BAB I
PENDAHULUAN
(AS)
Tahun 1887
2
pengolahan; Asiatic Petroleum sebagai pemasaran; dan Anglo Saxon Petroleum
sebagai pengangkutan. Pada tahun 1912, Nederlandsche Koloniale Petroleum
Maatschappij mendapatkan konsesi di daerah Sumatera bagian selatan dan tahun
1921 menemukan lapangan minyak Talang Akar Pendopo.
Pada tahun 1921, Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Nederlandsche
Aardoline Maatschappij. Pada tahun 1922, Kilang Minyak Sungai Gerong mulai
didirikan dan tahun 1926 mulai dioperasikan oleh Nederlandsche Koloniale
Petroleum Maatschappij.
Pada tahun 1925, Standard Oil of New Jersey, induk Perusahaan
Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij mendapatkan konsesi di Jawa,
Madura dan Talang Akar Pendopo. Pada tahun 1930, Nederlandsche Pacific
Petroleum Maatschappij didirikan oleh Standard Oil Company of California
dengan
daerah
konsesi
Sumatera
Tengah.
Pada
tahun
1933,
operasi
3
b. Membuat rancangan undang-undang pertambangan yang baru.
c. Memberikan nasehat apakah konsesi Shell di Sumatera Utara dan Jawa Tengah
dikembalikan atau tidak.
Mengingat
usaha
penambangan
dan
pengolahan
minyak
bumi
membutuhkan modal dan dana yang sangat besar, maka diadakan perjanjian
kontrak kerja antara pemerintah RI dengan perusahaan minyak Shell, Stanvac dan
Caltex. Setelah Indonesia merdeka usaha-usaha untuk mengambil alih kekuasaan
di bidang industri minyak dan gas bumi mulai dilaksanakan. Pada tahun 1945
seluruh tambang minyak di Pangkalan Brandan diserahkan Jepang ke
Pemerintahan RI Sumatera Utara yang segera disusul dengan pembentukan
perusahaan minyak nasional pertama tahun 1951 yang bernama Perusahaan
Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (PT MNRI).
Pada tahun 1954 lapangan minyak Sumut, Langkat dan Langsa (Aceh)
digabung menjadi TMSU. Pada tanggal 22 Juli 1957 TMSU diserahkan ke
KASAD yang kemudian berubah nama menjadi PT. ETMSU (PT. Eksploitasi
Tambang Minyak Sumatera Utara) dengan pimpinan Kolonel DR. Ibnu Sutowo.
Untuk menegaskan bahwa PT. ETMSU bukan perusahaan kedaerahan, maka pada
tanggal 10 Desember 1957 diganti namanya menjadi PT. Permina, yang kemudian
tanggal ini dianggap sebagai hari jadi PT. Pertamina (Persero).
Pada tahun 1961 Pemerintah RI merubah PT. Permina menjadi PN.
Permina (PP No.198/1961) dengan tugas utama bidang produksi; mendirikan PT.
Pertamina (PP No.3/1961) dengan tugas utama bidang distribusi dan pemasaran;
mendirikan PN. Permigan (PP No.199/1961). Pada tahun 1964 PN. Permina
membeli saham Nederlandsche New Guinea Petroleum Maatschappij di Sorong
Papua.
Sebagai realisasi PP No. 4 Tahun 1960, maka pada tanggal 31 Desember 1965
semua aset Shell termasuk di Prabumulih, Jambi Terminal Pulau Sambu, dan
Kilang Plaju dibeli Pemerintah RI yang selanjutnya dikelola oleh PN. Permina.
Pada tahun 1965, PN. Permigan diambil alih oleh PN. Permina. Berdasarkan PP
No. 27 Tahun 1968, Pemerintah RI menggabungkan PN. Permina dan PT.
Pertamina menjadi PN. Pertamina.
4
Pada tanggal 17 November 1970, semua aset Stanvac, seperti Kilang
Sungai Gerong dan lapangan minyak Tanjung Uban dibeli Pemerintah RI dan
dikelola oleh PN. Pertamina. Pada tahun 1971, PN. Pertamina berubah nama
menjadi PT. Pertamina, adapun visi dan misi nya :
a. Visi
Menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.
b. Misi
Menjalankan usaha minyak, gas, serta energi baru dan terbarukan secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat.
Pada tanggal 28 November 1983, lapangan minyak Pendopo dan Lirik yang
dioperasikan Stanvac, dialihkan operasinya kepada PT. Pertamina karena habis
kontraknya. Untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dalam negeri, PT.
Pertamina hingga saat ini telah mengoperasikan 7 Unit Pengolahan (UP) yang
tersebar di Indonesia. Ketujuh Unit Pengolahan itu adalah :
a. UP-I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara.
b. UP-II Dumai, Riau.
c. UP-III Plaju-Sungai Gerong, Sumatera Selatan.
d. UP-IV Cilacap, Jawa Tengah.
e. UP-V Balikpapan, Kalimantan timur.
f. UP-VI Balongan, Jawa Barat.
g. UP-VII Kasim, Papua.
1.2. Sejarah PT. Pertamina Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong
Perusahaan NKPM berganti nama menjadi SVPM dan pada tahun 1959
berganti nama menjadi PT. Stanvac Indonesia. Kilang yang didirikan oleh NKPM
beserta kilang BPM Shell yang didirikan di Plaju oleh Belanda merupakan cikal
bakal kilang PT. Pertamina RU-III. PT. Pertamina RU-III Plaju merupakan salah
satu kilang minyak yang dimiliki PT. Pertamina(Persero) dengan daerah operasi
meliputi Kilang Musi Plaju yang terletak di Plaju Kota Palembang dan Kilang
Sungai Gerong yang berada di Kabupaten Musi Banyu Asin serta Terminal Pulau
Sambu dan Tanjung Uban.Kilang minyak Plaju dibangun oleh pemerintah Hindia
5
Belanda pada tahun 1920 dengan tujuan mengolah minyak mentah yang berasal
dari Prabumulih dan Jambi.
Pada tahun 1957, kilang ini diusahakan PT Shell Indonesia (Inggris). Pada
tahun 1965, pemerintah Indonesia mengambil alih kilang Plaju dari PT Shell
Indonesia. Kilang minyak Plaju ini terletak di bagian selatan Sungai Musi dan
sebelah barat Sungai Komering.Kilang minyak Sungai Gerong dibangun oleh
ESSO (Stanvac) pada tahun 1920. Pada tahun 1970, PT. Pertamina (Persero)
membeli kilang Sungai Gerong ini. Kilang Sungai Gerong terletak di
persimpangan Sungai Musi dan Sungai Komering.
Tugas pokok PT. Pertamina RU-III Plaju sesuai dengan UU No. 8 Tahun
1971, menyediakan bahan baku bagi perkembangan dan pertumbuhan industri
dalam negeri. Sehingga kegiatan PT. Pertamina RU-III Plaju-Sungai Gerong
hanya mengolah bahan bakar minyak (BBM) dan non-BBM. Pada tahun 1972, di
Plaju didirikan Asphalt Blowing Plant dengan kapasitas produksi 45.000 ton per
tahun. Bahan baku didatangkan dari Bitument Feed Stock dari Cilacap. Kemudian
pada tahun 1973, di Plaju didirikan Pabrik Poly Propylene yang mengolah
propylene menjadi poly propylene yang berbentuk butir-butir plastik atau polytam
pellet. Bersamaan dengan dibangunnya pabrik Poly Propylene, dibangun
jembatan pipa integrasi yang menghubungkan Kilang Plaju dan Kilang Sungai
Gerong.
Pada tahun 1982, dilaksanakan pembangunan Proyek Plaju Aromatic
Center (PAC) dan Proyek Kilang Musi Phase I (PKM I). Kedua proyek ini
dibangun secara terintegrasi yang berupa proyek pipanisasi di dalam penyediaan
sistem penunjang (utilitas) dan fasilitas lindungan lingkungan. Plaju Aromatic
Center didirikan di Area Kilang Plaju. Pembangunan Kilang Musi berlanjut
dengan pembangunan High Vacuum Distillation Unit II pada tahun 1983 dan
mulai beroperasi tahun 1986.
Karena kilang yang sudah cukup tua, dimana rata-rata dibangun pada
tahun 1920 sampai dengan 1960. Berkaitan dengan hal tersebut, maka telah
dilakukan berbagai usaha, sehingga unit-unit proses tersebut masih dapat beroperasi
sampai saat ini. Pada tahun 1993, dilaksanakan Proyek Kilang Musi Phase II
6
(PKM II), antara lain seperti: menaikan motor pompa, mengganti sistem kontrol
pneumatic/ manual menjadi sistem Distributed Control System (DCS), melakukan
revamping unit FCC dari Esso Model IV menjadi Riser Cracking dengan lisensi
IFP/ Total Perancis, adapun tujuannya untuk meningkatkan kapasitas operasi
Residue Fluid Catalytic Cracking Unit (RFCCU) dari 14,5 MBSD menjadi 20,5
MBSD serta untuk meminimize produk LSWR.
1.3. Lokasi PT.Pertamina (Persero) RU-III Plaju
Dasar pemilihan loakasi kilang minyak adalah :
a. Dekat dengan pasar yang dituju
b. Dekat dengan sumber minyak mentah sebagai bahan baku
c. Dekat dengan sarana umum seperti jaringan transportasi, listrik dan
telekomunikasi.
d. Tersedianya cadangan air yang cukup
e. Tersedianya areal tanah yang luas dan cukup tersedia untuk kemungkinan
perluasan
7
sebesar 1812,6 Ha, sedangkan wilayah efektif yang digunakan oleh PT. Pertamina
RU-III Plaju-Sungai Gerong dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 1.1
Luas Wilayah Efektif PT. PERTAMINA (Persero) RU-III
No
Tempat
Ha
1.
229,60
153,90
3.
34,95
4.
51,40
5.
RDP Kenten
21,20
6.
80,60
7.
349,37
8
bagging, kilang terephtalic Acid/Purified Terephtalic acid dan unit silo dan
bagging.
1.3.2. Kilang Unit Operasi Sungai Gerong
Kilang Unit Opersi Sungai Gerong terletak dipersimpangan Sungai Musi
dan Sungai Komering. Kilang Minyak Sungai Gerong terdiri dari unit-unit Crude
Distiller VI,Redistiller III/IV, High Vacum Unit II,Residue Fluid Catalytic
Cracking Unit,Stabillizer III, caustic Treater Unit, Merichame Unit.
1.4. Distribusi dan Pemasaran Produk
Refinery Unit III PT. PERTAMINA (Persero) bergerak disektor hilir yang
mengoperasikan Kilang BBM dan Petrokimia. Bahan baku Crude Oil yang
berasal dari daerah Prabumulih, Pendopo dan Jambi yang disalurkan melalui pipa
dan kapal. Sedangkan produk bahan bakar minyak (BBM), Non BBM, Bahan
bakar khusus dan petrokimia didistribusikan dan dipasarkan untuk memenuhi
kebutuhan di Indonesia khususnya di Sumatera Bagian Selatan, Sumatera Utara,
Kalimantan Barat, DKI Jakarta dan ekspor.
1.5. Struktur Organisasi PT.PERTAMINA RU III Plaju-Sungai Gerong
PT. Pertamina Refinery Unit III Plaju Sungai Gerong dipimpin oleh seorang
General Manager . General Manager membawahi beberapa manajer,yaitu :
1. Production Manager
2. Refinery Planning and Optimizing Manager
3. Maintenance Planning and Support Manager
4. Maintenance Execution Manager
5. Turn / Arround Manager
6. Engineering Development Manager
7. Reliability Manager
8. Procurement Manager
9. HSE Manager
10. OPI Coordination
11. General Affair Manager