Anda di halaman 1dari 4

Pertanyaan :

1. Mengapa Chadwick dapat menyatakan bahwa sinar yang diradiasikan oleh berillium
bukan sinar melainkan adalah neutron?
2. Buktikan bahwa :
3. Jelaskan mengenai spin inti!
Jawab :
1. PERCOBAAN CHADWICK
Berdasarkan percobaan sinar- yang ditembakkan ke Berillium akan menimbulkan sinar
radiasi.
Pada tahun 1930, Bothe dan Becker melakukan percobaan tersebut dan menyimpulkan
bahwa sinar radiasi yang dihasilkan ini memiliki daya tembus yang tinggi.
Pada tahun 1932, F. Joliot dan I. Joliot Curie melakukan hal yang sama, hanya saja
mereka meletakkan absorber yang terbuat dari bahan yang mengandung Hidrogen,
seperti parafin, diantara Berillium dan detektor. Dari percobaan tersebut mereka
mengamati bahwa arus detektor (yaitu ruang ionisasi) menjadi bertambah yang
disebabkan karena proton dari parafin. Joliot dan Currie mengira sinar yang keluar dari
Berillium menyebabkan hamburan Compton dengan proton dalam parafin.
Radiasi sinar ini bersifat :
a. Memiliki daya tembus sangat besar.
b. Bersifat netral karena tidak dipengaruhi oleh medan magnet maupun medan listrik.
c. Dapat melontarkan proton.
Pada tahun 1932, Chadwick melakukan percobaan tersebut dan membantah bahwa sinar
yang diradiasikan tersebut bukanlah sinar . Bila memang benar sinar radiasi tersebut
adalah sinar , maka sinar harus berenergi sekitar 7 MeV karena berdaya tembus sangat
tinggi. Sedangkan berdasarkan hasil percobaan Joliot dan Currie, sinar harus berenergi
sekitar 50 MeV karena dapat melontarkan proton.
Proses yang mungkin terjadi bila sinar keluar sebagai akibat reaksi inti di atas adalah :

Energi dari sinar dihitung dengan persamaan energi :

Dimana :
M adalah massa dan Ek adalah energi kinetik.
Bila Ek(C13) diabaikan dan Ek(He4) = 5 MeV, diperoleh :

Dengan energi sebesar 16 MeV tidak sinar melakukan hamburan Compton dengan inti
atom hidrogen dalam parafin. Jadi, Chadwick menyatakan bahwa sinar radiasi tersebut
bukanlah sinar melainkan sinar neutron yang bersifat netral dan memiliki massa
mendekati massa proton.
2. JEJARI RATA-RATA INTI
Kerapatan massa inti pada suatu atom cenderung bernilai konstan karena distribusi
materi inti (proton dan neutron) pada atom cenderung seragam.
Berdasarkan model inti atom proton-neutron, dimana massa inti merupakan bilangan
bulat dari massa proton, dimana bilangan bulat tersebut merupakan nomor massa A.
Maka :
Sehingga :
Inti atom dianggap memiliki bentuk bola, sehingga :
dimana R merupakan jari-jari inti.
Dari persamaan kerapatan inti di atas, maka :
Sehingga :
Agar menjadi persamaan harus ditambahkan suatu konstanta, sehingga :

Dimana r0 adalah parameter jari-jari inti.


3. SPIN INTI
Neutron dan proton yang menjadi penyusun inti dari suatu atom mengalami pergerakan
seperti bumi. Pergerakan tersebut menimbulkan penyusun inti memiliki spin (intrinsik)
dan gerakan orbital. Spin S ini berperilaku seperti momentum sudut, namun tidak
tergantung pada gerak orbital. Hal serupa juga dinyatakan dalam pembahasan tentang
spin elektron. Bahwa dalam usaha untuk menerangkan struktur halus garis spektral dan
efek Zeeman anomalous, S.A. Goudsmit dan G.E. Uhlenbeck pada tahun 1925
mengusulkan bahwa elektron memiliki momentum sudut intrinsik yang bebas dari

momentum sudut orbitalnya dan berkaitan dengan momentum sudut itu terdapat momen
magnetik.
Suatu partikel bermuatan bermassa tertentu, yang bergerak dengan kecepatan tertentu
mempunyai momentum angular sebesar mvr.
Menurut mekanika kuantum, momentum angular berharga kelipatan bulat dari tetapan
Planck (h) dibagi 2, maka momentum angular (p) = .
Suatu partikel berputar pada orbit dengan momentum angular sebesar , berputar pula
pada porosnya (spin) dengan momentum angular spin 1/2. Jadi partikel tersebut
memiliki momentum angular spin. Setiap partikel melakukan spin dalam satu cara dari
dua kemungkinannya, yaitu -1/2 atau +1/2. Kedua cara tersebut disebut spin up dan
spin down.

Total momentum angular inti merupakan penjumlahan momentum angular orbital dan
momentum angular spin dari semua nukleon penyusun inti.
Aturan untuk menentukan momentum angular orbital adalah sebagai berikut :
a. Untuk nukleon sebanyak A, baik yang genap maupun yang ganjil, jumlah momentum

angular orbitalnya merupakan bilangan bulat.


b. Jika A genap, momentum angular spinnya merupakan bilangan bulat (0, 1, 2, 3,

).
c. Jika A ganjil, momentum angular spinnya merupakan bilangan setengahan (1/2, 3/2,

5/2 ,.).

Referensi :
Sutrisno. 1998. Seri Fisika dasar : Fisika Modern. Jakarta : Erlangga
Lestari,
Wiji.
2013.
Struktur
Inti
Atom
dalam
lestari.blogspot.com/2013/05/struktur-inti-atom.html
September 2014.

diakses

pada

http://wijjtanggal

28

Anda mungkin juga menyukai