Anda di halaman 1dari 5

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN

(Bidang Hankam, Kehidupan Umat Beragama, Dan Nilai Dasar


dan Makna yang Terkandung Didalamnya)
MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

Disusun oleh:

KELOMPOK 9
Muchlis Sandy Tyanaya
Walidah Utami Putri
Dhani Aristyawan
Farizka Tiara Sanelin

(14041184002)
(14041184003)
(14041184041)
(14041184046)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU SOSIAL
ILMU KOMUNIKASI
2014

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN


Kata paradigma berasal dari bahasa Inggris paradigm yang berarti model, pola, atau
contoh. Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem pemikiran, cara pandang, nilai-nilai,
metode-metode, prinsip dasar, atau cara pemecahan masalah yang dianut suatu masyarakat
tertentu. Pancasila adalah paradigma, sebab Pancasila dijadikan landasan, acuan, metode, nilai,
dan tujuan yang ingin dicapai dalam program pembangunan. Pancasila sebagai paradigma
pembangunan, artinya Pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan kerangka
keyakinan, landasan, kerangka cara, dan sekaligus kerangka tujuan yang berfungsi sebagai
acuan, pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil-hasil
pembangunan nasional.

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Bidang Hankam Negara


Untuk mewujudkan kehidupan rakyat yang tertib baik tertulis maupun tidak tertulis
yang berwujud perundang-undangan. Hal ini merupakan konsekuensi Indonesia sebagai Negara
hukum . Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung
jawab tidak hanya oleh penyelenggara Negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara
keseluruhan.
1. Hankam negara harus demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia sebagai makhluk
Tuhan YME (Sila I, II).
2. Hankam negara harus mendasarkan tujuan demi kepentingan seluruh warga negara (sila III)
3. Hankam negara harus menjamin hak-hak dasar serta kebebasan manusia (sila IV).
4. Hankam negara harus mendasarkan tujuan demi terjuwujudnya keadilan sosial. (Sila V).
Pancasila sebagi paradigma pembangunan pertahanan keamanan telah diterima bangsa
Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pertahanan Negara bertitik tolak pada
falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Beragama


Meskipun penyelenggara pemerintah berdasarkan pada Pancasila, namun harus tetap
mengacu pada agama. Demikian pula dengan peraturan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan agama.
Indonesia merupakan Negara yang mengakui kebebasan beragama dan sebagai upaya
mewujudkan kerukunan agama, masyarakat harus bisa menjaga hubungan baik, saling
menghormati dan tidak mencampuri urusan agama lain. Untuk menghindari terjadinya konflik
di Negara akibat perbedaan agama, maka pengembangan kehidupan beragama harus
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Berkaitan dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, Negara menjamin
kebebasan warga Negara untuk menganut agama atau suatu kepercayaan. Untuk mewujudkan
kerukunan antarpemeluk agama, maka harus ditumbuh kembangkan sikap saling menghormati
dan menghargai antarpemeluk agama.
Pengamalan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa yang dilaksanakan menuju ke arah dan
gerak pembangunan, yaitu mencakup tanggung jawab bersama dari semua golongan beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk secara terus-menerus dan bersamasama meletakkan landasan spiritual, moral dan etik yang kukuh bagi pembangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila.

Pancasila Sebagai Nilai Dasar dan Makna yang Terkandung di Dalamnya


Pancasila diterima sebagai pandangan hidup dan dasar negara membawa konsekuensi
logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok, landasan fundamental
bagi pengaturan serta penyelenggaraan negara.
1. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti keyakinan dan pengakuan yang
diekspresikan dalam bentuk perbuatan Zat Yang Maha Tunggal tiada duanya. Hal ini menuntut
manusia Indonesia untuk bersikap hidup, berpandangan hidup taat (setia pada perintah dan
hormat/cinta kepada Tuhan) dan Taklim (memuliakan Tuhan, memandang Tuhan teragung,
tertinggi dan terluhur).
Nilai ini memberikan kebebasan kepada pemeluk agama sesuai dengan keyakinannya,
tak ada paksaan dan saling menghormati dan kerjasama dengan antar umat beragama.
2. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, bermakna : kesadaran sikap dan perilaku
yang sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan mutlak hati nurani
dengan memperlakukan suatu hal sebagaimana mestinya.
Perwujudan dari sila kedua yaitu pengakuan hak asasi manusia, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan sikap
saling mencintai sesama manusia, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
3. Nilai Persatuan Indonesia
Nilai persatuan Indonesia mengandung arti usaha kea arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina Nasionalisme dalam negara .
Dalam nilai persatuan terkandung adanya perbedaan-perbedaan dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa baik berbedaan bahasa, kebudayaan, adat-istiadat, agama maupun
suku. Perbedaan-perbedaan itu bukan untuk diperselisihkan namun justru menjadi daya tarik
kea rah kerjasama, kea rah resultante/sintesa yang lebih harmonis sesuai semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
Dalam membangun kebersamaan sebagai wujud nilai persatuan itu antar elemen yang
terlibat di dalamnya, satu sama lain saling membutuhkan-saling ketergantungan-saling
memberi yang pada gilirannya dapat menciptakan kehidupan selaras serasi dan seimbang.
4. Nilai
Kerakyatan
Yang
Dipimpin
Oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai sila keempat mengandung makna suatu pemerintahan rakyat dengan cara melalui
badan-badan tertentu dala menetapkan sesuatu peraturan di tempuh dengan jalan

musyawarah untuk mufakat atas dasar kebenaran dari Tuhan dan putusan akal sesuai dengan
rasa kemanusiaan yang memperhatika dan mempertimbangkan kehendak rakyat untuk
mencapai kebaikan hidup bersama.
Demokrasi pancasila pahamnya adalah kekeluargaan, kebersamaan. Dalam mewujudkan
nilai demokrasi pancasila, semua manusia Indonesia sebagai warga Negara dan warga
masyarakat mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Menghormati dan mentaati
keputusan bersama melalui lembaga perwakilan rakyat yang menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia serta nulai-nilai kebebasan dan keadilan yang mengutamakan kepentingan
bangsa.
Nilai demokrasi di bidang ekonomi dengan mewujudkan kesejahteraan bersama.
Demokrasi keadilan sosial berfungsi memenuhi kebutuhan hidup.
5. Nilai keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Makna yang terkandung di dalam nilai-nilai sila kelima adalah suatu tata masyarakat
yang adil dan makmur sejahtera lahiriah batiniah, yang setiap warga negara mendapat segala
sesuatu yang menjadi haknya sesuai dengan essensi adil dan beradab.
Wujud pelaksanaannya adalah bahwa setiap warga negara harus mengembangkan sikap
adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan, keserasian, keselarasan antara hak dan
kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
Nilai-nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama yaitu:
a.
Keadilan Distributif
Suatu hubungan keadilan dari Negara terhadap warganya, Negara wajib memberikan
apa yang telah menjadi hak warganya. Seperti kesejahteraan, bantuan, subsidi serta
kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban.
b. Keadilan komutatif
Suatu hubungan keadilan antara warga negara satu dan lainnya secara timbal
balik. Memperlakukan sesama manusia sebagai pribadi yang sama martabatnya dan wajib
memberikan sesama warga masyarakat sesuatu yang telah menjadi haknya.
c.
Keadilan legal/ keadilan untuk bertaat
Suatu hubungan keadilan dari warga Negara terhadap Negara, pihak warga negaralah
yang wajib memenuhi keadilan dalam bentuk menaati peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam Negara.
Selain keadilan diatas, ada juga dua bentuk keadilan lagi, yaitu:
a)
Keadilan Tuhan
Menyangkut masalah perbuatan dan ganjaran.
b)
Keadilan Lingkungan
Kita wajib menjaga dan melestarikan lingkungan sehinnga memperoleh imbalan yang
dihasilkan oleh lingkungan kita.

Anda mungkin juga menyukai