Anda di halaman 1dari 5

EXCEMA NUMULAR

A. DEFINISI
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen, misalnya bahan kimia (contoh : detergen, asam, basa, oli,
semen);fisik( contoh : sinar, suhu); mikroorganisme (bakteri, jamur) , maupun faktor endogen
(daridalam), menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema,
papul,vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul
bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis cenderung residif dan
menjadi kronis.
Penamaan pada penyakit dermatitis berdasarkan etiologi, morfologi, lokalisasi, stadium
penyakit, dan bentuk. Dermatitis numularis termasuk ke dalam pembagian dermatitis
berdasarkan bentuk. Dermatitis numularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang
(coin) atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel,
biasanyamudah pecah sehingga basah (oozing).
Dermatitis numularis juga dikenal dengan nama ekzem numular; ekzem
discoid;neurodermatitis numular. Istilah ekzem numular diperkenalkan oleh Devergie pada
tahun1857.
B. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi penyakit dermatitis numularis di dunia adalah 2 kasus per 1000
penduduk.Prevalensi yang sama didapatkan di negara Amerika Serikat. Dermatitis numularis
lebih terjadisering pada pria daripada wanita. Usia puncak awitan terbagi menjadi dua
distribusi usia, paling banyak terjadi pada dekade ke enam dan ke tujuh dan banyak terjadi
pada pria.Kebanyakan pada wanita dengan angka kejadian lebih kecil, terjadi pada dengan
dekade keduadan ketiga dan sering berhubungan dengan dermatitis atopi.
Dermatitis numularis sangat jarang ditemukan pada anak-anak. Bila ada timbulnya jarang
pada usia sebelum satu tahun,umumnya kejadian meningkat seiring dengan meningkatnya
usia.
C. ETIOLOGI
Penyebabnya tidak diketahui, banyak faktor secara sendiri atau bersama-sama
telahdikemukakan sebagai agen penyebab ::1. Trauma lokal, baik fisik maupun
kimiaPatogenesisnya belum diketahui secara pasti. Dermatitis Numularis yang
disebabkantrauma lokal terutama terjadi pada tangan, misalnya gigitan serangga atau terkena
bahan kimiayang menyebabkan iritasi.

2. Xerosis atau kekeringan kulit


Insiden Dermatitis Numularis meningkat pada musim kering dengan kelembabanrendah.
Lingkungan dengan kelembaban rendah menyebabkan peningkatan hilangnyakandungan air
dalam kulit, selanjutnya terjadi perubahan komposisi lipid sawar epidermissehingga kulit
menjadi kering atau xerosis.
3. Insufisiensi vena dan varisesDitemukannya kasus dengan lesi Dermatitis Numularis di
sepanjang vena tungkaimenimbulkan dugaan bahwa Dermatitis Numularis mungkin
disebabkan oleh adanya varisesdan edema pada ekstremitas bawah, sehingga timbul istilah
varicose eczema.
4. Stres emosional /psikologis60% kasus eksema dicetuskan oleh faktor stres, bahkan
dikatakan bahwa stresmerupakan faktor pencetus utama pada dermatitis.
5. Bakteri Stafilokokus dan mikrokokus ikut berperan ,mengingat jumlah koloninya
meningkatwalaupun tanda infeksi secara klinis tak tampak; mungkin juga lewat
mekanismehipersensitivitas. Eksaserbasi terjadi bila koloni bakteri meningkat diatas 10 juta
kuman/cm.
6. AlkoholMinuman beralkohol dapat menyebabkan eksaserbasi.

D. PATOGENESIS
Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada epidermis dan dermis saja.
Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini, tetapi sering bersamaan dengan
kondisi kulit yang kering. Adanya
Fissure - pada permukaan kulit yang kering dangatal dapat menyebabkan masuknya alergen
dan mempengaruhi terjadinya peradangan padakulit. Suatu penelitian menunjukkan
dermatitis numularis meningkat pada pasien denganusia yang lebih tua terutama yang sangat
sensitif dengan bahan-bahan pencetus alergi.
Barrier - pada kulit yang lemah pada kasus ini menyebabkan peningkatan untuk
terjadinyadermatitis kontak alergi oleh bahan-bahan yang mengandung metal. Karena pada
dermatitisnumular terdapat sensasi gatal, telah dilakukan penelitian mengenai peran
Mast cell - pada proses penyakit ini dan ditemukan adanya peningkatan jumlah mast cell
pada area lesi dibandingkan area yang tidak mengalami lesi pada pasien yang menderita
dermatitis numularis. Suatu penelitian juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang
menyebabkan inflamasi pada dermatitis numular dan dermatitis atopik dengan mencari
hubungan antara mast cell dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida
pada epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numular. Peneliti mengemukakan
hipotesa bahwa pelepasan histamin dan mediator inflamasi lainnya dari mast cell yang
kemudian berinteraksi dengan neural C-fibers dapat menimbulkan gatal.Para peneliti juga
mengemukakan bahwa kontak dermal antara mast cell dan saraf,meningkat pada daerah lesi

maupun non lesi pada penderita dermatitis numular. SubstansiP dan kalsitonin terikat rantai
peptide meningkat pada daerah lesi dibandingkan pada nonlesi pada penderita dermatitis
numular. Neuropeptida ini dapat menstimulasi pelepasansitokin lain sehingga memicu
timbulnya inflamasi. Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada dermis
dari pasiendermatitis numular menurunkan aktivitas enzim chymase, mengakibatkan
menurunnyakemampuan menguraikan neuropeptida dan protein. Disregulasi ini dapat
menyebabkanmenurunnya kemampuan enzim untuk menekan proses inflamasi.
E. GAMBARAN KLINIS
Penyakit dermatitis numularis biasanya menunjukkan gambaran klinis :- Lesi berbatas tegas.Plak (biasanya berukuran 1-3 cm)berbentuk coin yang merupakan penggabungan dari papul
dan papulovesikel yang eritematosa dan sedikit edematosa, dikelilingi kulitnormal atau
terkadang xerotic.- Basah (oozing) dan krusta biasanya menutupi seluruh permukaan lesi.Pruritus bervariasi dari ringan hingga berat.- Penyembuhan dimulai dari tengah lesi.- Lesi
lama cenderung kering, dapat berupa likenifikasi dan skuama.
F. DIAGNOSIS
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis. Sebagai diagnosis banding
antara lain ialah dermatitis kontak, dermatitis atopik, neurodermatitis sirkumskripta,dan
dermatomikosis.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes laboratorium - Patch test berguna untuk mengidentifikasi kasus kronis yang tidak
kunjung sembuh danmengenyampingkan dermatitis kontak sebagai diagnosis banding. Pada
dermatitis numularis IgE cenderung normal.
2. Kultur dan uji resistensi sekretUntuk melihat mikroorganisme penyebab dan penyerta.
3. Biopsi - Untuk melihat perubahan histopatologis sehingga dapat menentukan tahapan (akut
ataukronis) dari penyakit dermatitis numularis.

H. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari penyakit ini antara lain :
1.Liken simpleks kronikus (neurodermatitis) Biasanya jarang, lesinya kering berupa plak
yang likenifikasi dengan distribusi tertentu
I. PENATALAKSANAAN
1.Steroid - Steroid terapi yang paling umum digunakan untuk mengurangi peradangan.
Steroidtopikal (misalnya pemberian triamcinolone 0,25-0,1%) efektif untuk mengurangi
eritematosa.Gatal dapat diobati dengan steroid potensi rendah (kelas III-VI). Lesi yang sangat
meradangdengan eritema intens, vesikel, dan pruritus membutuhkan steroid potensi tinggi

(kelas I-II).Steroid oral, intramuskular, atau parenteral mungkin diperlukan dalam kasuskasus yang parah,erupsi menyeluruh. Jika sangat berat diobati dengan suntikan kortikosteroid
intralesi sepertitriamsinolon asetonida 0,1 mg/mg (0,1 ml/suntikan)
2. Ointment dan Emolien - Aplikasi obat pada kulit yang lembab memungkinkan penetrasi
yang lebih efektif dan penyembuhan lebih cepat. Ointment biasanya lebih efektif daripada
krim karena mereka lebihoklusif, membentuk penghalang antara kulit dan lingkungan, dan
lebih efektif menahan air kedalam kulit. Emolien dan steroid topikal kelas I-III dapat
digunakan jangka pendek. Contoh emollients yang sering digunakan antara lain ; aqueous
cream, gliserine dan cetomacrogol cream, wool fat lotions.
3. Antiinflamasi topical - Penggunaan tar sangat membantu untuk mengurangi peradangan,
terutama padaorangtua, lesi tebal, plak berskuama.
4. Immunomodulator - Immunomodulator topikal (tacrolimus dan pimecrolimus) juga
mengurangi peradangan. penggunaannya sering dimulai beberapa hari setelah steroid topikal
untuk mengurangi risikosensasi terbakar yang mungkin terjadi bila diterapkan ke kulit yang
sangat teriritasi.
5. Fototerapi - Ketika erupsi menyeluruh dan berkepanjangan, fototerapi (umumnya UVB)
dapatmembantu. UVB spektrum luas dan sempit paling sering digunakan, meskipun
PUVA(Psoralen + UVA) dapat digunakan pada kasus yang berat.
6.Antihistamin - Antihistamin oral atau sedatif dapat membantu mengurangi gatal dan
membantu tidur.Misalnya hydroxyzine (atarax, vistaril,vistazine) dengan dosis oral 25-100
mg 4 kali per hari.
7. Antibiotik Antibiotik oral, seperti dicloxacillin, cephalexin, atau erythromycin , dapat
digunakandalam kasus-kasus infeksi sekunder. Kultur swab dapat menjadi panduan dalam
pemilihanantibiotik. Biasa digunakan dicloxacillin dosis oral 125-500 mg 4 kali per hari
selama 7-10hari.
8. Pelembab lainnya - Setelah erupsi hilang, hidrasi agresif berkelanjutan dapat mengurangi
eritem, terutamadi iklim kering. Pelembab yang berat (lebih) atau petroleum jelly yang
diaplikasikan pada kulitsetelah mandi dapat membantu.
9.Immunosupresif - Penyakit bisa bertambah berat dan tidak responsif dengan perawatan di
atas. Obatimmunosupresif seperti metotreksat telah dijelaskan aman dan efektif pada pasien
dengan lesiyang lebih berat.
10. Steroid sistemik - Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numular yang berat, diberikan
prednilsondengan dosis oral 40-60 mg 4 kali per hari dengan dosis yang diturunkan secara
perlahan-lahan. Hanya berguna dalam beberapa minggu, dermatitis yang belum sembuh
sempurna, dapatditangani dengan pemberian krim steroid dan emolilients

J. PROGNOSIS
Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai interval sampaidua
tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh untuk beberapa minggu
sampaitahun, 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih dalam pengobatan.
K. KESIMPULAN
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons terhadap
pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupaefloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan
keluhan gatal.Dermatitis numularis termasuk ke dalam pembagian dermatitis berdasarkan
bentuk. Dermatitisnumularis adalah dermatitis berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau
agak lonjong, berbatastegas dengan efloresensi berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah
sehingga basah (oozing).Bentuk dermatitis ini lebih sering mengenai pria daripada wanita dan
sering mengenairemaja, dewasa muda dan umur yang lebih tua serta jarang pada anak-anak
dengan riwayatdermatitis atopi. Penyebabnya tidak diketahui. Bentuk-bentuk infeksi lainnya
pada dermatitis,seperti adanya kolonisasi Staphylococcus aureus, yang mana dapat
memperberat kondisi penyakitnya walau tidak tampak pada gejala klinis. Pada satu studi
menunjukkan dermatitisnumularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua,
terutama yang sangat sensitif dengan aloealergi. Umumnya prognosis dari penyakit ini adalah
baik dan dapat sembuh dengan pengobatan topikal.

Anda mungkin juga menyukai