PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan
energi
pertumbuhan jumlah
primer
Indonesia
meningkat
seiring
dengan
(MW),pembangkit
listrik
berbahan
dasar
minyak
1.3 Tujuan
Mengetahui prinsip kerja PLTP, komponen-komponen pada PLTP,
tahapan pembangunan PLTP, kendala dan solusi pembangunan PLTP, serta
keuntungan dan kelemahan PLTP.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sumber Daya Panas Bumi
Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan pecahan
yang terlempar dari matahari. Karenanya, bumi hingga kini masih
mempunyai inti panas sekali yang meleleh. Kegiatan-kegiatan gunumg
berapi dibanyak tempat dipermukaan bumi dipandang sebagai bukti
dari teori ini. Magma yang menyebabakan letusan-letusan vulkanik juga
menghasilkan sumbersumber uap dan air panas pada permukaan bumi.
Dibanyak tempat, air dibawah tanah bersinggungan dengan panas di
perut bumi dan menimbulkan suhu tinggi dan tekanan tinggi.Ia
mengalir kepermukaan sebagai air panas, lahar panas dan aliran uap.
Kita bisa menggunakan tidak hanya hembusan alamiah tetapi dapat
membor hingga bagian dasar uap, atau menyemprotkan air dingin
hingga bersinggungan dengan karang kering yang panas untuk
memanaskannya menjadi uap.
resapan air danau maka air itu turut dipanaskan oleh lapisan batu padat
yang panas itu. Bila panasnya besar, maka terbentuk air panas, bahkan
dapat terbentuk uap dalam lapisan batu berpori. Bila diatas lapisan batu
berpori terdapat satu lapisan batu padat, maka lapisan batu berpori
berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan akan
berusaha keluar. Dalam hal ini keatas, yaitu kearah permukaan bumi.
Gambar 2.2 skema terjadinya sumber air panas dan sumber uap
dapur magma, tentu akan makin besar sumber daya panasnya dan
semakin ekonomis untuk dikembangkan.
Selanjutnya adalah kondisi Hidrologi, kita tahu bahwa yang
dimanfaatkan pada pembangkit listrik adalah uap air dari panas bumi
dengan suhu dan tekanan tertentu. sehingga kondisi hidrologi
merupakan salah satu faktor penentu dalam hal ketersedian air.
sehingga sumber pemasok air harus diperhatikan dalam pengembangan
energi panas bumi, biasanya sumber pemasok berasal dari air tanah, air
connate, air laut, air danau, es atau air hujan.
Kemudian yang perlu diperhatikan juga adalah volume batuan
dibawah permukaan bumi yang mempunyai cukup porositas dan
permeabilitas untuk meloloskan fluida sumber energi panas bumi yang
terperangkap didalamnya, yang sering disebut sebagai Reservoir, dan
Reservoir panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua golongan
yaitu
Reservoir yang bersuhu rendah (<150C) dan
Reservoir yang bersuhu tinggi (>150C).
Yang dapat digunakan untuk sumber pembangkit tenaga listrik dan
dikomersialkan adalah yang masuk kategori high temperature. Namun
dengan perkembangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori
low temperature juga dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 50C.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi pada suhu
yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 0F (50 s/d 250
0C). Bandingkan dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi
pada suhu sekitar 10220 0F atau 5500 0C.
Selain hal-hal diatas, kita juga harus memperhitungkan umur panas
bumi, walaupun termasuk energi terbarukan, namun bukan berarti
panas bumi memiliki umur tidak terbatas , sehingga perhitungan umur
panas bumi juga merupakan hal yang sangat penting terutama dalam
hitungan keekonomiannya.
suhu dan tekanan reservoir.Yaitu dry steam, flash steam, dan binary
cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada
kondisi yang berbeda-beda.
2.4.1 Uap Kering (Dry Steam)
Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat
panas (>235 derajat celcius), dan air yang tersedia di reservoir
amat sedikit jumlahnya. Seperti terlihat digambar, cara kerja nya
adalah uap dari sumber panas bumi langsung masuk ke turbin
melalui pipa. kemudian turbin akan memutar generator untuk
menghasil listrik. Teknologi ini merupakan teknologi yang tertua
yang telah digunakan pada Lardarello, Italia pada tahun 1904.
Jenis ini adalah cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk
kandungan gas yang tinggi.
Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250
kW dan PLTP Dieng 1 x 200
PLTP
jenis
condensing,
dan
dipergunakan
10
teknologi
binary-cycle
adalah
dapat
11
12
13
kapasitas
perundangan yang dibuat oleh kementrian ESDM belum tentu sejalan dengan
peraturan di kementrian lain.
Selain itu, lokasi sumur geothermal yang sebagian berada di kawasan
konservasi juga menjadi salah satu hambatan dalam proses produksi. Selain
akan berhadapan dengan LSM yang concern terhadap isu konservasi,
pembebasan lahan pun dinilai cukup mahal. Kendala ini diperparah dengan
perizinan yang sulit didapat. Hal ini seolah menjadi gambaran bahwa seolah
tidak adanya koordinasi di pihak pemerintah dalam menopang pembangunan
dan pengembangan teknologi panas bumi.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka diperlukan komunikasi
intensif pemerintah yang terwakili oleh Kementrian ESDM dengan pihakpihak terkait. Rumuskan bersama peraturan perundangan yang memberikan
kemudahan dan akses agar para investor berminat untuk menanamkan
investasinya pada energi panas bumi di Indonesia. Lakukan kajian intensif
terhadap perubahan pasar makro yang mungkin berpengaruh pada harga jual.
Energi panas bumi tidak bisa dijadikan satu-satunya sumber energi.
Pemerintah tetap harus fokus pada upaya diversifikasi energi lainnya. Jika
kita mampu memanfaatkan setiap potensi sumber energi yang ada maka
Indonesia bisa mandiri secara energi dan tidak lagi bergantung pada negara
lain. Memang dibutuhkan waktu yang lama, energi yang ekstra, dan keuangan
yang besar namun demi energi masa depan yang lebih baik, maka harus
direncanakan dari saat ini. Karena apa yang kita investasikan sekarang akan
bermanfaat di masa depan.
Potensi panas bumi didunia sekitar 40 % (28 GW) tapi penggunaan nya
baru sebatas 4% (1200 MW) dari 40% itu. Jika melihat berbagai aspek, panas
bumi ini memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan energy lain
terutama energy fosil (Minyak Bumi, Batubara, Gas Bumi dll).
Kendala pertama ialah investasi awal yang sangat besar. Memang tidak
dapat dipungkiri, tidak jauh berbeda dengan Industri Minyak Bumi,
15
Industri panas bumi juga merupakan Industri yang padat modal. Sebagai
gambaran, untuk pengembangan energi panas bumi yang dapat
menghasilkan listrik 45 MW diperlukan investasi sekira USD105 juta.
Kendala kedua ialah letak lokasi panas bumi itu sendiri, sebagian besar
lokasi panas bumi terletak di wilayah hutan lindung, yang keberadaannya
dilindungi dan akan tergolong bentuk penebangan liar jika kegiatan
eksplorasi panas bumi ini tetap dilakukan.
Kendala ketiga, datang dari PLN yang kurang agresif terjun langsung
membeli listrik dari pengembang panas bumi
hulu
amerta
atau
sumber
kemakmuran
dan
16
nilai-nilai
pawongan
asal
dengan
pendatang
dan
gangguan
kamtibmas
17
18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power
generator) yang menggunakan panas bumi (Geothermal) sebagai energi
penggeraknya.
2. PLTP memanfaatkan uap panas bumi sebagai pemutar turbin.
3. Secara singkat Prinsip kerja PLTP :
Panas
tekanan tinggi
3.2 Saran
1. Potensi panas bumi yang ada di Indonesia sangat besar jadi perlu
dimanfaatkan, salah satunya untuk membangun PLTP.
2. Dalam pembangunan PLTP, sebaiknya diperlukan komunikasi intensif
pemerintah yang terwakili oleh Kementrian ESDM dengan pihak-pihak
terkait.
19
DAFTAR PUSTAKA
20