Anda di halaman 1dari 30

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penghantar Listrik


Penghantar listrik atau kabel menurut KBBI tahun 1997 adalah
penghantar arus listrik berbungkus karet atau plastic. Menurut wikipedia Kabel
listrik adalah media untuk menyalurkan energy listrik. Isolator disini adalah
bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari karet atau plastik,
sedangkan konduktornya terbuat dari serabut tembaga ataupun tembaga pejal.
Menurut http://www.total.or.id/info dalam situsnya, kabel adalah media untuk
mengantarkan arus listrik atau informasi. Secara umum pengertian Kabel adalah
media penghantar tenaga listrik dari sumber tegangan listrik ke peralatan yang
menggunakan tenaga listrik atau menghubungkan suatu peralatan listrik ke
peralatan listrik lainnya. Satuan daya yang di hasilkan oleh tenaga listrik adalah
kVA, yaitu hasil kali antara tegangan listrik (volt) dan kuat arus (ampere), jadi
1kVA = 1000VA.
Pada kabel biasanya tertulis NYA 3x2,5. Tulisan itu dapat diartikan jenis
kabel tersebut adalah NYA dengan inti 3 buath kabel dan luas penampang
2,5mm. Bahan dari kabel ini beraneka ragam, khusus sebagai pengantar arus
listrik, umumnya terbuat dari tembaga dan umumnya dilapisi dengan pelindung.
Selain tembaga, ada juga kabel yang terbuat dari serat optik, yang disebut
dengan fiber optic cable. Namun dalam hal ini yang akan kita bahas adalah kabel
yang berfungsi untuk menghantarkan energi listrik. Dalam penyaluran tenaga
listrik, ada banyak faktor yang mempengaruhi baik atau tidaknya penyaluran
tersebut. Bahan hantaran listrik dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
2.1.1. Konduktor
Penghantar dalam teknik elektro adalah zat yang menghantarkan arus
listrik, baik berupa zat padat, caiar, atau gas. Karena sifatnya yang konduktif
maka disebut konduktor. Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan
Page 4

jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif. Pada umumnya logam
bersifat konduktif. Emas, perak , tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut
memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi sebagai penghantar, emas adalah
yang terbaik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara ekonomis
tembaga dan alumunium paling banyak di gunakan.
2.1.1.1. Karakteristik Konduktor
Ada dua jenis karakteristik konduktor, yaitu :

Karakteristik mekanik yang menunjukan keadaan fisik dari


konduktor yang menyatakan kekuatan tarik pada konduktor (dari
SPLN 41-8:1981, untuk konduktor 70mm2 berselubung AAAC-S
pada suhu sekitar 30o C, maka kemampuan maksimal dari
konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A)

Karakteristik listrik yang menunjukan kemampuan dari konduktor


terhadap arus listrik yang melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991,
untuk konduktor 70mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar
30o C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk
menghantar arus adalah 275 A)

2.1.1.2. Sifat Bahan Konduktor


Bahan penghantar memiliki sifat-sifat penting, yaitu :
1. Daya Hantar Listrik
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami
hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut
tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya dengan
luas penampang 1mm2 pada temperatur200C dinamakan hambatan
jenis. Besarnya hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :

Page 5

R=.
dimana :
R : Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm ()
: hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm/m
l : panjang penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm
2. Koefisien Temperatur Hambatan
Kita telah mengetahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami
perubahan volume bila terjadi perubahan temperatur. Bahan akan
memuai jika temperatur suhu naik dan akan menyusut jika temperature
suhu turun. Besarnya perubahan hambatan akibat perubahan suhu dapat
diketahui dengan persamaan ;
R = R0 { 1 + (t t0)}
dimana :
R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu
R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan
suhu.
T : temperatur suhu akhir, dalam 0 C
t0 : temperatur suhu awal, dalam 0 C
: koefisien temperatur tahanan
3. Daya Hantar Panas
Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan
bahan tiap satuan waktu. Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jam 0C.
Terutama diperhitungkan dalam pemakaian mesin listrik beserta
perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas
yang tinggi.

Page 6

4. Daya Tegangan Tarik


Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas
tanah. Oleh sebab itu, bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut
harus diketahui kekuatanya. Terutama menyangkut penggunaan dalam
pendistribusian tegangan tinggi.
5. Timbulnya Daya Elektro-Motoris Termo
Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat
dari dua bahan logam yang berlainan jenis, karena dalam suatu
rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-motoris termo tersendiri
bila terjadi perubahan temperatur suhu.

6. Daya Elektro-Motoris Termo


Daya elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam
pengaturan arus dan tegangan dapat menyimpang meskipun sangat kecil.
Besarnya perbedaan tegangan yang dibangkitkan tergantung pada sifatsifat kedua bahan yang digunakan dan sebanding dengan perbedaan
temperaturnya. Daya elektro-motoris yang dibangkitkan oleh perbedaan
temperatur disebut dengan daya elektro-motoris termo.

2.1.1.3 Konduktivitas Listrik


Sifat daya hantar listrik material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu
kebalikan dari resistivitas atau tahanan jenis penghantar. Konduktivitas
merupakan sifat listrik yang diperulukan dalam berbagai pemakaian sebagai
penghantar tenaga listrik dengan orde 107 (ohm meter) -1 dan sebaliknya.
Page 7

Material isolator memiliki konduktivitas yang sangat rendah, yaitu antara 10-10
sampai dengan 10-20 (ohm.m)-1. Diantara kedua sifat ekstrim tersebut, ada
material semi konduktor yang konduktivitasnya berkisar antara 10-6 sampai
dengan 10-4 (ohm.m)-1. Berbeda pada kabel tegangan rendah, pada kabel
tegangan menengah untuk pemenuhan fungsi penghantar dan pengaman
terhadap penggunaan, ketiga jenis atau sifat konduktivitas tersebut diatas
digunakan semuanya.
Ada beberapa resistivitas rendah logam yang dapat digunakan sebagai
konduktor untuk kabel listrik. Contoh ini sebagai peringkat oleh resistivitas
rendah pada 20oC

2.1.1.4. Kriteria Mutu Penghantar


Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsus-unsur
pemadu, impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya
banyak berperan dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri.
Unsur unsur pemandu selain mempengaruhi konduktivitas listrik, akan
mempengaruhi sifat sifat mekanika dan fisika lainnya. Logam murni memiliki
konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih rendah kemurniannya.
Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi
juga membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan
penggunaan penghantar itu sendiri.
Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata
juga sangat ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat.
Sehingga suatu kompromi antara nilai teknis dan ekonomi logam yang akan
digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi termurahlah yang akan
menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam Tembaga
Page 8

dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam penghantar
lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Dari jenisjenis logam penghantar pada tabel 1. diatas, tembaga
merupakan penghantar yang paling lama digunakan dalam bidang kelistrikan.
Pada tahun 1913, oleh International Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan
suatu standar yang menunjukkan daya hantar kawat tembaga yang kemudian
dikenal sebagai International Annealed Copper Standard (IACS). Standar tersebut
menyebutkan bahwa untuk kawat tembaga yang telah dilunakkan dengan proses
anil (annealing), mempunyai panjang 1m dan luas penampang 1mm2, serta
mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari 0.017241 ohm pada suhu
20oC, dinyatakan mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang
dicapai dewasa ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar
jauh lebih tinggi jika dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik
kawat tembaga sekarang ini bisa mencapai diatas 100% IACS.
Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa dibandingkan
terhadap standar kawat tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat
aluminium dari jenis EC grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya
berkisar antara 61.0 61.8% IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau
temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari paduan aluminium seri AA
6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan konduktivitas listriknya tidak
boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201 ini biasanya digunakan
untuk bahan kabel dari jenis All Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas,
kriteria mutu lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian
dari sifat sifat atau kondisi berikut ini, yaitu:
1) Komposisi kimia.
Page 9

2) Sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik
(elongation)
3) Sifat bending atau pembengkokan
4) Diameter dan variasi yang diijinkan.
5) Kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.
Sedangkan pengertian kawat adalah sebuah penghantar masif ( single
solid conductor ) atau beberapa buah yang tergabung menjadi satu dan
terbungkus oleh bahan isolasi. kabel berisolasi atau disingkat kabel rakitan yang
terdiri atas :
1) Satu inti atau lebih
2) Selubung individual (jika ada)
3) Pelindung rakitan (jika ada)
4) Selubung kabel (jika ada)
Penghantar yang tidak berisolasi tambahan dapat digolongkan sebagai
kabel (insulated cable) IEV 461-06-01.
Kemampuan hantar sebuah kabel listrik

ditentukan oleh KHA

(kemampuan hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik


ditentukan dalam satuan Ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas
penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik, adapun ketentuan
mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN.
Sedangkan tegangan listrik dinyatakan dalam Volt, besar daya yang
diterima dinyatakan dalam satuan Watt, yang merupakan perkalian dari Ampere
x Volt = Watt. Pada tegangan 220 Volt dan KHA 10 Ampere, sebuah kabel listrik
dapat menyalurkan daya sebesar 220V x 10A = 2200 Watt.
Page 10

2.1.2. Semikonduktor
Bahan semikonduktor adalah bahan yang mempunyai level konduktivitas
diantara

bahan konduktor dan isolator. Kebalikan dari konduktiviti adalah

resistansi , yaitu kemampuan menahan arus listrik. Semakin tinggi level


konduktiviti maka semakin rendah level resistansi. Istilah resistivity (rho, yunani)
biasanya digunakan untuk membandingkan level resistansi material. Resistivitas
suatu material diukur dalam satuan -m atau -cm. Jadi, bahan semikonduktor
mampu menghantarkan listrik lebih baik daripada isolator, tapi lebih rendah
dibandingkan konduktor.

2.1.3. Isolator
Dalam istilah elektronika, Isolator listrik adalah sesuatu benda yang
merupakan bukan benda penghantar listrik yang berguna untuk menahan
penghantar listrik. Isolator dapat berupa karet, kayu, kertas, dan biasanya adalah
benda-benda selain golongan logam. Isolator contohnya dapat kita lihat pada
setiap kabel yaitu berupa karet yang berguna untuk melapisi tembaga(logam)
agar arus tetap mengalir pada tembaga. Dengan kata lain berguna untuk
melindungi kita dari sengatan listrik.oleh sebab itu isolator merupakan
penghantar listrik yang paling buruk diantara konduktor maupun semikonduktor.
Isolator memiliki karakteristik lebih lunak daripada logam namun tidak
berair, karena sebagus apapun suatu isolator jika terkena air maka arus listrik
akan dapat mengalir. Isolator memiliki daya resistansi yang tinggi terhadap arus
listrik. Karena sifatnya yang resistan / menghambat aliran arus listrik maka
benda-benda tersebut disebut isolator.

Page 11

2.2. Jenis-Jenis Kabel


Kabel yang sering di gunakan dalam instalasi listrik di Indonesia adalah
berikut ini :
2.2.1. Kabel NYA
Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi
luar/kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.
Kabel tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relative
murah. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air
(NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel
tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran
tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada
isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.

Gambar 2.1. kabel NYA


Sumber : Http://technoku.blogspot.com/2009/01/jenis-jeniskabel.html

2.2.2. Kabel NYM


Kabel NYM memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abuabu), ada
yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat
keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel ini dapat
dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.

Page 12

Gambar 2.2 Kabel NYM


Sumber : http://technoku.blogspot.com/2009/01/jenis-jeniskabel.html

2.2.3 Kabel NYAF


Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga
serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan
fleksibelitas tinggi.

Gambar 2.3 kabel NYAF


Sumber : http://technoku.blogspot.com/2009/01/jenis-jeniskabel.html

2.2.4. Kabel NYY


Kabel NYY memiliki lapisan isolasi PVC ada yang berinti dua, tiga, atau
empat. Kabel NYY digunakan untuk instalasi tertanam, dan memiliki lapisan
isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM. Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat
dari bahan yang tidak disukai tikus.

Page 13

Gambar 2.4 kabel NYY


Sumber : http://technoku.blogspot.com/2009/01/jenis-jeniskabel.html

2.2.5. Kabel NYFGbY


Kabel NYFGbY ini digunakan untuk instalasi bawah tanah, di dalam
ruangan di dalam saluran-saluran dan pada tempat-tempat yang terbuka dimana
perlindungan terhadap gangguan mekanis dibutuhkan, atau untuk tekanan
rentangan yang tinggi selama dipasang dan dioperasikan.

Gambar 2.5 kabel NYFGBY


Sumber : http://technoku.blogspot.com/2009/01/jenis-jenis-kabel.html

2.2.6. Kabel ACSR


Kabel ACSR merupakan kawat penghantar yang terdiri dari aluminium
berinti kawat baja.Kabel ini digunakan untuk saluran-saluran transmisi tegangan
tinggi, dimana jarak antara menara/tiang berjauhan, mencapai ratusan meter,
maka dibutuhkan kuat tarik yang lebih tinggi, untuk itu digunakan kawat
penghantar ACSR.

Page 14

Gambar 2.6 kabel ACSR.


Sumber : http://technoku.blogspot.com/2009/01/jenis-jeniskabel.html

2.2.7. Kabel AAAC


Kabel ini terbuat dari aluminium-magnesium-silicon campuran logam,
keterhantaran elektris tinggi yang berisi magnesium silicide, untuk memberi sifat
yang lebih baik. Kabel ini biasanya dibuat dari paduan aluminium 6201. AAAC
mempunyai suatu anti karat dan kekuatan yang baik, sehingga daya hantarnya
lebih baik.

Gambar 2.7 kabel AAAC


Sumber : http://technoku.blogspot.com/2009/01/jenis-jeniskabel.html

Page 15

2.2.8. Kabel ACAR


Kabel ACAR yaitu kawat penghantar aluminium yang diperkuat dengan
logam campuran, sehingga kabel ini lebih kuat daripada kabel ACSR.

Gambar2. 8 kabel ACAR


Sumber : http://technoku.blogspot.com/2009/01/jenisjenis-kabel.html

2.2.9 Kabel BC (Bar Cable)


Kabel ini dipilin/stranded, disatukan. Ukuran tegangan maksimal 6500mm2/500V. Biasanya digunakan untuk saluran diatas tanah penghantar
pentanahan

Gambar 2.9 Bar Cable

Sumber
:
http://www.panellistrik.org/?go=tum&tum=40&ktum=13
&q=Kabel%20%20%20Grounding%20%20Penangkal%20%2
0Petir

Page 16

2.3. Nomenklatur Kabel


Table 2.1. Nomenklatur Kabel

Kode Kabel

Keterangan dan Contoh


Selubung atau lapisan perlindungan luar bahan serat

(misalnya goni/jute). Contoh NKRA, NAKBA


Selubung atau perlindungan luar dua lapis dari bahan

AA

serat goni (jute). Contoh : NAHKZAA, NKZAA

Perisai dari pita baja ganda. Contoh : NYBY,NEKBA

penghantar konsentris tembaga. Contoh : NYCY

CE

penghantar konsentris pada masing-masing inti, dalam


hal kabel berinti banyak. Contoh : nycey
penghantar konsentris pada masing-masing inti, yang
dipasang secara berlawanan arah untuk kabel tegangan

CW
D

nominal 0,6/1 kV (1,2 kV). Contoh : NYCWY


spriral anti tekan pita penguat non-magnetis
kabel dengan masing-masing intinya beselubung logam.

Contoh : NEKBA

perisai kawat baja pipih. Contoh : NYFGbY

Spiral dari kawat baja pipih. Contoh NYKRG


Isolasi karet butil dengan daya tahan lebih tinggi

2G

terhadap panas. Contoh : N2GAU

Gb

Spiral pita baja (mengikuti F atau R . Contoh : NYRGbY,

Page 17

N2XSEYFGby

Lapisan penghantar di luar isolasi untuk membatasi


medan listrik. Contoh :
NHKBA,NHKRA

Selubung timbal. Contoh : NKBA,NAKBY

KL

Selubung alumunium. Contoh : NKLY,NAHKLY


Selubung dari pita tembaga yang terpasang dan dilas

KWK
L

memanjang. Contoh : NKWKZY


Perisai dari jalinan kawat baja bulat (braid)
Kabel dengan selubung timah hitam untuk pemasangan

MK
N

dalam kapal laut. Contoh MK


Kabel standar penghantar tembaha. Contoh : NYA,NYY
Kabel standar penghantar alumunium. Contoh :

NA

NAYFGbY,NAKBA

NF

Kabel udara berisolasi di pilin. Contoh : NF2X,NFAY

NI

Kabel bertekanan gas. Contoh : NIKLDEY

NO

Kabel bertekanan minyak. Contoh : NOKDEFOA

NP

Kabel dalam pipa bertekanan gas. Contoh NPKDvFSt2Y

Perisai terbuka dari kawat-kawat baja. Contoh :


NNKROA
Kabel berpenangkal oval. Contoh : NYM-O
Kabel tanpa ini berwarna hijau kuning. Contoh :

Page 18

NYFGbY-O
Jalinan (braid) dari kawat-kawat baja berselubung seng
Q

(zing-coated). Contoh : NYKQ

Perisai dari kawat-kawat baja bulat. Contoh : NYRGbY


Dua lapisan perisai dari kawat-kawat baja bulat. Contoh

RR

: NKRRGbY

Perisai dari tembaga, pelindung listrik dari pita tembaga


yang dibalutkan pada semua inti
kabel bersama-sama. Contoh : N2XSY

SE

Pelindung listrik dari pita tembaga yang melindungi


masing-masing inti kabel. Contoh
N2XSEY

Tali penggantung dari baja

2X

Selubung isolasi dari XLPE. Contoh : NF2X,N2XSY

Selubung isolasi dari PVC. Contoh : NYA

2Y

Selubung isolasi dari polyethylene

Perisai dari kawat-kawat yang masing-masing


mempunyai bentuk Z. Contoh : NKZAA
Z Penghantar berisolasi dengan beban tarik. Contoh :
NYMZ
Selubung logam dan pita seng. Contoh : NYRUZY

Sumber : http://technoku.blogspot.com/2009/01/jenis-jenis-kabel.html

2.4.

Penggunaan Warna Kabel


Page 19

Menurut PUIL 2000 pasal 7.2. Tentang Identifikasi penghantar dengan


warna dijelaskan bahwa :
1. Peraturan warna selubung penghantar dan warna isolasi inti
penghantar yang tercantum dalam pasal ini berlaku untuk semua instalasi
tetap atau sementara, termasuk instalasi dalam perlengkapan listrik. Hal
tersebut di atas diperlukan untuk mendapatkan kesatuan pengertian
Mengenai penggunaan sesuatu warna atau warna loreng yang digunakan
untuk mengenal penghantar, guna keseragaman dan mempertinggi
keamanan.
2. Warna loreng hijau-kuning hanya boleh digunakan untuk menandai
penghantar pembumian, penghantar pengaman, dan penghantar yang
menghubungkan ikatan penyama potensial ke bumi.
3. Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat
tengah, pada instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk
menghindarkan kesalahan, warna biru tersebut tidak boleh digunakan
untuk menandai penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan
untuk maksud lain, jika pada instalasi listrik tersebut tidak terdapat
penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh digunakan
untuk menandai penghantar pembumian.
4.

Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan agar

hanya digunakan satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak


bertentangan dengan 7.2.2.1 dan 7.2.3.1. Bila dalam pembuatan dan
pemeliharaan perlengkapan tersebut, dianggap perlu menggunakan lebih
dari satu warna, maka penggunaan warna lain dan warna loreng lain tidak
dilarang.

Jika

mengidentifikasi

diperlukan
bagian

satu

warna

pengawatan

tambahan

secara

terpisah,

lagi

untuk

dianjurkan

mendahulukan pemakaian warna coklat.


Page 20

5. Kabel berselubung berinti tunggal boleh digunakan untuk fase, netral,


kawat tengah, atau penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung
kabel 31 yang terlihat (bagian yang dikupas selubungnya) dibalut dengan
pembalut berwarna yang dibuat khusus untuk itu.
Guna mendapatkan kesamaan pengenal menggunakan kabel pada
instalasi, digunakan teknik identifikasi warna atau lambang.
-

Fasa 1 LR/R merah U/X

Fasa 2 L2/s kuning V/Y

Fasa 3 L3/T hitam W/Z

Netral N Biru

Pembumian Pe Loreng setrip hijau kuning

Kutub positif L+

Kutub negative L-

Kawat tengah m

2.5. Macam-macam Sambungan Kabel


Menurut PUIL 2000 pasal 7.11.1.1. penyambungan antar penghantar
harus dilakukan dengan baik dan kuat dengan cara sebagai berikut :

Penyambungan selongsong dengan sekrup.

Penyambungan selongsong tanpa sekrup.

Penyambungan selongsong dipres.

Penyambungan solder.

Penyambungan dengan lilitan kawat.

Penyambungan las

Penyambungan puntiran kawat padat dengan memuntir dan memakai


las dop

Berdasarkan PUIL 2000 pasal 2.5.4. tentang sambungan listrik dijelaskan


bahwa :
Page 21

semua sambungan listrik harus baik dan bebas dari gaya tarik

sambungan antar penghantar dan antara penghantar dan perlengkapan


listrik yang lain harus dibuat sedemikian sehingga terjamin kontak
yang aman dan andal.

penyambungan seperti terminal tekan, penyambung puntir tekan, atau


penyambung dengan solder harus sesuai dengan bahan penghantar
yang disambungnya dan harus dipasang dengan baik (lihat juga
2.5.4.4).

Dua penghantar logam yang tidak sejenis (seperti tembaga dan


aluminium atau tembaga berlapis aluminium) tidak boleh disatukan
dalam terminal atau penyambung punter kecuali jika alat penyambung
itu cocok untuk maksud dan keadaan penggunaannya.

Sambungan penghantar pada terminal harus terjamin kebaikannya dan


tidak merusakkan penghantar. Menyambung kabel fleksibel harus
menggunakan sambung tekan (termasuk jenis sekrup), sambung
solder atau sambung punter. Sepatu kabel harus disambungkan
dengan mur baut secara baik.

sambung punter harus dilaksanakan dengan :

Menggunakan penyambung punter, atau

Cara dilas atau di solder. Sebelum dilas atau disolder, sambungan itu
harus dipuntir terlebih dahulu agar diperoleh sambungan yang baik
secara mekanis dan listrik.

bahan yang di gunakan seperti solder, fluks, dan pasta harus terbuat
dari jenis yang tidak berakibat buruk terhadap instalasi dan
perlengkapan listrik.

Macam sambungan kabel tersebut adalah:


Page 22

Ekor babi. Yaitu cara penyambungan kabel yang paling sederhana


berbentuk ekor babi. Ini digunakan untuk mencabangkan atau
menyambung dua atau lebih kabel.

Gambar 2.10. Sambungan kabel ekor babi


Sumber : http://woolu-pituu.blogspot.com/2013/01/instalasi-listrik-mencabangdan.html

Sambungan punter. Yaitu menyambung dua kabel yang berbentuk


garis lurus. Ada dua macam pada sambungan in, yakni bell hangers
dan western union.

Gambar 2.11. Sambungan kabel punter.


Sumber : http://woolu-pituu.blogspot.com/2013/01/instalasi-listrikmencabang-dan.html

Turn back. Yaitu menyambung kabel yang berbentuk satu garis lurus.
Dimana kabel ditekuk balik, ,dimaksudkan untuk mendapatkan
sambungan yang lebih kuat.

Page 23

Gambar 2.12. Sambungan kabel Turn back.


Sumber : http://woolu-pituu.blogspot.com/2013/01/instalasi-listrik-mencabangdan.html

Single wrapped cable spice. Yaitu menyambung kabel yang bernadi


banyak, menganyam sesuai dengan arah alurnya.

Gambar2. 13. Sambungan kabel single wrapped cable spice.


Sumber http://woolu-pituu.blogspot.com/2013/01/instalasi-listrik-mencabangdan.html

Knotted tap joint. Adalah cara untuk mencabangkan kabel yang


posisinya dalam satu bidang datar dengan memberi suatu simpul agar
sambungan lebih kuat.

Page 24

Gambar 2.14. Knotted tap joint.


Sumber : http://woolu-pituu.blogspot.com/2013/01/instalasi-listrik-mencabangdan.html

2.6. Transformator
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC).
2.6.1. Hubungan Primer Sekunder

gambar 2.15. Hubungan Primer


Sekunder pada Transformator

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator

Rumus
adalah
sekunder adalah

untuk

fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer


dan rumus untuk GGL induksi yang terjadi di lilitan
.
Page 25

Karena
maka

kedua

kumparan

dihubungkan

dengan

fluks

yang

sama,

dimana dengan menyusun ulang persamaan akan

didapat
sedemikian hingga
. Dengan kata lain,
hubungan antara tegangan primer dengan tegangan sekunder ditentukan oleh
perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder.

2.6.2. Kerugian Dalam Transformator


Perhitungan diatas hanya berlaku apabila kopling primer-sekunder sempurna
dan tidak ada kerugian, tetapi dalam praktek terjadi beberapa kerugian yaitu:
kerugian
tembaga. Kerugian
dalam
lilitan tembaga yang
disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder
tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan
primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar
yang terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat
memengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini
dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara
semi-acak (bank winding)
Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik
arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah
fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggunakan material inti reluktansi rendah.
Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolakbalik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini
memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif
lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz,
yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi.
Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis
tembaga sebagai ganti kawat biasa.
Page 26

Kerugian arus

eddy (arus

olak). Kerugian

yang

disebabkan

oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang
melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL. Karena
adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada
material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapis.

2.6.3. Efisiensi

Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus


Karena adanya kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak
dapat mencapai 100%. Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa
mencapai 98%.
2.6.4 Jenis-jenis Transformator

Step-Up

gambar 2.16. skema transformator step-up


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai
penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi
tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.

Page 27

Step-Down

Gambar 2.17. skema transformator step-down


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.
Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor
AC-DC

Autotransformator

Gambar 2.18. skema auto transformator


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut
secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian
lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan
sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya
yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis
dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator
adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada
jenis

dua

lilitan.

Tetapi

transformator

jenis

ini

tidak

dapat

memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan


sekunder.
Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik
tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
Page 28

Autotransformator variabel

gambar 2.19. skema autotransformator variable


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Transformator
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator
biasa

yang

sadapan

tengahnya

bisa

diubah-ubah,

memberikan

perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.

Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah
sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan
tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat
sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator
seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk
penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh
kopling kapasitor.

Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus
untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini
menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer
mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL
induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks
magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh,
yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.

Transformator tiga fase


Transformator tiga fase sebenarnya adalah tiga transformator yang
dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya
Page 29

dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara


delta ( ).

2.7. Generator Set


Generator Set atau Genset adalah sebuah perangkat yang berfungsi
menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai generator set dengan pengertian adalah
satu set peralatan gabungan dari dua perangkat berbeda yaitu engine dan generator
atau alternator. Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan generator atau
alternator sebagai perangkat pembangkit listrik.
Engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau
mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator atau alternator merupakan
kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator ( kumparan statis ) dan
rotor (kumparan berputar).
Ukuran Set berkisar 8-30 kW (juga 8 sampai 30 kVA fase tunggal ) untuk rumah,
toko-toko kecil dan kantor dengan generator industri yang lebih besar dari 8 kW
(11 kVA) hingga 2.000 kW (2.500 kVA tiga fase) digunakan untuk kantor besar
kompleks, pabrik. Satu set 2.000 kW dapat disimpan di 40 ft (12 m) kontainer
ISO dengan tangki bahan bakar, kontrol, peralatan distribusi listrik dan semua
peralatan lain yang diperlukan untuk beroperasi sebagai pembangkit listrik
mandiri atau sebagai cadangan siaga untuk jaringan listrik.
2.8. Kemampuan Hantar Arus
Kemampuan Hantar Arus (KHA) dipengaruhi oleh suhu pengantar yang di
izinkan dan kondisi sekitar sejauh panas yang dipindahkan. Berarti kemampuan
hantar arus untuk masing-masing penghantar berbeda ukuran dan spesifikasinya.
Seperti yang disebutkan dalam PUIL 2000 pasal 5.5.3.1 penghantar sirkit
akhir yang menyerupai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA kurang dari
125% arus pengenal beban penuh. Disamping itu, untuk jarak jauh perlu
digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan
Page 30

yang berlebihan. Penghantar sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja
dapat menyimpang dari ketentuan di atas dengan ketentuan jenis dan penampang
penghantar serta pemansangannya disesuaikan dengan daur kerja tersebut
Factor-faktor yang mempengaruhi nilai arus KHA adalah:
1. Arus desai, yaitu kabel harus membawa arus penuh.
2. Tipe kabel seperti konduktor tembaga, atau konduktor alumunium.
3. Kondisi instalasi atau penempatan kabel tersebut.
4. Temperature lingkungan.
5. Tipe perlindungan, artinya berapa lama kabel harus membawa arus
besar.
Kemampuan Hantar Arus pada jenis-jenis kabel dapat dilihat dari tabel
berikut:
Table 2.2 Kemampuan Hantar ARus kabel instalasi pada suhu keliling 30 oC dengan
kondisi suhu kabel maksimum 70 oC

Luas

NYA

NYM

penampang

dalam

dalam

Nominal

instalasi

instalasi

Arus

Arus

Kabel NYY dan NYFGBY

Berurat 2

Di

Nominal Nominal tanahkan


Mm2

AMP

AMP

1.5

10

20

2.5

20

25

Di
udara

Berurat 3 dan 4
Di
tanahka
n

Di
udara

AMP

AMP

AMP

AMP

25

36

39

32

25

35

47

38

41

34
Page 31

35

50

59

48

52

44

10

50

63

78

66

69

60

16

63

80

102

90

89

80

25

80

100

134

120

116

105

35

160

150

128

120

50

187

180

165

160

70

231

230

205

200

95

280

275

245

245

120

320

320

280

285

150

356

375

316

325

185

407

430

356

370

240

472

510

414

435

300

525

590

463

500

400

605

710

534

600

Sumber: alessioradhietyabouhadjirma.blogspot.com

Untuk menentukan kemampuan hantar arus suatu penghantar yang mensuplai


peralatan listrik, terlebih dahulu harus di ketahui besarnya arus nominal dari
peralatan tersebut. Yang biasanya arus nominal sudah tertera pada name plate
pada peralatan tersebut.
Jika tidak tertera pada name plate-nya maka kemampuan hantar arus dari
suatu penghantar dapat di cari dengan rumus berikut :
Arus nominal 1 fase : In = P / (V x I x Cos )
Page 32

Arus nominal 3 fase : In = P / (3 x V x I x Cos )


Keterangan:
I = Arus peralatan (Ampere)
P = Daya masukan peralatan (Watt)
V = Tegangan (Volt)
Cos = Faktor daya
Sedangkan rumus untuk mencari KHA adalah 125% arus nominal.

Page 33

Anda mungkin juga menyukai