Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Proyek
Sebagai Ibu Kota Provinsi, Pekanbaru mempunyai peranan utama sebagai
pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pendidikan, dan sebagai pusat pelayanan
bagi kawasan di sekitarnya. Pemerintah Pekanbaru saat ini sedang melakukan
pembangunan yang berkelanjutan guna mengikuti perkembangan seperti kota-kota
besar lainnya di Indonesia. Banyaknya potensi wisata dan sebagai jalur
perdagangan internasional membuat Dinas Pariwisata dan Dinas Pekerjaan Umum
saling bekerja sama dengan pemerintah Pekanbaru untuk memanfaatkan situasi ini
dengan melakukan pembangunan tempat-tempat sarana hiburan dan rekreasi
untuk menarik para wisatawan.
Dari banyaknya wisatawan yang akan berkunjung kekota Pekanbaru
tentunya semakin banyak pula dibutuhkan tempat tinggal untuk sementara waktu
seperti hotel, apartement, wisma, rumah, dan lain-lainnya. Dari sektor ini coba
dimanfaatkan oleh para investor untuk membangun tempat tinggal hotel. Salah
satunya yang dilakukan oleh PT Pegadaian (Persero) yang membangun hotel yang
diberi nama hotel Pesonna yang lokasi pembangunan hotel sangat strategis karena
terletak di tengah-tengah kota Pekanbaru.
PT

Pegadaian

(Persero)

sebagai

pemilik

proyek

merencanakan

pembangunan hotel 11 lantai yang lokasinya berada di Jalan Sudirman, lokasi


proyek berbatasan langsung sebelah utara dengan Bank DKI Jakarta, sebelah
selatan lokasi proyek berbatasan dengan proyek Green City Basko, lokasi
pembangunan Hotel Pesonna sangat strategis ditunjang dari banyaknya sarana
hiburan dan tempat rekreasi yang ada di kota Pekanbaru. Pembangunan hotel ini
diperkirakan menghabiskan dana mencapai lebih kurang Rp 47 Milliar. Pekerjaan
pembangunan hotel ini sejalannya akan diperkirakan selesai Desember 2014
PT Pegadaian (Persero) selaku owner proyek berharap dengan dibangunnya
Hotel Pesonna ini bisa memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal bagi para
pendatang yang sedang berkunjung menikmati kota Pekanbaru.

Pekerjaan pembangunan Hotel Pesonna Pekanbaru ini dipilih sebagai lokasi


kerja praktek dikarenakan telah memenuhi persyaratan objek kerja praktek yang
ditetapkan oleh Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau, adapun nilai proyek
tersebut adalah sebesar Rp 46.450.000.000,1.2. Latar Belakang Kerja Praktek
Kerja Praktek adalah suatu kegiatan lapangan yang wajib bagi mahasiswa
Teknik Sipil Universitas Riau guna mengetahui ataupun terlibat secara langsung
maupun tidak langsung dalam suatu kegiatan konstruksi
1.3. Maksud dan Tujuan Proyek
Adapun tujuan pembangunan Hotel Pesonna Pekanbaru ini adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan kebutuhan akan tempat tinggal sementara baik bagi masyarakat
kota Pekanbaru maupun untuk para pendatang.
2. Memberikan peluang investasi bagi masyarakat kota Pekanbaru terhadap
produk-produk yang ditawarkan dari PT Pegadaian (Persero).
1.4. Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
1. Untuk mendapatkan pengalaman secara langsung bentuk kegiatan fisik
pembangunan di bidang teknik sipil.
2. Mengetahui tahap tahap kegiatan fisik pembangunan.
3. Mempraktekkan teori teori yang didapat saat perkuliahan.
4. Membuat Laporan Kerja Praktek sebagai syarat untuk menyelesaikan
pendidikan S1 Teknik Sipil.

1.5. Ruang Lingkup Kerja Praktek


Ruang lingkup kerja praktek yang ditinjau pada proyek pembangunanHotel
Pesonna Pekanbaruini meliputi pekerjaan pelat lantai dan balok.Dalam laporan ini
dipaparkan mengenai pelaksanaan kegiatan proyek yang sedang dikerjakan
berdasarkan pengamatan, wawancara, bimbingan dari kontraktor pelaksana,
konsultasi, serta berpedoman pada gambar kerja, dan lampiran lainnya.

1.6. Batasan Masalah Kerja Praktek


Batasan masalah pada kerja praktek ini mengenai pelaksanaan pekerjaan
pelat lantai dan balokpada proyek pembangunanHotel Pesonna Pekanbaru.
1.7. Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek
Metodologi yang mendukung dalam pelaksanaan kerja praktek (KP) ini
adalah:
1. Praktek kerja di lapangan
Praktek Kerja di lapangan dilakukan terhitung mulai tanggal 1 Oktober
2014 sampai dengan 1Desember 2014. Hal ini dilakukan agar penulis
dapatlangsung meninjau pelaksanaan pembangunan konstruksi tersebut.
2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan serangkaian pertanyaan yang
berhubungan dengan proses pekerjaan untuk memperoleh data dan
informasi dalam pembangunan proyek.
3. Observasi
Observasidilakukan dengan meninjau langsung dilapangan untuk
mengetahui kondisi pelaksanaan dan tata cara pekerjaan untuk mendapatkan
data-data yang lebih akurat dalam penyusunan laporan.
4. Pengumpulan data sekunder
Hal ini dilakukan dengan meminta data-datakepada kontraktor pelaksana
yaitu PT Hutama Karya.
5. Tinjauan pustaka
Memahami berbagai literatur dan buku panduan yang berhubungan dengan
kegiatan pelaksanaan pekerjaan lapangan.
6. Dokumentasi
Yaitu dengan mengambil gambar pada tiap tahap-tahap pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
1.8. Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktek ini disusun atas beberapa bab, dimana setiap bab
terdiri dari beberapa sub bab dengan rincian sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang proyek, tujuan proyek, lingkup kerja
praktek, metodologi pelaksanaan kerja praktek, serta sistematika
penulisan.

BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK


Pada bab ini berisi tentang data umum proyek dan pelaksanaan
proyek. Pelaksanaan proyek terdiri dari tahap pelelangan, sistem
kontrak, manajemen proyek, dan organisasi proyek.

BAB III

TINJAUAN KHUSUS
Berisi tentang laporan pelaksanaan dan pembahasan pekerjaan dari
tinjauan khusus kerja praktek yang diipilih, yaitu pelaksanaan
pekerjaan balok dan plat lantai, serta analisa perhitungan pelat lantai.

BAB IV

PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari laporan kerja praktek serta
saran dari hal-hal yang dianggap penting selama pelaksanaan kerja
praktek ini.

BAB II
TINJAUAN UMUM KERJA PRAKTEK
Proyek adalah suatu aktivitas/kegiatan yang dilaksanakan oleh badan
tertentu yang dimulai dan diakhiri sesuai jadwal yang telah disepakati dalam suatu
perjanjian kerja/kontrak. Untuk melaksanakan suatu proyek yang besar maupun
yang kecil diperlukan suatu organisasi untuk mengelola dan mengontrol jalannya
proyek, serta tenaga kerja yang akan melaksanakan pekerjaan di lapangan.
Organisasi tersebut harus mempunyai badan hukum, sarana, dan personil yang
dapat bekerja secara kolektif agar mendapatkan hasil yang baik.Adanya
pembagian tugas serta pengorganisasian yang baik, maka segala sesuatu pekerjaan
proyek di lapangan dapat dikerjakan sesuai bidang dan tugas masing-masing serta
bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan.
Oleh karena itu, bab ini berisi tentang semua tinjauan umum proyek pada
Pekerjaan Fisik PembangunanHotel Pesonna Pekanbaru milik PT Pegadaian
(Persero).
2.1 Data Proyek
Berikut ini dijelaskan data-data yang menyangkut tentang proyek
pembangunan Hotel Pesonna Pekanbaru milik PT Pegadaian (Persero) :
2.1.1 Data Umum
1. Nama Proyek

: Hotel Pesonna Pekanbaru

Lokasi

:Jl. Sudirman ,Pekanbaru

Pemilik Proyek

: PT Pengadaian.(Persero)

Alamat

: Jl. Kramat Raya 162 Jakarta Pusat

2. Kontraktor Pelaksana : PT Hutama Karya


Alamat

: Jl. Letjend Haryono MT. Kav 8 Cawang,


Jakarta 13340

Grade Kontraktor

: Grade 7

Konsultan Perencana : PT Artefak Arkindo


Alamat

: Wijaya Graha Puri Blok C No. 41-42

KebayoranBaru, Jakarta Selatan


3. Konsultan Arsitek
Alamat

: PT Artefak Arkindo
: Wijaya Graha Puri Blok C No. 41-42
KebayoranBaru, Jakarta Selatan

4. Konsultan Struktur

: PT Adhikara Mitracipta

5. Konsultan Mekanikal : PT Skemanusa Consultama Teknik


Alamat

: Jl. Joglo Raya No.48 Mega Kebon Jeruk,


Maissonate No.18, Jakarta

6. Konsultan Eletrikal
Alamat

: PT Skemanusa Consultama Teknik


: Jl. Joglo Raya No.48 Mega Kebon Jeruk,
Maissonate No.18, Jakarta

7. Surveyor
Alamat

: PT Jurukur Bahan Indonesia


: Jl. Ciputat Raya No.3 Bungur- Kebayoran
Lama , Jakarta Selatan

8. Penanggung Jawab

: Dr.Ir.Yuskar Lase
Ir. Winny H. Waraouw

9. Deskripsi Proyek

:Gedung dengan 11 lantai, 1 lantaiBasement


dan Top Floor

10. Batasan Lokasi


Sebelah Utara

: Bank DKI Jakarta

Sebelah Barat

: Proyek Green City Basko

Sebelah Timur

: Jalan Sudirman

Sebelah Selatan

: Proyek Green City Basko

11. Kuantitas Pekerjaan


Luas Lahan

: 1.250,000m2

Luas Bangunan

: 11.689,997 m2

12. Kontrak
Jenis Kontrak

: Lump Sum Fixed Price

Pembayaran

: Monthly Certificate

13. Nomor Kontrak


Nilai Kontrak

:: Rp 46.450.000.000,-

Sumber Dana

: PT.Pegadaian (Persero)

14. Jenis mata uang

: Rupiah

15. Sistem Pelelangan

: Pelelangan Umum Prakualifikasi

16. Waktu Pelaksanaan

: 300hari kalender

17. Waktu Pemeliharaan : 365 hari kalender


18. Mulai Pekerjaan

: 19 Januari 2014

19. Selesai Pekerjaan

: 30Desember 2014

Lokasi proyek Pembangunan Hotel Pesonna Pekanbaru hanya dapat


diakses melalui satu jalan yaitu Jalan Sudirman, Pekanbaru. Lokasi dan situasi ini
dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1Lokasi Proyek Pembangunan Hotel Pesonna Pekanbaru


Sumber: Google Earth, 2014

RencanaHotel Pesonna Pekanbarudapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2Rencana Hotel Pesonna Pekanbaru


Sumber: PT Hutama Karya, 2014

2.1.2 Data Khusus Proyek


Adapun data khusus

dari proyek Pembangunan

Hotel Pesonna

Pekanbarusebagai berikut:
1. Tinjauan pekerjaan struktur
Ruang lingkup pekerjaan proyek
Pekerjaan struktur dititikberatkan meninjau pelaksanaan pekerjaan balok dan
pelat lantai pada lantai 9.

2. Material struktur
Beton struktur : K-250 (ready mix) menggunakan batching plan PT Riau
Beton Mandiri (RBM).
Baja tulangan : Tulangan baja ulir D10

3. Ukuran struktur

Balok
a. Balok induk(untuk notasi lihat lampiran tabel pembalokan)
B35 ukuran 30 x 50 cm
b. Balok anak(untuk notasi lihat lampiran tabel pembalokan)
B24A ukuran 25 cm x 40 cm
B24 ukuran 20 cm x 40 cm
B23 ukuran 20 cm x 30 cm
B37A kuran 35 cm x 70 cm
Pelat lantai
Ketebalan pelat lantai 12 cm sama untuk semua elevasi, dengan spasi
tulangan atas-bawah sebesar 17,5 cm

2.2 Lingkup Pekerjaan Proyek


Ruang lingkup pekerjaan proyek ini adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan struktur
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan tanah
c. Pekerjaan pondasi dalam
d. Pekerjaan pile cap dan sloof
e. Pekerjaan beton struktur
Lantai basement
Lantai dasar
Lantai dua
Lantai tiga
Lantai empat
Lantai lima
Lantai enam
Lantai tujuh
Lantai delapan

10

Lantai sembilan
Lantai sepuluh
Lantai sebelas
Lantai top
f. Pekerjaan beton ramp ( basement )
g. Pekerjaan rangka atap ( baja )
2. Pekerjaan arsitektur
a. Lantai basement
b. Lantai dasar
c. Lantai dua
d. Lantai tiga
e. Lantai empat
f. Lantai lima
g. Lantai enam
h. Lantai tujuh
i. Lantai delapan
j. Lantai sembilan
k. Lantai sepuluh
l. Lantai sebelas
m. Lantai top
n. Kulit Luar./Atap
3. Pekerjaan mekanikal
a. Pekerjaan plumbing ( peralatan utama, instalasi pemipaan)
b. Siphonic system
c. Pekerjaan fire hydrant
d. Exhaust fan
e. Air conditioning
f. Sewage Treatment Plant ( STP )
g. Pekerjaan elevator
4. Pekerjaan elektrikal
a. Instalasi tegangan menengah dan panel tegangan menengah

11

b. Transformator
c. Panel
d. Kabel Feeder
e. Lampu penerangan, instalasi penerangan dan stop kontak
f. Pekerjaan kabel tray
g. Generator dan instalasi mekanik
h. Penangkal petir
i. Pekerjaan tata suara
j. Pekerjaan fire alarm
k. Pekerjaan sistem data
l. Pekerjaan telephone
m. Pekerjaan Closed Circuit TeleVision ( CCTV )
5. Landscape dan sarana luar
a. Pekerjaan taman
b. Pekerjaan perkerasan parkir, jalan, pendestrian dan kanstin
c. Drainase kawasan
d. Pekerjaan pos jaga
e. Pekerjaan pagar
6. Interior&Furniture gedung utama
a. Pekerjaan furniture ready made ( RM )
b. Pekerjaan furniture custome made ( CM )
c. Pekerjaan interior melekat &finishing
d. Pekerjaan signase
e. Pekerjaan roller shades
2.3 Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan suatu proyek memiliki

tahapan-tahapan

yang harus

dilaksanakan, tahap pertama adalah tahap pelelangan, pada tahap ini para
kontraktor akan diseleksi kemampuannya untuk melaksanakan sebuah proyek.
Setelah tahap pelelangan maka ditunjuk kontraktor pelaksana, yang akan
menjalankan proyek dengan diawasi oleh Manajemen Konstruksiyang juga
berperan sebagai konsultan pengawas.

12

2.3.1 Tahap Pelelangan


Pelelangan atau tender adalah suatu cara yang digunakan oleh pemilik
proyek

untuk

mendapatkan

pihak

pelaksana

(kontraktor),

yang

akan

melaksanakan proyek tersebut sesuai keinginan pemilik proyek. Dalam proyek ini
pelelangan

dilakukan

Pegadaian(Persero)

oleh

langsung

konsultan
sebagai

pengawas,

konsultan

yang

pengawas

mana
dan

PT

pemilik

proyek,kemudian konsultan pengawas mengadakan pelelangan.


Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 , metode
pemilihan barang atau jasa dibedakan menjadi :
1. Pelelangan umum
Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh
semua

Penyedia

Barang/Pekerjaan

Konstruksi/Jasa

Lainnya

yang

memenuhi syarat.
2. Pelelangan terbatas
Pelelangan Terbatas adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan
Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini
terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.
3. Pemilihan langsung
Pemililhan langsung adalah metode pemilihan Penyedia Pekerjaan
Konstruksi

untuk

pekerjaan

yang

bernilai

paling

tinggi

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).


4. Penunjukkan langsung
Penunjukkan langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.
5. Sayembara
Sayembara

adalah

metode

pemilihan

Penyedia

Jasa

yang

memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang


harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan Harga Satuan.

13

Berdasarkan Perka LKPP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Juknis Perpres


Nomor 70 Tahun 2012, metode pelelangan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pelelangan umum pascakualifikasi metode satu sampul dengan sistem
gugur.
Pelelangan yang terbuka dengan pengumuman secara luas melalui
berbagai media yang dilakukan secara pascakualifikasi atau penilaian
kompetensi setelah memasukkan penawaran, metode ini menggunakan
evaluasi sistem gugur dan biasanya digunakan untuk pekerjaan yang
sederhana.
2. Pelelangan umum pascakualifikasi metode dua sampul dengan evaluasi
sistem nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.
Metode pelelangan ini merupakan pelelangan yang terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui berbagai media. Penilaian kompetensi
dilakukan setelah memasukkan penawaran dan menggunakan evaluasi
penawaran berdasarkan perhitungan keunggulan teknis dan faktor umur
ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan dan jangka watu
operasi tertentu. Pelelangan ini digunakan untuk pekerjaan yang bersifat
kompleks.
3. Pelelangan umum prakualifikasi metode satu sampul evaluasi sistem
gugur.
Metode pelelangan ini merupakan pelelangan terbuka yang diumumkan
secara luas melalui berbagai media. Penilaian kompetensi dilakukan
sebelum penawaran dimasukkan menggunakan evaluasi sistem gugur.
Metode ini digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana.
4. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua sampul dengan evaluasi
sistem nilai atau sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.
Metode pelelangan ini merupakan pelelangan yang terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui berbagai media. Penilaian kompetensi
dilakukan sebelum memasukkan penawaran dan menggunakan evaluasi
penawaran berdasarkan perhitungan keunggulan teknis dan faktor umur
ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan dan jangka watu

14

operasi tertentu. Metode ini digunakan untuk pekerjaan yang bersifat


kompleks.
5. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi sistem
nilai dan sistem penilaian biaya selama umur ekonomis.
Metode pelelangan ini merupakan pelelangan yang terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui berbagai media. Penilaian kompetensi
dilakukan sebelum memasukkan penawaran dan menggunakan evaluasi
penawaran berdasarkan perhitungan keunggulan teknis dan faktor umur
ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan dan jangka watu
operasi tertentu. Metode ini digunakan untuk pekerjaan yang bersifat
kompleks serta benar-benar mengedapankan kualitas.
6. Pelelangan umum prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi sistem
gugur dengan ambang batas.
Metode pelelangan ini merupakan pelelangan yang terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui berbagai media. Penilaian kompetensi
dilakukan sebelum memasukkan penawaran dan menggunakan evaluasi
penawaran berdasarkan perhitungan nilai dengan batas-batas tertentu.
Metode ini digunakan untuk pekerjaan yang bersifat kompleks serta benarbenar mengedapankan kualitas.
7. Pelelangan terbatas prakualifikasi metode satu sampul evaluasi sistem
gugur.
Metode pelelangan ini merupakan pelelangan yang terbatas untuk
penyedia dengan syarat tertentu, pengumuman secara luas melalui
berbagai media dengan mencantumkan kriteria/syarat tertentu untuk
pendaftar.

Penilaian

kompetensi

dilakukan

setelah

memasukkan

penawaran dan menggunakan evaluasi penawaran menggunakan sistem


gugur. Metode ini digunakan untuk pekerjaan yang bersifat kompleks.
8. Pelelangan terbatas prakualifikasi metode dua sampul dengan evaluasi
sistem nilai atau sistem penilaian biaya selama umur ekonomi.

15

Metode pelelangan ini

hampir sama dengan pelelangan umum

prakualifikasi dengan metode dua sampul dengan evaluasi sistem nilai atau
nilai penilaian biaya selama umur ekonomis. Metode ini merupakan
pelelangan yang terbatas untuk penyedia dengan syarat/ketentuan tertentu.
9. Pelelangan terbatas prakualifikasi metode dua sampul dengan evaluasi
sistem nilai dengan ambang batas.
Metode pelelangan ini

hampir sama dengan pelelangan umum

prakualifikasi dengan metode dua sampul dengan evaluasi sistem nilai


dengan ambang batas. Metode ini merupakan pelelangan yang terbatas
untuk penyedia dengan syarat/ketentuan tertentu.
10. Pelelangan terbatas prakualifikasi metode dua tahap dengan evaluasi
sistem gugur dengan ambang batas.
Metode pelelangan ini

hampir

sama dengan pelelangan umum

prakualifikasi dengan metode dua sampul dengan evaluasi sistem gugur


dengan ambang batas. Metode ini merupakan pelelangan yang terbatas
untuk penyedia dengan syarat/ketentuan tertentu.
Tahap pelelangan proyek pembangunan Hotel Pesonna menggunakan
sistem Pelelangan Umum Prakualifikasi metode satu sampul dengan evaluasi
sistem gugur.
Berikut tahap-tahap pelelangan umum prakualifikasi metode satu sampul
dengan evaluasi sistem gugur pada Hotel Pesonna :
1. Pengumuman prakualifikasi
Pengumuman lelang proyek ini dilakukan melalui situs resmi Pegadaian di
website http://www.pegadaian.co.id/ Tanggal 23-07-2013 jam 15:53:18.
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi
Pendaftaran dan pengambilan dokumen Kualifikasi dimulai sejak tanggal
23 Juli 2013 hingga 26 Juli 2013 pukul 09.00 14.00 WIB. Pada proyek
ini sebanyak 7 perusahaan yang mendaftar serta mengambil dokumen
pemilihan. Sedangkan batas akhir penyampaian dokumen kualifikasi
selambat-lampat pada hari Minggu tanggal 26 Juli 2013 pukul 12.00.
3. Pemberian penjelasan

16

Pemberian penjelasan dokumen lelang (aanwijzing) dilaksanakan pada


hari Senin tanggal 29 Juli 2013. Dalam rapat Penjelasan Dokumen lelang
dijelaskan tentang pekerjaan Pembangunan Hotel PT Pegadaian (Persero)
di 5 (lima) lokasi yaitu Pekanbaru, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, dan
Makassar.
4.

Pemasukan dokumen penawaran dengan Metode 1 sampul


Pada proses pemasukkan dokumen penawaran dilakukan dengan metode 1
sampul. Pada tahap ini penyedia jasa akan memasukkan persyaratan teknis
dan harga penawaran pada satu sampul yang kemudian akan diserahkan
kepada panitia lelang yang telah ditunjuk oleh pengguna jasa yakni PT
Pegadaian (Persero).

5.

Pembukaan dokumen penawaran


Panitia melakukan pembukaan penawaran baik berupa dokumen kelengkapan
administrasi dan teknis maupun dokumen lain yang sesuai dengan ketentuan
dokumen lelang dihadapan peserta lelang.

6.

Evaluasi dokumen penawaran


Evaluasi penawaran metode 1 (satu) sampul itu sendiri meliputi: evaluasi
harga dengan koreksi aritmatik, evaluasi administrasi, dan evaluasi teknis.

7.

Evaluasi kualifikasi

8.

Pemberitahuan/pengumuman peserta yang lulus evaluasi

9.

Pembuatan berita acara hasil pelelangan


BAHP merupakan kesimpulan dari hasil evaluasi administrasi, teknis, dan
harga yang bersifat rahasia sampai dengan pengumuman pemenang .

10. Penetapan pemenang


Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga,
serta evaluasi kualifikasi, maka panitia pengadaan berkesimpulan dan
memutuskan peserta yang memenuhi syarat untuk ditunjuk sebagai calon
pemenang lelang. Maka diusulkan penetapan pemenang pelelangan yaitu:
Calon pemenang
Nama perusahaan
Perusahaan

: PT Hutama Karya

: Jl. Letjend Haryono MT.Kav 8 Cawang,

17

Jakarta 13340
Penawaran Terkoreksi : Rp 46.450.000.000,11. Pengumuman pemenang
PT Hutama Karya ditetapkan panitia pengadaan barang/jasa proyek
Pembangunan Hotel PT Pegadaian (Persero) di 5 (lima) lokasi yaitu
Pekanbaru, Yogyakarta, Surakarta, Surabaya, dan Makasar sebagai
pemenang lelang.
12. Sanggahan banding (apabila diperlukan)
Peserta dapat menyampaikan sanggahan secara tertulis atas penetapan
pemenang disertai bukti terjadinya penyimpangan.
13. Penunjukan penyedia barang/jasa.
2.3.2

Sistem Kontrak
Kontrak adalah perjanjian secara tertulis antara pemberi proyek dan

penerima proyek dimana kewajiban masing-masing pihak diatur dalam pasalpasal surat perjanjian. Suatu kontrak mulai berfungsi pada waktu kontrak tersebut
ditandatangani. Kontraktor baru boleh bekerja secara fisik setelah ada SPK (Surat
Perintah Kerja).
Ada berbagai macam jenis kontrak yang digunakan dalam proses
pengadaan barang/jasa pemerintah seperti kontrak lump sum, kontrak harga
satuan, kontrak gabungan lump sum dan harga satuan, kontrak persentase, dan
kontrak terima jadi (turnkey contract). Pejabat Pembuat Komitmen harus memilih
jenis kontrak yang tepat sesuai dengan jenis kegiatan/pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Kesalahan dalam menentukan jenis kontrak bukan saja akan
menimbulkan

permasalahan

dalam

pelaksanaan

kontrak

terkait

dengan

kesepakatan antara Pejabat Pembuat Komitmen dengan Penyedia barang/jasa


seperti cara pembayaran dan kemungkinan perubahan kontrak, tetapi juga dapat
menyebabkan kesalahan dalam menentukan pemenang lelang oleh Kelompok
Kerja Unit Layanan Pengadaan.
Peraturan Presiden R.I nomor 70 tahun 2012 tentang Revisi Kedua
Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

18

Pemerintah pasal 50 menggolongkan jenis kontrak pengadaan barang dan jasa


pemerintah,
Berdasarkan cara pembayaran, kontrak dikelompokkan dalam 5 (lima)
jenis kontrak yaitu:
1. Kontrak Lump sum diuraikan dalam pasal 51 ayat (1) Perpres 70 yaitu
kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian
harga;
b. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa
c. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan isi kontrak;
d. Sifat pekerjaan berorientasi pada keluaran (output based);
e. Total harga penawaran bersifat mengikat;
f. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.
2. Kontrak harga satuan diuraikan dalam pasal 51 ayat (2) Perpres 70 yaitu
kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam
batas waktu tertentu yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Harga satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu;
b. Volume atau kuantitas pekerjaan masih bersifat perkiraan pada saat
kontrak ditandatangani;
c. Pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan

yang

benar-benar

telah

dilaksanakan

oleh

penyedia

barang/jasa; dan
d. Kemungkinan adanya pekerjaan tambah kurang berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan.

19

3. Kontrak gabungan lump sum dan harga satuan diuraikan dalam pasal 51 ayat
(3) Perpres 70 yaitu kontrak yang merupakan gabungan lump sum dan harga
satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.
4. Kontrak persentase diuraikan dalam pasal 51 ayat (4) Perpres 70 yaitu
merupakan kontrak pengadaan konsultansi/jasa lainnya, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Penyedia jasa konsultansi/jasa lainnya menerima imbalan berdasarkan
persentase dari nilai pekerjaan tertentu; dan
b. Pembayarannya

didasarkan

pada

tahapan

produk/keluaran

yang

dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.


5. Kontrak terima jadi diuraikan dalam pasal 51 ayat (5) Perpres 70 merupakan
kontrak

pengadaan

barang/pekerjaan

konstruksi/jasa

lainnya

atas

penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan


ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai
dilaksanakan; dan
b. Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang
menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria
kinerja yang ditetapkan.
Pada pekerjaan Pembangunan Hotel Pesonna Pekanbaru ini digunakan
sistem kontrak gabungan lump sum dan harga satuan yang tetap dan pasti
(lump sumfixedunit price) sebagai sistem kontraknya dengan sitem
pembayaran secara bertahap berdasarkan monthly certificate.
2.3.3 Tahap Pelaksanaan di Lapangan
2.3.3.1 Organisasi dan Personil
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan di lapangan.
Antara personil dan organisasi yang terlibat didalamnya, peralatan dan
logistik yang digunakan, waktu kerja, metode kerja, pengawasan di
lapangan serta manajemen proyek. Dalam pelaksanaan proyek, perlu
adanya suatu organisasi proyek agar proyek dapat berjalan lancar.

20

Organisasi merupakan suatu sistem dimana sekumpulan orang atau badan


hukum bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan penyusunan
organisasi proyek adalah untuk mengetahui posisi setiap unsur yang
terlibat dalam proyek tersebut mencakup tugas, kewajiban dan deskripsi
hubungan kerja.
Adapun unsur-unsur yang berperan dalam struktur organisasi tersebut
adalah:

21

1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah yang memiliki dan menanggung pembiayaan
proyek.Pemilik proyek pada proyek ini adalah PT Pegadaian
(Persero), tugas pemilik proyek (owner) adalah:
a. Menyediakan seluruh biaya yang diperlukan selama perencanaan
dan pelaksanaan proyek,
b. Memberikan informasi yang diperlukan oleh konsultan sehubungan
dengan perencanaan proyek,
c. Memberikan pekerjaan dan surat perintah kerja (SPK).
Wewenang pemilik proyek adalah:
a. Menempatkan seorang ahli sebagai wakilnya untuk mengawasi
pekerjaan,
b. Menyetujui atau menolak perubahan kerja yang telah disepakati,
c. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek
apabila tidak dapat melaksanakan proyek sesuai kontrak yang telah
disepakati.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh PT Pegadaian
(Persero) untuk bertindak selaku perencana pekerjaan struktur,
arsitektur, mekanikal, elektrikal, interior dan landscape dalam batasbatas yang telah ditentukan baik teknis maupun administratif.
Konsultan perencana pada proyek ini adalah PTArtefak Arkindo
sebagai perencana pekerjaan arsitektur, PT Adhikara Mitracipta
sebagai perencana pekerjaan struktur, dan PTSkemanusa Consultama
Tekniksebagai perencana mekanikal dan eletrikal dan tugas konsultan
perencana adalah:
a. Merencanakan desain struktural, membuat gambar struktur serta
menghitung anggaran biaya proyek.
b. Menentukan standar dan peraturan struktur yang sesuai dengan
perencanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan serta

22

menentukan spesifikasi teknis (persyaratan material, peralatan dan


metode kerja),
c. Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dan surat perjanjian
dengan kontraktor,
d. Memberi instruksi kepada kontraktor melalui konsultan manajemen
konstruksi,
e. Menentukan keputusan akhir yang mengikat mengenai proyek,
f. Mengesahkan

semua

dokumen

pembayaran

kepada

pihak

kontraktor.
3. Konsultan Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi dipercayakan oleh owner (pemilik) guna
mewakilinya untuk memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi
pelaksanaan proyek di lapangan berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan baik administratif maupun teknis. Dalam proyek
ini yang bertindak selaku konsultan manajemen konstruksi adalah PT
Pegadaian (Persero), tugas konsultan manajemen konstruksi adalah:
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan yang
akan menjadi dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari segi kualitas, kuantitas dan
laju pencapaian volume pekerjaan.
d. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan
persoalaan yang terjadi selama pekerjaan.
e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawas, dengan
masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan
bulanan pekerjaan yang dibuat oleh kontraktor.
f. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk
pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan dan serah terima
pertama dan kedua pekerjaan.

23

g. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang


diajukan oleh kontraktor.
h. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan.
i. Menyusun

daftar

cacat/kerusakan

sebelum

serah

terima,

mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan dan menyusun


laporan akhir pekerjaan pengawasan.
j. Bersama konsultan perencana menyusun petunjuk pemeliharaan
dan penggunaan bangunan gedung.
k. Membantu

pengelola

proyek

dalam

menyusun

petunjuk

pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung.


l. Wewenang konsultan manajemen konstruksi adalah mewakili
pemilik proyek dalam memutuskan hal yang bersifat insidential.
4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah pihak pelaksana pekerjaan konstruksi
yang

ditunjuk

berdasarkan

pelelangan

untuk

melaksanakan

pembangunan proyek sesuai rencana, perhitungan, dan persyaratan


yang telah dibuat oleh konsultan perencana. Dalam proyek ini yang
bertindak selaku kontraktor pelaksana PT Hutama Karya.
Untuk mengoptimalkan kinerjanya, kontraktor pelaksana perlu
menyusun struktur organisasi tenaga ahli yang solid di lapangan.
Struktur organisasi tersebut berisikan tenaga ahli dari masing-masing
perusahaan kontraktor yang bekerja sama dan harus dapat membagi
tenaga ahli sesuai dengan bidang yang dikuasainya agar pelaksanaan
proyek dapat berjalan lancar dan tercapai tujuan yang telah ditetapkan
pada perencanaan sebelumnya. Tujuan struktur organisasi yang solid
ini tidak lain agar tercapainya efisiensi mutu, biaya, dan waktu
pelaksanaan proyek. Struktur Organisasi pada proyek Pembangunan
Hotel Pesonna pekanbaru dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini.

STRUKTUR ORGANISASI PEKERJAAN PEMBANGUNAN HOTEL PESONNA PEKANBARU

Gambar 2.3 Struktur Organisasi


Sumber : PT Hutama Karya, 2014

24

25

Adapun tugas dan tanggung jawab struktur organisasi proyek adalah sebagai
berikut:
1. Project Director
Tugas-tugasProject Director adalah:
a. Berkoordinasi dengan manajer proyek khususnya mengenai masalah
manajemen proyek.
b. Bertanggung jawab atas prosedur pelelangan dan mekanisme,
perjanjian kontrak, dan pembayarannya.
c. Sebagai perantara/penghubung antara kontraktor dengan owner.
2. Project Manager
Tugas-tugas Project Manager adalah:
a. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dan
pelaksanaan pekerjaan.
b. Memberi pengarahan dalam tahap pembuatan RAP (Rencana
Anggaran Pelaksanaan).
c. Menguasai seluruh isi dokumen kontrak.
d. Menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan proyek.
e. Memberikan

pengarahan

dan

memantau

serta

mengevaluasi

pelaksanaan proyek.
f. Melakukan negosiasi dengan sub-kontraktor atau suplier.
3. Safety Manager
Safety Manager adalah orang yang ditunjuk oleh project manager
untukmelaksanakan kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) disuatu proyek. Safety manager memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
a. Menyiapkan dokumen-dokumen safety pada tahap tender pelaksanaan
K3L.
b. Membuat surat kebijakan K3L.
c. Membuar struktur organisasi K3L.

26

d. Menyiapkan peraturan safety, spanduk, poster, kotak obat, sarana


safety,AlatPemadam Api Ringan (APAR), Alat Perlindungan Diri
(APD), prosedurerection, dll.
e. Melaksanakan kegiatan safety seperti tool box, meeting safety,
f. Membuat laporan safety seperti laporan kecelakaan, laporan
investigasi danpenilaian K3L subkontraktor.
4. Site Engineer Manager
Tugas-tugas Site Engineer Manager adalah:
a. Bertanggung jawab atas urusan teknis yang ada dilapangan.
b. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain
dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja,
sedemikian rupa sehingga tidak menghambat kemajuan palaksanaan
di lapangan.
c. Melakukan pengawasan terhadap hasil kerja apakah sesuai dengan
dokumen kontrak.
5. Site Operasional Manager
Tugas-tugas Site Operasional Manager adalah:
a. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b. Melaksanakan kegiatan sesuai dokumen kontrak.
c. Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan tingkat efisiensi
dan efektifitas yang tinggi.
d. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan
pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan
6. Site Administrasi Manager
Tugas-tugas Site Administrasi Manager adalah:
a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapangan
b. Membuat laporan keuangan mengenai seluruh pengeluaran proyek.
c. Membuat secara rinci pembukuan keuangan proyek.
d. Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek.
7. Akutansi dan Keuangan
Mempunyai tugas dan kewajiban, antara lain:

27

a. Melaksanakan semua kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan


keuangan proyek menerima, menyimpan, dan mengeluarkan serta
bertanggung jawab atas pemakaian dan perhitungan jumlah uang yang
telah dititipkan proyek sesuai dengan peraturan yang berlaku,
b. Dalam melaksanakan tugasnya bendaharawan proyek berkewajiban
mengindahkan dan mentaati ketentuan dan pedoman yang berlaku
bagi pelaksanaan Keuangan Negara dan Daerah,
c. Menyelenggarakan Buku Kas Umum (BKU) dengan buku-buku
pembantunya menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku,
d. Melaksanakan pembayaran serta mempersiapkan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) Baik beban tetap maupun beban sementara,
e. Membuat

Surat

Penanggungjawab

Pelaksanaan

Anggaran

Pembangunan (SPJP),
f. Menyelenggarakan data kas simpanan yang bersangkutan dengan
bukti-bukti pembakuannya.
g. Melakanakan tugas lain sesuai dengan penugasan dari pemimpin
proyek,
h. Bertanggungjawab

kepada

pemimpin

proyek

atas

kelancaran

penyelesaian SPJ beban tetap dan beban sementara,


i. Membuat Laporan Keuangan Proyek yang berkelalanjutan setiap akhir
bulan
8. Teknik Arsitektur
Teknik

Arsitektur

Bertugas

untuk

melakukan

perancangan

pengembangan kawasan sesuai dengan spesifikasi dan batasan-batasan


yang telah ditentukan diatas tanah yang dikembangkan dengan
menggunakan data-data yang dihasilkan dan telah diolah oleh surveyor.
Arsitek juga mempunyai tugas untuk membuat perancangan design
rumah sesuai konsep yang diinginkan oleh Developer.
9. Teknik Struktur
Tugas Teknik Struktur yaitu :

28

a. Membantu pelaksana kegiatan dalam mengendalikan proyek sejak


awal kegiatan sampai pelaksanaan kegiatan.
b. Membantu mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan
sehingga sesuai dengan yang direncanakan.
c. Memberikan saran-saran teknis kepada pelaksanaan kegiatan.
d. Mengambil keputusan yang berhubungan dengan proyek atas
persetujuan pelaksana kegiatan.
e. Mengumpulkan, meneliti dan mengelola data yang berhubungan
dengan pelaksanaan proyek.
10. Pelaksana Arsitektur
Teknik Arsitektur Bertugas untuk :
a.

Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan arsitektur , perancangan


pengembangan kawasan sesuai dengan spesifikasi dan batasanbatasan yang telah ditentukan .

b.

Arsitek juga mempunyai tugas untuk membuat laporan realissi


quantity pada segi arsitektur sesuai konsep yang diinginkan oleh
Developer.

11. Pelaksana Struktur :


Pelaksana struktur mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. Bertanggung

jawab

atas

kelancaran

pekerjaan

yang

menjadi

kewajibannya.
b. Mempelajari gambar dan spesifikasi proyek.
c. Melakukan persiapan lapangan, termasuk pengukuran.
d. Membuat laporan realisasi quantity pekerjaan yang telah dilaksanakan.
e. Memberikan perintah kepada pembantu pelaksana / mandor.
f. Dapat membuat opname borongan.
g. Membuat

rekapitulasi

kebutuhan

material

di

proyek.

Pelaksana juga berkewajiban memberikan usulan kepada pemilik


apabila menjumpai beberapa kesulitan dalam pelaksanaan.

29

12. Mekanikal dan Elektrikal


Mekanikal dan Elektrikal adalah pembantu tugas Construction manager
dalam melaksanakan ME yang merupakan kepala pelaksana lapangan
pekerjaan ME dan bertanggung jawab langsung terhadap pekerjaan.
Tugas dan wewenang ME adalah :
a. Bertanggung jawab atas beroperasinya alat dan kelistrikan yang
dipakai sesuai dengan kebutuhan dari pekerjaan proyek
b. Bertanggung jawab atas beroperasinya alat yang dipakai sesuai
dengan kebutuhan dari pekerjaan proyek dan perawatannya.
c. Bertanggung

jawab

langsung

kepada

construction

manager

berhubungan dengan laporan-laporan yang dibuat.


13. Surveyor
Tugas dan tanggung jawab seorang pengukur adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan surveyelevasi bangunan.
b. Mengadakan survey elevasi dari tanah sekitarnya.
c. Menentukan titik-titik koordinat tiang pancang.
d. Memeriksa hasil pengukuran tersebut diatas.
e. Menjamin pekerjaan pengukuran dilapangan berjalan dengan lancar.
f. Bertanggung jawab kepada pelaksana lapangan.
g. Menentukan letak tegaknya kolom dan titik - titik penting dalam
bangunan.
14. Logistik
Tugas logistik (bagian gudang) pada umumnya adalah mencatat setiap
pemasukan dan pengeluaran barang-barang atau material yang diperlukan
proyek dan memeriksa apakah persediaan barang-barang atau material
tersebut masih cukup atau tidak. Tugas dan tanggung jawab bagian
gudang (logistik) adalah sebagai berikut:
a. Membuat resume stock material di lapangan berdasarkan schedule
kerja proyek.

30

b. Membuat order kebutuhan material ke penyalur sesuai dengan volum,


jenis dan tahapan pekerjaan di lapangan, beberapa hari sebelum
material tersebut akan dipakai, hal ini dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari site manager.
c. Menerima kedatangan material di lapangan dan memeriksa apakah
sudah sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang dipesan.
d. Mengatur penyimpanan material di gudang supaya tidak rusak.
e. Mencatat dan membuat arsip surat-surat dan nota pesanan serta
melaporkan kepada site manager .
f. Bertanggungjawab atas kelancaran, kualitas dan kesiapan material
yang diperlukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Agar tidak
kehabisan stock, maka biasanya bila persediaan material tinggal 50%,
bagian logistik telah memajukan permohonan untuk pemesanan
kembali.
g. Bertanggung jawab atas keamanan dan kualitas material yang
tersimpan di gudang.
h. Bertanggunag jawab kepada site manager sesuai dengan tugas dan
wewenang yang diberikan.
15. Drafter
Tugas drafter adalah:
a. Membuat shop drawing dan gambar-gambar lain yang berkaitan
dengan pekerjaan sesuai data survey hasil pengukuran.
b. Membuat dan menyerahkan asbuilt drawing setelah pekerjaan selesai.
16. Bagian Peralatan (Equipment)
Kepala Peralatan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Administrasi peralatan.
b. Check list alat.
c. Schedule alat.
d. Berita acara penerimaan alat.
e. Daftar induk alat.
f. Koordinasi penerangan.

31

g. Koordinasi pengelasan.
h. Maintance alat.
i. Penawaran Supplier.
j. Pemesanan alat.
k. Penerimaan alat.
Pada proyek pekerjaan pembangunan Hotel Pesonna Pekanbaru ini yang
ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana utama adalah PT Hutama Karya (Persero).

2.3.3.2 Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh MK dari proyek tersebut yaitu PT Pegadaian
(Persero) untuk mengawasi jalannya proyek tersebut.

2.3.3.3 Administrasi Proyek


Bahan material yang masuk dicatat oleh pengawas secara langsung
dilapangan dan berkas-berkas bahan ditandatangani oleh pengawas.

2.3.3.4 Hubungan Masing-Masing Pihak Secara Organisasi


Kedudukan masingmasing pihak secara organisasi dimaksudkan bahwa
pemilik proyek langsung membawahi kontraktor pelaksana. Artinya,
kontraktor pelaksana langsung bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya
kepada pemilik proyek sesuai dengan penawaran. Sedangkan konsultan
pengawas/manajemen konstruksi bertanggung jawab kepada pemilik
proyek sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kontrak perjanjian masingmasing, begitu pula dengan konsultan perencana.
Hubungan kerja antara organisasi proyek dapat dilihat pada Gambar 2.4 di
bawah ini :

32

Pemilik Proyek (Owner)


PT PEGADAIAN (PERSERO)

Manajemen Konstruksi
PT PEGADAIAN (PERSERO)

Konsultan Arsitek
PT ADHIKARA
MITRACIPTA

Konsultan Perencana
PT ARTEFAK
ARKINDO

Keterangan :

Kontraktor Pelaksana
PT HUTAMA KARYA

Konsultan Mekanikal &


Elektrikal
PT SKEMANUSA
KONSULTAMA
TEKNIK

Konsultan Surveyor
PT JURUKUR
BAHAN INDONESIA

Gambar 2.4Hubungan Kerja Antar Organisasi Hotel Pesonna Pekanbaru


Sumber: PT Hutama Karya, 2014

: Garis komando
: Garis koordinasi

33

34

2.4 Keamanan dan Keselamatan Kerja


Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya adalah kegiatan
yang banyak mengandung unsur bahaya. Lokasi proyek merupakan salah satu
lingkungan kerja yang mengandung resiko cukup besar. Tim manajemen sebagai
pihak yang bertanggung jawab selama proses pembangunan berlangsung harus
mendukung dan mengupayakan program-program yang dapat menjamin agar
tidak terjadi atau meminimalisir kecelakaan kerja atau tindakan pencegahannya.
Hubungan antar pihak yang berkewajiban memperhatikan masalah
keamanan dan keselamatan kerja adalah kontraktor utama dan subkontraktor.
Kewajiban kontraktor dan rekan kerjanya adalah mengasuransikan pekerjanya
selama masa konstruksi berlangsung. Pada rentang waktu pelaksanaan
pembangunan, kontraktor utama dan subkontraktor sudah selayaknya tidak
mengizinkan pekerjanya untuk beraktivitas bila terjadi hal-hal berikut:
1. Tidak mematuhi peraturan keamanaan dan keselamatan kerja.
2. Tidak menggunakan peralatan pelindung diri selama bekerja.
3. Tidak mengizinkan pekerja menggunakan peralatan yang tidak aman.
Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan, pada proyek ini aspek
keamanan dan keselamatan kerja (K3) sepenuhnya berjalan dengan baik karena
pekerja memakai atribut yang lengkap, seperti helm pelindung,sepatu safety, dan
rompi. Selain itu yang menjadi nilai plus pada pekerja proyek ini adalah pengawas
lapangan yang sangat ketat dalam mengatur pekerja untuk memakai alat
keselamatan kerja pada saat pekerjaan sedang berlangsung yaitu dengan menegur

Gambar 2.5Realisasi alat keselamatan kerja di lapangan


Sumber: Dokumentasi lapangan

langsung apabila pekerja tidak memakai alat keselamatan kerja.

35

Anda mungkin juga menyukai