Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Sistematika tanaman kacang hijau adalah:
Kingdom:
Plantae
Divisio :
Magnoliophyta
Class:
Magnoliopsida
Ordo:
Fabales
Family:
Fabaceae
Genus:
Vigna
Species:
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau, 2010).
Perakaran tanaman kacang hijau bercabang banyak dan membentuk bintil
akar (nodul, nodula). Makin banyak nodul akar, makin tinggi kandungan nitrogen
(N) sehingga menyuburkan tanah (Rukmana, 1997).
Jumin
(2002)
dalam
Ojimorinews
(2011)
http://www.ojimori.com/2011/06/29/proses-biokimia-dan-fisiologi-fiksasi-nitrogen/
bahwa pada tanaman legume, pembentukan bintil akar yang efektif disamping di
tentukan oleh sifat genotip, juga ditentukan oleh galur Rhizobium yang berperan.
Bintil akar diklasifikasikan dalam dua kelompok yaiu kelompok efektif dan
kelompok tidak efektif. Sifat tidak berbintil dan berbintil akar sangat berguna
untuk mengukur fiksasi nitrogen dan residunya di dalam tanah terutama dalam
mengatur sistem pola tanam, agar konsumsi pupuk dapat ditekan, tetapi
pertumbuhan dan produksi konsumsi pupuk dapat ditekan, tetapi pertumbuhan
dan produksi tetap tinggi. Mikroorganisme yang berperan dalam fiksasi nitrogen
dalam akar banyak spesies yang telah teridentifikasi pada beberapa pohon tropika
adalah Chyanobakteri, tetapi pada sebagian besar spesies yang melaksanakan
proses ini adalah organisme seperti Actionomycetes (bakteri berfilamen). Pada
polongpolongan yang berperan adalah spesies bakteri dari genus Rhizobium
tertentu biasanya efektif hanya pada satu spesies polongpolongan. Rhizobium
memperoleh energi karbohidrat ini mulamula dibentuk di daun selama proses
fotosintesis dan kemudian diangkut melalui floem ke bintil akar. Sukrosa
merupakan karbohidrat yang paling umum dan banyak diangkut, seperti pada
polongpolongan beberapa elektron dan ATP yang diperoleh selama oksidasi
dalam bakteroid digunakan untuk mereduksi N2 menjadi NH4+. Faktor faktor
yang mempengaruhi proses fiksasi nitrogen adalah jumlah NH4+ didalam tanah
yang terbentuk, populasi bakteri nitrifikasi, reaksi tanah, aerasi, kelembaban
tanah, dan suhu. Jumlah NH4+ di dalam tanah lebih disukai organisme yang
mengikat N2 dibanding bentuk bentuk lain. Ada tiga hal penting dalam proses
nitrifikasi yaitu:
Reaksi ini membutuhkan oksigen, oleh sebab itu proses ini berlangsung di
tanah tanah yang aerasinya baik,
(http://www.ojimori.com/2011/06/29/proses-biokimia-dan-fisiologi-fiksasi-nitrogen/, 2011).
Kacang hijau merupakan tumbuhan semusim yang tegak, percabangannya
bermula dari buku terbawah. Pasangan daun pertama berhadapan dan berupa daun
tunggal, daun berikutnya berseling-seling serta beranak daun tiga, anak daunnya
Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot (berat) tiap butir
0.5 mg 0.8 mg atau berat per 1000 butir antara 36 g 78 g dan berwarna hijau
(Rukmana, 1997).
Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan
beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau
fitohormon. Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik
dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya
hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu,
sejumlah gen yang semula tidak aktif akan memulai ekspresi dan merupakan
bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya. Pemahaman terhadap fitohormon
telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai
macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami,
mencakup hasil, memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk, atau
menyeragamkan
waktu
berbunga
tanaman
buah
musiman
(http://plantshormon.blogspot.com/, 2008).
Syarat Tumbuh
Iklim
Faktor iklim seperti curah hujan, suhu, radiasi surya, dan kelembaban
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Tanaman kacangkacangan membutuhkan air yang cukup selama pertumbuhannya (kondisi tanah
yang lembab). Kondisi air yang berlebihan (tergenang) tidak baik bagi
pertumbuhan tanaman. Apabila air irigasi tidak tersedia, maka curah hujan
100 200 mm /bulan dinilai cukup bagi pertumbuhan tanaman (Arsyad, 2003).
Kacang hijau dapat ditanam di daerah iklim hangat dan di daerah
subtropik. Sebagian besar genotipnya memperlihatkan tanggapan terhadap hari
pendek. Kacang hijau adalah tanaman musim hangat dan tumbuh dibawah suhu
rata-rata yang berkisar 20 40 oC dengan suhu optimumnya 20 30 oC
(Somaatmadja, 1993).
Pertumbuhan yang optimum yang tercapai pada suhu 20 25 oC. Suhu
12 20 oC adalah suhu yang sesuai bagi sebagian besar proses pertumbuhan
tanaman, tetapi dapat menunda proses perkecambahan benih dan pemunculan biji.
Pada suhu yang lebih tinggi dari 30 oC, fotorespirasi cenderung mengurangi hasil
fotosintesis (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Pada banyak jenis tanaman, khususnya pada jenis tanaman semusim suhu
memainkan peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan dan
perkembangan bunga (Barden, Halfacre and Parish, 1987).
10
Tanah
Jenis tanah yang dikehendaki tanaman kacang hijau adalah liat
berlempung atau tanah lempung yang banyak mengandung bahan organik, seperti
tanah podsolik merah kuning (pmk) dan latosol. Kacang hijau dapat tumbuh pada
ketinggian < 2000 m dpl, dan tumbuh subur pada tanah liat atau liat berpasir yang
cukup kering, dengan pH 5.5 7.0 (Rukmana, 1997).
Tanaman kacang hijau hampir dapat tumbuh pada semua jenis tanah yang
banyak mengandung bahan organik, dengan drainase yang baik. Namun demikian,
tanah yang paling cocok bagi tanaman kacang hijau ialah tanah liat berlempung
atau tanah lempung, misalnya podsolik merah kuning (PMK) dan latosol
(Fachruddin, 2000).
Tanah yang mempunyai pH 5.8 paling ideal untuk pertumbuhan kacang
hijau, sedangkan tanah yang sangat asam tidak baik karena penyediaan makanan
terhambat. Kacang hijau menghendaki tanah dengan kandungan hara fosfor,
kalium, kalsium, magnesium, dan belerang. Unsur hara ini cukup penting untuk
meningkatkan produksinya (Suprapto, 2007).
Suplai nitrogen di dalam tanah merupakan faktor yang sangat penting
dalam kaitannya dengan pemeliharaan atau peningkatan kesuburan tanah. Peranan
N terhadap pertumbuhan tanaman adalah jelas, karena senyawa organik di dalam
tanaman pada umumnya mengandung N antara lain asam-asam amino, enzim dan
bahan lainnya yang menyalurkan energi (Buckman dan Brady, 1982).
Pori tanah yang lebih besar akan meningkatkan perkembangan akar dan
kemampuan akar menyerap air dan unsur hara yang pada akhirnya dapat
mempengaruhi pertumbuhan serta hasil tanaman (Buckman dan Brady, 1982).
11
Lahan yang akan ditanami tanaman kacang hijau bisa sawah beririgasi,
lahan sawah tadah hujan, lahan kering tegalan, serta lahan pasang surut dan lebak.
Lahan kacang hijau prioritas pertama (sawah beririgasi) mempunyai keuntungan
lahan lebih produktif, ketersediaan air lebih terjamin, biaya produksi relatif rendah
(karena tanpa mengolah tanah secara intensif), terhindar resiko erosi, takaran
pupuk
lebih
rendah,
dan
kualitas
biji
hasil
panen
lebih
baik
12
yang menghasilkan
keragaman
13
sifat dalam tanaman (genetik) atau perbedaan keadaan lingkungan atau keduaduanya dan apabila keragaman tanaman masih tetap timbul sekalipun bahan
tanaman dianggap mempunyai susunan genetik yang sama atau berasal dari jenis
tanaman yang sama dan ditanam pada tempat yang sama, hal ini berarti cara yang
diterapkan tidak mampu menghilangkan perbedaan sifat dalam tanaman atau
keadaan lingkungan atau kedua-duanya (Allard, 2005).
Biji
Biji merupakan alat untuk melanjutkan hidup species suatu tumbuhan
yaitu dengan cara mempertahankan dan memperpanjang kehidupan embryonic
axis. Didalam biji terdapat embryo serta cadangan makanan yang menunjang
embryo muda untuk berkecambah sampai berfotosintesis. Penyimpanan cadangan
makanan merupakan salah satu fungsi utama biji. Penyimpanan cadangan
berhubungan erat dengan proses pemasakan dan pengisian biji. Didalam proses
pemasakan dan pengisian biji terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
optimumnya proses tersebut, faktor internal dipengaruhi oleh jenis tanaman dan
keberagaman gen antar varietas dalam species, faktor ekternal yang berorientasi
pada lingkungan dipengaruhi oleh kondisi iklim, dan kondisi lahan, serta teknik
budidaya (Marufah, 2008).
Varietas kacang hijau yang berdaya hasil tinggi belum tentu memberikan
keuntungan yang tinggi kepada petani. Selera konsumen atau permintaan pasar
terhadap kualitas tertentu, seperti ukuran dan warna biji, turut menentukan harga
jual. Kriteria mutu biji kacang hijau yang baik adalah biji berukuran besar (6570
g/1000 biji), tidak mengandung biji keras, kandungan protein tinggi (> 30%),
14
bentuk biji bundar, dan warna biji hijau kusam. Varietas unggul yang sudah
dilepas mempunyai kandungan protein berkisar antara 1826% (Suhartina 2005).
Sifat lain yang turut menentukan mutu biji kacang hijau adalah ukuran dan
warna biji. Ukuran biji berhubungan erat dengan kandungan biji keras. Varietas
kacang hijau yang berbiji kecil mengandung biji keras lebih tinggi daripada
varietas berbiji besar, makin besar ukuran biji maka kandungan biji keras makin
rendah. Oleh karena itu, kacang hijau yang berbiji besar dan biji berwarna hijau
kusam lebih disenangi petani karena rasanya lebih enak (pulen) serta harga
jualnya lebih tinggi daripada yang berbiji kecil. Karakterisasi terhadap kacang
hijau berbiji besar 7073 g/1.000 biji (Hakim, 2008).
Warna biji merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi mutu biji
kacang hijau. Kacang hijau yang berwarna hijau kusam mempunyai mutu lebih
baik karena rasanya lebih enak (pulen) dan bila dibuat bubur lebih tahan basi
daripada yang berwarna hijau mengkilat (Hakim, 2008).
Perkecambahan
Perkecambahan ditentukan oleh kualitas benih (vigor dan kemampuan
berkecambah), pengujian awal (pematahan dormansi) dan kondisi perkecambahan
seperti: air, suhu, media, cahaya dan terbebas dari hama dan penyakit. Cahaya,
suhu, dan kelembaban merupakan tiga faktor utama (Utomo, 2006).
Para ahli fisiologi menyatakan bahwa perkecambahan adalah munculnya
radikula
menembus
kulit
benih.
Para
agronomis
menyatakan
bahwa
15
16
2g
h 2
p
2
atau
2g
h 2
g 2e
2