T 18 Rasionalisasi Pengobatan TB
SUMATIF II - PART IV
T- 18 Rasionalisasi Pengobatan TB
Maulana Rosyady
T- 19 PA Neoplasma
Herliani Dwi Putri Halim
T- 20 Neoplasma Paru
Arini Purwono
netral, aktivitas obatnya jadi g ada. Kalo INH, dia menghambat pertumbuhannya g
sebagus streptomisin, tapi kalo pH asam atau pH netral dia masih lebih bagus
daripada streptomisin.
2.
Aktivitas sterilisasi
Ini merupakan kemampuan obat
untuk
menhilangkan
kemampuan
persisten, setelah banyak kuman yang
bertumbuh cepat dibunuh. Grosset
menyatakan terdapat 2 komponen
utama
dari
obat
TB,
yaitu
menyembuhkan
dan
mencegah
kekambuhan. Kasus gagal pengobatan
(failure) adalah ketidakmampuan
kmampuan untuk membunuh kuman yang bertumbuh cepat
yang berlokasi terutama di ekstraselular. Kasus kambuh (relaps) adalah
ketidakmampuan mengeradikasi kuman persisten. Persisten adalah basil TB yang
mempunyai aktivitas metabolik rendah dan bertumbuh lambat
lambat.
3.
at first
Berikut ini adalah tabel aktivitas dari obat
Obat
Aktivitas
dini
bakterisid
Isoniazid
++++
Rifampisin
++
Pirazinamid
+
Streptomisin
++
Etambutol
++
line anti-tuberkulosis
anti
:
Pencegahan
obat
resisten
+++
+++
+
++
++
Aktivitas sterilisasi
++
++++
+++
++
+
Nah, dari tabel keliatan kan, kalo isoniazid punya kemampuan efek bakterisid dini yang
paling poten dan dalam mencegah terjadinya
terjadiny resistensi, tapi punya kemampuan
sterilisasi yang lemah. Dan yang paling poten buat buat aktivitas sterilisasi adalah
rifampisin.
Frekuensi mutasi resisten untuk isoniazid = 1 dalam 106, rifampisin = 1 dalam 108, etambutol
= 1 dalam 106, streptomisin 1 dalam 106, dan kalo isoniazid + rifampisin = 1014.
Resistensi obat didapat
Untuk yang ini, sambil liat slide 18 y. Jadi, begini ceritanya. Golongan wild M. tuberculosis itu
sangat rentan banget terjadi mutasi. Nah, kalo terjadi mutasi, beberapa obat akan
aka terjadi
resistensi sama oragnismenya tersebut.. Selanjutnya
Sela
kalo terjadi pemilihan pengobatan yang
inadekuat atau komplains yang buruk, akan terjadi yang namanya acquired drug resistance
(single drug sampai multi drug resistance TB). Nah, kalo orang yang acquired drug resistance
tadi, menularkan ke orang lain, nah orang itu bisa langsung kena MDR, ini dinamakan primary
drug resistance. Transmisi bisa terjadi karena
kare
penundaan diagnosis, kepadatan (kepadatan
penduduk y maksudnya???), nutrisi yang buruk, dan kontrol infeksi yang inadekuat.
INH
RIF
PZA
EMB
Nah, gambaar
gam
ini menjelaskan efek dari mono terapi
dibanding
dingkan sama yang kombinsasi. Di plate 1, terdapat
organsism
nsisme yang rentan dan resisten. Kalo kita cuman
pake 1 obat
ob (gambar 3), organisme yang rentannya mati,
tapi yang resisten sama isoniazid malah berploriferasi.
Beda dengan kalo kita kombinasiin dengan 4 obat (gambar
2), organsimenya mati
m semua.
I
R
P
E
INH
3
I
I
I
INH
I I
IR
I I
I
I
I
I
IP
I
I
I
I
I I
INH
RIF
IR
IR IR
R
IR
IR IR IR
IRP
IR IR
IR
IR
IR
R
IR
membunuh organisme yang resisten terhadap semua obat anti TB keculai yang resisten sama
RIF. Nah lo, muter2 aja terus.
Slide 28 n 29
Panduan obat anti tuberkulosis berdasarkan rekomendasi WHO
Berikut ini grafik yang menunjukkan penggunaan monoterapi dan multidrug dalam
pengobatan TB. Intinya sama aja sama yang udah dijelaskan di atas
Regimen pengobatan TB mempunyai kode standar yang menunjukkan tahap dan lama
pengobatan, jenis OAT, cara pemberian (harian atau selang) dan kombinasi OAT dengan
dosis tetap.
Contoh : 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZES/5HRE
Kode huruf tersebut adalah akronim dari nama obat yang dipakai, yakni :
H = Isoniazid
R = Rifampisin
Z = Pirazinamid
E = Etambutol
S = Streptomisin
Sedangkan angka yang ada dalam kode menunjukkan waktu atau frekwensi. Angka 2 didepan
seperti pada 2HRZE, artinya digunakan selama 2 bulan, tiap hari satu kombinasi tersebut,
sedangkan untuk angka dibelakang huruf, seperti pada 4H3R3 artinya dipakai 3 kali
seminggu ( selama 4 bulan). Sebagai contoh, untuk TB kategori I dipakai 2HRZE/4H3R3,
artinya : Tahap awal/intensif adalah 2HRZE : Lama pengobatan 2 bulan, masing masing OAT
(HRZE) diberikan setiap hari. Tahap lanjutan adalah 4H3R3 : Lama pengobatan 4 bulan,
masing masing OAT (HR) diberikan 3 kali seminggu
KATEGORI-1 (2HRZE/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan. Kemudian diteruskan
dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4
bulan.
Obat ini diberikan untuk:
Penderita baru TB Paru BTA negatif Rntgen Positif yang sakit berat
KATEGORI-3 (2HRZ/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZ), diteruskan
dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu.
Obat ini diberikan untuk:
Grafik obat diatas ini nunjukin lag period sebelum kumannya tumbuh kembali. Misalkan,
rifampisin, pada hari diminumnya obat, selama 2 -3
3 hari kemudian pertumbuhan bakteri akan
tetap terhambat meskipun tak minum obat.
Regimen Intermitten
Dasar pemberian intermiten adalah lag phase. Pemberian rejimen pengobatan secara
intermiten mempunyai efikasi sama dengan pemberian setiap hari. Pemberian intermiten 3 x /
seminggu atau 2 x/ minggu, namun lebih dianjurkan 3 x / minggu. Walaupun lupa sa
satu kali
pada pemberian setiap hari lebih aman daripada pemberian intermiten. WHO
merekomendasikan 3 x/ minggu jika intermiten. Tidak semua OAT dapat diberikan intermiten.
Intermiten diberikan pada fase lanjutan. Tidak dianjurkan pada pemberian tanpa pengaw
pengawasan
(tanpa PMO)
Nah, tadi kan disebut pengobatan TB ada dua fase, yaitu
1. Fase intensif/awal
Menetukan PMO
PMO ini oprec, siapa aja yang mau boleh. Syarat-syaratnya
Syarat
adalah
1. Dikenal, dipercaya dan disetujui
ui oleh
ole dokter & pasien, disegani dan dihormati oleh
pasien
2. Tinggal dekat dengan pasien
3. Bersedia membantu pasien dengan sukarela
4. Mendapat penyuluhan bersama-sama
sama dengan
de
pasien
Tugasnya ngapain??
1. Mengawasi pasien TB agar menelan
nelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan.
2. Memotivasi pasien agar mau berobat teratur sampai pengobatan selesai.
3. Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan.
di
4. Memberi penyuluhan pada anggota
gota keluarga pasien TB baik dewasa maupun anak,
untuk segera memeriksakan diri ke RS/sarana pelayanan kesehatan, apabila
mempunyai gejala yang mencurigakan TB
Tau DOTS?? DOTS itu adalah directly observed treatment shortcourse
sh
, strategi yang
digunakan dalam pengendalian atau penanggulangan penyakit TB.
Ada 5 komponen yaitu:
Tanggung jawab politis dari para pengambil keputusan (termasuk dukungan dana)
T 20 Neoplasma Paru
Rokok
Sebenernya intinya ya ini. Rokok. Karena ternyata di dalam rokok itu terkandung
sekitar 6000 bahan kimia yang bersifat toksis ataupun karsinogenik. Risiko orang
yang merokok untuk terkena kanker paru itu 10x lipat daripada yg nggak merokok.
Itupun baru orang yang merokoknya ngisapnya dangkal bukan yang ngisap dalam
dalamdalam. Yang ngisapnya dalam bisa jadi 20 kali risiko relatifnya. Kata dr. Ahmad,
rokok itu menyebabkan
nyebabkan ketidakseimbangan faktor gen pemicu kanker dan gen
penekan kanker di tubuh kita, makanya bisa jadi faktor risiko untuk kanker paru ini.
Perokok pasif
Orang yang merokok pake rokok (nahlo) berisiko paling tinggi, yang pake cerutu
juga berisiko, berarti yang nggak ngerokok nggak berisiko
o dong? Ternyata nggak
juga :( Karena orang yang bukan perokok aktif bisa jadi merupakan perokok pasif.
Perokok pasif adalah orang yang terpapar asap rokok untuk waktu yang lama
walaupun dia sendiri gak merokok, dan risiko kena kanker parunya jelas lebih besar
dari yang nggak merokok aktif maupun pasif. Jadi dimarahin aja tuh kalau ada orang
merokok terus asapnya ke arah kamu :)
Pekerjaan
Para pekerja yang kerja di perindustrian seperti bangun-bangun
bangun kapal, insulation
worker (intinya kuli, yang kerjanya menyemen atau masang
masang-masang instalasi),
membenarkan rem, dan pertambangan asbes, juga menjadi faktor risiko terkena
kanker paru.
Tambahan dari dokternya, selain faktor-faktor
faktor yang sudah disebutkan di atas, faktor risiko
lainnya juga ada genetik, radioaktif,
f, dan bahan alami misalnya radon. Radon adalah suatu
bahan alami yang terbentuk dari uranium, berasal dari dalam bumi, dan dia itu bisa
memancar melalui celah-celah
celah ubin. Jadi bahkan orang yang tidak merokok sama sekali pun
bisa terkena faktor risiko dari si radon ini. Serba salah ya :)
Batuk-batuk kronik
Batuk darah
Sakit dada
Sesak napas
Sindroma Horners
Pada sindrom ini, tumor mendesak struktur-struktur
struktur
antara lain arteri & vena
subclavia, n.recurrens, pleksus
us brakhialis, trunkus simpatikus, dan n.vagus.
Akibatnya muncul tanda-tanda kalau
kala pasien disuruh menatap lurus ke depan, mata
yang sebelah akan menutup, selain itu juga keringatnya hanya di setengah wajah.
Pada lengan dan tangannya dapat
dapa terasa cepat lelah seperti kekurangan tenaga,
nyeri yang amat sangat, parestesia
tesia (kesemutan), atau bahkan paresis (kelumpuhan
yan tidak total).
Pembesaran KGB
Pada pasien kanker paru dapat ditemukan adanya benjolan di leher yang
menunjukkan terjadinya limfadenitis.
Efusi pleura hemoragis/masif
Jika waktu dilakukan foto toraks dan ditemukan paru yang sebelah putih dan
jantung terdesak, maka terdapat efusi pleura. Cairan pada rongga pleura seorang
pasien kanker paru bisa sebanyak 1 liter dan berwarna merah akibat adanya darah.
Sindroma paraneoplastik
Kalau kata dr. Ahmad, sindrom yang ini tidak terlalu spesifik sifatnya. Contohnya
adalah demam dan leukosit meningkat yang ternyata bisa juga terjadi pada
penderita kanker.
Pada slide ada 2 gambar yang di-skip pas kuliah, dijelaskan singkat aja ya di sini. Jadi ada
yang namanya manifestasi endokrin dari karsinoma bronkogenik. Manifestasi endokrin
ini terbagi lagi menjadi 4, yaitu:
Efek kortikotropik
Oat cell carcinoma/karsinoma sel kecil di paru penguraian substansi kortikotropik
hiperplasia korteks adrenal (meningkatnya sekresi) hormon-hormon kortikal
a) sindrom Cushing atipikal dengan edema muka dan cachexia (keadaan malnutrisi);
dan b) alkalosis hipokalemik.
Efek gonadotropin
Sindrom Lambert-Eaton
Sindrom yang ditandai dengan kelemahan pada kelompok otot proksimal (seringkali
bermanifestasi sebagai susah bangun dari kursi). Juga terdapat kelainan
elektromiografi yang dibaca dari otot-otot hipotenar dengan stimulasi dari n.ulnaris.
Neuropati perifer
Menyebabkan terjadinya parestesia, nyeri, dan kehilangan fungsi dari tangan.
Demensia
Oh iya, sebelumnya tadi sempat juga ada gambar mengenai manifestasi jaringan ikat
dari karsinoma bronkogenik, antara lain:
Formasi dari tulang subperiosteal baru (sebagai akibat dari osteoartopati hipertrofi
paru, seperti jari tabuh)
Pada pewarnaan HE (low power): dapat terlihat sarang-sarang sel tumor dipisahkan
oleh pita fibrosa. Dan terdapat pula mutiara keratin tanduk.
Pada pewarnaan HE (high power): dapat terlihat pleomorfisme (bentuk bermacammacam) nukleus dan keratinisasi sel individual (pink).
Pada makroskopik: biasanya tumor terletak dekat hilus dan berproyeksi menuju
bronkus.
Pada pulasan sitologis dari sputum atau kerokan bronkokospik: dapat terlihat sel
dengan inti gelap dan sitoplasma pink karena keratin.
Untuk pemeriksaan menggunakan sputum, koleksi sputumnya itu dilakukan pagi-pagi setelah
dia bangun tidur. Kemudian ciri dari sel kankernya kata dr.Ahmad, intinya besar, sitoplasma
tipis, dan ukurannya sel besar (walaupun nanti ada yang jenisnya small cell ada yang nonsmall cell -_-).
Kata dr.Ahmad, pelaksanaan bronkoskopi di Indonesia dan luar negri itu sedikit berbeda.
Kalau di Indonesia, masuknya lewat mulut, sedangkan di luar negri masuknya lewatnya
hidung. Walaupun lewat mulut kesannya lebih besar, tapi sebenarnya lebih sulit karena nati
akan ketemu epiglottis, sedangkan kalau hidung langsung ke saluran pernapasan. Nanti
setelah alatnya dimasukkan, bisa terlihat adanya nodul dengan permukaan tidak teratur, n
nah
diusaplah dia menggunakan alat biopsinya yang seperti sikat untuk mencuci botol susu bayi.
Biopsi menggunakan jarum yang tebal sudah tidak digunakan lagi jaman sekarang. Sekarang
ini yang dipakai adalah FNAB (fine needle aspiration biopsy), yang jarumn
jarumnya super tipis,
sekecil jarum akupuntur. Dan bahkan dengan FNAB gak perlu diaspirasi, karena setelah
dimasukkan, sel-selnya
selnya akan otomatis tersedot ke dalam jarumnya :) Tentu saja pelaksanaan
FNAB ini memerlukan tindakan anestesi lokal. Komplikasinya antar
antara lain bisa terjadi
perdarahan dan pneumotoraks (tapi jarang). Setelah dibiopsi, diperiksa mikroskopik deh
hasilnya.
KLASIFIKASI KARSINOMA BRONKOGENIK (95% dari seluruh karsinoma paru)?
PENGOBATAN
N STANDAR KANKER PARU?
PARU
Pembedahan
Radioterapi
Kemoterapi
o Kuratif (menyembuhkan)/Paliatif (mengurangi gejala)
o Tunggal/Kombinasi
TAMPILAN (performance-state): kalau orang sehat performancenya 100, batukbatuk dan sakit dada berkurang jadi 90, sedangkan orang koma bisa 10
performancenya. Syarat minimal yang harus dipenuhi adalah performance 70 yang
ditandai dengan masih bisa ke kamar mandi sendiri tanpa bantuan orang lain.
TOLERANSI: kadar Hb, leukosit, dan trombosit normal; hasil spirometri juga
normal.
TERAPI PEMBEDAHAN?
Cobalt: radiasinya dapat mematikan sel, terus memancar jadi kalau tidak dipakai ya
ditutup, mau dipakai tinggal dibuka. Biaya 8 juta untuk 1 kali, paling tidak dilakukan
20-30 kali.
Linear accelerator: bedanya dengan cobalt, yang ini tidak memancar jika tidak
dialirkan listrik. Biaya 16 juta 1 kalinya.
Terapi oksigen
Pemberian antiobiotik
Obat-obat simtomatik/analgetik
Pemberian bronkodilator
Steroid
Radioterapi
PENGEMBANGAN MASA DEPAN ATAU YANG MASIH DALAM PENELITIAN?
Tidak dibahas semuanya pas kuliah, antara lain: torakoskopi (VATS), STENT, brakiterapi,
imunoterapi, terapi vaksin, terapi gen, anti-angiogenesis, dan targeted therapy. Mengenai
targeted therapy ada gambarnya di slide, tapi gak dijelasin sama dr.Ahmad. Intinya dia
menginhibisi EFGR-TK di sel tumor sehingga menghambat kerja-kerja sel tumor sehingga sel
tumor gak bisa berproliferasi, gak bisa invasi, gak bisa memberi sinyal angiogenesis, gak bisa
metastasis, dan gak bisa menghambat apoptosis sel.
Ada lagi gamma knife, dan juga bisa dilakukan operasi menggunakan sinar, biayanya 25-30
juta :( Pada slide ada foto pasien dengan foto toraks sebelum dan sesudah diradioterapi.
Bapak-bapak usianya 50 tahun yang tadinya sesak napas dan tidak bisa telentang cuma bisa
duduk. Setelah disinar bisa telentang lagi, tapi 3 bulan kemudian meninggal
KEMOTERAPI?
Definitif
Paliatif: untuk non-small cell
Di slide 36 ada foto toraks dari pasien yang sesak napas dan ternyata ada kanker paru
metastasis lalu sembuh setelah dikemo. Foto toraks di slide 37, pasiennya usia 28 tahun,
kanker paru tapi gak tau penyebabnya apa, diberikan kemoterapi lini ketiga + terapi target
bisa hilang, tapi belum berarti sembuh karena setiap kanker ada stem cell-nya yang gak
tau letaknya di mana. Di slide 41, 3 foto di kiri itu foto sebelum kemo, bisa dilihat bercakbercak putihnya hilang di 3 foto kanan yaitu yang setelah dikemo.
Sekian tentir kuliah di penghujung modul dan semester dan tingkat ini! Semoga cukup jelas
dan cukup membantu yaa
[Arini Purwono]
T 19 Neoplasma