Pria 40 tahun
Diabetes mellitus tipe 2 biasanya timbul pada usia 40 tahun keatas, tetapi dapat juga
terjadi dan diketahui semakin meningkat kejadiannya saat ini pada orang-orang yang
lebih muda, terutama pada etnik tertentu dan obese.
Riwayat kolestrol keluarga dan badan gemuk
Perkembangan resistensi insulin yang menjadi penyebab dasar Diabetes Mellitus tipe
2 dan gangguan metabolisme glukosa biasanya terjadi secara bertahap, yang dimulai
dengan peningkatan berat badan dan obesitas. Akan tetapi, mekanisme yang
menghubungkan obesitas dengan resistensi insulin masih belum pasti. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa jumlah reseptor insulin di otot rangka, hati, dan jaringan
adiposa pada orang obese lebih sedikit daripada jumlah reseptor pada orang yang kurus.
Namun, kebanyakan resistensi insulin agaknya disebabkan oleh kelainan jaras sinyal
yang menghubungkan reseptor yang teraktivasi dengan berbagai efek selular. Gangguan
sinyal insulin agaknya disebabkan oleh efek toksik dari akumulasi lipid di jaringan
seperti otot rangka dan hati akibat kelebihan berat badan. Resistensi insulin merupakan
bagian dari serangkaian kelainan yang sering disebut dengan sindrom metabolik.
Beberapa gambaran sindrom metabolik meliputi: (1) obesitas, terutama akumulasi lemak
abdomen; (2) resistensi insulin; (3) hiperglikemia puasa; (4) abnormalitas lipid, seperti
peningkatan kadar trigliserida darah dan penurunan HDL di darah; dan (5) hipertensi.
Semua gambaran sindrom metabolik berkaitan erat dengan kelebihan berat badan,
terutama dengan akumulasi jaringan adiposa di rongga abdomen di sekitar organ-organ
visera.
Analisis Keluhan
Sering sekali buang air kecil, sampai-sampai waktu tidur malamnya terganggu
karena harus beberapa kali bolak-balik ke kamar mandi
Frekuensi atau polikasuria adalah frekuensi berkemih yang lebih dari normal.
Polikasuria dapat disebabkan karena produksi urine yang berlebihan (poliuria) atau
karena kapasitas buli-buli yang menurun sehingga sewaktu buli-buli terisi pada volume
yang belum mencapai kapasitasnya, rangsangan miksi sudah terjadi. Penyakit-penyakit
seperti diabetes mellitus, diabetes insipidus, atau pun asupan cairan yang berlebihan
merupakan penyebab terjadinya poliuria; sedangkan menurunnya kapasitas buli-buli
dapat disebabkan karena adanya obstruksi infravesika, menurunnya komplians buli-buli,
buli-buli contracted, dan buli-buli yang mengalami inflamasi atau iritasi oleh benda asing
di dalam buli-buli.
Nokturia adalah polikasuria yang terjadi pada malam hari. Seperti pada polikasuria,
pada nokturia mungkin disebabkan karena produksi urine meningkat atau pun karena
kapasitas buli-buli yang menurun. Orang yang mengkomsumsi banyak air sebelum tidur,
apalagi mengandung alkohol dan kopi menyebabkan produksi urine meningkat. Pada
malam hari, produksi urine meningkat pada pasien-pasien gagal jantung kongestif dan
edema perifer karena pada posisi supinasi. Demikian halnya pada pasien usia tua, tidak
jarang peningkatan produksi urine pada malam hari karena kegagalan ginjal melakukan
konsentrasi (pemekatan) urine.
Hiperglikemia dapat menimbulkan gejala yang terjadi akibat hiperosmolalitas darah.
Selain itu, terjadi glikosuria karena kemampuan reabsorpsi tubulus dalam menyerap
kembali glukosa terlampaui. Ekskresi molekul glukosa yang aktif secara osmotik
menyebabkan hilangnya sejumlah besar air (diuresis osmotik).
Adanya zat terlarut dalam jumlah besar yang tidak direabsorpsi dalam tubulus ginjal
akan menyebabkan peningkatan volume urine yang disebut diuresis osmotik. Zat terlarut
yang tidak direabsorpsi di tubulus proksimal ini akan memberi pengaruh osmotik yang
cukup besar seiring berkurangnya volume cairan tubulus dan meningkatnya kadar zat
terlarut tersebut. Peningkatan kadar zat terlarut ini akan menahan air dalam tubulus.
Selain itu, gradien konsentrasi Na+ akan menjadi pembatas kerja pompa Na+ di tubulus
proksimal. Pada keadaan normal, reabsorpsi air di tubulus proksimal mencegah
peningkatan gradien konsentrasi Na+ yang berarti, namun pada diuresis osmotik ini
konsentrasi Na+ di cairan tubulus menurun akibat penurunan reabsorpsi air karena
adanya peningkatan jumlah zat terlarut yang tidak direabsorpsi di cairan tubulus. Bila
gradien konsentrasi pembatas telah tercapai, reabsorpsi Na+ selanjutnya di tubulus
proksimal terhambat; akan tetapi banyak Na+ yang tertinggal di tubulus dan air juga akan
tertahan di dalamnya. Akibatnya, ansa Henle mengandung cairan isotonik yang sangat
banyak. Konsentrasi Na+ dalam cairan ini rendah, namun jumlah total Na+ yang
mencapai ansa Henle dalam satu satuan waktu meningkat. Di ansa Henle, reabsorpsi air
dan Na+ berkurang karena hipertonisitas medula menurun. Penurunan ini terutama
disebabkan oleh penurunan reabsorpsi Na+, K+ dan Cl- di pars asendens ansa Henle
karena tercapainya gradien konsentrasi pembatas untuk reabsorpsi Na+. Lebih banyak
cairan yang melalui tubulus distal, dan karena terjadinya penurunan tingkat gradien
osmotik di piramida medula, reabsorpsi air di duktus koligentes pu berkurang. Akibatnya
terjadi peningkatan mencolok volume urine yang dibentuk beserta peningkatan ekskresi
Na+ dan elektrolit lainnya.
Semakin sering makan dan minum
Hiperglikemia dapat menimbulkan gejala yang terjadi akibat hiperosmolalitas darah.
Selain itu, terjadi glikosuria karena kemampuan reabsorpsi tubulus dalam menyerap
kembali glukosa terlampaui. Ekskresi molekul glukosa yang aktif secara osmotik
menyebabkan hilangnya sejumlah besar air (diuresis osmotik). Dehidrasi yang terjadi
mengaktifkan mekanisme yang mengatur asupan air sehingga timbul polidipsia.
Berat badan menurun padahal sebelumnya gemuk
Kelebihan glukosa di luar sel pada diabetes berbeda dengan defisit intrasel.
Katabolisme glukosa secara normal adalah sumber energi utama untuk proses-proses sel,
dan pada diabetes kebutuhan energi hanya dapat dipenuhi dengan menggunakan
cadangan protein dan lemak. Terjadi pengaktifan mekanisme-mekanisme yang sangat
meningkatkan katabolisme protein dan lemak, dan salah satu akibat peningkatan
katabolisme lemak adalah ketosis.
Metabolisme Lemak