Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stirena
Stirena berasal dari nama pohon styrax yang menghasilkan getah (resin kapur
barus) yang diekstrak dalam bentuk stirena. Kandungan stirena yang rendah terdapat
secara alamiah pada tumbuh tumbuhan dan beragam jenis makanan antara lain
buah buahan, sayuran, kacang kacangan, minuman, dan daging.
Produksi stirena berkembang secara pesat terutama di Amerika Serikat dari
tahun 1940 an sejak diperkenalkannya stirena sebagai bahan baku utama untuk
produksi karet sintetis. Adanya kandungan grup vinil memungkinkan stirena untuk
berpolimerisasi. Produk produk komersial dari stirena antara lain polistirena,
Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS), resin Styrene Acrylonitrile (SAN), lateks
Styrene Butadiene, Styrene Butadiene Rubber (SBR), SIS (Styrene Isoprene
Stirena), SEBS (Styrene Ethylene / Butylene Styrene), SDVB (Styrene
Divinylbenzene) dan resin poliester tidak jenuh. Material material ini digunakan
secara komersil dalam produksi karet, plastik, insulasi, fibreglass, pipa, peralatan
kapal dan otomotif, tempat / wadah makanan, dan lain lain (Wikipedia, 2010).
Pembuatan senyawa stirena dilakukan melalui proses dehidrogenasi
etilbenzen. Reaktor yang digunakan adalah reaktor multi bed dengan suhu operasi
600C dan tekanan 1 bar (Chaniago, 2009).
Reaksinya dehidrogenasi stirena :
Fe2O3
C6H5CH2CH3

C6H5CHCH2 + H2

etilbenzen

stirena

hidrogen

Reaksi samping :
C6H5CH2CH3

C6H6

etilbenzen

benzen

C6H5CH2CH3 + H2
etilbenzen
2 H2O +
air

hidrogen

+ C2H4
etilen
C6H5CH3

+ CH4

toluene

metana

C2H4

2 CO

etilen

karbon monoksida

4 H2
hidrogen

Universitas Sumatera Utara

H2O

air
H2O
air

CH4
metana

CO

karbon monoksida

CO

3 H2

karbon monoksida

hidrogen

CO2

H2

karbon dioksida

hidrogen

(Said,dkk. , 1993)
Pemurnian stirena harus dilakukan melalui proses destilasi fraksionasi dalam
kolom destilasi. Hal ini dikarenakan stirena dan etilbenzen memiliki titik didih yang
hampir berdekatan yaitu 145C untuk stirena dan 136C untuk etilbenzen.
(Wikipedia, 2010).

2.2 Kegunaan Stirena


Stirena secara luas digunakan untuk polimerisasi menghasilkan beragam
polimer antara lain polistirena yang dikenal juga dengan nama Expanded Polystyrene
Foam (EPS), Acrylonitrile Butadiene Styrene (ABS), resin Styrene Acrylonitrile
(SAN), lateks Styrene Butadiene, Styrene Butadiene Rubber (SBR), SIS (Styrene
Isoprene Stirena), SEBS (Styrene Ethylene / Butylene Styrene), SDVB
(Styrene Divinylbenzene) dan resin poliester tidak jenuh. Polimer dari bahan stirena
bahan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan karet, plastik, insulasi, fibreglass,
pipa, peralatan kapal dan otomotif, tempat / wadah makanan, pelapis kertas, matras
busa, dan lain lain. Akan tetapi, penggunaan polimer dari stirena pada industri
makanan mulai berkurang seiring dengan penemuan dari Departemen Kesehatan
Amerika Serikat yang mengindikasikan bahwa stirena mempunyai efek karsinogenik
terhadap tubuh manusia dan dalam jumlah banyak beracun terhadap saluran
pencernaan, ginjal, dan saluran pernafasan manusia (Wikipedia, 2010).
Adapun beberapa kegunaan polimer dari stirena dalam industri adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Kegunaan polimer stirena dalam berbagai industri
Polimer
1. Polystirena

Kegunaan
- Bahan pembuatan foam
- Bahan packaging pada industri makanan
- Bahan pengerat pada kertas
- Bahan pembuatan piringan CD

Universitas Sumatera Utara

2. Acrylonitrile Butadiene Stirena

- Bahan pembuatan pipa

(ABS)

- Bahan pembuatan komponen elektronik


- Bahan pembuatan komponen otomotif

3. Stirena Acrylonitrile (SAN)

- Bahan pembuatan keperluan rumah tangga


- Bahan packaging kosmetik
- Bahan pembuatan komponen otomotif

4. Lateks Stirena Butadiene

- Bahan pembuatan carpet backing


- Bahan pembuatan paper coating
- Bahan pembuatan foam matress
- Bahan adhesif (pengerat)

5. Stirena Butadiene Rubber

- Bahan pembuatan ban

(SBR)

- Bahan pembuatan selang


- Bahan pembuatan sepatu
- Bahan adhesif (pengerat)

6. Resin poliester tidak jenuh

- Bahan pembuatan plastik fibreglass


- Bahan pembuatan alat alat perkapalan
- Bahan pembuatan alat alat konstruksi
- Bahan pembuatan komponen otomotif

2.3

Sifat Sifat Bahan Baku, Bahan Pembantu dan Produk

2.3.1 Sifat-Sifat Bahan Baku (Etilbenzen)


Etilbenzen merupakan sumber utama bagi produksi stirena secara komersil.
Hampir semua pabrik penghasil stirena di dunia menggunakan etilbenzen sebagai
bahan bakunya.
Proses pembuatan stirena dari etilbenzen dalam skala besar dilakukan melalui
proses dehidrogenasi etilbenzen dengan menggunakan katalis Shell 105 (campuran

Universitas Sumatera Utara

Fe2O3, Cr2O3, dan K2CO3) dalam kondisi isothermal di dalam reaktor multi bed
(Ullman, 2005).
Fe2O3
C6H5CH2CH3

C6H5CHCH2 + H2

etilbenzen

stirena

hidrogen

Sifat sifat fisika etilbenzen (Perry, 1999) :


1. Berat molekul

: 106,167 gr/gmol

2. Densitas pada 25 C

: 0,8671 gr/ml

3. Titik didih pada 1 atm

: 136,19 C

4. Titik beku pada 1 atm

: -94,975 C

5. Spesifik graviti

: 1,00 (4C)

6. Indeks bias pada 20C

: 1,4959

7. Viskositas pada 25 C

: 0,64 cP

8. Panas pembentukan pada 25 C : -12,456 J/mol. K


9. Panas penguapan pada 25 C

: 42,226 J/mol. K

10. Entropi pembentukan

: 255,2 J/mol. K

11. Temperatur kritis

: 343,05 C

12. Tekanan kritis

: 3,701 MPa

13. Volume kritis

: 374 ml/mol

Sifat sifat kimia etilbenzen:


1. Reaksi dehidrogenasi dengan katalis Fe2O3 pada suhu tinggi menghasilkan
stirena.

Fe2O3

C6H5CH2CH3

C6H5CHCH2 + H2

etilbenzen

stirena

hidrogen

2. Reaksi hidrogenasi dengan bantuan katalis Ni, Pt, atau Pd menghasilkan etil
sikloheksan.

Ni

C6H5CH2CH3 + 3H2
etilbenzen

hidrogen

C6H11C2H5
etil sikloheksan

3. Reaksi oksidasi dengan bantuan katalis KMnO4 dan K2Cr2O7 membentuk asam
benzoat.

Universitas Sumatera Utara

KMnO4 / K2Cr2O7
C6H5CH2CH3 + On
etilbenzen

C6H5COOH

oksigen

+ CO2

asam benzoat karbon dioksida

4. Mengalami proses halogenasi dengan bantuan panas atau cahaya.


2 C6H5CH2CH3 + Cl2
etilbenzen

C6H5CH-ClCH3

klorin

+ C6H5CH2Cl

2-kloro-2-feniletana 1-kloro-feniletana

2.3.2 Sifat-Sifat Bahan Pembantu (Katalis Shell 105)


Katalis Shell 105 adalah katalis yang berwujud padat dan berbentuk pelet.
Katalis Shell 105 merupakan campuran Fe2O3, Cr2O3, dan K2CO3 dengan
komposisi 84,3 % Fe2O3, 2,4 % Cr2O3, dan 13,3 % K2CO3.

Sifat sifat katalis Shell 105 :


1. Wujud

: padat

2. Bentuk

: pelet

3. Komposisi

: 84,3 % Fe2O3, 2,4 % Cr2O3, 13,3 % K2CO3

4. Bulk Density

: 2146,27 kg/cm3

5. Diameter

: 4,7 mm

6. Porositas

: 0,35

2.3.3 Sifat-Sifat Produk (Stirena)


Stirena adalah senyawa organik aromatis yang mempunyai rumus kimia
C6H5CH=CH2 dan mempunyai massa molar 104,15 gram/mol. Stirena merupakan
hidrokarbon siklik berbentuk cair, tidak berwarna, beraroma dan dapat menguap
dengan cepat. Stirena monomer dipolimerisasi untuk menghasilkan beberapa
polimer antara lain polystirena, Acrylonitrile Butadiene Stirena (ABS), resin Stirena
Acrylonitrile (SAN), lateks Stirena Butadiene, Stirena Butadiene Rubber
(SBR), SIS (Stirena Isoprene Stirena), SEBS (Stirena Ethylene / Butylene
Stirena), SDVB (Stirena Divinylbenzene) dan resin poliester tidak jenuh.
Sifat-sifat fisika stirena :
1. Berat molekul

: 104,15 gr/mol

2. Titik didih

: 145 C

3. Titik beku

: 30,6 C

Universitas Sumatera Utara

4. Densitas pada 20 C

: 0,9059 gram/ml

5. Indeks bias

: 1,5467

6. Temperatur kritis

: 369 C

7. Tekanan kritis

: 3,81 MPa

8. Viskositas pada 20 C

: 0,763 cP

9. Tekanan uap pada 20 C : 5 mmHg


(Perry, 1999)

Sifat-sifat kimia stirena :


1. Entalpi pembentukan standar pada Hf o298 : 12,456 kJ/mol
2. Panas penguapan pada 25 C : 428,44 J/gr. K
3. Reaksi pembentukan stirena :
Fe2O3
C6H5CH2CH3
etilbenzen

C6H5CHCH2 + H2
stirena

hidrogen

4. Reaksi polimerisasi membentuk polystirena terjadi sangat cepat.


n C6H5CHCH2
stirena

(C6H5CHCH2)n
polystirena

(Wikipedia, 2010)

2.4 Proses Pembuatan Stirena


Secara umum terdapat dua proses pembuatan stirena yaitu :
1. Dehidrogenasi Katalitik
Dehidrogenasi katalitik adalah reaksi langsung dari etilbenzen
menjadi stirena, cara ini adalah proses pembuatan stirena monomer yang
banyak dikembangkan dalam produksi komersial. Reaksi terjadi pada fase
uap dimana steam melewati katalis padat. Katalis yang digunakan adalah
Shell 105, yang terdiri dari campuran besi sebagai Fe2O3, kromium sebagai
Cr2O3 dan potasium sebagai K2CO3. Reaksi bersifat endotermis dan
merupakan reaksi kesetimbangan. Sedangkan reaktornya dapat bekerja secara
adiabatis dan isothermal.

Universitas Sumatera Utara

Reaksi yang terjadi :


C6H5CH2CH3

C6H5CH = CH2 + H2

Yield rendah jika reaksi ini tanpa menggunakan katalis. Temperatur


reaktor 580 620C pada tekanan atmosfer. Pada saat kesetimbangan
konversi etilbenzen berkisar antara 50 70% dengan yield

88 89 %

(Ullman, 2005).

2. Oksidasi Etilbenzen
Proses ini ada 2 macam yaitu dari Union Carbide dan Halogen
International. Proses dari Union Carbide mempunyai 2 produk yaitu stirena
dan acetophenon. Proses ini menggunakan katalis asetat diikuti dengan reaksi
reduksi menggunakan katalis kromium besi tembaga kemudian
dilanjutkan reaksi hidrasi alkohol menjadi stirena dengan katalis Titania pada
suhu 250C.
Reaksi yang terjadi berturut turut adalah sebagai berikut :
C6H5CH2CH3 + O2

C6H5COCH3 + H2O

C6H5COCH3 + H2O C6H5CH (OH )CH3


C6H5CH(OH)CH3

C6H5CH = CH2 + H2O

Kehilangan proses ini adalah terjadinya korosi pada tahap oksidasi dan
produk yang dihasilkan 10% lebih kecil dibandingkan reaksi dehidrogenasi.
Proses

Halogen

International

menghasilkan

stirena

dan

Propyleneoxide, yaitu proses mengoksidasi etilbenzen menjadi Ethylbenzene


Hidroperoxide

kemudian

direaksikan

dengan

propylene

membentuk

propyleneoxide dan -phenil-ethylalkohol kemudian didehidrasi menjadi


stirena.

2.5 Deskripsi Proses


Dari beberapa uraian proses pembuatan stirena tersebut diatas, maka akan
dirancang pabrik stirena monomer

melalui proses dehidrogenasi katalitik

menggunakan katalis Shell 105 dengan alasan sebagai berikut :


1. Proses dehidrogenasi adalah proses yang paling sederhana.
2. Proses dehidrogenasi katalitik yang paling banyak dipakai secara komersial.

Universitas Sumatera Utara

3. Tidak menimbulkan korosi.


4. Hasil samping berupa toluen dan benzen bisa dijual sehingga dapat menambah
keuntungan.

Deskripsi proses dalam proses pembuatan stirena yaitu sebagai berikut :


Bahan baku etilbenzen dipompakan ke dalam mixer (M 01) dan bercampur
dengan etilbenzen recycle dari kolom destilasi. Kemudian etilbenzen dipompakan ke
dalam unit vaporizer (V 01) bertekanan 1 atm. Suhu keluaran dari vaporizer adalah
424,1 K. Dari vaporizer, bahan baku diumpankan ke dalam furnace (F 01) untuk
mengubah uap jenuh etilbenzen menjadi gas etibenzen pada suhu 873 K. Steam
bertekanan rendah yang dihasilkan dalam boiler juga diumpankan ke dalam furnace
dan keluar dari furnace pada suhu 993 K dan tekanan 1,5 atm. Setelah itu, umpan
etilbenzen dialirkan ke dalam reaktor (R 01) dan dicampurkan dengan steam.
Steam pada proses ini berfungsi untuk mencegah terjadinya kerak pada reaktor dan
menggeser kesetimbangan reaksi ke arah produk. Reaktor yang digunakan adalah
reaktor dengan dua buah bed dimana katalis Shell 105 berbentuk pelet tersusun
pada bagian bed reaktor. Proses dehidrogenasi dari etilbenzen berlangsung pada
temperatur 873 K dan tekanan 1 atm.

Reaksi yang terjadi di dalam reaktor (R 01) adalah sebagai berikut :


C6H5CH2CH3

C6H5CHCH2 + H2

etilbenzen

stirena

hidrogen

Reaksi samping :
C6H5CH2CH3

C6H6

etilbenzen

benzen

C6H5CH2CH3 + H2
etilbenzen
2 H2O +
air
H2O
air

hidrogen

+ C2H4
etilen
C6H5CH3

+ CH4

toluen

metana

C2H4

2 CO

etilen

karbon monoksida

hidrogen

CH4

CO

3 H2

metana

karbon monoksida

4 H2

hidrogen

Universitas Sumatera Utara

H2O
air

CO

karbon monoksida

CO2

karbon dioksida

H2
hidrogen

Keluaran dari reaktor akan menghasilkan produk utama stirena, produk


samping berupa benzen, toluen, karbon dioksida, dan hidrogen serta etilbenzen sisa
reaksi dan air dalam fasa gas pada suhu 780,8 K dan tekanan 1 atm. Campuran ini
kemudian dilewatkan ke WHB dan vaporizer hingga suhu produk menjadi 489,5 K.
Setelah itu, produk dialirkan ke cooler IV (CL 04) untuk mengurangi beban panas
drum separator. Drum separator (DS 01) digunakan untuk memisahkan campuran
dari gas hidrogen dan karbon dioksida. Keluaran drum separator menyisakan produk
stirena, benzen, etilbenzen sisa reaksi, toluen, dan air pada suhu 373,8 K. Setelah dari
drum separator, produk diumpankan ke dalam dekanter (DK 01) untuk
mengeluarkan semua air dari campuran. Kemudian campuran benzen, toluen, stirena
dan etilbenzen ini didestilasi melalui 3 tahapan destilasi. Pada kolom destilasi 1 (D
01), akan didapatkan stirena dengan kemurnian 99,81 % pada produk bawah kolom
destilasi. Etilbenzen yang didapatkan pada produk bawah kolom destilasi 2 (D 02)
kemudian diumpankan kembali ke dalam mixer. Sedangkan, pada kolom destilasi 3
(D 03) akan didapatkan benzen pada produk atas kolom dan toluen pada produk
bawah kolom.

Universitas Sumatera Utara

Recycle Feed

Gas Inert (H2 & CO2)


Tangki

Mixer

Reaktor

Penampung

Drum

Dekanter

Separator

Kolom

Kolom

Destilasi I

Destilasi II

Air (H2O)
Vaporizer

Furnace

Produk Stirena

Benzen

Kolom
Destilasi III

Toluen
Gambar 2.1 Diagram Alir Proses

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

FLOWSHEET PRA RANCANGAN PABRIK STIRENA DARI ETILBENZEN MELALUI PROSES DEHIDROGENASI KATALITIK
MENGGUNAKAN KATALIS SHELL 105 DENGAN KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN

Air Pendingin

FG

13

C-02

C-01

F-01

C-03

3
4
TC

13

AC-01

CC

LC

AC-02

LC
CC

V-01

AC-03

CC

LC

U FUEL
TC

P-04

P-08

P-06

R-01

D-01

D-02
D-02

12

14

16

D-03

CL-03

Steam
6
2

TC

WHB

M - 01
1
LC

TC

RE - 01

T - 01

FC

7
FC

CL-01

T-02

RE - 02

LC

RE-03

CL-02

TC

P-02

15

15

LC

CL-04
P-01

LC

11

10
LC

T-03

T-04

LC

LC

DS-01

P-05

P-07

P-09

KONDENSAT
PC

AIR PENDINGIN BEKAS


LC

DK-01

P-03

Air Umpan Boiler


KOMPONEN

1
13.934,927

Benzen

35,012

35,012

Toluen

35,012

35,012

35,012

564,974

564,974

47,435

Stirena

309,523

12.944,133

12.944,133

29,775

H 2O

59734,580

92.889,330 92.889,330

H2

323,794

323,794

CO2

595,266

595,266

Total

Etilbenzen

3
0

4
0

5
5.911,770

6
0

19813,394
35,012

5.911,770

339,788

339,788

33.641,784 92.889,330

Laju Alir (kg/jam)


8

1
13.934,927

10

11

12

7,717

5.904,054

22,548

5.879,937

66,608

273,181

274,063

517,539

12.914,358 12.603,715

13

14

15

5.878,453

1,485

1,485

273,181

1,092

272,971

517,833

517,833

516,503

1,330

310,686

309,523

1,162

1,162

0
0

14004,952

14004,952

20192,942

59734,580

6.982,519

6.187,976

793,661

520,242

274,301

Temperatur, T (oC)

30

30

63,9

720

720

498,8

100,8

100,8

100,8

100,8

45

127,6

136,7

102,2

45

45

Tekanan, P (atm)

33.641,784 113.569,056

919,061

112.649,995 93.040,863

19.609,132 12.626,263

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN

DIAGRAM ALIR PABRIK STIRENA DARI ETILBENZEN MELALUI PROSES


DEHIDROGENASI KATALITIK MENGGUNAKAN KATALIS SHELL 105
DENGAN KAPASITAS 80.000 TON / TAHUN

Skala : Tanpa Skala


Tanggal Tanda Tangan
Digambar Nama : Maggie Junialie
NIM : 060405008
Diperiksa / 1.Nama : Dr. Ir. Iriany, MSi
NIP : 19640613 199003 2 001
Disetujui
2.Nama : Ir. Renita Manurung, MT
NIP : 19681214 199702 2 002

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai