Anda di halaman 1dari 32

MORNING REPORT

Listya Ayu Wijayani


09711174
Pembimbing : dr. Artana Made, Sp.P

ANAMNESIS
Identitas
Nama
Usia
Pekerjaan
Alamat

: Ny.T
: 55 Tahun
: Pensiun Guru
: Bandar Magetan

Keluhan utama

Riwayat Perjalanan Penyakit


-

Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari yang lalu
disertai batuk (kadang kadang). Sesak di rasakan hanya 1 kali selama 2
bulan terakhir. Sesak dirasakan terutama bila cuaca panas, terkena
paparan debu, dan asap. Saat sesak pasien mengatakan nafas berbunyi

ngik ngik.
-

Pasien juga mengeluhkan batuk saat sesak dan sulit mengeluarkan


dahak. Sejak sesak pasien merasa aktivitasnya terganggu.

Anamnesis Sistem

Cerebro : Demam (-) pusing (-) nyeri kepala ()


Kardio : Berdebar (-) nyeri dada (-)
Respi
: Sesak nafas (+) batuk (+) dahak
sulit keluar, pilek (-) nyeri tenggorokan (-)
Digest : dbn
Uro
: dbn
Repro : dbn
Integum
: dbn
Muskulo : dbn

Riwayat penyakit dahulu


-

Riwayat asma (+) sejak tahun 1992

Riwayat alergi (+) sering batuk saat panas, dingin dan terkena asap

Riwayat mengalami batuk lama sebelumnya (-)

Riwayat pengobatan paru (-)

Riwayat HT(-), DM(+) terkontrol

Riwayat penyakit keluarga


-

Riwayat asma pada ibu pasien (+), Riwayat alergi tidak ada

Riwayat batuk lama (-), Riwayat HT (-), DM (-)

Kebiasaan dan lingkungan

- Pekerjaan pasien sebagai pensiunan guru


- Tempat tinggal memiliki ventilasi yang cukup , lingkungan
tidak padat penduduk, sekarang pasien tinggal sendiri di

rumah
- Di rumah pasien tidak ada keluarga yang merokok.

Pemeriksaan fisik
KU
Kesadaran
Vital sign

: Cukup
: Compos Mentis
: TD : 160/110
N : 86x/menit Rr 24x/menit

Kepala: CA:-/- SI:-/Thorax :


Cor
: S1S2 reguler, bising (-)
Pulmo
: Wh (+), Rh (+) ekspirasi memanjang +/+
Voc.Fremitus : N/N
Suara paru : Ves. < / Ves. <

Abdomen : Supel (+), BU (+), NT (-)


Extremitas : Akral hangat, Oedem (-)

Diagnosis banding

Asma bronkial intermiten


COPD

Pemeriksaan penunjang

Faal Paru
Cek DL
Rontgen Thorak

Hasil Lab
Parameter

Nilai

Nilai normal

WBC

4,00

4,8-10,8

RBC

4,78

4,7-6,1

HGB

13,7

HCT

41,3

42-52

MCV

86,4

82-92

MCH

28,7

27-31

PLT

177

150-400

Faal Liver :
Bil. Direct
Bil. Total
SGOT
SGPT
Gamma GT
Albumin

: 0,22 (normal)
: 0,81 (normal)
: 18 (normal)
: 18 (normal)
: 20 (normal)
: 4,6(normal)

Faal ginjal :
BUN
Ser. Creatinin
As. Urat

: 8,3 (normal)
: 0,61 (normal)
: 3,6 (normal)

Lemak :
Chol. Total
: 176 (normal)
Trygliserida
: 106 (normal)
GDS : 148 (meningkat)
GD I : 234
GD II : 244

Soft tissue : Tidak terdapat soft tissue sweeling


Skelet

: Intak, SIC tidak melebar

Trakhea

: Tidak terdapat deviasi

Hilus

: Tidak terdapat penebalan hilus

Mediastinum: Tidak terdapat pendesakan jantung


Cor

: gambaran tampak membesar CTR


0,5

Pulmo

: tidak terdapat infiltrat

HemidiafragmaD/S

: Mendatar

Sinus Costofrenicus
: Sinus phenicocostalis
kanan tajam, kiri terpotong

Diagnosis
Asma bronkial intermiten

Terapi

Inf. Ns : D5 Drip Aminophillyn 20 tpm


Nebul combivent 3x1
Inj. Dexamethason 2x1
Syr. Lasal expectoran 3x1 cth
Tab ambroksol tablet 3x1

Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan


ciri meningkatnya respon bronkus terhadap
berbagai rangsangan dengan manifestasi
adanya penyempitan jalan nafas yang luas
dan derajatnya dapat berubah-ubah baik
secara spontan maupun hasil dari pengobatan
(The American Thoracic Society).
Asma adalah gangguan inflamasi kronik
saluran napas yang melibatkan banyak sel
dan elemennya (PDPI).

ekstrinsik

Intrinsik

Alergik

non alergik

Asma
gabungan
alergik dan
non-alergik.

Klasifikasi Asma berdasarkan


Gambaran Klinis

Faktor Predisposisi
Faktor Presipitasi

GENETIK, Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya,


meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya
yang jelas. Penderita dengan penyakit alergI biasanya
mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit
alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat
mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar
dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas
saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

Faktor Presipitasi

PATOFISIOLOGI

Manifestasi Klinik
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak
ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita
tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan
menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan
bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah
sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian

penderita ada yang merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut


tidak selalu dijumpai bersamaan.

Pemeriksaan
Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Terapi
Turunan xantin (bronkodilatasi), ex:
aminophilyn, theofillyn.
Kortikosteroid (anti inflamasi)
ex:prednison, metilprednisolon
Imunosupresan (obat yang menekan
reaksi AgAb juga sebagai anti inflamasi)
ex:metotreksa

Klasifikasi obat asma


28

untuk penggunaan jangka panjang yang


berguna mengontrol gejala asma dan sebagai
terapi untuk mencegah kekambuhan (longterm prevention)
untuk penggunaan jangka pendek yang
merupakan pengobatan cepat untuk
mengatasi serangan asma akut (short-term
relief).

Terapi Jangka Panjang


29

Obat jangka panjang memberikan pencegahan jangka


panjang terhadap gejala asma, menekan, mengontrol,
dan menyembuhkan inflamasi jika digunakan teratur
namun tidak efektif untuk mengatasi serangan
akut. Beberapa obat jangka panjang antara lain
kortikosteroid inhalasi yang merupakan obat paling
efektif, beta-2 agonis aksi panjang dan metil ksantin
(teofilin) untuk mengatasi gejala asma pada malam hari
(gejala nocturnal), kromolin dan nedokromil sebagai
antiinflamasi

Terapi Jangka Pendek


30

sedangkan untuk jangka pendek, berupa obatobat bronkodilator (salbutamol, terbutalin, dan
ipratropium) dan kortikosteroid oral ketika
serangannya sedang sampai berat.
Untuk jangka panjang dan pendek, dapat
digunakan obat-obat sistemik (prednisolon,
prednison, metilprednisolon).

Komplikasi

Gagal
Nafas

Anda mungkin juga menyukai