|1
Fathin Marua
Researcher suggests that kooperatif's learning jigsaw's type not only been applied
on trig material but also been applied on other material suitably.
Key word : trig id, students learned handicap, concept approximate methods.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting karena pendidikan
merupakan penentu kemajuan suatu bangsa, dan penentu kemampuan sumber
daya manusia di suatu Negara. Namun permasalahannya saat ini ialah banyak
siswa yang kurang mencintai pendidikan terutama pada pelajaran Matematika.
Matematika yaitu bahasa simbol yang terdefinisikan secara sistematik, antara satu
konsep dengan konsep yang lain saling berkaitan dan pembuktian matematika
dibangun dengan penalaran deduktif (Yessinta, 2013). Matematika sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari, matematika juga mempunyai ciri khas sebagai ilmu
yang memiliki objek abstrak, berpola pada pemikiran deduktif aksiomatik, dan
juga berlandaskan pada kebenaran (Hudojo Herman, 1988: 76). Matematika
merupakan ilmu berfikir dan bernalar. Matematika sebagai pokoknya ilmu dan
penunjang dalam perkembangan ilmu-ilmu lain seperti fisika, kimia, biologi,
kedokteran, teknik, ekonomi, pertanian dan ilmu lainnya. Sehingga matematika
dijadikan sebagai mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan, terutama
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Tujuan belajar matematika antara
lain agar siswa mampu menghadapi perubahan keadaan yang selalu berkembang,
mampu mengembangkan sikap atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, dan efektif.
Salah satu cabang matematika yang diberikan pada siswa SMA kelas X
adalah trigonometri. Trigonometri merupakan sebuah kata yang sangat identik
dengan matematika, yaitu suatu alat utama ilmu ukur segitiga, dan memiliki
kaitan yang sangat erat dalam kehidupan kita, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Memang tidak banyak siswa yang menyukai trigonometri, sekali
mendengarnya sudah membuat jenuh dan menegangkan. Namun para ilmuwan
yang menemukan materi trigonometri tidak berfikir seperti itu. Ilmu ukur
trigonometri sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu ini dapat
membantu kita dalam menentukan jarak antara dua titik, panjang atau tinggi suatu
menara, tinggi suatu pohon, dan posisi kapal yang sedang berlayar dengan jarak
2|
Fathin Marua
pengamatan terhadap sudut elevasi tertentu. Dengan ilmu ini, permasalahanpermasalahan yang rumit dapat ditentukan menjadi sederhana (Siswanto, 2006:
317). Tak hanya itu ternyata banyak penerapan tigonometri dalam bidang terapan
lainya. Meskipun demikian, bukti-bukti di lapangan menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa belum memahami prinsip trigonometri serta belum mengetahui
penerapan trigonometri tersebut. Bahkan mereka hanya mempelajari teorinya saja,
tanpa memahami cara menerapkannya. Hal ini mengakibatkan minat dan motivasi
mereka rendah terhadap materi trigonometri. Padahal, trigonometri merupakan
salah satu materi pelajaran matematika yang kemunculannya dilatarbelakangi
sejarah yang penuh dengan nilai-nilai semangat dan kegigihan.
Kebanyakan siswa sekolah jenuh terhadap pelajaran Matematika, terutama
trigonometri disebabkan karena belum ada sesuatu hal
yang mampu
trigonometri.Belajar
trigonometri
tidaklah
terlalu
susah,
karena
sebenarnya setiap pelajaran yang memang kita mau pelajari pasti semuanya akan
mudah diterima dan dimengerti, tetapi kebanyakan dari siswa selalu menganggap
matematika dan trigonometri itu sebagai momok yang sangat menakutkan.
Beberapa penyebab siswa jenuh terhadap matematika secara umum di antaranya
adalah yang mencakup penekanan belebihan pada penghafalan semata, penekanan
pada kecepatan atau berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi dalam
proses belajar-mengajar matematika, dan penekanan berlebihan pada prestasi
individu.
Siswa SMA kelas X yang mendapatkan materi trigonometri pada
umumnya tidak menyukainya karena mereka beranggapan bahwa trigonometri
tidak ada relevansi dan kegunaannya dalam kehidupan. Selain itu juga karena
mereka tidak hafal rumus, terutama rumus yang berkaitan dengan rumus identitas
trigonometri. Kemungkinan besar mereka susah mengafal rumus dikarenakan
mereka belum memahami konsep trigonometri dengan baik, mereka tidak
mengetahui asal mula didapatkannya rumus tersebut, sehingga sulit untuk
menerapkan rumus tersebut dalam bentuk soal. Akibatnya, sebagian besar dari
|3
Fathin Marua
mereka menganggap trigonometri hanya materi pelajaran yang terdiri dari banyak
rumus yang membuat pusing, dan membuat matematika menjadi membosankan.
Perlu adanya suatu strategi pembelajaran yang dapat memotivasi belajar
siswa dan meningkatkan pemahaman siswa untuk mengatasi kesulitan siswa
tersebut. Peran guru sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Para guru harus
mampu
menciptakan
suasana
pembelajaran
yang
menyenangkan
untuk
4|
Fathin Marua
KAJIAN TEORI
A. Pendekatan Dalam Pembelajaran
Pendekatan (approach) memiliki pengetahuan yang berbeda dengan
strategi. Pendekatan bersifat filosofis paradigmatik, yang mendasari aplikasi
strategi dan metode (Wina Sanjaya, 2007: 11) Pendekatan adalah titik tolak atau
sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola
umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran. Sedangkan strategi sendiri merupakan pola umum perbuatan guru
dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran (zaif bio,2009)
Pendekatan merupakan dasar penentuan strategi yang akan diwujudkan dengan
penentuan metode, sedangkan metode merupakan alat yang digunakan dalam
pelaksanaan strategi pembelajaran. Jadi pendekatan lebih luas cakupanya
dibandingkan dengan strategi.
Pendekatan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pendekatan
yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang
berpusat pada siswa (student-centred approaches). Berdasarkan pemerolehan
bahan pembelajaran, secara garis besar pendekatan pembelajaran dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pendekatan konsep dan pendekatan proses. Pendekatan konsep
adalah suatu pendekatan yang menekankan pada perolehan dan pemahaman fakta
dan prinsip. Sedangkan pendekatan proses atau dikenal dengan pendekatan
keterampilan proses menekankan pada bagaimana bahan pelajaran itu diajarkan
dan dipelajari.
B. Pendekatan Konsep
1) Pengertian Pendekatan Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek,
kejadian-kejadian,
kegiatan-kegiatan,
atau
hubungan-hubungan
yang
|5
Fathin Marua
suatu
bahasan
dengan
memahami
konsep-konsep
yang
b.
6|
Fathin Marua
C. Media Powerpoint
Microsoft Powerpoint adalah sebuah program komputer untuk persentasi
yang dikembangkan oleh Microsoft Windows dan Apple Mancintosh yang
menggunakan sistem operasi Aplle Mac. OS. Aplikasi ini sangat banyak
digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran, para guru, siswa dan masyarakat
umum ( Rusman dkk, 2012: 295). Microsoft powerpoint digunakan untuk
berbagai kepentingan persentasi, baik pembelajaran, persentasi produk, meeting,
seminar, lokakarya dan sebagainya. Powerpoint digunakan melalui tiga tipe
penggunaan:
1) Personal presentation: pada umumnya powerpoint digunakan untuk
persentasi dalam kelas klasikal learning, seperti kuliah, training, seminar,
dan workshop, dan lain-lain. Pada penyajian ini powerpoint sebagai alat
bantu bagi guru untuk persentasi menyampaikan materi. Dalam hal ini
pembelajaran terletak pada guru.
2) Stand alone: pada pola penyajiannya dapat dirancang khusus untuk
pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar
interaktifnya tidak terlalu tinggi, namun powerpoint mampu menampilkan
feedback yang sudah diprogram.
3) Web based: pola ini dapat diformat file web (html) sehingga program yang
muncul berupa browser yang dapat menampilkan internet. Hal ini
ditunjang adanya fasilitas dari powerpoint untuk mempublish hasil
pekerjaan melalui web. Selain itu beberapa pengembangan multimedia
telah membuat software-software yang dapat mengubah file powerpoint,
file exe atau swf.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar
berbasis multimedia powerpoint merupakan proses kerjasama interaksi antara
guru dengan siswa dalam memanfaatkan bahan ajar berbasis multimedia
powerpoint yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan atau menyajikan
bahan ajar sehingga mampu untuk mencapai bertambahnya pengetahuan dan
keterampilan siswa.
|7
Fathin Marua
Misalkan
adalah sebarang titik (bukan titik asal) yang terletak di sisi akhir dari sudut
tersebut, maka didefinisikan fungsi trigonometri dari
2) cos =
3) tan =
4) csc =
5) sec
=
6) cot =
=
=
=
Identitas Perbandingan
=
tan =
sec =
cot =
cot
Identitas Phytagoras
cos2 + sin2 = 1
1 + tan2 = sec2
1 + cot2 = csc2
8|
Fathin Marua
|9
Fathin Marua
PEMBAHASAN
A. Faktor Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran Identitas Trigonometri
Kesulitan belajar anak disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal
(Nini Subini, 2011: 42). Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
anak itu sendiri. Faktor internal sangat tergantung pada perkembangan fungsi
otaknya. Faktor internal tersebut antara lain: daya ingat rendah, terganggunya alatalat indera, usia anak, kebiasaan atau rutinitas belajar, tingkat kecerdasan
(intelegensi), konsentrasi belajar, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitar anak. Faktor
eksternal ini meliputi 3 hal, yaitu: faktor keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan
faktor pendekatan belajar.
Dalam penelitian ini faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang
mengakibatkan kesalahan dalam materi identitas trigonometri yang dimaksud
adalah faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yaitu
menyangkut kemampuan intelektual siswa dalam memahami materi identitas
trigonometri dan aplikasinya. Adapun faktor penyebab kesalahan siswa dalam
penelitian ini berdasarkan hasil dialog dengan Nila Rifai Fairuz Jannati, salah satu
siswa Madrasah Aliyah Negeri di Tulungagung pada tanggal 16 November 2014,
antara lain:
1) Kurangnya pemahaman konsep terhadap materi.
Siswa kurang paham terhadap materi identitas trigonometri dan materimateri prasyarat yang erat kaitannya dengan identitas trigonometri, misalnya
tentang materi phytagoras dan kesebangunan. Kesalahan dalam memahami
konsep dasar akan membuat siswa juga melakukan kesalahan dan
mengalami kesulitan dalam memahami konsep lanjut yang lebih kompleks.
2) Kurangnya kemampuan siswa dalam memanipulasi soal.
Sebagian besar siswa memahami masalah identitas trigonometri dengan
membaca soal, tetapi mereka kesulitan untuk menuliskan apa yang diketahui
serta apa yang ditanyakan dari soal.
3) Kurangnya kemampuan siswa dalam menyusun langkah-langkah yang
sistematis untuk menjawab soal-soal identitas trigonometri.
10 |
Fathin Marua
| 11
Fathin Marua
Perbandingan Trigonometri
Pada Segitiga Siku-siku
Secara umum, pada segitiga siku-siku yang sebangun,
perbandingan sisi-sisi menurut salah satu sudutnya bernilai
tetap. Perbandingan antara sepanjang sisi pada segitiga sikusiku yang sebangun itulah yang disebut perbandingan
trigonometri.
C
Miring
Depan
Samping
Csc =
Cos =
Sec =
Tan =
Cot =
12 |
Sb x
Fathin Marua
Identitas Kebalikan
Identitas Perbandingan
Identitas Phytagoras
Bukti:
csc =
sec =
cot =
= = tan
| 13
Fathin Marua
cot =
Perhatikan bahwa r =
x + y = r
atau r = x + y
( )
( )
cos + sin = 1
1 + tan2 = 1 +
1 + cot2 = 1 +
sec2
csc2
2) Tahap Apersepsi
Pada tahap ini guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk
mengarahkan perhatian peserta didik kepada materi yang akan diajarkan,
misalnya tentang bagaimana ciri-ciri dua buah segitiga dapat dikatakan
sebangun?, bagaimana perbandingan sisi pada segitiga sebangun?, bagaimana
rumus phytagoras pada segitiga?, dan sebagainya.
3) Tahap Presentasi
Pada tahap ini guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah
terkait tentang materi identitas trigonometri, atau menyuruh peserta didik
membaca bahan yang telah dipersiapkan (diambil) dari buku teks tertentu
atau ditulis oleh guru.
4) Tahap Resitasi
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik, baik secara
lisan maupun tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka, dan juga
peserta didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri pokokpokok bahasan yang telah dipelajari, misalnya tentang devinisi trigonometri,
rumus identitas trigonometri, pembuktian identitas trigonometri, dan
sebagainya.
14 |
Fathin Marua
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan menjawab rumusan masalah, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa:
1.
2.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut :
1.
| 15
Fathin Marua
2.
16 |
Fathin Marua
DAFTAR RUJUKAN
Herman.
1988.
Mengajar
Belajar
Matematika.
Jakarta:
P2LPTK/UPBT
[5].Kerami, Djati. 2009. Kamus Matematika. Jakarta: Balai Pustaka.
[6].Nisa, Titin Fardatun. 2010. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Kemala
Bhayangkari Surabaya dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Bangun
Ruang. Surabaya: UNESA.
[7].Rusman, et.all.2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Informasi.
Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
[8].Sahriah, et. all. 2010. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Materi Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Kelas VIII SMP Negeri
Malang. Malang: UM.
[9].Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media.
[10].Siswanto. 2006. Theory and Application of Mathematics 1. Solo: Bilingual.
[11].Soejadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
[12].Subini, Nini. 2011. Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Jogjakarta: PT
Buku Kita.
[13].Tung, Khoe Yau. 2012. Pintar Matematika SMA Kelas X IPA Untuk
Olimpiade Dan Pengayaan Pelajaran. Yogyakarta: ANDI.
[14].Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika SMA 1 Untuk Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
[15].Yesinta.
2013.
Pengertian
Matematika
Menurut
Para
Ahli.
| 17