Anda di halaman 1dari 15

Case Report Session

FURUNKULOSIS

Oleh :
Lavennia Thirunavakarasu 0810314288
Maya Rahmadhani

Pembimbing :
dr.Qaira Anum,Sp.K

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
2014

TINJAUAN PUSTAKA
I. Pendahuluan
Furunkel merupakan salah satu bentuk dari pioderma yang seringdijumpai, dan penyakit
ini sangat erat hubungannya dengan keadaan sosial-ekonomi. Secara umum penyebab furunkel
adalah kuman gram positif, yaituStafilokokus dan Streptokokus. Furunkel dapat disebabkan juga
oleh kuman gramnegatif, misalnya Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Proteus
mirabilis,Escherichia coli, dan Klebsiella.
Furunkel dapat terjadi di seluruh bagian tubuh, predileksi terbesar penyakitini pada
wajah, leher, ketiak, pantat atau paha. Setiap orang memiliki potensiterkena penyakit ini, namun
beberapa orang dengan penyakit diabetes, sistemimun yang lemah, jerawat atau problem kulit
lainnya memiliki resiko lebih tinggi.Gambaran klinis penyakit ini adalah timbulnya nodul
kemerahan berisi pus, panasdan nyeri. Diagnosis furunkel dapat ditegakkan berdasarkan
gambaran klinisyang dikonfirmasi dengan pewarnaan gram dan kultur bakteri.
Furunkel dapat menimbulkan komplikasi yang cukup serius. Masuknya Staphylococcus
aureus ke dalam aliran darah menimbulkan bakteremia.Bakteremia Staphylococcus aureus dapat
mengakibatkan infeksi pada organ lainatau yang dikenal infeksi metastasis sep. Pada tahap akhir,
mengakibatkan sepsis yang dapat dari osteomielitis, akut endokarditis, dan abses otak.
Manipulasi pada lesi akan mempermudah menyebarnya infeksi melalui aliran darah.
Tetapi,komplikasi tersebut jarang terjadi.
Penatalaksanaan furunkel meliputi pengobatan topikal, sistemik, danpengobatan penyakit
yang mendasari. Umumnya penderita sembuh dengan terapiadekuat tersebut, namun ada
beberapa penderita yang mengalami rekurensi yangmembutuhkan evaluasi dan penanganan lebih
lanjut.
II. Definisi
Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan subkutansekitarnya.
Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat. Jika lebih darisatu tempat disebut
furunkulosis. Furunkulosis dapat disebabkan oleh berbagaifaktor antara lain akibat iritasi,
kebersihan yang kurang, dan daya tahan tubuhyang kurang. Infeksi dimulai dengan adanya
peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis), kemudian menyebar kejaringan sekitarnya.
Karbunkel adalah satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh
Staphylococcusaureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan
dibawahnya termasuk lemak bawah kulit.Furunkel dapat disebut juga sebagai bisul.
III. Epidemiologi
Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat data spesifik yang menunjukkan
prevalensi furunkel. Furunkel umumnya terjadi pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda
frekuensi terjadinya antara pria dan wanita.
VI. Etiologi
Permukaan kulit normal atau sehat dapat dirusak oleh karena iritasi,tekanan, gesekan,
hiperhidrosis, dermatitis, dermatofitosis, dan beberapa faktor yang lain, sehingga kerusakan dari
kulit tersebut dipakai sebagai jalan masuknya Staphylococcus aureus maupun bakteri penyebab
lainnya. Penularannya dapat melalui kontak atau auto inokulasi dari lesi penderita. Furunkulosis
dapat menjadi kelainan sistemik karena faktor predisposisi antara lain, alcohol, malnutrisi,
diskrasia darah, iatrogenic atau keadaan imunosupresi termasuk AIDS dan diabetes mellitus.

V. Patogenesis
Kulit memiliki flora normal, salah satunya S.aureus yang merupakan floraresiden pada
permukaan kulit dan kadang-kadang pada tenggorokan dan saluranhidung. Predileksi terbesar
penyakit ini pada wajah, leher, ketiak, pantat ataupaha. Bakteri tersebut masuk melalui luka,
goresan, robekan dan iritasi pada kulit.Selanjutnya, bakteri tersebut berkolonisasi di jaringan
kulit. Respon primer host terhadap infeksi S.aureus adalah pengerahan sel PMN ke tempat
masuk kumantersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ke tempat infeksi
oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokinTNF (tumor
necrosis factor) dan interleukin (IL) 1 dan 6 yang dikeluarkan olehsel endotel dan makrofag yang
teraktivasi. Hal tersebut menimbulkan inflamasi dan pada akhirnya membentuk pus yang terdiri
dari sel darah putih, bakteri dan sel kulit yang mati.
Didapatkan keluhan utama dan keluhan tambahan pada perjalanan dari penyakit furunkel.
Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam waktu singkat eritematosa lentikular setempat,
kemudian menjadi nodula lentikular setempat,kemudian menjadi nodula lentikuler-numular
berbentuk kerucut.
Nyeri terjadi terutama pada furunkel yang akut, besar, dan lokasinya dihidung dan
lubang telinga luar. Bisa timbul gejala kostitusional yang sedang,seperti panas badan, malaise,
mual. Furunkel dapat timbul di banyak tempat dan dapat sering kambuh. Predileksi dari furunkel
yaitu pada muka, leher, lengan,pergelangan tangan, jari-jari tangan, pantat, dan daerah
anogenital.
VI. Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan klinis,pemeriksaan bakteriologi dari
sekret.
a. Anamnesa
Penderita datang dengan keluhan terdapat nodul yang nyeri. Ukuran nodul tersebut
meningkat dalam beberapa hari. Beberapa pasien mengeluh demam dan malaise.
b. Pemeriksaan Fisik
Terdapat nodul berwarna merah, hangat dan berisi pus. Supurasi terjadi setelah kira-kira 5-7
hari dan pus dikeluarkan melalui saluran keluar tunggal(single follicular orifices). Furunkel
yang pecah dan kering kemudian membentuk lubang yang kuning keabuan ireguler pada bagian tengah
dan sembuh perlahan dengan granulasi.
c. Pemeriksaan Penunjang
Furunkel biasanya menunjukkan leukositosis.
Pemeriksaan histologis dari furunkel menunjukkan proses inflamasi dengan PMN yang
banyak di dermis dan lemak subkutan.
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang dikonfirmasi dengan
pewarnaan gram dan kultur bakteri. Pewarnaan gram S.aureus akan menunjukkan
sekelompok kokus berwarna ungu (gram positif) bergerombol seperti anggur, dan tidak
bergerak. Kultur pada medium agar MSA( Manitot Salt Agar) selektif untuk S.aureus
Bakteri ini dapat memfermentasikan manitol sehingga terjadi perubahan medium agar dari

warna merah menjadi kuning. Kultur S. aureus pada agar darah menghasilkan koloni
bakteri yang lebar (6-8 mm), permukaan halus, sedikit cembung, dan warna kuning
keemasan. Uji sensitivitas antibiotik diperlukan untuk penggunaan antibiotik secara tepat.
.

Gambar : Gambaran Mikroskopik S.aureus dengan Pengecatan Gram

Gambar a. Hasil Kultur S. aureus dalam Medium MSA.


Gambar b. Hasil Kultur S.aureus dalam Medium Agar Darah

VII. Diagnosa Banding


a. Kista Epidermal
Diagnosa banding yang paling utama dari furunkel adalah kista epidermal yang
mengalami inflamasi. Kista epidermal yang mengalami inflamasi dapat dengan tiba-tiba
menjadi merah, nyeri tekan dan ukurannya bertambah dalam satu atau beberapa hari
sehingga dapat menjadi diagnosa banding furunkel. Diagnosa banding ini dapat
disingkirkan berdasarkan terdapatnya riwayat kista sebelumnya pada tempat yang sama,
terdapatnya orificium kista yang terlihat jelas dan penekanan lesi tersebut akan
mengeluarkan masa seperti keju yang berbau tidak sedap sedangkan pada furunkel
mengeluarkan material purulen.
b. Hidradenitis Suppurativa
Hidradenitis suppurativa (apokrinitis) sering membuat salah diagnosis furunkel. Berbeda
dengan furunkel, penyakit ini ditandai oleh abses steril dan sering berulang. Selain itu,
daerah predileksinya berbeda dengan furunkel yaitu pada aksila, lipat paha, pantat atau
dibawah payudara. Adanya jaringan parut yang lama, adanya saluran sinus serta kultur
bakteri yang negatif memastikan diagnosis penyakit ini dan juga membedakannya dengan
furunkel.
VIII.Penatalaksanaan
Pada furunkel di bibir atas pipi dan karbunkel pada orang tua sebaiknya dirawat inapkan.
Pengobatan topikal, bila lesi masih basah atau kotor dikompres dengan solusio sodium chloride
0,9%. Bila lesi telah bersih, diberi salep natriumfusidat atau framycetine sulfat kassa steril.
Antibiotik sistemik mempercepat resolusi penyembuhan dan wajib diberikan pada seseorang
yang beresiko mengalami bakteremia. Antibiotik diberikan selama tujuh sampai sepuluh hari.
Lebih baiknya, antibiotik diberikan sesuai dengan hasil kultur bakteri terhadap sensitivitas
antibiotik.
Tindakan insisi dapat dilakukan apabila telah terjadi supurasi. Higiene kulit harus
ditingkatkan. Jika masih berupa infiltrat, pengobatan topikal dapatdiberikan kompres salep iktiol
5% atau salep antibotik. Adanya penyakit yang mendasari seperti diabetes mellitus, harus
dilakukan pengobatan yang tepat danadekuat untuk mencegah terjadinya rekurensi.
Terapi antimikrobial harus dilanjutkan sampai semua bukti inflamasi berkurang. Lesi
yang didrainase harus ditutupi untuk mencegah autoinokulasi.Pasien dengan furunkel yang
berulang memerlukan evaluasi dan penanganan lebih komplek.
IX.Prognosis
Prognosis baik sepanjang faktor penyebab dapat dihilangkan, dan prognosis menjadi kurang baik
apabila terjadi rekurensi. Umumnya pasien mengalami resolusi, setelah mendapatkan terapi yang
tepat dan adekuat. Beberapa pasien mengalami komplikasi bakteremia dan bermetastasis ke
organ lain.Beberapa pasien mengalami rekurensi, terutama pada penderita dengan penurunan
kekebalan tubuh.

ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN :
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Alamat
Status
Negeri asal
Tanggal pemeriksaan

: Nn E
: 14 tahun
: perempuan
: Siswi SMP
: Lubuk Begalung, Padang
: Belum Menikah
: Padang
: 8 Mei 2014

ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Bisul yang terasa perih dan gatal pada dahi sejak 1 minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
Bisul merah terasa perih dan gatal pada dahi sejak 1 minggu yang lalu
Pasien sering menggaruk daerah lesi karena gatal terutama saat suhu panas dan bila

jilbabnya bergeser di dahinya


Pada awalnya timbul di pangkal hidung berupa bintil kecil seperti gigitan nyamuk lalu
semakin hari semakin besar dan timbul lagi didekat alis mata. Sehari sebelum ke poli,

bisul yang didekat hidung dipecahkan sendiri oleh pasien


Pasien mengalami demam 3 hari yang lalu dan beli obat diwarung dengan merk Dumin

dan demam turun


Pasien adalah seorang siswi SMP yang merupakan anggota pbb yang menggunakan jilbab

setiap latihan siang di sekolahnya


Pasien juga jarang mencuci mukanya selain saat mandi (pasien mandi 2 kali sehari)
Pasien kesehariannya tidak menggunakan sabun cuci muka untuk mencuci muka dan juga

menggunakan bedak jhonson and jhonson untuk bedak muka.


Tiap anggota keluarga,menggunakan handuk pribadi
Bak mandi dikuras seminggu 1kali.
Jilbab yang dipakai diganti 3 hari sekali
pasien jarang mencuci tangan setelah beraktivitas
Pasien tidak menggunakan alat kosmetik lainnya
Pasien mengaku suka makan- makanan pedas

Riwayat penyakit dahulu:

-Pasien tidak ada riyawat penyakit kulit selain ini sebelumya


-Pasien tidak ada riwayat diabetes melitus sebelumnya
-Pasien tidak ada riwayat trauma dan terkena paparan disekitar tempat lesi sebelumnya
-Pasien tidak ada riwayat minum obat- obatan, keganasan dan penyakit kronik
-Tidak ada riwayat alergi
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat ke tempat lain.
Riwayat penyakit keluarga:
-Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini
- Tidak ada riwayat keturunan diabetes mellitus
-Tidak ada keluarga yang menderita alergi
STATUS GENERALIS
Keadaan umum

: Tidak tampak sakit

Kesadaran

: Composmentis cooperative

Nadi

: 74 x / menit

Nafas

: 20 x / menit

Suhu

: afebris

Status gizi

: Baik

Pemeriksaan thorak

: Diharapkan dalam batas normal

Pemeriksaan abdomen

: Diharapkan dalam batas normal

Kelainan Kelenjar Limfe

: Tidak teraba KGB

Status dermatologikus (furunkulosis)


Lokasi

: wajah ; medial atas alis mata kiri dan pada pangkal batang hidung kiri

Distribusi

: terlokalisir (<9%)

Bentuk

: khas; berbentuk kubah dan ada yang tidak khas

Susunan

: diskret

Batas

: Tegas

Ukuran

: numular, dengan diameter 3-4cm

Effloresensi

: nodus multipel eritematous, ditengahnya terdapat pustul dan terdapat skuama


halus

Status dermatologikus (acne scar)


Lokasi

: wajah

Distribusi

: regional

Bentuk

: tidak khas

Susunan

: Tidak khas

Batas

: Tegas

Ukuran

: miliar-lentikular

Effloresensi

: skar atrofik kehitaman

STATUS VENEREOLOGIKUS:Tidak ditemukan kelainan


KELAINAN SELAPUT

:Tidak ditemukan kelainan

KELAINAN KUKU

:Tidak ditemukan kelainan

KELAINAN RAMBUT

: Tidak ditemukan kelainan

RESUME

Benjol merah terasa perih dan gatal


Pasien mengalami demam

Benjol awalnya di dekat hidung berupa bintilkecil seperti gigitan nyamuk,kemudian


dibawa berobat dan diberikan salep antibiotic dan hilang kemudian timbul lagi di dekat
alis dan terasa nyeri dan bertambah besar
sering menggaruk daerah lesi karena gatal terutama saat suhu panas dan bila jilbabnya
bergeser di dahinya
Pasien adalah seorang siswi SMP yang merupakan anggota paskibra yang menggunakan
jilbab setiap latihan siang di sekolahnya
Pasien juga jarang mencuci mukanya selain saat mandi
Pasien kesehariannya menggunakan tidak menggunakan sabun cuci muka untuk mencuci
muka dan juga menggunakan bedak jhonson and jhonson untuk bedak muka
pasien jarang mencuci tangan setelah beraktivitas
Jilbab yang dipakai diganti 3 hari sekali

DIAGNOSIS KERJA
Furunkulosis + scar acne
DIAGNOSIS BANDING
1. Acne vulgaris
PEMERIKSAAN ANJURAN(furunkulosis)
1. Pemeriksaan darah rutin : leukosit diharapkan ditemukan peningkatan leukosit
2. pemeriksaan gram
PENATALAKSANAAN
Terapi umum
Penjelasan / penyuluhan kepada orang tua pasien dan pasien:

Mencuci wajah terutama setelah aktivitas di luar rumah


Terutama selama cuaca panas, pasien diharapkan tidak menggunakan topi yang sempit
Furunkel dapat menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Selain itu, hindari kontak
badan dengan seseorang yang memiliki bentuk furunkel.
Jangan pernah berbagi handuk dan topi dengan orang lain.
Jika memiliki furunkel, mencuci semua pakaian secara terpisah dalam air hangat.
Jangan menggaruk benjolan dan memecahkan benjolan.
Jangan lupa cuci tangan setelah beraktivitas
Kompres dengan air hangat benjolannya untuk mengurangi peradangan

Terapi khusus

Sistemik
o Anti gatal : loratadin 1x10 mg perhari
Topikal
o Basitrasin salep 3 kali sehari selama 7 hari
o kompres hangat

PROGNOSIS
Quo ad sanam

: bonam

Quo ad vitam

: bonam

Quo ad kosmetikum

: bonam

Quo ad functionam

: bonam

Foto

Dokter Muda Lavennia Ramadhani


SIP :0810313232
Praktek umum :Senin- Jumat
Pukul :19.00-21.00 WIB
Jl Perintis Kemerdekaan no 108 Padang
Telp :223344
Padang, 8 April 2014
R/ Basitrasin salp no I
Sue applic loc dol (3 kali sehari setelah mandi selama 7 hari)
R/ loratadin tab 10 mg no X
S 1 dd tab 1
Pro : Nn E
Umur : 14 tahun
Alamat: Lubuk Begalung Padang

DISKUSI
Seorang pasien perempuan berusia 14 tahun datang berobat ke poliklinik RSUP M
Djamil Padang pada tanggal 8 April 2014 dengan diagnosis kerja furunkulosis. Diagnosis
dikerjakan berdasarkan anamnesis didapatkan benjol merah yang perih dan gatal pada dahi sejak
1 minggu yang lalu, sebelumnya pasien juga menderita penyakit seperti ini sebelumnya dan
sembuh setelah pemberian salep antibiotic dan dari gaya hidup pasien yang sering menggunakan
topi sempit saat sedang latihan paskibra, jarang mencuci muka dan jarang mencuci tangan yang
bisa merupakan factor predisposisi pada penularan S.Aureus.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan ada lesi pada wajah yang bebrbentuk kubah dengan diameter
3-4cm, yaitu nodus multipel eritematous, ditengahnya terdapat pustul,skuama halus, makula
hiperpigmentasi dan penemuan nodus eritematosa yang ditengahnya terdapat pustule adalah lesi
yang khas pada furunkel.
Terapi umum yang diberikan adalah saat cuaca hangat, pasien diharapkan tidak
menggunakan topi yang sempit, furunkel dapat menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian lain,
selain itu, hindari kontak badan dengan seseorang yang memiliki bentuk folikulitis, jangan
pernah berbagi handuk dan jilbab dengan orang lain, jika memiliki folikulitis, mencuci semua
pakaian secara terpisah dalam air hangat, jangan menggaruk benjolan dan memecahkan
benjolan., jangan lupa cuci tangan setelah beraktivitas, kompres dengan air hangat benjolannya
untuk mengurangi peradangan. Terapi khusus yang digunakan, sistemik :anti gatal : loratadin
1x10 mg perhari, topikal : basitrasin salep 3 kali sehari selama 7 hari
Prognosis pasien ini adalah bonam. Hal ini dikarenakan penyakit ini dapat kembali secara
normal apabila pengobatan antibioticnya selesai

Anda mungkin juga menyukai