Psoriasis Vulgaris
Anamnesis
ANAMNESIS
Kemerahan,kering,bersisik
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Dahulu :
Asma (-)
Alergi obat(-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Higiene:
Riwayat Kebiasaan:
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda-tanda vital
:
Nadi
: 90x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu
: 36,3oC
BB
: 90 kg
PB
: 150 m
Status Generalisata
Kepala
Mata
normal.
Hidung
: Normocephal
: konjungtiva anemis(-/-),sclera ikterik(-/-),secret
(-/-),palpebra inferior OD dan OS dalam batas
Status Dermatologikus:
1.
2.
3.
4.
Resume
Wanita 36 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan pruritus
pada regio frontalis
dan brachii dextra sejak 1 bulang
sebeelum masuk RS keluhan tersebut di sertai dengan lesi
eritema yang di mana di bagian atas nya di sertai dengan
skuama berwarna putih, keluhan tersebut di rasa menyebar
yang di mana di rasa pasien menjalar ke bagian tubuh lain
sewaktu pasien sedang meggaruk. Pasie mengeluh keluhan
tersebut remisi baik saat pasien sedang mengalami stress
maupun sedang sibuk. Keluhan tersebut sudah di alami sejak 3
tahun yang lalu pasien juga mengeluh pada keluarga terutama
kelompok jenis kelamin wanita.
Resume
Pada status generalisata tidak di temukan adanya kelainan. Status
dermatologikus di temukan Pada regio Frontalis : terdapat macula
eritematosa
dengan
ukuran
nummular,
berbentuk
tidak
beraturan,sirkumskript,berkonfluens dengan lesi yang lain. Serta
pada bagian atas lesi terdapat skuama tebal berwarna putih berlapis
lapis. Pada regio glabella : terdapat macula eritematosa dengan
ukuran lenticular, berbentuk anular,sirkumskript,soliter dengan bagian
atas lesi di sertai skuama tebal berwarna putih. Pada regio
antebrachii posterior dextra: terdapat macula eritematosa dengan
ukuran lenticular hingga plakat berbentuk anular,sirkumskript,diskret.
Serta pada lesi yang paling besar di sertai dengan skuama berwarna
tebal berwarna putih berlapis lapis. Pada region brachii posterior
dextra : terdapat macula eritematosa dengan ukuran 12x8
cm,sirkumskript, serta pada beberapa bagian di sertai dengan lesi
erosi berbentuk anular,sirkumskript,berukuran numular, dengan
bagian luar erosi terdapat skuama tebal berwarna putih.
Diagnosis
DIAGNOSIS KERJA
Psoriasis Vulgaris
Diagnosa Banding
Sifilis Stadium II
Dermatitis Seboroik
RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG
Biopsi Kulit
Tatalaksana
Non-Medikamentosa:
Prognosis
Quo Ad Vitam
: Ad Bonam
Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
Diskusi
Diagnosis Psoriasis vulgaris pada pasien ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis, meliputi :
Psoriasis
adalah
penyakit
yang
penyebabnya autoimun, bersifat kronik
dan residif, ditandai dengan adanya
bercak-bercak eritema berbatas tegas
dengan skuama yang kasar, berlapislapis dan transparan. Onset usia pada
psoriasis tipe dini dengan puncak usia
22,5 tahun (pada anak, usia onset ratarata 8 tahun). Untuk tipe lambat, muncul
pada usia 55 tahun. Sekitar 1/3 orang
yang terkena psoriasis melaporkan
riwayat penyakit keluarga yang juga
menderita psoriasis. Pada kembar
monozigot resiko menderita psoriasis
adalah sebesar 70% bila salah seorang
menderita psoriasis.1 Bila orangtua tidak
menderita
psoriasis
maka
risiko
mendapat psoriasis sebesar 12%,
sedangkan bila salah satu orang tua
menderita psoriasis maka risiko terkena
psoriasis meningkat menjadi 34-39%.
Pendahuluan
PSORIASIS
??
Autoimun,
bersifat kronik
dan residif
Bercak eritema
berbatas tegas,
dengan skuama
kasar, berlapis
dan transparan
Disertai
fenomena
tetesan lilin,
Auspitz, dan
Kobner
KASUS
Anak laki-laki usia 13
DISKUSI
tahun
TEORI
Insidens lebih
tinggi pada
orang kulit
putih
Eropa 3-7 %,
Amerika 1-2%
UMUM
USIA
Bisa terjadi
pada semua
usia,
khususnya
dewasa
Insidens pada
pria lebih
banyak
dibanding
wanita
JENIS
KELAMIN
ETIOLOGI ??
GENETIK : Orang tua dengan
psoriasis faktor risiko meningkat 3439%
IMUNOLOGIK : Pembentukan epitel
dermis lebih cepat yaitu 3-4 hari
Nickoloff (1998): Psoriasis merupakan
penyakit autoimun
FAKTOR PENCETUS LAIN :
stres psikis, infeksi fokal, trauma, obat,
alkohol, merokok.
Djuanda A, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta 2012: hal 190
teori
JENIS
PSORIASIS
Psoriasis dibagi dalan 7 bentuk klinis:
1. Psoriasis Vulgaris
2. Psoriasis Gutata
3. Psoriasis Inversa (psoriasis fleksural)
4. Psoriasis Eksudativa
5. Psoriasis Seboroik
6. Psoriasis Pustulosa
Ilmu
Kulit dan
Kelamin, edisi keenam, cetakan kedua FK UI. Jakarta
7. Penyakit
Eritroderma
Psoriatik
2012
Psoriasis
Vulgaris
Psoriasis Gutata
Psoriasis
Fleksural
Psoriasis
Eksudativa
Psoriasis
Seboroik
Psoriasis
Pustulosa
Eritroderma
Psoriatik
Psoriasis Nails
Diagnosis Banding
Dermatitis
Seboroik
Biasanya
menunjukkan kulit
yang berminyak tanpa
skuama yang berlapislapis.
Sifilis stad II
(sifilis
psoroasiformis)
Ptiriasis rosea
Biasanya berjalan
subakut,lesi berbentuk oval,
tepi sedikit meninggi dan
ditutupi
skuama
halus. Predileksi biasanya
didaerah badan yang tertutup
pakaian.
KASUS
Pasien diberi terapi berupa dengan
racikan salep topikal dengan isi
(kloderma 10 g, vasselin alba 50
g), dioleskan tiap pagi dan sore
dan obat oral diberikan rihest tab
satu kali satu.
TEORI
PENGOBATAN SISTEMIK
1. Kortikosteroid :dapat mengontrol psoriasis,
menurut pengalaman penulis dosisnya kirakira ekuivalen dengan prednison 30 mg
perhari. Setelah membaik, dosis diturunkan
perlahan-lahan, kemudian diberikan dosis
pemeliharaan.
2. Obat Sitostatik : metroteksat dosisnya 3 x
2,5 mg, dengan interval 12 jam dalam
seminggu dengan dosis total 7,5 mg.
3. Levodopa : dosisnya 2x250mg 3x500
mg.
4. Etretinat (tegison, tigason) dan asitresin
(neotigason)
5. Siklosporin : efeknya ialah imunosupresif.
Dosisnya 6 mg/kgBB sehari.
6. Terapi biologik
PENGOBATAN TOPIKAL
1. Preparat tar : Preparat tar mempunyai efek sebagai antiradang serta dapat menghambat
proliferasi keratinosit.
Dibagi menjadi 3 yaitu :1. fosil, misalnya iktiol 2. kayu, misalnya olium cadini dan olium ruski 3.
batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens
2. Kortikosteroid topical : Mempunyai efek anti inflamasi dan anti mitosis. Dipakai kortikosteroid
potensi sedang sampai kuat. Jika telah terjadi perbaikan potensinya dan frekuensinya dikurangi.
3. Anthralin : Mempunyai efek antiinflamasi dan menghambat proliferasi keratinosit. Efek
sampingnya adalah bersifat iritasi dan mewarnai kulit dan pakaian.
Edukasi
Menjelaskan kepada pasien mengenai
penyakitnya yang bersifat kronik dan residif.
Penyakit memiliki kemungkinan untuk kambuh
disarankan untuk rutin kontrol berobat
Terima Kasih