelasan tentang kenapa hal ini
dikenakan denda, gimana cara mengukurnya dan bagaimana cara mengembalikan nilai faktor
daya ini ke nilai idealnya, akan coba penulis bahas pada artikel di bawah ini.
Perlu diperhatikan disini bahwa pada makalah ini, asumsi yang digunakan adalah sistem
listrik dengan menggunakan sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni dan menggunakan
beban linier. Beban linier yang dimaksud disini adalah beban yang tidak merubah bentuk arus
sumber, atau dengan kata lain menghasilkan bentuk arus yang sama dengan bentuk tegangan
sumber.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah bahwa penulis selain untuk
memenuhi tugas salah satu mata kuliah dari pengukuran besaran listrik, penulis juga berharap
pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan tentang cos phi meter ini yang mana sangat
berguna di kehidupan sehari-hari dalam pengukuran besaran listrik.

II.

POKOK PERMASALAH

Untuk membatasi pembahasan yang akan dibahasa dalam makalah ini kami akan
membahas beberapa point-point penting yang akan dibahas diantaranya;

Dasar Teori Daya


Definisi Cos Phi Meter
Jenis-Jenis Cos Phi Meter
Teknik Pengukuran Cos Phi Meter
Prinsip Kerja Cos Phi meter
Perbaikan Faktor Daya atau Cos dan Perhitungan Kompensasi Daya Reaktif

III.

PEMBAHASAN

III.1. Dasar Teori


Pada pembahasan kali ini, asumsi yang digunakan adalah sistem listrik menggunakan
sumber tegangan berbentuk sinusoidal murni dan beban linier. Beban linier adalah beban
yang menghasilkan bentuk arus sama dengan bentuk tegangan. Pada kasus sumber tegangan
berbentuk sinusoidal murni, beban linier mengakibatkan arus yang mengalir pada jaringan
juga berbentuk sinusoidal murni. Beban linier dapat diklasifikasikan menjadi 4
macam, beban resistif, dicirikan dengan arus yang sefasa dengan tegangan. Beban induktif,
dicirikan dengan arus yang tertinggal terhadap tegangan sebesar 90. Beban kapasitif,
dicirikan dengan arus yang mendahului terhadap tegangan sebesar 90, dan beban yang
merupakan kombinasi dari

tiga

jenis

tersebut,

tertinggal/mendahului tegangan sebesar sudut, katakan,

dicirikan

dengan

arus

yang

. Gambar dibawah menunjukkan

tegangan dan arus pada berbagai beban linier.

Dalam sistem tenaga listrik dikenal tiga jenis daya, yaitu daya aktif atau real power
(P), daya reaktif atau reactive power (Q), dan daya nyata atau apparent power (S). Daya
aktif adalah daya yang termanfaatkan oleh konsumen, dapat dikonversi ke pekerjaan yang
bermanfaat (pekerjaan yang sebenarnya); bisa berubah menjadi energi gerak pada motor; bisa
menjadi panas pada heater; ataupun dapat diubah kebentuk energi nyata lainnya. Perlu
diingat bahwa daya ini memiliki satuan watt (W) atau kilowatt (kW).
Sedangkan daya reaktif adalah daya yang digunakan untuk membangkitkan
medan/daya magnetik. Daya ini memiliki satuan volt-ampere-reaktif (VAR) atau kilovar
(kVAR). Daya reaktif sering juga dijelaskan dengan daya yang timbul akibat penggunaan
beban yang bersifat induktif atau kapasitif. Contoh beban yang bersifat induktif (menyerap

daya reaktif) adalah transformer, lampu TL, dan belitan. Pada konsumen level industri, beban
induktif yang paling banyak digunakan adalah motor listrik atau pompa listrik. Sedangkan
contoh beban kapasitif (mengeluarkan daya reaktif) adalah kapasitor. Pembahasan tentang
hubungannya dengan faktor daya atau cos akan dibahas berikutnya.
Daya nyata merupakan jumlah daya total yang terdiri dari daya reaktif (P) dan daya reaktif
(Q) yang dirumuskan :

Hubungan ketiga daya itu dapat juga digambarkan dalam bentuk segitiga daya seperti pada
Gambar berikut :

Gambar Segitiga Daya


Perbandingan antara daya aktif (P) dan daya nyata (S) inilah dikenal dengan istilah
faktor daya atau power factor (PF). Apabila dilihat pada segitiga daya diatas, perbandingan
daya aktif (P) dan daya nyata (S) merupakan nilai cos . Oleh karena hal ini, istilah faktor
daya (PF) juga sering dikenal dengan sebutan nilai cos .
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beban yang sering digunakan pada konsumen level
industri kebanyakan bersifat induktif. Peningkatan beban yang bersifat induktif ini pada
sistem tenaga listrik dapat menurunkan nilai faktor daya (PF) dalam proses pengiriman daya.
Penurunan faktor daya (PF) ini dapat menimbulkan berbagai kerugian, yang antara lain:
1.
2.
3.
4.

Memperbesar kebutuhan kVA


Penurunan Efisiensi penyaluran daya
Memperbesar rugi-rugi panas kawat dan peralatan
Mutu listrik menjadi rendah karena adanya drop tegangan

Untuk alasan kerugian akibat penurunan faktor daya (PF) inilah, penyedia layanan listrik,
PLN, menetapkan denda VAR, dalam usaha untuk menghimbau konsumennya agar ikut
berkontribusi menjaga faktor daya pada kondisi idealnya. Dengan cara seperti ini, para
konsumen level industri akan berusaha untuk mendapatkan faktor daya yang baik agar tidak

sia-sia bayar mahal kepada penyedia layanan listrik. Denda atau biaya kelebihan penggunaan
daya reaktif ini dikenakan apabila jumlah pemakaian faktor daya atau cos rata-rata tercatat
lebih rendah daripada 0.85. Perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus sbb :
[ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hk
dimana :
B = pemakaian k VARH
A1= pemakaian kWH WPB
A2 = pemakaian kWH LWBP
Hk = harga kelebihan pemakaian kVARH
III.2. Definisi Cos Phi Meter
Dalam pengertian seharihari disebut pengukur Cosinus phi ( ). Tujuan pengukuran
Cos atau pengukur nilai cosinus sudut phasa adalah, memberikan penunjukan secara
langsung dari selisih phasa yang timbul antara arus dan tegangan. Kita menghendaki bukan
penunjukan sudut phasa melainkan penunjukan cosinus phi. Untuk menghitung Cos dengan
menggunakan rumus:

Keterangan:
P = daya dalam satuan watt
V = tegangan dalam satuan volt
I = arus listrik dalam satuan ampere
Cosphimeter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui, besarnya faktor kerja
(power factor) yang merupakan beda fase antara tegangan dan arus. Dalam pengertian seharihari disebut pengukur Cosinus phi (f ). Tujuan pengukuran Cos f atau pengukur nilai cosinus
sudut phasa. Cara penyambungan adalah tidak berbeda dengan watt meter sebagaimana
gambar dibawah ini :

Gambar pemasangan cara pengukuran cos phi meter.


Cosphimeter banyak digunakan dan terpasang pada :
Panel pengukuran mesin pembangkit
Panel gardu hubung gardu induk
Alat pengujian, alat penerangan, dan lain-lain.
III.3. Jenis-Jenis Cosphimeter
Jenis-jenis cosphimeter yaitu :
Cosphimeter Circutor
Cosphimeter ini dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar Cos Phi meter Circutor

Cosphimeter Perinsip Elektro Dinamis


Cosphimeter ini dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar Cosphimeter Perinsip Elektro Dinamis


Cosphimeter dengan Azas Kumparan Silang
Cosphimeter ini dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar Cosphimeter dengan Azas Kuparan Silang

Cos Phi meter dengan azas besi putar

Gambar Cosphimeter dengan Azas Besi Putar

III.4. Teknik Pengukuran Cos Phi Meter


Berikut ini adalah gambar wiring cara pengukuran Cos Phi dimana kami
menggunakan motor sebagai bebannya.

Cos Phi
Meter
P1

P2

C1

C2

AC

Gambar Pengukuran Cos Phi Meter

Dimana P1 dan P2 adalah coil untuk mengukur beda potensial atau tegangan pada
beban sedangkan C1 dan C2 adalah coil untuk mengukur besaran arus yang mengalir pada
beban sehingga pemasangan kabelnya harus di seri. Setelah beban dinyalakan, Cos Phi Meter
akan menunjukkan angkanya apakah tegangannya akan lagging atau leading itu semua
tergantung pembacaan Cos Phi meter yang akan membandingkan antara tegangan dan arus
yang terukur.

Gambar Panel depan Cos Phi meter


Pembacaan harga pada alat ukur cosphimeter secara cermat harus dilakukan dengan
melihat tepat diatas jarum penunjuk. Dengan demikian dibaca harga pada garis skala yang
tertulis tepat dibawah runcing jarum. Bila tidak melihat tepat diatas penunjuk akan terbaca
harga sebelah kiri atau disebelah kanan dari garis sebenarnya, kesalahan ini disebut paralaks.
Untuk menghindari paralaks tersebut runcing jarum dari alat cermat dibuat berupa sayap tipis
dan dipasang cermin kecil dibawah runcing jarum skala. Dalam posisi baca yang benar, maka
jarum runcing dan bayangannya pada cermin harus tepat satu garis tipis.
Cara merubah batas ukur pada alat ukur cosphimeter dilakukan dengan menambah
atau mengurangi tahanan sebelum besaran listrik masuk ke komponen utama alat ukur
dengan perbandingan nilai tertentu terhadap nilai tahanan alat ukur, sehingga besaran
sebenarnya yang masuk pada komponen utama alat ukur tetap pada batas semula.

III.5. Prinsip Kerja Cosphimeter


Pengukuran Cos f berdasarkan pada dasar-dasar gerak listrik dapat dianggap sebagai
Pengukuran kumparan silang. Kumparan didalamnya terdiri dari kumparan arus dan
kumparan tegangan, prinsip seperti pengukur Watt. Dalam proses pengukuran Cos f , prinsip
pengukuran bukanlah dituntut hasil yang persis. Menurut petunjuk-petunjuk dari pembuat
atau yang memproduksi alat ukur, kesalahan yang diizinkan adalah dua derajat, sudut skala
penunjukan.

Gambar Kopel yang Ditimbulkan Alat Ukur Cosphimeter


Pada kumparan S1 bekerja suatu gaya,
K1= C1.I1.I3.Cos
Q = C2.VI. Cos
Gaya pada kumparan S2 besarnya:
K2 = C3 . I2 I3. Cos (90 ) = C4.V.I sin
Kopel yang ditimbulkan oleh k1 adalah;
M1 = C5.V.I. cos sin
Kopel k2 adalah;
M2=C6.V.I.sin .cos
Atau
tg = C. tg
Akibatnya bahwa dengan jarum yang dihubungkan dengan kumparan-kumparan yang
dapat bergerak dan yang sikapnya selalu sesuai dengan kumparan S2, memberi penunjukan
yang langsung berbanding lurus dengan f. Kalau arus mendahului, Gambar diatas, kopel
ditimbulkan oleh gaya I2 dari I3 karena itu kedua gaya kopel bekerja bersamasama, dimana
kumparan S2 dengan jarumnya berhenti di muka sudut negatif f berarti di sebelah kiri dari
garis tengah yang tegak.

Gambar Pengukuran Cos dengan Kumparan Tegang yang Tetap dan Inti Besi

Gambar Diagram Vektor Ambar

Gambar Prinsip Cosphimeter dan Gambar Cosphimeter dengan Azas Kumparan Silang
Elektrodinamis

Gambar Vektor Diagram Arus dan Tegangan pada Cosphimeter Dan Gambar Sambungan
Cosphimeter 1Phasa

Gambar Konstruksi Cosphimeter dengan Garis- Garis Dan Gambar Sambungan Cosphimeter
3 Phasa
Dengan kumparan-kumparan yang dapat bergerak dan yang sikapnya selalu sesuai
dengan kumparan S2, memberi penunjukan yang langsung berbanding lurus dengan f. Kopel
ditimbulkan oleh gaya I2 dari I3 karena itu kedua gaya kopel bekerja bersama-sama, dimana
kumparan S2 dengan jarumnya berhenti di muka sudut negatif f berarti di sebelah kiri dari
garis tengah yang tegak. Alat ukur faktor daya dengan daun terpolarisasi (polarized vane
power-faktor
meter) Instrumen ini terutamadigunakan dalam sistem daya tiga fasa sebab prinsip kerjanya
bergantung pada pemakaian tegangan tiga fasa.

Gambar Alat ukur faktor daya tipe daun terpolarisasi


Kumparan luar adalah kumparan potensial yang dihubungkan ke antaranantaran
sistem tiga fasa. Penyambungan tegangan tiga fasa ke kumparan potensial menyebabkan
bertindak sepertistator motor induksi tiga fasa sewaktu membangkitkan fluksi magnit
berputar. Kumparan ditengah atau kumparan arus dihubungkan seri dengan salah satu antaran
fasa, dan ini mempolariser daun-daun besi.

III.6. Perbaikan Faktor Daya atau Cos dan Perhitungan Kompensasi Daya Reaktif
Salah satu cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang kompensasi
kapasitif menggunakan kapasitor. Pada konsumen level industri istilah ini lebih dikenal
dengan sebutan pemasangan power factor correction (PFC). Kapasitor adalah komponen
listrik yang menghasilkan daya reaktif pada jaringan dimana dia tersambung. Pemasangan
PFC disini sama artinya dengan pemasangan PF controller dan capacitor bank (kumpulan
dari kapasitor-kapasitor yang dipasang secara paralel).
III.6.1. PF controller
Fungsi PF controller adalah untuk mengatur switching step-step capacitor bank sesuai
dengan nilai kompensasi daya reaktifnya (Qc) yang diperlukan untuk mencapai target faktor
daya (PF) idealnya atau yang telah ditentukan. PF controller bekerja berdasarkan sensing
parameter yang disebut C/k faktor yang diperoleh dari input tegangan dan arus. Ada 2 cara

untuk mensetting faktor C/k, yaitu secara automatic dan manual. Cara automatic mensetting
C/k dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan mode automatic pada perhitungan C/k pada
PF controller. Cara setting ini akan tergantung pada 4 parameter, yaitu :

Nilai tegangan kerja kapasitor Un


Skala arus (rasio CT yang dipakai)
Konfigurasi jaringan, 3 phasa atau 1 phasa
Rating kapasitor step pertama

PF controller secara otomatis akan mengeset nilai C/k apabila ada perubahan pada 4
parameter diatas. Untuk cara manual dapat dilakukan dengan mengacu pada perhitungan
berikut :

dimana,
Q = reactive 3-phase power of one step (kVAR)
U = system voltage (V)
k = CT ratio
III.6.2. Capasitor Bank
Capacitor bank adalah kumpulan kapasitor yang digunakan untuk memberikan
kompensasi reactive power (Qc). Kebutuhan kompensasi reactive power (Qc) yang
dibutuhkan untuk mencapai power factor (p.f) dapat dihitung berdasarkan formula :

dimana :
Qc

= kompensasi reactive power yang dibutuhkan (kVAR)

= active power (kW)

cos 1 = power factor (p.f) lama


cos 2 = power factor (p.f) baru atau target
Perhitungan ini juga dapat digambarkan pula dalam segitiga daya pada Gambar.

Gambar Segitiga Daya Kompensasi KVAR


III.6.3. Proses Kerja Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar power faktor dipasang paralel
dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir
masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan
berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian
yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif.
Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan
kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor
menyuplai daya treaktif ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif
bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil.
III.6.4. Pemasangan Kapasitor
Kapasitor yang akan digunakan untuk memperkecil atau memperbaiki PF
penempatannya ada dua cara :

1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:


Sisi primer atau sekunder transformator
Pada bus pusat pengontrol
2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan
Feeder kecil
Pada rangkaian cabang
Langsung pada beban

III.6.5. Perawatan Capasitor Bank


Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki PF supaya tahan lama tentunya harus
dirawat secara teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat yang
lembab yang tidak terlindungi dari debu dan kotoran. Sebelum melakukan pemeriksaan
pastikan bahwa kapasitor tidak terhubung lagi dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini
masih mengandung muatan berarti masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus

dihubung singkatkan supaya muatannya hilang. Adapun jenis pemeriksaan yang harus
dilakukan meliputi :

Pemeriksaan kebocoran
Pemeriksaan kabel dan penyangga
Pemeriksaan isolator

IV.

KESIMPULAN

Setelah membuat makalah ini dan banyak membaca melalui materi materi dari berbagai
sumber yang kami peroleh dari media online dapat kami simpulkan bahwa Cos Phi meter
adalah alat yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara arus dan tegangan.
Dimana arus tersebut atau tegangan tersebut dapat saling mendahului dengan sudut
kemiringan 90 derajat tergantung dari beban yang di gunakan dalam satu Loop. Beban linier
dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, beban resistif, dicirikan dengan arus yang sefasa
dengan tegangan. Beban induktif, dicirikan dengan arus yang tertinggal terhadap tegangan
sebesar
. Beban kapasitif, dicirikan dengan arus yang mendahului terhadap tegangan
sebesar
, dan beban yang merupakan kombinasi dari tiga jenis tersebut, dicirikan dengan
arus yang tertinggal/mendahului tegangan sebesar sudut, katakan, . Sehingga dapat di
artikan Cos phi pada suatu alat hanya ada 0 1. Cos yang paling mendekati 1 adalah Cos Phi
yang paling baik.
Untuk memperbaiki faktor daya yang rendah adalah dengan memasang kompensasi
kapasitif menggunakan kapasitor. Pada konsumen level industri istilah ini lebih dikenal
dengan sebutan pemasangan power factor correction (PFC). Kapasitor adalah komponen
listrik yang menghasilkan daya reaktif pada jaringan dimana dia tersambung. Pemasangan
PFC disini sama artinya dengan pemasangan PF controller dan capacitor bank (kumpulan
dari kapasitor-kapasitor yang dipasang secara paralel).
Kumpulan kapasitor yang digunakan untuk memberikan kompensasi reactive power (Qc).
Kebutuhan kompensasi reactive power (Qc) yang dibutuhkan untuk mencapai power factor
dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang telah dibahas diatas tadi. Kapasitor adalah
komponen listrik yang justru menghasilkan daya reaktif pada jaringan dimana dia
tersambung. Pada jaringan yang bersifat induktif dengan segitiga daya seperti ditunjukkan
pada Gambar dibawah, apabila kapasitor dipasang maka daya reaktif yang harus disediakan
oleh sumber akan berkurang sebesar
(yang merupakan daya reaktif berasal dari
kapasitor). Karena daya aktif tidak berubah sedangkan daya reaktif berkurang, maka dari
sudut pandang sumber, segitiga daya yang baru diperoleh. Ditunjukkan pada Gambar
dibawah garis oranye. Terlihat bahwa sudut mengecil akibat pemasangan kapasitor
tersebut sehingga faktor daya jaringan akan naik.

Gambar Segitiga Daya

V.

DAFTAR PUSTAKA

1. Saiful Adib, Evaluasi Kelayakan Capacitor Bank


2. Mahmud Hasan, Cos Phi Meter. (http://www.scribd.com/doc/32931995/Cos-PhiMeter#scribd)
3. Arwindra
Rizqiawan,
Memahami
Faktor
Daya
(http://konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/)
4. Ponsa
Lim,
Cara
Pengunaan
Cos
Phi
Meter
(http://konversi.wordpress.com/2010/05/05/memahami-faktor-daya/)
5. Teknik
Ketenagalistrikan,
Faktor
Daya
(Cos
Phi).
(http://teknikketenagalistrikan.blogspot.sg/2013/05/faktor-daya-cos-phi.html#.RwncBa7DKg)
6. Hanif Guntoro, Perbaikan Power Faktor Menggunakan Kapasitor. (http://dunialistrik.blogspot.sg/2008/12/perbaikan-faktor-daya-menggunakan.html)
7. Rusdi Ariawan, Cos Phi Meter. (http://www.scribd.com/doc/32931995/Cos-PhiMeter#scribd)

Anda mungkin juga menyukai