Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

( Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah CNP III)

Disusun oleh :

AJENG GUSTIANI

220110110006

RIZKI SELLY APRILIANI

220110110018

SANI OKTORIANI M

220110110030

ASTI NURHALIMAH

220110110042

RIBKA E SIMBOLON

220110110054

DEVI SUKMAWATI

220110110066

TANTY PERMATASARI

220110110078

RISMA DAMAYANTI

220110110090

GLORY NACTASIA

220110110114

JUNI PURNAMASARI

220110110126

REZA ALFIAN FUADY

220110110138

IZQHIR RAHMA CIPTA

220110110150

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS. Makalah ini dibuat dari pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki serta sumber sumber yang terpercaya. Kami juga berterima kasih pada Dosen
mata

kuliah

Keperawatan

Komunitas

yang

telah

memberikan

tugas

ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan

mengenai asuhan keperawatan komunitas. Kami juga menyadari

sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Jatinangor, Oktober 2014

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Masalah kesehatan kini menjadi fokus penting dalam asuhan kepearwatan


komunitas. Berbagai masalah dari masalah fisik, psikososial, budaya, hingga spiritual
dapat menjadi salah satu sumber masalah di tingkat individu, keluarga, bahkan
komunitas. Dalam proses menentukan masalah yang ada di masyarakat perkotaan,
terlebih dahulu mengkaji dan menganalisis berbagai aspek yang dapat dijadikan data
penunjang dalam menentukan masalah. Sehingga akan dapat diberikan intervensi
yang sesuai yang salah satunya melalui proses pengorganisasian masyarakat untuk
menjawab masalah yang ada.
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga
(Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil,
kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok
masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat
pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses
keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang


bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010).
2. Tujuan
-

Mencari dan mengetahui data yang harus dikaji pada masyarakat

Mengetahui dan memahami diagnosa keperawatan komunitas

Mengetahui dan memahami strategi intervensi dan evaluasi intervensi


keperawatan komunitas

Menerapkan evidence based practice (EBP) dalam mengatasi masalah-masalah


yang ada

BAB II
PEMBAHASAN
KASUS II
Hasil pengkajian dari desa Jatimakmur adalah sebagai berikut:

Jumlah balita = 532 orang ; 15 balita belum diimunisasi lengkap ; sebanyak 443
menimbang rutin
Pengkajian: 220 mengalami sakit ISPA pada 3 bulan terakhir

Jumlah remaja = 564 orang ; 268 remaja memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan
olahraga ; 91 orang mengalami kebiasaan merokok

Jumlah lansia = 471 orang ; 123 mempunyai riwayat hipertensi ; 54 mempunyai riwayat
diabetes melitus.

Pengkajian:

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis


terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi
oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis
data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masyarakat.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan objektif. Data
subyektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu,
keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan
sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan
dan pengukuran.
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan dan komunitas.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit, 2005).

Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan wawancara atau anamnase,
pengamatan dan pemeriksaan fisik.

I.

Pengumpulan data
Pengumpulan data bertujuan

untuk memperoleh informasi mengenai masalah

kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil
untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social
ekonomi dan spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena
itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a) Data inti :
Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan
termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan
praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas
(masyarakat rusal atau urban), keadaan demografi, struktur politik,
distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan,
pekerjaan, agam dan komposisi keluarga.
Vital statistic
Jabarkan atau uraikan data tentang : angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital
statistic antara lain : dari angka mortalitas, morbiditas, IMR. MMR,
cakupan

imunisasi.

Selanjutnya

status

kesehatan

komunitas

kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah,


remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat : ibu hamil,
pekerja industri, kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapun
pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :

Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas

Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh

Kejadian penyakit (dalam 1 tahun terakhir) :

ISPA

Penyakit asthma

TBC paru

Penyakit kulit

Penyakit mata

Penyakit rheumatic

Penyakit jantung

Penyakit gangguan jiwa

Kelumpuhan

Penyakit menahun lainnya

Riwayat penyakit keluarga

Pola pemenuhan sehari-hari (KDM)

Status psikososial :

Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan

Hubungan dengan orang lain

Peran di masyarakat

Kesedihan yang dirasakan

Stabilitas emosi

Penelantaran anak atau lansia

Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku


tindakan kekerasan

Status pertumbuhan dan perkembangan

Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan

Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum


kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alcohol, penggunaan
obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola
konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.

Data lingkungan fisik


Pemukiman

Luas bangunan

Bentuk bangunan

Jenis bangunan

Atap rumah

Dinding

Lantai

Ventilasi

Pencahayaan

Penerangan

Kebersihan

Pengaturan ruangan

Sanitasi

Penyediaan air bersih (MCK)

Penyediaan air minum

Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan


bagaimana jarak dengan sumber air

Sarana pembuangan air limbah (SPAL)

Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,


bagaimana cara pengolahannya : dibakar, ditimbun, atau cara
lainnya, sebutkan.

Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan

Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya, sebutkan.

Fasilitas

Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain

Pekarangan

Sarana olahraga

Taman, lapangan

Ruang pertemuan

Sarana hiburan

Sarana ibadah

Batas-batas wilayah

Sebelah utara, barat, timur, dan selatan

Sarana ibadah
Pelayanan kesehatan dan social
Pelayanan kesehatan

Lokasi sarana kesehatan

Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)

Jumlah kunjungan

System rujukan

Fasilitas social (pasar, took ,swayalan)

Lokasi

Kepemilikan

Kecukupan

b) Data Subsistem:
1. Ekonomi
a. Jenis Pekerjaan
b. Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c. Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulanJumlah pekerja dibawah umur, ibu
rumah tangga dan lansia
2. Keamanan dan transportasi
a. Keamanan

Sistem keamanan lingkungan

Penanggulangan kebakaran

Penanggulangan bencana

Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah

b. Transportasi

Kondisi jalan

Jenis transportasi yang dimiliki

Sarana transportasi yang ada

3. Politik dan pemerintahan


a. Sistem pengorganisasian
b. Struktur organisasi
c. Kelompok organisasi dalam komunitas
d. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

4. Sistem komunikasi
a. Sarana umum komunikasi
b. Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c. Cara penyebaran informasi
5. Pendidikan
a. Tingkat pendidikan komunitas
b. Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)

Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas

Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia

c. Jenis bahasa yang digunakan


6. Rekreasi
a. Kebiasaan rekreasi
b. Fasilitas tempat rekreasi
Subjek yang perlu dikaji :

o Pengkajian individu : yang berhubungan dengan keluarga, pola hubungan dan


peran, pola pertahanan/koping
o Keluarga struktur dan karakterisitik keluarga, sosial, ekonomi, budaya,
lingkungan, riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
o Inti pengkajian : Komunitas
Data Tambahan Yang Perlu Di Kaji

Pendidikan Tentang Gizi Balita


Memberikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya memberikan nutrisi yang cukup untuk
memeihara kesehatan dan memulihkan bila sakit, meaksanankan berbagai aktifitas serta
pertumuhan, mendidik kebiasaan tentang makanan, dan kualitas makanan yang diberikan
pada balita harus bergizi karena dapat mempengaruhi kesehatan.

Kecukupan gizi rata-rata untuk balita


Kebutuhan balita meliputi 5 kompoen dasar, yaitu:
-

Hidrat arang

Protein

Lemak

Mineral

Air

Pendidikan kesehatan masyarakat: pentingnya gizi balita dan imunisasi lengkap


Pencegahan terjadinya ISPA
Bahayanya merokok
Pencegahan dan perawatan pada penderita hipertensi dan diabetes melitus.
Diagnosa Keperawatan Komunitas
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (American
Nurses of Association (ANA).
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, kemudian
dikelompokkan dan dianalisis seberapa besar stresor yang mengancam masyarakat dan
seberapa berat reaksi yang timbul pada masyarakat tersebut.
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1. Problem (Masalah)
2. Etiologi (Penyebab)
3. Sign or Symptom (Tanda atau Gejala)
Perumusan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1. Dengan rumus PES
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab) + S (Symptom/gejala)
2. Dengan rumus PE
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab)
Menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen diatas, dan juga
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2. Kebutuhan masyarakat terhadap solusi yang ditawarkan
3. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
4. Partisipasi dan peran serta masyarakat

Logan & Dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family Centered Nursing in the Community :
1. Diagnosa resiko: (masalah)
2. Diantara: .... (komunity)
3. Sehubungan dengan: ( Karakteristik komunity dan lingkungan)
Yang dimanifestasikan/ didemonstrasikan oleh

: ... ( Indikator kesehatan/analisa

data)
Diagnosa sesuai kasus:

Potensial peningkatan kesehatan balita berhubungan dengan kemauan orang tua


membawa anak mengikuti kegiatan kader (menimbang berat badan)

Aktual terjadinya penyakit ISPA pada balita berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga dalam menata lingkungan yang kurang sehat

Risiko terjadinya ISPA pada anak remaja berhubungan dengan ketidakmampuan remaja
menjaga kesehatan dari rokok

Risiko terjadinya peningkatan penyakit akibat lingkungan yang kurang bersih


berhubungan dengan ketidaktahuan masyarakat mengenai dampak dari lingkungan yang
kurang bersih

Nyeri akut lansia berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota


keluarga yang sakit hipertensi

Risiko terjadinya penurunan kualitas hidup lansia berhubungan dengan keidakmampuan


lansia dalam usaha pemeliharaan kesehatan (hipertensi dan diabetes).

Contoh penyusunan Prioritas Masalah Komunitas

PRIORITAS MASALAH KOMUNITAS

No.

Masalah Kesehatan

Ketersediaan Sumber
H

Keterangan Huruf :
A

= Sesuai dengan peran CHN

= Tempat

= Sesuai dengan program pemerintah

= Dana

= Sesuai dengan intervensi Pendidikan Kesehatan

= Waktu

= Risiko terjadi

= Fasilitas

= Risiko parah

= Petugas

= Minat Masyarakat

= Kemudahan untuk diatasi

Keterangan Angka :
1

= Sangat rendah

= Rendah

= Cukup

= Tinggi

= Sangat Tinggi

Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor yanga ada.

Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas


Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan
kesehatan masyarakat adalah :
a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat,
pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang
kesehatan (Mubarak, 2005).
b. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya
peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan
sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan
pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community
development) (Elisabeth, 2007).

c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)


Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat
digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal
ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan

keahlian

masing-masing

yang

dibutuhkan

untuk

mengembangkan

strategi

peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).


d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada
masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada
masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok


khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.

b. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat
dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.

c. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan.

d. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai
satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.

Intervensi keperawatan yang dapat disesuaikan dengan kasus:


a) Balita yang ISPA
1. Pencegahan primer: pendidikan kesehatan tentang ISPA meliputi pengertian,
tanda dan gelaja, tindakan keluarga terhadap anggotanya yang menderita ISPA,
pencegahan, dan perawatan ISPA.
2. Pencegahan Sekunder berupa deteksi dini dengan mengecek kesehatan saluran
pernapasan dan mengidentifikasi faktor resiko terjadinya ISPA
3. Pencegahan tersier berupa imunisasi lengkap, rutin ke posyandu, pemenuhan gizi
kesehatan balita.

b) Remaja perokok
1. Pencegahan primer berupa pendididkan kesehatan bahaya rokok, cara berhenti
merokok, dan pencegahan merokok.
2. Pencegahan Sekunder berupa deteksi dini kesehatan paru.
3. Pencegahan tersier berupa kontrol kesehtan secara rutin dan olahraga rutin, pola
makan yang sehat.

c) Lansia yang hipertensi


1. Primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat,
mencakup kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap
penyakit, contoh penyuluhan kesehatan tentang hipertensi, diet rendah garam dan
lemak, dan penyluhan hipertensi kesehatan tentang di dalam keluarga.

2. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya


perubahan derajat kesehatan pada kelompok lansia dan ditemukan masalah
kesehatan seperti masalah hipertensi. Pencegahan sekunder menekankan pada
diagnosa dini dan tindakan untuk menghambat proses penyakit hipertensi, seperti
mengkaji tekanan darah lansia, mengidentifikasi faktor risiko yang dapat
menimbulkan hipertensi, memotivasi lansia untuk melakukan pemeriksaan
tekanan darah, memotivasi keluarga untuk menganjurkan lansia untuk melakukan
pemeriksaan ke tenaga kesehatan.
3. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada
tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, seperti
membantu keluarga yang mempunyai lansia dengan hipertensi untuk melakukan
pemeriksaan secara teratur ke posbindu.

d) Lansia yang DM
1. Pencegahan primer berupa penyuluhan mengenai diabetes melitus meliputi
pengertian, tanda dan gejala, perawatan, pencegahan, dan pola makan bagi
penderita DM.
2. Pencegahan Sekunder berupa deteksi dini dengan mengecek gula darah secara
rutin, mengidentifikasi faktor resiko terjadinya DM, mengecek kesehatan secara
menyeluruh.
Pencegahan tersier berupa kontrol kesehatan secara rutin, olahraga rutin, dan pola
makan yang seimbang.

Evaluasi Intervensi Keperawatan Komunitas


Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman
atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan
atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian
menurut Nasrul Effendi, 1998:
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila
masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan
dengan melihat respon komunitas terhadap
a. Fokus evaluasi
1. Relevansi
Apakah program yang diperlukan ?
Yang ada atau yang terbaru?
2. Perkembangan kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta ?
3. Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya ?
Apa keuntungan program ?

4. Efektifitas
Apakah tujuan tercapai ?
Apakah klien puas ?
Apakah focus pada formulatif dan hasil jangka pendek ?

5. Impact
Apakah dampak jangka panjang ?
Apa perubahan perilaku dalam 6 bulan atau 1 tahun ?
Apakah status kesehatan meningkat ?

b. Kegunaan evaluasi
1. Menentukan

perkembangan

keperawatan

kesehatan

masyarakat

yang

diberikan.
2. Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan keperawatan yang
diberikan.

3. Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau
menyusun rencana dalam proses keperawatan.

c. Hasil evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :
1. Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah menunjukkan
kemajuan sesuai denga kriteria yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari
penyebab dan cara memperbaiki atau mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak menunjukkan
perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu
dikaji secara mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis,
tindakan dan faktor-faktor yang lain tidak sesuai sehingga menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.

BAB III
KESIMPULAN

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan


perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan
peran serta masyarakat secara aktif mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif. Pelayanan ini
secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam
upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar dari
pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa,
Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan
masalah kesehatan di lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang
paling sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau
pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang
bersifat individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses
kelompok.
Proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya
sekedar proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat
prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik,
mental dan sosialnya; sehingga produktif secara ekonomi maupun secara sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elisabeth T, (2007). Buku ajar keperawatan komunitas:teori dan praktek. Jakarta:
EGC.
Efendy,ferry. Makhfudi.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas, Teori dan Praktik dalam
Keperawatan.Salemba Medika: Jakarta.
Henny.Achjar Komang Ayu.2011.Asuhan Keperawatan Komunitas:Teori dan Praktik.
Jakarta: EGC
Mubarak, W. I. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta : CV. Sagung
Seto.
Paath, erna francin. 2005. Gizi Dalam Kesehatn Reproduksi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai