Anda di halaman 1dari 25

Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN)
OLEH :

Ajudya Prida Pratama


Khoirul Imam
Rizqi Fadillah
Iman Taqdir H
Mariyatul Qiftiyah
Nayla Nur Rabbany

2012710011
2012710060
2012710068
2012710070
2012710082
2012710091

Pendahuluan
UUD 1945 Pasal 28H

UUD
45 Pasal
H:
Setiap
orang28
berhak

hidup sejahtera lahir dan batin,


bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan
manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan.
Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat.

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL

UUD 1945 Pasal 34 :


Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara
oleh negara
Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL

Definisi

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL

UU No 40 / 2004

Tentang SJSN

UU No 36 / 2009

Tentang Kesehatan

UU No 24 / 2011

Tentang BPJS

PP No 101 / 2012

Tentang PBI

Perpres No 12 / 2013

Tentang Jaminan Kesehatan

Roadmap JKN, Rencana Aksi Pengembangan Pelayanan


Kesehatan, Permenkes, Peraturan BPJS
Jaminan Kesehatan merupakan bagian dari prioritas
reformasi pembangunan kesehatan
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL

INTERVENSI KESEHATAN
UKM

Pemerintah
Kemenkes/Dinkes

UKP

JKN-BPJS

Prinsip yang diterapkan JKN


Kegotongroyongan
Nirlaba
Keterbukaan
Kehati-hatian
Akuntabilitas
Portabilitas
Kepesertaan bersifat wajib
Dana amanat
Hasil pengelolaaan dana jamsos sepenuhnya
digunakan untuk pengembangan program.

JKN dan Status Kesehatan


Status Kesehatan menjadi tujuan umum bagi
setiap program kesehatan, termasuk berbagai
skema program pembiayaan dalam JKN
JKN tidak memperlihatkan secara langsung
dampak status kesehatan masyarakat, namun
JKN menjadi faktor tidak langsung yang
berkontribusi melalui peningkatan akses
pelayanan fasilitas kesehatan, dan perlindungan
financial. (WHO 2000, 2325)

Implikasi Kebijakan
Peningkatan
Kesehatan
(Promotif)

Pencegahan
Penyakit
(Preventif)

Manfaat JKN

Pengelolaan
penyakit
kronis yg
lebih baik

BPJS Kesehatan
dalam Penyelenggaraan Program JKN
No Jenis Kepesertaan

Pengguna Kartu

1.

Askes Sosial

2.

Jamkesmas

3.

TNI/Polri

Menggunakan kartu lama, kartu


baru hanya diberikan kepada
peserta baru
Menggunakan kartu Jamkesmas
lama tahun 2013, dan kartu baru
untuk peserta pengganti kuota
PBI
Menggunakan kartu abru, bila
kartu belum diterma dapat

4.

Eks Jamsostek

Menggunaakan kartu baru, bila


kartu belum diterima dapat
menggunakan kartu JPK
Jamsostek (KPK) atau formulir 1A

5.

PJKMU/Jamkesda

Menggunakan kartu baru

Pelayanan Primer
Rawat
Jalan

-Puskesmas, Dokter praktek


perorangan/klinik, bidan dan perawat

Rawat
Inap

Puskesmas/klinik dengan fasiitas


rawat inap

Per diem

Pelayana
n
Kebidana
n

Puskesmas/klinik dengan fasiitas


rawat inap, Bidan

Per tindakan

KAPITASI

Lanjutan....

Darah

Puskesmas/klinik dengan fasilitas


rawat inap

Pelayana
n Gigi

Dokter Gigi Praktek mandiri, Dokter


gigi di klinik atau puskesmas

PRB

Hanya untuk DM tipe 2 dan


Hipertensi, Pemeriksaan dilakukan
oleh Faskes tk.1, obat diberikan oleh
Apotek PRB

Per Kantung
darah

Kapitasi

Per Obat yang


diberikan+fakto
r+pelayanan+e
mbalage

Pelayanan Promotif Preventif


Dasar Lengkap

Prolanis:
-Diabetes Mellitus
-Hipertensi

Skrining
-Konseling
-kontrasepsi dasar
-vasektomi
-tubeltomi
-pelayananefek
samping

Riwayat Kesehatan :
-Diabetes Mellitus
-Hipertensi
-Deteksi Kanker Serviks
-DeteksiKanker
Payudara

Pelayanan obat era JKN

SIMPLIFIKASI DAFTAR OBAT ERA JKN


DOEN (REFERENSI UTAMA)
Perluasan
DAFTAR OBAT (FORNAS) DAN BMHP + HARGA

Pembagian peran & tanggung jawab

Sumber : Kemenkes RI

Matriks Pelayanan Obat


No.

Uraian

Era JKN

1.

Ruang Lingkup

1. Obat RJTP/Obat RITP


2. Obat RJTL/Obat RITL

2.

Pemberi Layanan Tingkat


Pertama

1. PKM : Depo Farmasi


2. Klinik : Ruang Farmasi/Apotek Jejaring
3. Dokter Praktek Perorangan: Apotek
Jejaring
4. Dispensing hanya untuk daerah
terpencil yang tidak ada Apotek

3.

Pemberi Layanan Tingkat


Lanjutan

IFRS atau IFRS beserta Apotek jejaring RS

4.

Sistem Pembiayaan obat


dan BMHP

1. ORJTP : komponen kapitasi


2. ORITP : komponen paket per diem
3. ORJTL dan ORITL : Komponen Paket INA
CBGs

Matriks Pelayanan Obat


No.

Uraian

Era JKN

5.

Daftar Obat

Formularium Nasional (Fornas) yang ditetapkan


Menteri

6.

Harga Obat

Harga Obat yang ditetapkan oleh Menteri (E-Catalog)

7.

Tata Cara
Pemesanan
Obat

1. PKM : Melalui E-purchasing yang dilakukan oleh


Dinkes Kota/Kab
2. RS Pemerintah: E-purchasing atau pengadaan lain
sesuai mekanisme perundang-undangan
3. Faskes Primer lainnya/RS Swasta : Surat Pemesanan
Obat mengacu E-catalog tanpa legalisasi oleh BPJS
Kesehatan

8.

Peresepan Obat
diluar Daftar
dan Harga Obat

berdasarkan persetujuan Komite Medik dan


Kepala/Direktur Rumah Sakit. Biaya sudah termasuk
paket INA CBGs dan tidak ditagihkan terpisah ke BPJS
Kesehatan dan pasien tidak boleh diminta urun biaya.

Pelayanan Obat Rujuk Balik


Dilayani dan ditagihkan oleh Apotek atau Depo
Farmasi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang
bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
Daftar Obat Program Rujuk Balik ditetapkan oleh
BPJS Kesehatan
Klaim secara kolektif dari Apotek atau Depo
Farmasi
Tagihan Fee For Service dengan Faktor pelayanan
dan embalage sesuai SE Menkes No.31 Tahun 2014

NO
.

URAIAN

KONDISI SAAT INI

BPJS KESEHATAN

1. Landasan Hukum

SE Direksi PT Askes (Persero)


No. 24 Tahun 2012

Peraturan BPJS

2. Pemberi Layanan

Apotek yang bekerja sama


dengan PT Askes (Persero)

Apotek yang bekerja sama


dengan BPJS Kesehatan untuk
Program Rujuk Balik

3. Cakupan PRB

DM, HT, TB Paru, Asma

DM, HT, Jantung, Asma,


Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK), Epilepsi,
Skizofrenia, Sirrosis
Hepatis, Stroke, Sindroma
Lupus Eritromatosus

4. Acuan Daftar Obat

DPHO PT Askes (Persero)

Daftar Obat Fornas untuk


Program PRB

5. Sistem pembiayaan
Obat PRB

Fee For Service langsung


kepada Apotek

Fee For Service langsung


kepada Apotek

6. Acuan Harga Obat

DPHO PT Askes (Persero) +


Faktor Pelayananan +

E-Catalog (HNA + Ppn) +


Faktor Pelayanan + Embalage

Konsep PRB
NO.

URAIAN

KONDISI SAAT INI

BPJS KESEHATAN

7.

Proses legalisasi

Menggunakan Aplikasi
Legalisasi Online

Menggunakan Legalisasi
Apdaline

8.

Pembiayaan

Dibebankan pada anggaran


Obat RJTL

Dibebankan pada anggaran


RJTL Non INA CBGs

9.

Inovasi

Inovasi dapat berupa sistem


deliveri obat, dll

Tidak dianjurkan, karena :


1. Sesuai dengan tujuan
PRB, agar terjalin
intensitas komunikasi
antara pasien dan dokter
2. Untuk memantau
kepatuhan pasien

Pelayanan Obat Kronis


1)

2)

Yang dimaksud penyakit kronis adalah penyakit yang


membutuhkan obat untuk pemakaian rutin selama 30 hari setiap
bulan sesuai indikasi medis, diluar yang sudah diatur dalam Surat
Edaran Menkes Nomor 32 Tahun 2014 poin 3 (DM, HT, Jantung,
asma, PPOK, epilepsi, Skizofren, sirosis hepatis, stroke dan SLE).
Tambahan jenis penyakit kronis yang kondisi belum stabil :
Hepatitis B kronik, Penyakit pasca cangkok organ, Parkinson , BPH,
Rheumatoid Arthritis dan penyakit lainnya yang membutuhkan
obat untuk pemakaian rutin 30 hari setiap bulan sesuai indikasi
medis.
Dalam hal Dokter Spesialis/Sub Spesialis menyatakan pasien
dengan penyakit kronis tersebut dalam kondisi stabil maka pasien
dirujuk balik ke faskes tingkat pertama. Pengobatan selanjutnya
diteruskan oleh faskes tingkat pertama sesuai dengan
rekomendasi Dokter Spesialis/Sub Spesialis

4)

Peserta yang menderita penyakit kronis yang belum stabil diberikan


resep obat untuk kebutuhan 30 hari sesuai indikasi medis:
a) kebutuhan obat untuk sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari disediakan
oleh Rumah Sakit, biaya sudah termasuk dalam komponen paket INA
CBGs.
b) kebutuhan obat untuk sebanyak-banyaknya 23 (dua puluh tiga) hari
dapat diambil di Instalasi Farmasi Rumah Sakit /Apotek/Depo
Farmasi yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Biaya obat
ditagihkan secara fee for service kepada BPJS Kesehatan sesuai
ketentuan yang berlaku.
5) Pelayanan obat mengacu kepada Formularium Nasional baik nama
generik, jenis, kekuatan maupun restriksinya.
6) Dalam hal obat yang diresepkan tidak tercantum dalam Formularium
Nasional, maka biaya obat termasuk dalam komponen paket INA CBGs.

7) Obat yang diresepkan pada poin 4a dan 4b


hanya untuk obat kronis. Apabila pasien
membutuhkan obat akut maka obat tersebut
disediakan oleh Rumah Sakit dan biaya sudah
termasuk dalam komponen paket INA CBGs.
8) Obat pada poin 4b dibayar oleh BPJS Kesehatan
mengacu kepada harga e-catalogue ditambah
dengan faktor pelayanan dan embalage sesuai
Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK/31/Menkes/I/2014.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai