Anda di halaman 1dari 17

Fathin Marua

PEMBELAJARAN IDENTITAS TRIGONOMETRI MENGGUNAKAN


METODE PENDEKATAN KONSEP
Fathin Marua
Program Studi Tadris Matematika
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
e.mail : azzayina93@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa
dalam pembelajaran trigonometri, serta memberikan usulan pendekatan yang
dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu siswa SMA di Tulungagung, faktor utama penyebab kesulitan
belajar siswa dalam pembelajaran trigonometri adalah kurangnya pemahaman
terhadap konsep trigonometri dan materi prasarat sebelumnya. Karena matematika
adalah ilmu abstrak yang semuanya membutuhkan urutan konsep yang teratur, hal
ini mendorong peneliti untuk memberikan usulan strategi pembelajaran melalui
pendekatan konsep, yaitu mengarahkan siswa untuk menguasai konsep dengan
benar. Peneliti memilih strategi pendekatan konsep karena dengan strategi ini
siswa dibimbing memahami suatu bahasan dengan memahami konsep-konsep
yang terkandung didalamnya. Pendekatan ini sangat penting untuk menghindari
anak didik salah konsep. Peneliti menyarankan agar metode pendekatan konsep
ini tidak hanya diterapkan pada materi trigonometri tetapi juga diterapkan pada
materi lain yang sesuai. Bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran
menggunakan metode pendekatan konsep, khususnya untuk pembelajaran
identitas trigonometri, hendaknya bisa menempatkan diri sebagai fasilitator dan
motivator, agar siswa bisa lebih aktif dalam pembelajaran. Peneliti menyarankan
agar pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tidak hanya diterapkan pada materi
trigonometri tetapi juga diterapkan pada materi lain yang sesuai.
Kata kunci: identitas trigonometri, kesulitan belajar siswa, metode pendekatan
konsep.
ABSTRACT
This research intent describe faced handicap students in trig learning, and gives
applicable approaching proposal to settle that problem. Base interview result with
one of student SMA at Tulungagung, handicap cause prime factor studies student
in trig learning is its reducing grasp to trig concept and prasarat's material in
advance. Since mathematics is abstract knowledge that every thing need set
concept thread, it pushes researcher to give learning strategy proposal via concept
approaching, which is lead student to gain control concept aright. Researcher
chooses concept approaching strategy because with this strategy student was led
to understand a discussion by understands contained concept at in it. This
approaching is momentous to avoid concept false protege. Researcher suggests
that this concept approximate methods not only been applied on trig material but
also been applied on other material suitably. To learn one wants to apply learning
utilizes concept approximate methods, notably to trig id learning, ought to can
place self as fasilitator and motivator, that student can more active in learning.

Seminar Problematika Matematika

|1

Fathin Marua

Researcher suggests that kooperatif's learning jigsaw's type not only been applied
on trig material but also been applied on other material suitably.
Key word : trig id, students learned handicap, concept approximate methods.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting karena pendidikan
merupakan penentu kemajuan suatu bangsa, dan penentu kemampuan sumber
daya manusia di suatu Negara. Namun permasalahannya saat ini ialah banyak
siswa yang kurang mencintai pendidikan terutama pada pelajaran Matematika.
Matematika yaitu bahasa simbol yang terdefinisikan secara sistematik, antara satu
konsep dengan konsep yang lain saling berkaitan dan pembuktian matematika
dibangun dengan penalaran deduktif (Yessinta, 2013). Matematika sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari, matematika juga mempunyai ciri khas sebagai ilmu
yang memiliki objek abstrak, berpola pada pemikiran deduktif aksiomatik, dan
juga berlandaskan pada kebenaran (Hudojo Herman, 1988: 76). Matematika
merupakan ilmu berfikir dan bernalar. Matematika sebagai pokoknya ilmu dan
penunjang dalam perkembangan ilmu-ilmu lain seperti fisika, kimia, biologi,
kedokteran, teknik, ekonomi, pertanian dan ilmu lainnya. Sehingga matematika
dijadikan sebagai mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan, terutama
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Tujuan belajar matematika antara
lain agar siswa mampu menghadapi perubahan keadaan yang selalu berkembang,
mampu mengembangkan sikap atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, dan efektif.
Salah satu cabang matematika yang diberikan pada siswa SMA kelas X
adalah trigonometri. Trigonometri merupakan sebuah kata yang sangat identik
dengan matematika, yaitu suatu alat utama ilmu ukur segitiga, dan memiliki
kaitan yang sangat erat dalam kehidupan kita, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Memang tidak banyak siswa yang menyukai trigonometri, sekali
mendengarnya sudah membuat jenuh dan menegangkan. Namun para ilmuwan
yang menemukan materi trigonometri tidak berfikir seperti itu. Ilmu ukur
trigonometri sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu ini dapat
membantu kita dalam menentukan jarak antara dua titik, panjang atau tinggi suatu
menara, tinggi suatu pohon, dan posisi kapal yang sedang berlayar dengan jarak
2|

Inst itud Agama Islam Negeri Tulungagung

Fathin Marua

pengamatan terhadap sudut elevasi tertentu. Dengan ilmu ini, permasalahanpermasalahan yang rumit dapat ditentukan menjadi sederhana (Siswanto, 2006:
317). Tak hanya itu ternyata banyak penerapan tigonometri dalam bidang terapan
lainya. Meskipun demikian, bukti-bukti di lapangan menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa belum memahami prinsip trigonometri serta belum mengetahui
penerapan trigonometri tersebut. Bahkan mereka hanya mempelajari teorinya saja,
tanpa memahami cara menerapkannya. Hal ini mengakibatkan minat dan motivasi
mereka rendah terhadap materi trigonometri. Padahal, trigonometri merupakan
salah satu materi pelajaran matematika yang kemunculannya dilatarbelakangi
sejarah yang penuh dengan nilai-nilai semangat dan kegigihan.
Kebanyakan siswa sekolah jenuh terhadap pelajaran Matematika, terutama
trigonometri disebabkan karena belum ada sesuatu hal

yang mampu

membangkitkan minat para siswa sekolah untuk menyukai pelajaran tersebut


bahkan untuk sekedar membaca dan membolak-balik buku yang bersangkutan
dengan

trigonometri.Belajar

trigonometri

tidaklah

terlalu

susah,

karena

sebenarnya setiap pelajaran yang memang kita mau pelajari pasti semuanya akan
mudah diterima dan dimengerti, tetapi kebanyakan dari siswa selalu menganggap
matematika dan trigonometri itu sebagai momok yang sangat menakutkan.
Beberapa penyebab siswa jenuh terhadap matematika secara umum di antaranya
adalah yang mencakup penekanan belebihan pada penghafalan semata, penekanan
pada kecepatan atau berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi dalam
proses belajar-mengajar matematika, dan penekanan berlebihan pada prestasi
individu.
Siswa SMA kelas X yang mendapatkan materi trigonometri pada
umumnya tidak menyukainya karena mereka beranggapan bahwa trigonometri
tidak ada relevansi dan kegunaannya dalam kehidupan. Selain itu juga karena
mereka tidak hafal rumus, terutama rumus yang berkaitan dengan rumus identitas
trigonometri. Kemungkinan besar mereka susah mengafal rumus dikarenakan
mereka belum memahami konsep trigonometri dengan baik, mereka tidak
mengetahui asal mula didapatkannya rumus tersebut, sehingga sulit untuk
menerapkan rumus tersebut dalam bentuk soal. Akibatnya, sebagian besar dari

Seminar Problematika Matematika

|3

Fathin Marua

mereka menganggap trigonometri hanya materi pelajaran yang terdiri dari banyak
rumus yang membuat pusing, dan membuat matematika menjadi membosankan.
Perlu adanya suatu strategi pembelajaran yang dapat memotivasi belajar
siswa dan meningkatkan pemahaman siswa untuk mengatasi kesulitan siswa
tersebut. Peran guru sangat penting untuk mengatasi masalah ini. Para guru harus
mampu

menciptakan

suasana

pembelajaran

yang

menyenangkan

untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam bernalar dengan menggunakan logika.


Rumus-rumus yang ada pada materi trigonometri bukan hanya untuk dihafalkan,
tetapi siswa juga harus mengetahui konsep awal didapatkannya suatu rumus
identitas trigonometri tersebut.
Setelah mengetahui metode yang akan digunakan untuk menjelaskan
materi yang akan dibahas, maka langkah selanjutnya adalah menentukan strategi
pembelajaran yang perlu dipilih dan digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran tersebut. Karena matematika adalah ilmu abstrak yang semuanya
membutuhkan urutan konsep yang teratur, hal ini mendorong peneliti untuk
memberikan usulan strategi pembelajaran melalui pendekatan konsep, yaitu
mengarahkan siswa untuk menguasai konsep dengan benar. Namun perlu diingat
bahwa tidak satu pun strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk semua
situasi dan kondisi yang berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai sama. Artinya dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam
memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan
karakteristik peserta didik dan sesuai kondisi yang diharapkannya (Hamzah Uno,
2011: 6). Peneliti memilih strategi pendekatan konsep karena dengan strategi ini
siswa dibimbing memahami suatu bahasan dengan memahami konsep-konsep
yang terkandung didalamnya. Pendekatan ini sangat penting untuk menghindari
anak didik salah konsep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
penyebab kesulitan siswa dalam pembelajaran identitas trignometri dan
mengetahui penerapan metode pendekatan konsep dalam pembelajaran identitas
trigonometri.

4|

Inst itud Agama Islam Negeri Tulungagung

Fathin Marua

KAJIAN TEORI
A. Pendekatan Dalam Pembelajaran
Pendekatan (approach) memiliki pengetahuan yang berbeda dengan
strategi. Pendekatan bersifat filosofis paradigmatik, yang mendasari aplikasi
strategi dan metode (Wina Sanjaya, 2007: 11) Pendekatan adalah titik tolak atau
sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola
umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran. Sedangkan strategi sendiri merupakan pola umum perbuatan guru
dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran (zaif bio,2009)
Pendekatan merupakan dasar penentuan strategi yang akan diwujudkan dengan
penentuan metode, sedangkan metode merupakan alat yang digunakan dalam
pelaksanaan strategi pembelajaran. Jadi pendekatan lebih luas cakupanya
dibandingkan dengan strategi.
Pendekatan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pendekatan
yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang
berpusat pada siswa (student-centred approaches). Berdasarkan pemerolehan
bahan pembelajaran, secara garis besar pendekatan pembelajaran dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pendekatan konsep dan pendekatan proses. Pendekatan konsep
adalah suatu pendekatan yang menekankan pada perolehan dan pemahaman fakta
dan prinsip. Sedangkan pendekatan proses atau dikenal dengan pendekatan
keterampilan proses menekankan pada bagaimana bahan pelajaran itu diajarkan
dan dipelajari.

B. Pendekatan Konsep
1) Pengertian Pendekatan Konsep
Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili satu kelas objek-objek,
kejadian-kejadian,

kegiatan-kegiatan,

atau

hubungan-hubungan

yang

mempunyai atribut-atribut yang sama. Konsep merupakan pikiran seseorang


atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga menjadi
produk pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum, dan teori (Djati
Kerami, 2009: 73) Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman
melalui generalisasi, dan berfikir abstrak. Konsep dapat mengalami

Seminar Problematika Matematika

|5

Fathin Marua

perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan


kegunaan konsep adalah meramalkan dan menjelaskan.
Pendekatan konsep adalah guru memberikan konsep tertentu kepada
siswa, lebih kepada konsep saja. Pada pendekatan model ini siswa dibimbing
memahami

suatu

bahasan

dengan

memahami

konsep-konsep

yang

terkandung didalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan


konsep dan sub konsep yang menjadi sasaran utama pembelajaran.
Pendekatan ini kurang memperhatikan aspek student centre. Guru terlalu
dominan dan siswa dibimbing untuk memahami konsep. Bagaimanapun
pendekatan ini masih dibutuhkan dalam pembelajaran, karena tidak semua
bahan pembelajaran dapat disampaikan dengan pendekatan keterampilan
proses. Hanya saja perlu digali bagaimana penerapan pendekatan konsep ini
dapat berlangsung semaksimal mungkin di dalam pembelajaran.
Pemahaman konsep di dalam matematika sangat diperlukan sebab jika
konsep sebelumnya belum dipahami maka akan sulit untuk memahami materi
selanjutnya. Matematika merupakan ide-ide abstrak yang diberi simbol, maka
konsep matematika harus dipahami lebih dahulu sebelum memanipulasi
simbol-simbol itu (Soejadi, 2000: 14). Seorang siswa akan lebih mudah
mempelajari sesuatu, apabila ia belajar berdasarkan apa yang telah diketahui
sebelumnya. Pengalaman belajar yang lalu dari seseorang itu akan
mempengaruhi terjadinya proses belajar materi matematika tersebut.
2) Kelebihan Dan Kelemahan Pendekatan Konsep
a.

Kelebihan pendekatan konsep:

Siswa dapat paham tentang konsep yang diberikan

Siswa lebih mudah memahami simbol-simbol yang ada dalam


matematika

b.

Kelemahan pendekatan konsep:

Membutuhkan waktu yang lama.

Guru terlalu dominan sehingga kurang memperhatikan aspek


student centre.

6|

Suatu konsep akan mengalami perubahan bila timbul fakta baru.

Inst itud Agama Islam Negeri Tulungagung

Fathin Marua

C. Media Powerpoint
Microsoft Powerpoint adalah sebuah program komputer untuk persentasi
yang dikembangkan oleh Microsoft Windows dan Apple Mancintosh yang
menggunakan sistem operasi Aplle Mac. OS. Aplikasi ini sangat banyak
digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran, para guru, siswa dan masyarakat
umum ( Rusman dkk, 2012: 295). Microsoft powerpoint digunakan untuk
berbagai kepentingan persentasi, baik pembelajaran, persentasi produk, meeting,
seminar, lokakarya dan sebagainya. Powerpoint digunakan melalui tiga tipe
penggunaan:
1) Personal presentation: pada umumnya powerpoint digunakan untuk
persentasi dalam kelas klasikal learning, seperti kuliah, training, seminar,
dan workshop, dan lain-lain. Pada penyajian ini powerpoint sebagai alat
bantu bagi guru untuk persentasi menyampaikan materi. Dalam hal ini
pembelajaran terletak pada guru.
2) Stand alone: pada pola penyajiannya dapat dirancang khusus untuk
pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar
interaktifnya tidak terlalu tinggi, namun powerpoint mampu menampilkan
feedback yang sudah diprogram.
3) Web based: pola ini dapat diformat file web (html) sehingga program yang
muncul berupa browser yang dapat menampilkan internet. Hal ini
ditunjang adanya fasilitas dari powerpoint untuk mempublish hasil
pekerjaan melalui web. Selain itu beberapa pengembangan multimedia
telah membuat software-software yang dapat mengubah file powerpoint,
file exe atau swf.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan bahan ajar
berbasis multimedia powerpoint merupakan proses kerjasama interaksi antara
guru dengan siswa dalam memanfaatkan bahan ajar berbasis multimedia
powerpoint yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan atau menyajikan
bahan ajar sehingga mampu untuk mencapai bertambahnya pengetahuan dan
keterampilan siswa.

D. Rumus Identitas Trigonometri

Seminar Problematika Matematika

|7

Fathin Marua

Misalkan

adalah suatu sudut dalam posisi standar dan misalkan P(x,y)

adalah sebarang titik (bukan titik asal) yang terletak di sisi akhir dari sudut
tersebut, maka didefinisikan fungsi trigonometri dari

dinyatakan dalam absis,

ordinat, dan jarak P dari titik asal:


1) sin

2) cos =
3) tan =

4) csc =

5) sec
=

6) cot =

=
=
=

Dari nilai fungsi trigonometri tersebut kemudian diperoleh identitas


trigonometri. Identitas trigonometri terbagi menjadi 3, yaitu Identitas Kebalikan,
Identitas Perbandingan dan Identitas Phytagoras yang masing-masing memiliki
fungsi dasar, yaitu:
Identitas Kebalikan
csc

Identitas Perbandingan

=
tan =

sec =
cot =
cot

Identitas Phytagoras
cos2 + sin2 = 1
1 + tan2 = sec2
1 + cot2 = csc2

E. Kesulitan Belajar Siswa


Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
erat kaitannya dengan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Kesulitan
merupakan penyebab terjadinya kesalahan (Titin Fardatun Nisa, 2010: 6). Siswa
yang mengalami kesuliatan belajar tentu saja akan mempunyai peluang lebih
untuk membuat kesalahan dari pada siswa yang tidak mengalami kesulitan
belajar. Kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses
belajar mengajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai hasil belajar.Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan sukar dalam
menyerap materi-materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga ia akan
malas dalam belajar. Selain itu anak tidak dapat menguasai materi, bahkan
menghindari pelajaran, mengabaikan tugas-tugas yang diberikan guru, sehingga
terjadi penurunan nilai belajar dan prestasi akademik.

8|

Inst itud Agama Islam Negeri Tulungagung

Fathin Marua

Pada dasarnya kesulitan belajar siswa pada matematika bukan karena


kebodohan siswa atau ketidakmampuannya dalam belajar, tetapi terdapat kondisikondisi tertentu yang membuatnya tidak siap untuk belajar. Indikator kesulitan
belajar siswa pada matematika terlihat ketika siswa melakukan kesalahan saat
melakukan proses pemecahan soal-soal matematika. Oleh karena itu, untuk
menciptakan dan mempersiapkan pembelajaran matematika yang efektif dan
efisien, Kesalahan yang dilakukan siswa perlu kita analisis lebih lanjut, agar
mendapatkan gambaran yang jelas dan rinci atas kelemahan-kelemahan siswa
dalam menyelesaikan soal. Kesalahan yang dilakukan oleh siswa dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan pengajaran dalam usaha meningkatkan kegiatan
belajar dan mengajar. Adanya peningkatan kegiatan belajar dan mengajar
diharapkan dapat memperbaiki hasil belajar atau prestasi belajar siswa (Sahriah
dkk, 2010: 13). Para guru haruslah dapat mengidentifikasi dan menganalisis
kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pada saat melakukan pemecahan
masalah matematika kemudian berusaha memberikan solusi yang tepat untuk
mengatasinya sehingga kesalahan tersebut dapat diminimalkan atau dihilangkan
sama sekali.

Seminar Problematika Matematika

|9

Fathin Marua

PEMBAHASAN
A. Faktor Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran Identitas Trigonometri
Kesulitan belajar anak disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal
(Nini Subini, 2011: 42). Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
anak itu sendiri. Faktor internal sangat tergantung pada perkembangan fungsi
otaknya. Faktor internal tersebut antara lain: daya ingat rendah, terganggunya alatalat indera, usia anak, kebiasaan atau rutinitas belajar, tingkat kecerdasan
(intelegensi), konsentrasi belajar, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitar anak. Faktor
eksternal ini meliputi 3 hal, yaitu: faktor keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan
faktor pendekatan belajar.
Dalam penelitian ini faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang
mengakibatkan kesalahan dalam materi identitas trigonometri yang dimaksud
adalah faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yaitu
menyangkut kemampuan intelektual siswa dalam memahami materi identitas
trigonometri dan aplikasinya. Adapun faktor penyebab kesalahan siswa dalam
penelitian ini berdasarkan hasil dialog dengan Nila Rifai Fairuz Jannati, salah satu
siswa Madrasah Aliyah Negeri di Tulungagung pada tanggal 16 November 2014,
antara lain:
1) Kurangnya pemahaman konsep terhadap materi.
Siswa kurang paham terhadap materi identitas trigonometri dan materimateri prasyarat yang erat kaitannya dengan identitas trigonometri, misalnya
tentang materi phytagoras dan kesebangunan. Kesalahan dalam memahami
konsep dasar akan membuat siswa juga melakukan kesalahan dan
mengalami kesulitan dalam memahami konsep lanjut yang lebih kompleks.
2) Kurangnya kemampuan siswa dalam memanipulasi soal.
Sebagian besar siswa memahami masalah identitas trigonometri dengan
membaca soal, tetapi mereka kesulitan untuk menuliskan apa yang diketahui
serta apa yang ditanyakan dari soal.
3) Kurangnya kemampuan siswa dalam menyusun langkah-langkah yang
sistematis untuk menjawab soal-soal identitas trigonometri.

10 |

Inst itud Agama Islam Negeri Tulungagung

Fathin Marua

Siswa kesulitan dalam membuat rencana dengan menyebutkan satu langkah


yang akan dikerjakan untuk menyelesaikan soal, melaksanakan rencana
secara teratur dan urut, langkah demi langkah dan memeriksa kembali
dengan membaca apa yang ia tulis mulai awal sampai akhir.
4) Kecerobohan siswa dalam menyelesaikan soal identitas trigonometri.
Adakalanya siswa sudah memahami konsep identitas trigonometri dengan
baik, tetapi dia kurang teliti dan ceroboh ketika mengerjakan soal, sehingga
mengakibatkan hasil penghitungan menjadi salah.

B. Penerapan Metode Pendekatan Konsep Dalam Pembelajaran Identitas


Trigonometri
Pembelajaran menggunakan strategi pendekatan konsep guru cenderung
memberikan informasi yang berupa teori, generalisasi, hukum atau dalil beserta
bukti-bukti yang mendukung. Sedangkan, peserta didik hanya menerima saja
informasi yang diberikan oleh guru. Pengajaran telah diolah oleh guru, sehingga
siap disampaikan kepada peserta didik, dan peserta didik diharapkan belajar dari
informasi yang diterimanya itu. Melalui metode ini siswa dibimbing memahami
suatu bahasan dengan memahami konsep-konsep yang terkandung di dalamnya.
Sebelum menggunakan metode pendekatan konsep dalam materi identitas
trigonometri, seorang guru harus menjelaskan kembali tentang materi-materi
prasarat yang erat kaitannya dengan trigonometri yang telah dipelajari
sebelumnya, misalnya tentang pengertian segitiga yang sebangun, perbandingan
dalam segitiga sebangun, phytagoras, dan sebagainya. Guru juga harus
mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan ketika menggunakan metode
pendekatan konsep.
Prosedur dalam pendekatan konsep adalah sebagai berikut (Linda
Haffandi, 2011):
1) Tahap Preparasi
Pada tahap ini guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematis dan
rapi terkait tentang materi identitas trigonometri yang akan disampaikan.

Seminar Problematika Matematika

| 11

Fathin Marua

Perbandingan Trigonometri
Pada Segitiga Siku-siku
Secara umum, pada segitiga siku-siku yang sebangun,
perbandingan sisi-sisi menurut salah satu sudutnya bernilai
tetap. Perbandingan antara sepanjang sisi pada segitiga sikusiku yang sebangun itulah yang disebut perbandingan
trigonometri.
C

sin = de/mi = BC/AC


cos = sa/mi = AB/AC

Miring

tan = de/sa = BC/AB

Depan

csc = mi/de = AC/BC


sec = mi/sa = AC/AB

cot = sa/de = AB/BC

Samping

Perhatikan segitiga siku-siku ABC siku-siku di B. Panjang sisi di


hadapan A adalah a, panjang sisi di hadapan B adalah b, dan panjang sisi
di hadapan C adalah c (Sartono Wirodikromo, 2006: 206). Dapat
ditentukan enam buah perbandingan, yang disebut sebagai perbandingan
trigonometri pada segitiga siku-siku.
Definisi : Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-Siku.
Sin =

Csc =

Cos =

Sec =

Tan =

Cot =

Misalkan adalah suatu sudut dalam posisi standar dan misalkan


P(x,y) adalah sebarang titik (bukan titik asal) yang terletak di sisi akhir
dari sudut tersebut, maka didefinisikan fungsi trigonometri dari :
Perbandingan Trigonometri
Pada Sumbu Koordinat
Sb y

sin = de/mi = y/r


P(x,y)

cos = sa/mi = x/r


tan = de/sa = y/x

csc = mi/de = r/y

sec = mi/sa = r/x

12 |

Sb x

cot = sa/de = x/y

Inst itud Agama Islam Negeri Tulungagung

Fathin Marua

Dari nilai fungsi trigonometri tersebut kemudian diperoleh identitas


trigonometri. Identitas trigonometri adalah suatu persamaan dari fungsi
trigonometri yang bernilai benar untuk setiap sudutnya dengan kedua sisi
ruasnya terdefinisi. Identitas trigonometri terbagi 3, yaitu Identitas
Kebalikan, Identitas Perbandingan dan Identitas Phytagoras ( Khoe Yau
Tung, 2012: 140).

Identitas Kebalikan

Identitas Perbandingan

Identitas Phytagoras

Bukti:

csc =

sec =

cot =

= = tan

Seminar Problematika Matematika

| 13

Fathin Marua

cot =

Perhatikan bahwa r =

x + y = r

atau r = x + y

(bagi kedua ruas dengan r)

( )

( )

cos + sin = 1

1 + tan2 = 1 +

1 + cot2 = 1 +

sec2
csc2

2) Tahap Apersepsi
Pada tahap ini guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk
mengarahkan perhatian peserta didik kepada materi yang akan diajarkan,
misalnya tentang bagaimana ciri-ciri dua buah segitiga dapat dikatakan
sebangun?, bagaimana perbandingan sisi pada segitiga sebangun?, bagaimana
rumus phytagoras pada segitiga?, dan sebagainya.
3) Tahap Presentasi
Pada tahap ini guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah
terkait tentang materi identitas trigonometri, atau menyuruh peserta didik
membaca bahan yang telah dipersiapkan (diambil) dari buku teks tertentu
atau ditulis oleh guru.
4) Tahap Resitasi
Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik, baik secara
lisan maupun tertulis untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka, dan juga
peserta didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri pokokpokok bahasan yang telah dipelajari, misalnya tentang devinisi trigonometri,
rumus identitas trigonometri, pembuktian identitas trigonometri, dan
sebagainya.

14 |

Inst itud Agama Islam Negeri Tulungagung

Fathin Marua

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan menjawab rumusan masalah, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa:
1.

Faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang mengakibatkan kesalahan


dalam materi identitas trigonometri berasal dari dalam diri siswa sendiri
yaitu menyangkut kemampuan intelektual siswa dalam memahami materi
identitas trigonometri dan aplikasinya, terutama karena kurangnya
pemahaman konsep terhadap materi identitas trigonometri dan materimateri yang erat kaitannya dengan identitas trigonometri, serta kurangnya
kemampuan memanipulasi soal dan menyusun langkah-langkah yang
sistematis untuk menjawab soal.

2.

Solusi yang tepat untuk mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran


identitas trigonometri adalah dengan menggunakan metode pendekatan
konsep, yang bertujuan untuk membantu siswa dalam memahami suatu
bahasan yang berkaitan dengan identitas trigonometri dengan memahami
konsep-konsep yang terkandung di dalamnya. Sebelum menggunakan
metode pendekatan konsep dalam materi identitas trigonometri, seorang
guru harus menjelaskan kembali tentang materi-materi prasarat yang erat
kaitannya dengan trigonometri yang telah dipelajari sebelumnya, dan
mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan ketika menggunakan
metode pendekatan konsep, yaitu tahap preparasi, apersepsi, presentasi,
resitasi.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut :
1.

Bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran menggunakan metode


pendekatan konsep, khususnya untuk pembelajaran identitas trigonometri,
hendaknya bisa menempatkan diri sebagai fasilitator dan motivator, agar
siswa bisa lebih aktif dalam pembelajaran.

Seminar Problematika Matematika

| 15

Fathin Marua

2.

Bagi siswa diharapkan selalu memperhatikan penjelasan materi yang


disampaikan oleh guru dan belajar dari informasi yang diterimanya itu
sehingga dapat membentuk kerangka kognitif sendiri. Maksudnya, konsep
yang dimiliki oleh siswa adalah hasil bangunannya sendiri.

16 |

Inst itud Agama Islam Negeri Tulungagung

Fathin Marua

DAFTAR RUJUKAN

[1].Bio, Zaif. 2009. Pendekatan Pembelajaran. http://zaifbio.wordpress.com. 28


Oktober 2014 (11.37)
[2].Haffandi, Linda. 2011. Pendekatan Fakta-Pendekatan Konsep. http://lindahaffandi.blogspot.com. 28 Oktober 2014 (11.44)
[3].Hamzah, Uno. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Sinar
Grafika Offset.
[4].Hudojo,

Herman.

1988.

Mengajar

Belajar

Matematika.

Jakarta:

P2LPTK/UPBT
[5].Kerami, Djati. 2009. Kamus Matematika. Jakarta: Balai Pustaka.
[6].Nisa, Titin Fardatun. 2010. Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII SMP Kemala
Bhayangkari Surabaya dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Bangun
Ruang. Surabaya: UNESA.
[7].Rusman, et.all.2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Informasi.
Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
[8].Sahriah, et. all. 2010. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal
Matematika Materi Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Kelas VIII SMP Negeri
Malang. Malang: UM.
[9].Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung: Kencana Prenada Media.
[10].Siswanto. 2006. Theory and Application of Mathematics 1. Solo: Bilingual.
[11].Soejadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
[12].Subini, Nini. 2011. Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Jogjakarta: PT
Buku Kita.
[13].Tung, Khoe Yau. 2012. Pintar Matematika SMA Kelas X IPA Untuk
Olimpiade Dan Pengayaan Pelajaran. Yogyakarta: ANDI.
[14].Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika SMA 1 Untuk Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
[15].Yesinta.

2013.

Pengertian

Matematika

Menurut

Para

Ahli.

http://tematikitumudah.wordpress.com. 20 Oktober 2014 (10.09)

Seminar Problematika Matematika

| 17

Anda mungkin juga menyukai