Anda di halaman 1dari 11

Manfaat Sungai Bagi Masyarakat Pedesaan Di Yogyakarta

SungaiI Progo Sebagai Nadi Kehidupan


Sungai adalah pemasok air tebesasr untuk kebutuhan mahluk hidup. Bisa di
katakan mafaat sungai sebagai sumber kehidupan manusia dan mahluk lainnya.
Itulah sebabnya banyak mahluk hidup yang mengantungkan hidupnya dari
sungai. Manfaat sungai bagi manusia dan alam sekitarnya sangat terasa sekali,
setiap mahluk hidup pasti membutuhkan air. Manusia memanfaatkan sungai dari
hulu sampai ke hilir. Sungai itu ibarat urat nadi kehidupan alam, air itu darah
yang mengalir ke seluruh bumi. Dia memberikan manfaat kehidupan bagi mahluk
lain.
Hingga sekarang ini, sungai yang merupakan bagian dari bentangan perairan
darat masih tetap mempunyai peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan
maupun tumbuh-tumbuhan. Banyak kota yang menyediakan air bersih untuk
penduduk berasal dari air sungai. Sungai mempunyai peranan yang sangat
besar bagi perkembangan peradaban manusia, ketersediaan air dan kesuburan
tanah disekitarnya, sungai telah memberikan sumber kehidupan bagi manusia.
Sungai juga dapat dijadikan sebagai sarana transportasi guna meningkatkan
mobilitas serta komunikasi antarmanusia .Pada perkembangannya sungai juga
dapat dikelola sebagai tempat pariwisata, pengembangan budidaya perikanan,
sarana lalu lintas sungai dan pemenuhan berbagai kebutuhan hidup lainnya.
Dalam banyak hal sungai dapat dikelola dan dimanfaatkan bagi kehidupan
manusia. Ketersediaan air yang terdapat di sungai maupun kesuburan tanah
disekitarnya, memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan kehidupan manusia.
Pada umumnya masyarakat memanfaatkan sungai untuk memenuhi berbagai
kebutuhan sehari-hari, antara lain untuk irigasi, air minum, kebutuhan industri
dan ada juga yang memanfaatkan untuk tempat aktivitas mandi, cuci dan kakus

(MCK). Kegiatan semacam ini merupakan gejala umum yang terjadi di berbagai
tempat, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar sungai, termasuk
masyarakat

yang

tinggal

di

wilayah

Kabupaten

Bantul

yang

wilayah

pemukimannya dilalui aliran sungai atau bahkan yang berada jauh dari tempat
sungai itu mengalir. Salah satunya adalah Sungai Progo. Sungai Progo melintasi
beberapa wilayah, Sebuah sungai yang mengaliri daerah Yogyakarta dan Jawa
tengah.
Di Yogyakarta, Sungai Progo ini mengaliri daerah meliputi Kabupaten Bantul ,
Sleman , dan Kulon Progo . Salah satunya adalah daerah perbatasan Kulon
Progo dan Bantul. Desa Triwidadi, Pajangan, Bantul adalah salah satu desa di
daerah Bantul yang bersebelahan dengan Sungai Progo. Sungai Progo, adalah
Sungai yang melintasi daerah ini, sungai yang membatasi daerah bantul dengan
Kulon Progo . Jadi sebelah timur dari Sungai Progo adalah daerah bantul
sedangkan di sebelah barat adalah daerah Kulon Progo.
Banyak aktivitas yang timbul berkat keberadaan Sungai Progo. Di sebelah barat
Sungai Progo (Kulon Progo) terdapat penambangan pasir. Ketika mata saya
memandang ke arah barat dari tempat saya berpijak di desa Triwidadi, Pajangan
Bantul saya sudah di hadapkan pada sebuah gundukan pasir yang dimana disitu
adalah sebuah gundukan pasir

hasil dari penambangan yang di lakukan

penambang pasir di sana.


Bapak Gangsar, lelaki berusia 52 tahun yang saya temui sedang berjalan dari
arah bendungan yang terdapat di Desa Triwidadi, Pajangan, Bantul. Beliau
adalah seorang kakek 2 cucu yang tinggal di Desa Triwidadi. Ketika pak Gangsar
saya sapa dan saya ajak berbincang-bincang mengenai Sungai Progo, beliau
bercerita bahwa Sungai Progo adalah Sungai yang sangat berjasa bagi
kelangsungan hidup warga pedesaan yang ada di wilayah Bantul. Kalau tidak
ada Sungai Progo, saya sudah tidak tahu lagi mbak bagaimana warga pedesaan
yang ada di Bantul ini khususnya bisa bertahan hidup tanpa air tutur pak
Gangsar.

Benar memang kata Pak Gangsar, Sungai Progo adalah sebuah sungai yang
menjadi sumber air baik untuk irigasi, atau kebutuhan rumah tangga seperti
memasak, mandi dan lain sebagainya. Air yang di pergunakan untuk irigasi di
tampung dalam bendungan khusus yang di alirkan lewat dalam tanah melalui
trowongan yang terdapat pipa besar di dalamnya. Menurut informan saya, (Pak
Gangsar) Pipa yang terdapat di bawah tanah ini panjangnya kurang lebih sekitar
2km yang di bangun sejak tahun1924 oleh Belanda. Pipa-pipa itu akan mengairi
air ke sawah dari beberapa desa di Kabupaten Bantul, seperti Srandakan,
Ganjuran Dan lain-lain.
Berbeda dengan irigasi, Kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga seperti
memasak, mencuci baju, dan MCK. Airnya harus di proses terlebih dahulu, oleh
PDAM (Perusahan Daerah Air Minum). Disini air dari sungai progo harus di
filterisasi terlebih dahulu, kerana memang kualitas air dari Sungai Progo kurang
bersih. Air yang terdapat di Sungai Progo kondisinya sangat keruh, karena
tercampur material seperti pasir, kerikil, bahkan mungkin kotoran-kotoran yang
berasal dari hulu sungai.
Hulu utama aliran Kali Progo adalah Gunung Sindoro, dan juga berhulu pada
Gunung Merapi, Gunung Menoreh, Gunung Merbabu, dan Gunung Sumbing,
kemudian bermuara di Pantai Trisik di pesisir selatan Jawa menuju Samudera
Hindia. Terdapat beberapa anak sungai yang mengalir ke Kali Progo, yaitu Kali
Krasak dan Kali Bedog yang berhulu di Gunung Merapi, Kali Tangsi yang
berhulu di Gunung Sumbing, Kali Tingal yang berhulu di Gunung Sijambul, dan
Kali Elo yang berhulu di Gunung Merbabu. Semua daerah yang di lewati Sungai
Progo, rata-rata semuanya membutuhkan air dari sungai tersebut.
Kembali ke Desa Triwidadi, Pajangan, Bantul. Di Desa ini terdapa tem,pat
Filterisasi air oleh PDAM yang berdiri sejak dahulu. Walaupun tempat yang di
pergunakan untuk membangun PDAM serta penampungan air ii ada di Desa
Triwidadi, namun bangunan ini berdiri berada di tanah milik Kraton Yogyakarta.
Sekitar 7000 pelanggan keluarga di Kabupaten Bantul menjadi pelanggan dari
PDAM ini, karena banyaknya pengguna air atau lebih tepatnya orang yang

membutuhkan air untuk kehidupan sehari-hari yang sangat bergantung pada


PDAM ini. Maka pada tahun 2000 , di tanah milik Kraton Yogyakarta ini didirikan
lagi sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat penampungan air.
Sementara di pedesaan atau di wilayah yang kesulitan air seperti di daerah Krbet
Kabupaten, Bantul. Karena kondisi geografis dari tempat ini, air adalah hal yang
susah untuk di dapatkan. apabila tidak ada Sungai Progo yang menyediakan air
untuk di olah oleh PDAM , maka bisa saja tempat ini tidak akan ada air sama
sekali kecuali ketika musim hujan. Maka keberadaan sungai menjadi sangat vital
untuk pemenuhan kebutuhan akan air, khususnya untuk mandi, mencuci dan
kadang-kadang untuk air minum.
Ketika saya turun ke arah sungai Progo ini, saya bertemu dengan bapak Yanto.
Bapak Yanto yang saya temui sedang asik memancing ini adalah seorang pria
berusia 42 tahun yang memang mempunyain hoby memancing. Selain karena
hoby, pak Yanto memancing ikan di Sungai Progo ini untuk di jual. Di sini
ikannya lumayan banyak mbak, saya pernah mendapatkan satu kresek ikan ,
ada ikan lele, ada ikan bawal dan lain-lain . Biasanya disini banyak sekali mbak
yang mancing, tapi ini tumben cuma sediikit soalnya tadi hujan lebat. Jelas Pak
Yanto sambil memasang umpan pada mata pancingnya.
Memang benar kata pak yanto, di Sungai Progo ini terdapat berbagai macam
ikan, jadi ya tentu banyak orang yang menyalurkan hobynya seperti memancing
di tempat ini.
Banyak aktifitas yang memang rata-rata bersifat positif yang terjadi berkat
adanya Sungai Progo ini. Ketka saya bertanya kepada bapak Gangsar, pak,
bagaimana kalau di sini tidak ada Sungai Progo?. Raut wajah sedih muncul dari
kakek berusia 52 tahun ini, beliau merasa berterimakasih sekali kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena adanya sungai ini. Kehidupan warga Bantul dan
khususnya Desa Triwidadi dapat sangat terbantu.

Ketika saya sedang melakukan observasi pada hari kedua, saya bertemu
dengan saudara Revy Himawan di dekat bendungan yang berada di Desa
Triwidadi. Revy Himawan, seorang anak muda berusia 19 tahun yang saya temui
sedang duduk di bangunan yang berada di bendungan. Revy mengaku sering ke
tempat ini walau hanya sekedar melihat pemandangan sungai yang cukup luas.
ini tempatnya bagus sih, jadi saya ketagihan datang ketempat ini. Sebenarnya
kalo di rawat dengan baik dan di bangun sebuah tempat wisata sepertinya
tempat ini bisa menjadi salah satu tempat yang sering di kunjungi karena
pemandangannya.

Tutur

Revy

sambil

membidik

sebuah

gambar

dari

kameranya. Selain untuk di manfaatkan airnya, Sungai Progo juga mempunyai


daya tarik keindahan alam yang menurut saya cukup indah Tapi sangat di
sayangkan, saya melihat ada beberapa sampah plastik berserakan di sekitar
tempat saya berpijak, bahkan di samping bendungan pun terdapat tumpukan
sampah yang berasal dari sungai dan dari darat. Bahkan di tembok-tembok
bendungan ini terdapat coretan-coretan yang memang tidak semestinya ada
disitu.
Sungai, yang menjadi pusat roda kehidupan bagi masyarakat, harusnya di jaga
kebersihan serta keberadaannya. Menjaga kelestarian sungai harus dimulai
dengan langkah pertama yakni menyadarkan penduduk di wilayah sekitar sungai
akan pentingnya sungai bagi kehidupan mereka sendiri. Langkah ini dapat
ditempuh melalui pertemuan penyuluhan, kunjungan pembinaan dari rumah ke
rumah atau Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) massa melalui pemutaran
film atau media seni lainnya (wayang, ketoprak, dagelan, dsb).
Penduduk harus disadarkan bahwa sungai adalah bagian dari sumber daya alam
yang mereka miliki yang sudah selayaknya mereka jaga kelestariannya. Oleh
karena itu dalam perilaku sehari-hari, penduduk harus disadarkan untuk tidak
membuang kotoran dan sampah di sungai. Disadarkan pula untuk tidak buang
air besar atau kencing di sungai karena dapat mengganggu estetika dan
kemanfaatan sungai. Sebaliknya, penduduk sekitar sungai harus digugah

kepeduliannya untuk lebih memperhatikan kelestarian sungai. Misalnya, bila ada


sampah yang menumpuk di sungai melakukan kerja bakti untuk membersihkan
sungai. Memperingatkan orang-orang yang masih saja membuang sampah
sesuatu di sungai, serta memasang rambu-rambu pesan untuk tidak mengotori
sungai dengan cara apapun.

Dokumentasi
Foto ketika observasi dan wawancara
1. Saya bersama Bapak Gangsar (52 tahun)

2. Saya bersama Bapak Yanto (42 tahun)

3. Saya bersama Saudara Revy Himawan (19 tahun)

4.

Foto bapak Gangsar (52 tahun)

5. Bapak Yanto (42 tahun)

6. Revy Himawan (19 Tahun)

7. Saya bersama bapak Gangsar di Bendungan desa Triwidadi

8. Bendungan di Desa Triwidadi

9.

10.

Anda mungkin juga menyukai