Pemerintah
pada
tahun
2010
melakukan
evaluasi
tinggi
(1 provinsi, 23
kabupaten
secara
langsung
sampai
dengan
tahun
2013
telah
Gubernur/Wakii
Gubemur,
Walikota/Wakil Walikota.
103
Bupati/Wakil
Bupati,
dan
33
dapat dijabarkan
daerah
otonom
baru
dapat
mengacu
pada
semangat
urusan
pemerintahan
yang
sepenuhnya
menjadi
antara
Pemerintah
Pusat
dengan
pemerintahan
daerah
urusan
pemerintahan
yang
sepenuhnya
menjadi
Perangkat Daerah
Isu penting dalam penataan perangkat daerah adalah
kecenderangan daerah untuk membentuk organisasi
perangkat daerah yang banyak jumlahnya dan kurang
didasarkan
pada
kebutuhan
nyata
dari
daerah.
7
muatan
dalam
RUU
tentang
Pemerintahan Daerah
bersamaan
pemerintah daerah.
dan
pembengkakan
overhead
cost
bagi
dalam
jabatan-jabatan
pemerintah
Setidaknya
ada
tiga
kompetensi
pada
yang
jajaran
birokrasi
yang
strategis.
perlu
diatur
dalam
pemenuhan
persyaratan
pangkat/golongan dari
terkait
dengan
jabatan
tersebut.
Ketiga,
kompetensi
pengangkatan,
pemindahan
dan
pemberhentian
Pembangunan Daerah
Isu penting dalam pembangunan daerah adalah belum adanya
sinergi antara perencanaan pembangunan antara Pemerintah
Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Untuk itu dalam RUU Pemda mengatur sinergi pembangunan antara
pusat dan daerah dan antara provinsi dengan kabupaten/kota
dalam wilayah provinsi tersebut melalui mekanisme pemetaan
urusan, kelembagaan dan pendanaannya serta adanya evaluasi
Pusat
untuk
Rancangan
Perda
Kabupaten/Kota.
Peraturan Daerah
RUU tentang Pemerintahan Daerah menegaskan hak-hak warga
untuk terlibat dalam proses penyusunan Perda. Pemerintah Daerah
wajib membuat Program Legislasi Daerah (Prolegda) dan
mensosialisasikan kepada warga di daerahnya. Sebelum
diundangkan, Perda Provinsi harus medapat nomor register dari
Mendagri dan perda kabupaten/kota harus mendapat nomor
register kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Untuk efektivitas dan efisiensi, pembatalan Perda Provinsi dilakukan
oleh Menteri Dalam Negeri dan untuk pembatalan Perda
Kabupaten/Kota dilakukan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat.
j. Keuangan Daerah
Terbatasnya anggaran yang tersedia untuk pelayanan publik
menjadi salah satu isu yang penting dan perlu memperoleh
pengaturan yang jelas. Manfaat desentralisasi hanya dapat
dirasakan oleh masyarakat ketika desentralisasi membuat daerah
mampu mengalokasikan anggaran lebih banyak untuk pelayanan
publik. Namun, data menunjukkan bahwa 70-80% anggaran daerah
dihabiskan untuk belanja pegawai dan operasional birokrasi
pemerintah daerah.
Besarnya pengeluaran untuk belanja pegawai yang menjadi salah
satu variabel penting untuk menentukan alokasi dasar dari DAU
menjadi salah satu faktor yang mendorong pembengkakan
pegawai di daerah. Pengeluaran belanja pegawai yang sangat
besar membuat masyarakat di daerah tidak dapat menikmati
manfaat dari pelaksanaan otonomi daerah.
optimizer
dalam
Pemerintahan Daerah
alokasi
mengatur
DAK.
Dalam
RUU tentang
tentang
terselenggaranya
kewajiban
pelayanan
daerah
publik
untuk
menjamin
berdasarkan
urusan
menyelenggarakan
pelayanan
publik,
daerah
wajib
waktu
kecepatan
dan
kemudahan
serta
keterjangkauan).
RUU Pemerintahan Daerah menekankan pelayanan publik pada
pelayanan yang bersifat mendasar. Untuk menjamin akses dan
kualitas penyelenggaraan pelayanan dasar yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah, diterapkan standar pelayanan yang disebut
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam RUU Pemerintahan
Daerah diusulkan sebanyak 13 urusan wajib yang berkaitan dengan
pelayanan dasar yang selanjutnya menerapkan SPM.
Pemerintah
daerah
wajib
mengumumkan
seluruh
informasi
11
pelayanan
publik.
Bagi
penyelenggara,
maka
masyarakat
berhak
mengadukan
I. Inovasi Daerah
Tidak adanya pengaturan yang jelas tentang diskresi dan inovasi yang
dilakukan oleh pejabat publik di daerah sering membuat mereka tidak
berani melakukan tindakan yang inovatif yang diperlukan untuk
memenuhi
kepentingan
umum
dan
mempercepat
pencapaian
kesejahteraan rakyat.
Untuk itu, dalam rangka meningkatkan kinerja pemerintahan
daerah, dalam RUU ini terdapat pengaturan bahwa pemerintah
daerah
dapat
melakukan
inovasi
yaitu
semua
bentuk
dapat pula
pemilihan secara
13
2. Permasalahan Utama
a.
penyelenggaraan
pemilihan
Gubernur
secara
yang
Bupati/Walikota
memiliki
tidak
rakyat
merasa
di
daerahnya,
sebagai
sub
akiPatnya
ordinasi
dari
dengan
Kepala
Daerah
dalam
penyelenggaraan
c.
maraknya perilaki
b.
c.
D. RUU DESA
1. Dalam Rancangan Undang-Undang tentang Desa diatur mengenai
keberadaan desa dan desa adat di wilayah Kabupaten/Kota.
Pengaturan Desa Adat lebih ditekankan pada pelaksanaan
kewenangan
yang
berdasarkan
asal-usul
serta
dalam
diserahkan
pengaturannya
kepada
daerah
Penataan
penghapusan,
Desa
diatur
penggabungan,
mengenai
perubahan
pembentukan,
status
desa serta
Selanjutnya
dalam
rangka
mengakomodir
berbagai
yang
saat
ini
diterima
desa.
Hal
ini
karena
17