Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penulis
Daftar isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 3
1.1. LATAR BELAKANG ..................................................................................................... 3
1.2. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................... 4
1.3. TUJUAN PENULISAN ................................................................................................. 4
1.4. METODOLOGI PENULISAN........................................................................................ 4
1.5. MANFAAT PENULISAN .............................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 5
2.1. PENGERTIAN MULTIVIBRATOR ................................................................................ 5
2.1. JENIS JENIS MULTIVIBRATOR ................................................................................... 5
2.2.1 ASTABLE MULTIVIBRATOR ................................................................................. 6
2.2.2 MONOSTABLE MULTIVIBRATOR ...................................................................... 21
2.2.3 BISTABLE MULTIVIBRATOR .............................................................................. 29
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 34
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 35
BAB I
PENDAHULUAN
elektronik
yang menghasilkan
gelombang kotak,
atau
gelombang lain yang bukan sinusoida seperti gelombang segi empat dan
gelombang gigi gergaji, untuk membangkitkan frekuensi dasar dengan
banyak harmonik, dan untuk menimbulkan tegangan untuk menyalakan
dan memadamkan rangkaian elektronik gerbang ataupun sakelar. dengan
input clock yang dihasilkan oleh sebuah multivibrator, rangkaian seperti
counter, shift register maupun memory dapat menjalankan fungsinya
dengan benar.
Nama dari multivibrator sendiri diturunkan dari kenyataan bahwa
gelombang kotak terdiri dari sejumlah besar gelombang sinusoida dengan
frekuensi yang berbeda beda
bentuk
rangkaian
serta
penjelasan
mengenai
multivibrator?
3. Apa saja jenis jenis multivibrator?
penyusunan
makalah,
penulis
menggunakan
metode
BAB II
PEMBAHASAN
tegangan
untuk
menyalakan
dan
memadamkan
1. Astable multivibrator
dimana sirkuit tidak stabil pada salah satu keadaan, ini
berosilasi terus-menerus dari satu keadaan ke keadaan lainnya.
2. Monostable multivibrator
dimana salah satu keadaan adalah stabil, tetapi yang lainnya
takstabil. Sirkuit akan berubah ke keadaan takstabil untuk
waktu tertentu, tetapi akan selalu kembali ke keadaan stabil.
Sirkuit ini berguna untuk membuat pewaktuan dengan jeda
tetap untuk menanggapi isyarat luar.
3. Bistable
dimana sirkuit akan tetap berada pada salah satu keadaan.
Sirkuit dapat diubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya
dengan penyulut eksternal. Sirkuit ini adalah blok fasis dari
register dan memori digital.
gelombang
kotak
pada
keluarannya.
keadaan
memiliki
periode
yang
tetap.
Rangkaian
dengan rangkaian osilator dan kondisi ini sering disebut dengan free
running.
Operasi dari osilator seperti pada gambar Rangkaian Multivibrator
Astabil Schmitt Trigger adalah:
Bentuk gelombang dari Vout dan Vkap dapat dilihat pada gambar
dibawah.
Perancangan Rangkaian
Rangkaian multivibrator astabil yang dibuat dengan teknologi film
tebal ini memanfaatkan kombinasi dua buah transistor NPN, dua buah
kapasitor, dan empat buah resistor. Pada rangkaian multivibrator
astabil ini. Dua buah transistor yang digunakan akan dioperasikan
sebagai suatu saklar (switch). Nilai-nilai 4 buah resistor yang
digunakan, yaitu 2 buah digunakan sebagai resistansi kolektor dan 2
buah digunakan sebagai resistansi basis haruslah memiliki nilai
resistansi yang tepat untuk memastikan transistor akan on pada saat
transistor berada dalam keadaan saturasi (on) dan akan off pada saat
berada dalam keadaan cutoff (tersumbat). Resistor-resistor tersebut
akan menentukan besarnya arus basis transistor, nilai arus basis ini
yang akan menentukan apakah transistor akan berada dalam keadaan
saturasi atau berada dalam keadaan tersumbat. Untuk menentukan
periode masing-masing level tegangan keluaran, digunakan resistor
dan kapasitor dengan nilai tertentu.
Rangkaian
multivibrator
astabil
tersebut
disusun
dengan
10
11
12
D = W / T x 100% (5)
Besarnya W dan T ditunjukkan dalam Gambar 5 yang merupakan
bentuk gelombang keluaran multivibrator astabil. W merupakan waktu
osilasi keluaran pada saat mencapai tegangan VCC, sedangkan T
merupakan periode osilasi keluaran.
Siklus kerja (duty cycle) selalu berada di antara 50 dan 100 persen,
tergantung pada nilai-nilai komponen kapasitor dan resistor yang
menyusunnya.
Komponen Surface Mount Device (SMD)
Teknologi film tebal tidak dapat digunakan untuk pembuatan
komponen-komponen aktif, seperti: dioda, transistor, dan komponen
semikonduktor lainnya. Oleh karena itu komponen-komponen aktif
yang diperlukan dalam suatu rangkaian elektronika yang dibuat harus
13
ditambahkan sendiri ke dalam rangkaian tersebut. Komponenkomponen aktif yang cocok untuk digabungkan dalam proses
teknologi film tebal ini adalah yang berupa Surface Mount Device
(SMD), karena SMD tidak memerlukan lubang pada substrat untuk
menempelkan kaki-kakinya. Apabila tidak digunakan SMD atau
hanya digunakan komponen standar, komponen-komponen tersebut
tentunya akan memerlukan lubang pada substrat. Proses pelubangan
dilakukan dengan menggunakan pengeboran ultrasonik atau oleh
laser. Proses tersebut memerlukan biaya yang sangat besar, oleh
karena itu agar biaya pembuatan dapat ditekan digunakanlah
komponen SMD yang tentunya tidak memerlukan proses pengeboran
pada substrat.
Penempatan komponen SMD yang digunakan pada substrat adalah
dengan cara penyolderan SMD tersebut yang sebelumnya telah
ditempatkan pada pad konduktor yang telah tercetak. Penyolderan
dilakukan dengan menggunakan pasta solder.
Di
samping
berupa
komponen-komponen
aktif,
SMD
juga
14
-1
, pasta
-1
dan
-1
1000 W . .
15
R1 dan R4 = RC
R2 dan R3 = RB
Pada kondisi saturasi (transistor on),
IC (sat) = VCC /RC = 5V/30W = 167 mA
IB (sat) = I C (sat) /hFE (min) = 167 mA/180 = 0,928 mA
IB = IB(sat)
IB = 0,928 mA
Supaya transistor berada dalam keadaan saturasi pada saat on, arus
basis IB transistor haruslah lebih besar atau sama dengan IB(sat). Pada
saat arus basis IB transistor nol, transistor akan off dalam keadaan
cutoff (tersumbat). Nilai resistansi basis adalah :
RB1 = (VCC - VBE) / IB(sat) = (5V 0,7V) / 0,928 mA = 4650 W
RB harus (RB1 karena IB harus lebih besar atau sama dengan IB(sat).
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai R2 dan R3
(resistansi basis) yang diijinkan adalah (4650 W . Untuk mendapatkan
nilai R2 dan R3 yang tepat, yaitu supaya rangkaian multivibrator
astabil yang dirancang dapat menghasilkan bentuk pulsa keluaran
terbaik, maka digunakan bantuan komputer dengan memanfaatkan
software Spice untuk mensimulasikan rangkaian multivibrator astabil
tersebut.
Dalam listing Spice, transistor yang digunakan adalah tipe 2N4124
yang memiliki banyak persamaan dengan tipe BCW60B yang
digunakan dalam pembuatan rangkaian multivibrator astabil ini.
Digunakannya transistor 2N4124 dalam listing tersebut dikarenakan
dalam library Spice tidak terdapat transistor BCW60B.
Berdasarkan hasil simulasi maka dapat ditentukan spesifikasi
multivibrator astabil yang akan dibuat, yaitu:
16
Perancangan Resistor
Rangkaian multivibrator astabil ini terdapat 4 buah resistor, yaitu
R1, R2, R3, dan R4, dengan R1 = R4 dan R2 = R3. Berdasarkan hasil
perancangan, ditunjukkan bahwa R1 = R4 = 30 (dan R2 = R3 = 500 W .
Untuk R1 dan R4 digunakan pasta resistor dengan nilai resistansi
lembar pasta 10W .&157; -1, sedangkan untuk R2 dan R3 digunakan
pasta resistor dengan nilai resistansi lembar pasta 1000 W .&157; -1.
Untuk R1 dan R4 yang mempunyai nilai resistansi 30 (dan
menggunakan pasta resistor dengan nilai resistansi lembar pasta 10W
. -1, dapat diketahui aspek rasio (perbandingan L/W)
R = Rs x (L/W)
(L/W) = R/Rs = 30/10 = 3
Sedangkan untuk R2 dan R3 yang mempunyai nilai resistansi 500
(dan menggunakan pasta resistor dengan nilai resistansi lembar pasta
1000 W . -1, aspek rasio dimensi resistor tersebut adalah:
R=Rsx(L/W)
(L/W)=R/Rs=500/1000=1/2
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa aspek rasio dimensi
resistor-resistor yang dirancang masih berada dalam batas yang
diijinkan, yaitu berada di antara 1/3 dan 3.
Setelah diketahui aspek rasio masing-masing resistor, langkah
selanjutnya adalah menghitung panjang (L) dan lebar (W) dimensi
resistor-resistor tersebut. Perhitungan didasarkan pada peraturan
17
Perancangan Konduktor
Konduktor yang dirancang dalam pembuatan multivibrator astabil
film tebal ini berfungsi sebagai: jalur interkoneksi antar komponen,
terminal resistor, pad devais (SMD), dan pad eksternal. Dalam
perancangan ini ditetapkan aturan sebagai berikut :
18
digunakan
kawat,
sehingga
19
Gambar 7 Perancangan Layout: (a) Resistor 30 ((R1 dan R4) ; (b) Resistor 500 ((R2 dan R3) ; (c) Konduktor.
20
Monostable multivibrator ini mempunyai sebutan lain yaitu ekamantap one-shot, atau monoflop. Sesuai dengan namanya,
rangkaian multivibrator monostabil mempunyai keluaran dengan
satu keadaan stabil (mantap). Rangkaian multivibrator ini tetap
dalam keadaan stabil sampai ada pemicu. Apabila sekali saja
multivibrator monostable ini dipicu, keluarannya akan berubah dari
keadaannya yang semula yaitu stabil menjadi keadaan tak stabil
(keadaan baru). Kadaan tak stabil ini bertahan selama waktu
tertentu dan setelah itu dengan sedirinya kembali ke keadaan
stabilnya lagi.
Disebut quasistable apabila rangkaian multivibrator membentuk
suatu pulsa tegangan keluaran sebelum terjadi peralihan tingkat
tegangan keluaran ke tingkat lainnya tanpa satupun pemicu dari
luar. Pulsa tegangan itu terjadi selama 1 periode (T1), yang lamanya
ditentukan
oleh
komponen-komponen
multivibrator tersebut.
21
penyusun
rangkaian
=1, dan
22
tersebut
dan Q
=0
tidak
cepat samadengan R.C dan tentu saja harga t (lama tak stabil) pasti
kurang dari R.C. Jenis lain dari monostabil adalah yang terpicu
negative (dipicu dari 1 ke nol). Cara menyusunnya antara lain dengan
menambahkan NAND-4 seperti gambar dibawah ini:
= 0.
23
24
adalah stabil
25
26
27
basis
Q2.
Ini
mengawali
terjadinya
perubahan
pada
28
Flip-flop
adalah
contoh
multivibrator
bistable.
Bistable
salah
satu
kondisi
stabil.
Pulsa
kedua
akan
29
Digital
Dengan
Gerbang
Logika
logika,
selanjutnya
gelombang
logika
30
31
32
33
BAB III
PENUTUP
4.1 Simpulan
Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah piranti
aktif dengan keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang
lain. Pada dasarnya ada 3 jenis dari multivibrator, yaitu:
34
DAFTAR PUSTAKA
diakses
pada
tanggal
30
35