Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

NUTRISI PADA ANAK SAKIT KRITIS

OLEH: SGD VII


1102105001
1102105013
1102105028
1102105043
1102105044

I PUTU RAMA CANDRA


KADEK SRI ROSIANI
A.A AYU EMI PRIMAYANTHI
IDA AYU SRI UTAMAWATI
GUSTI AYU RATIH KURNIASARI.

1102105061
1102105063
1102105070
1102105073
1102105075
1102105077

NI WAYAN YATI AGUSTIAN DEWI


A A TRI WULANDARI PUTRA
LUH EKA WIDIASTINI ASTAWA
NI LUH EKA TUASTRI FITRIANI
I KETUT ARTA AGUS WIGUNA
MADE ARI DWIRAHAYU NINGSIH

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
Learning Task
Nutrisi pada anak sakit kritis
a. Tujuan pemberian nutrisi pada anak sakit kritis adalah

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT | SGD 7

b. Tiga hal yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi anak sakit kritis adalah
c. Rumus yang digunakan untuk memperkirakan kebutuhan anak sakit kritis
d.
e.
f.
g.
h.

adalah
Jelaskan komplikasi yang bisa terjadi pada pemberian nutrisi enteral
Jelaskan kontraindikasi pemberian nutrisi enteral
Buatlah algoritma pemberian nutrisi enteral
Jelaskan indikasi pemberian nutrisi parenteral
Bagaimana cara menghitung GIR (glucose infusion rate)

PEMBAHASAN
A. Tujuan Pemberian Nutrisi Pada Anak Sakit Kritis
Tujuan pemberian dukungan nutrisi pada kondisi sakit kritis adalah (ASPEN, 2005):
- Meminimalkan imbang negatif kalori dan protein dan kehilangan protein
- Mempertahankan fungsi jaringan, khususnya hati, sistem imun, sistem otot, dan
-

otot-otot pernafasan.
Memodifikasi perubahan-perubahan metabolik dan fungsi metabolik

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT | SGD 7

Menyediakan dukungan nutrisi yang konsisten dengan kondisi medis pasien dan

ketersediaan rute pemberian nutrisi.


Mencegah dan mengatasi defisiensi makronutrian dan mikronutrien.
Menyediakan dosis nutrien yang sesuai dengan metabolisme yang telah ada.
Menghindari komplikasi yang berhubungan dengan teknik pemberian nutrisi.
Meningkatkan outcome pasien; mengurangi morbiditas, mortalitas dan waktu
penyembuhan.

Level yang terbaik untuk memulai pemberian nutrisi pada pasien sakit kritis adalah
25 kkal/kgbb dari berat badan ideal per hari. Harus diperhatikan bahwa pemberian
nutrisi yang kurang atau lebih dari kebutuhan, akan merugikan buat pasien.
Pemberian nutrisi yang cukup pada fase akut penyakit-penyakit berat dapat
memperbaikiakibat buruk yang bisa terjadi karena kekurangan gizi, terutama pada
anak usia dibawah 2 tahun yangmempunyai resiko untuk mengalami gangguan gizi
dan gangguan pertumbuhan otak yang tumbuhcepat pada usia ini. Apalagi anak
mempunyai kebutuhan yang besar untuk pertumbuhannya dengankemampuan
metabolisme terbatas dalam menghadapi stres, tanpa bantuan tambahan energi anak
akanmudah jatuh kedalam keadaan katabolik. Berbeda dengan malnutrisi dimana
cadangan glikogen sangat terbatas dan cepat habis dengansumber energi yang
dipakai adalah lemak, pada anak sakit berat sumber energi didapat daripemecahan
protein (Azis A.20012)

B. Tiga Hal yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Anak Sakit Kritis


Tiga hal yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi anak sakit kritis adalah (Asmadi,
2008):
- Faktor fisiologis (kebutuhan metabolism basal)
- Faktor patofisiologis (penyakit tertentu)
- Faktor sosio-ekonomi
Sedangkan menurut Mehta & Compher dalam pedoman oleh The American Society
of Parenteral and Enteral Nutrition (A.S.P.E.N) tahun 2009:
Komposisi tubuh, yang terlihat dari parameter antopometrik yang terdiri dari
lean body mass (massa tubuh tanpa lemak), total cairan tubuh, dan total lemak
tubuh.

Komposisi tubuh berkontribusi terhadap berat badan anak, namun

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT | SGD 7

perubahan komposisi tubuh mengarahkan pada faktor yang mempengaruhi

peningkatan atau penurunan berat badan anak selama dirawat.


REE (Resting Energy Expenditure) adalah jumlah kalori yang dikeluarkan pada
istirahat total dan digunakan untuk melakukan berbagai fungsi dasar tubuh. Pada
anak sakit kritis dengan hipermetabolisme (mis: cedera akut atau dengan luka
bakar berat) terjadi perubahan kebutuhan energi karena tingginya katabolisme.
Perhitungan REE mencegah anak kehilangan lean body mass. Selain itu, pada
anak sakit kritis dengan penurunan kesadaran akibat sedasi, perhitungan REE
dapat mencegah asupan makanan berlebih (overfeeding) jika perhitungan awal

hanya mempertimbangkan usia anak.


Terapi cairan dan medikasi yang diberikan. Kondisi dehidrasi atau kelebihan
cairan dapat mempengaruhi berat badan sehingga perlu dipertimbangkan
sebelum menentukan kebutuhan nutrisi berdasarkan luas permukaan tubuh dan
berat badan. Beberapa medikasi yang menyebabkan tubuh mempertahankan
cairan baik intrasel maupun intravaskuler atau meningkatkan haluaran urin perlu
diperhatikan.
(Mehta & Compher, 2009, hal. 262-267)

C. Rumus Yang Digunakan Untuk Memperkirakan Kebutuhan Anak Sakit Kritis


Tujuan pemberian nutrisi adalah menjamin kecukupan energi dan nitrogen, tapi
menghindari masalah-masalah yang disebabkan overfeeding atau refeeding
syndrome seperti uremia, dehidrasi hipertonik, steatosis hati, gagal napas
hiperkarbia, hiperglisemia, koma non-ketotik hiperosmolar dan hyperlipidemia
(Escalon, 2003). Adapun rumus untuk memperkirakan kebutuhan energy adalah
sebagai berikut (Wiryana, 2007).
1) Perhitungan Basal Energy Expenditure (BEE)
Persamaan Harris-Benedict:
Laki-laki
: 66,47 + (13,75 x BB) + (5 x TB) (6,76 x Umur)
Wanita
: 655,1 + (9,56 x BB) + (1,85 x TB) (4,67 x Umur)
Rata-rata BEE adalah mendekati 25 kkal/kgBB/hari
2) Faktor Stres
Koreksi terhadap perhitungan kebutuhan energy derajat hipermetabolisme:
Postoperasi (tanpa komplikasi)
1,00 1,30
Kanker
1,10 1,30
Peritonitis/ sepsis
1,20 1,40
Sindroma kegagalan organ multiple
1,20 1,40

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT | SGD 7

Luka bakar
1,20 2,00
(perkiraan BEE + % luas permukaan tubuh yang terbakar)
Koreksi Kebutuhan Energi (kkal/hari) = BEE x faktor stress
D. Komplikasi yang Bisa Terjadi pada Pemberian Nutrisi Enteral
Komplikasi pemberian nutrisi enteral, antara lain (Hartono, 2006, hal 220)
- Komplikasi gastrointestinal
Nausea dan muntah
Sekitar 20% dari pasien yang menerima pemberian makanan enteral tube

mengalami mual dan muntah.


Diare
Sembelit
Sembelit dapat disebabkan oleh penurunan motilitas usus, penurunan asupan

cairan, kurangnya serat makanan


Malabsorpsi
Gangguan penyerapan satu atau lebih zat gizi
Kram perut
Komplikasi Teknik
Aspirasi
Aspirasi paru merupakan komplikasi yang sangat serius pada pemberian

nutrisi enteral.
Malposisi Tabung (Tube malposition)
Penyumbatan tabung (Tube clogging)
Komplikasi metabolik akibat pemberian formula enteral
Refreeding syndrome
Komplikasi mekanis
nekrosis mukosa hidung
false route

E. Kontraindikasi Pemberian Nutrisi Enteral


Pemberian makanan enteral tidak boleh diberikan bila masukan oral yang adekuat
dapat dipertahankan , bila ada ileus, atau penyumbatan usus, bila ada muntah parah,
atau bila ada fistula enterokutis.( David C,1995)
Kelainan atau penyakit yang menjadi kontraindikasi pada pemberian nutrisi enteral
adalah (Suandi, IKG.1998):
- Obstruksi usus, ileus paralitik
- Peradangan usus, peritonitis
- Enterokolitis nekrotikans
- Operasi usus
- Muntah dan diare berat
- Gangguan absorpsi berat
- Distres pernapasan berat
- Proteksi jalan napas yang tidak adekuat
- Keadaan yang menimbulkan katabolik berat

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT | SGD 7

Luka bakar yang menimbulkam metabolisme tinggi

F. Algoritma Pemberian Nutrisi Enteral


Secara garis besar pertimbangan pemilihan cara pemberian nutrisi secara oral,
enteral, maupun parenteral dapat dilihat pada algoritma. Algoritma pemberian
nutrisi dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

(Hidajat, 2006)

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT | SGD 7

(Gurnida, 2010)
G. Indikasi Pemberian Nutrisi Parenteral
Adapun indikasi pemberian nutrisi parenteral menurut Hartono, 2006 antara lain :
- Indikasi umum
a) Untuk pasien yang membutuhkan suplemen nutrisi jangka panjang (> 10
hari) karena tidak dapat menerima nutrisi baik secara oral maupun enteral.

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT | SGD 7

b) Membutuhkan nutrisi karena terjadi disfungsi pencernaan atau tidak dapat


-

mentoleransi nutrisi secara enteral.


Indikasi khusus
Pemberian nutrisi parenteral merupakan bagian penanganan rutin untuk :
a) Pasien yang tidak dapat makan atau menyerap nutrisi melalui saluran GI
karena:
-

Reseksi usus yang panjang

Fistula gastrointestinal

Penyakit GI berat: EKN, inflammatory bowel disease,

Pankreatitis

Malabsorbsi berat

Pemberian kemoterapi dengan atau tanpa iradiasi

Transplantasi tulang dan organ lain

b) Pasien malnutrisi yang sedang menjalani kemoterapi dosis tinggi atau terapi
radiasi.
c) Pada bayi :
Bayi dengan berat badan < 1800 g yang kebutuhan nutrisi

enteralnya tidak dapat terpenuhi > 3 hari.


Bayi dengan berat badan > 1800 g yang kebutuhan nutrisi

enteralnya tidak terpenuhi > 5 hari.


Gangguan respirasi > 4 hari (termasuk seringnya serangan

apnea)
-

Malformasi kongenital traktus gastrointestinalis

Enterokolitis netrotikans

Diare berlanjut atau malabsorbsi

Pasca operasi (khusunya operasi abdomen)

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT | SGD 7

d) Pasien dengan severe necrotizing pancreatitis saat pemberian nutrisi dengan


enteral tidak memungkinkan.
e) Pasien dengan severe malnutrisi dan saluran pencernaan yang tidak
berfungsi.
f) Pasien malnutrisi dengan AIDS.
g) Luka bakar hebat dan trauma
H. Cara Menghitung GIR (Glucose Infusion Rate)
Glucose Infusion Rate (GIR) merupakan ukuran seberapa cepat pasien menerima
karbohidrat. Biasanya, GIR harus kurang dari 4 mg/kg/menit untuk mencegah
hiperglikemia dan steatosis (Guenst dan Nelson, 1994). Rumus untuk mengukur
GIR adalah sebagai berikut.

Dimana konsentrasi yaitu konsentrasi dekstrose dinyatakan sebagai bilangan bulat,


misalnya 5 atau 10.

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT | SGD 7

ASPEN Nutrition Support Practice Manual, 2nd ed. (2005).


Azis A, Latief . (2012). Support Nutrisi Pada Anak Sakit Berat ( Nutritional Support In
Critically Ill Child ) Divisi Pediatri Gawat Darurat /Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FK UNAIR.Surabaya
David C. Sabiston.(1995).Buku ajar bedah .Jakarta : EGC.
Escallon J et al. (2003). Nutrition in critical care. In: McCarnish M et al, editors. An
integrated approach to patient care total nutritional therapy. 2 nd ed.
Pennsylvania: Elsevier.p.117-28.
Guenst JM, Nelson LD. (1994). Predictors of total parenteral nutrition-induced
lipogenesis. Chest; 105(2):553-9.
Gurnida.,Dida A. (2010). Pemberian Dukungan Gizi Pada Anak Sakit: Enteral Dan
Parenteral. Departmen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran /RumahSakit Hasan Sadikin : Bandung
Hartono, Andry. (2006).Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Diakses melalui
books.google.co.id/books?isbn=9794487295,pada tanggal 28 September 2014
Hidajat.,Boerhan. (2006). Nutrisi Pada Kasus Bedah Anak. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak FK UNAIR : Surabaya.
Mehta, Nilesh M., Compher, Charlene, The American Society for Parenteral & Enteral
Nutrition. 2009. A.S.P.E.N. Clinical Guidelines: Nutrition Support of the Critically
Ill Child, hal. 262-267. Journal of Parenteral and Enteral Nutrition.
http://pen.sagepub.com/content/33/3/260.full.pdf+html (Sitasi 1 Oktober 2014)
Suandi, IKG.(1998). Diit pada gizi anak. Jakarta: EGC
Wiryana. (2007). Nutrisi Pada Penderita Sakit Kritis. J Peny Dalam, Volume 8 Nomor 2

Anda mungkin juga menyukai

  • Pengantar Teknologi Informasi (FIS)
    Pengantar Teknologi Informasi (FIS)
    Dokumen2 halaman
    Pengantar Teknologi Informasi (FIS)
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Pemeliharaan Alat
    Pemeliharaan Alat
    Dokumen2 halaman
    Pemeliharaan Alat
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • TRANSFER
    TRANSFER
    Dokumen2 halaman
    TRANSFER
    Ca Ussy
    Belum ada peringkat
  • Gambar Amprahan Obat Dokter Ririn
    Gambar Amprahan Obat Dokter Ririn
    Dokumen1 halaman
    Gambar Amprahan Obat Dokter Ririn
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • 448 - Format Pengkajian Keperawatan Pada Neonatus
    448 - Format Pengkajian Keperawatan Pada Neonatus
    Dokumen6 halaman
    448 - Format Pengkajian Keperawatan Pada Neonatus
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Soal Slide Ns Indah
    Soal Slide Ns Indah
    Dokumen1 halaman
    Soal Slide Ns Indah
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Makalah SGD Ke 1 Gadar
    Makalah SGD Ke 1 Gadar
    Dokumen11 halaman
    Makalah SGD Ke 1 Gadar
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • WOC
    WOC
    Dokumen1 halaman
    WOC
    chohyena
    Belum ada peringkat
  • Soal Matematika
    Soal Matematika
    Dokumen3 halaman
    Soal Matematika
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • No 4
    No 4
    Dokumen1 halaman
    No 4
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Peng Kaji An
    Peng Kaji An
    Dokumen5 halaman
    Peng Kaji An
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • SOP Veinpuncture
    SOP Veinpuncture
    Dokumen2 halaman
    SOP Veinpuncture
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • SOP Veinpuncture
    SOP Veinpuncture
    Dokumen2 halaman
    SOP Veinpuncture
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Judul Kegiatannn
    Judul Kegiatannn
    Dokumen9 halaman
    Judul Kegiatannn
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Sistem Pengangkatan
    Sistem Pengangkatan
    Dokumen13 halaman
    Sistem Pengangkatan
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Sistem Pengangkatan
    Sistem Pengangkatan
    Dokumen13 halaman
    Sistem Pengangkatan
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Hipotesa
    Hipotesa
    Dokumen8 halaman
    Hipotesa
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Potensi Bencana Di Indonesia
    Potensi Bencana Di Indonesia
    Dokumen2 halaman
    Potensi Bencana Di Indonesia
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Pendukung
    Jurnal Pendukung
    Dokumen2 halaman
    Jurnal Pendukung
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Threat
    Threat
    Dokumen1 halaman
    Threat
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Chest Physiotherapy
    Chest Physiotherapy
    Dokumen2 halaman
    Chest Physiotherapy
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kasus
    Tugas Kasus
    Dokumen2 halaman
    Tugas Kasus
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Soal Slide Ns Indah
    Soal Slide Ns Indah
    Dokumen1 halaman
    Soal Slide Ns Indah
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Threat
    Threat
    Dokumen1 halaman
    Threat
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Judul Kegiatannn
    Judul Kegiatannn
    Dokumen9 halaman
    Judul Kegiatannn
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat
  • Form Askep
    Form Askep
    Dokumen20 halaman
    Form Askep
    Janu Isworo
    Belum ada peringkat
  • Form Askep
    Form Askep
    Dokumen20 halaman
    Form Askep
    Janu Isworo
    Belum ada peringkat
  • Judul Kegiatan
    Judul Kegiatan
    Dokumen9 halaman
    Judul Kegiatan
    Ida Ayu Sri Utamawati
    Belum ada peringkat