PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pada kode etik kedokteran indonesia telah tercantum secara garis besar
perilaku dan tindakan-tindakan yang layak atau tidak layak dilakukan oleh seorang
dokter dalam menjalankan profesinya. Sedangkan perngertian kode etik adalah
ketentuan tertulis tentang nilai-nilai dalam profesi sebagai standar berprilaku atau
kumpulan peraturan tingkah laku. Sedangkan kode hukum adalah himpunan
peraturan hukum yang mengatur kegiatan kehidupan manusia yang dapat
dipaksakan
pelaksanaanya.
Namun
ada
saja
dokter
yang
tega
melakukan
RUMUSAN MASALAH
1.3
TUJUAN
Penyusunan masalah ini dimaksudkan untuk
a. Mengetahui mengapa kasus Atresia Ani termasuk kasus kelalaian dokter
b. Mengetahui hukum dan kode etik kedokteran
c. Meninjau kasus kelalaian dalam dunia kedokteran beserta pasal yang
mengaturnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.2
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar
dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar
atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari dan
sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat. Jadi kalau pelanggaran
kode etik profesi berarti pelanggaran atau penyelewengan terhadap sistem norma,
nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar
dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi suatu profesi dalam
masyarakat
Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi
a. Pengaruh sifat kekeluargaan
Misalnya, yang melakukan pelanggaran adalah keluarga atau dekat hubungan
kekerabatannya dengan pihak yang berwenang memberikan sangsi terhadap
pelanggaran kode etik pada suatu profesi, maka ia akan cendrung untuk tidak
memberikan sangsi kepada kerabatnya yang telah melakukan pelanggaran kode
etik tersebut.
b. Pengaruh jabatan
Misalnya yang melaukan pelanggaran kode etik profesi itu adalah pimpinan atau
orang yang memiliki kekuasaan yang tinggi pada profesi tersebut, maka bisa jadi
orang lain yang posisi dan kedudukannya berada di bawah orang tersebut, akan
enggan untuk melaporkan kepada pihak yang berwenang memberikan sangsi,
karena kekhawatiran akan berpengaruh kepada jabatan dan posisinya pada profesi
tersebut.
c. Pengaruh masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia, sehingga
menyebabkan pelaku pelanggaran kode etik profesi tidak merasa khawatir
melakukan pelanggaran.
d.Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat
e.Organisasi profesi tidak dilengkapi denga sarana dan mekanisme bagi masyarakat
untuk menyampaikan keluhan
f.Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik profesi, karena
buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi sendiri
Kelalaian dan Hukum Kedokteran Pada Kasus Atresia Ani
g.Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk
menjaga martabat luhur profesinya
h.Tidak adanya kesadaran etis da moralitas diantara para pengemban profesi
untuk menjaga martabat luhur profesinya.
Pasal 1
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah
Dokter.
Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran yang
tertinggi.
PasaI 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya seorang dokter tidak boleh dipengaruhi
oleh pertimbangan keuntungan pribadi.
Pasal 4
Perbuatan berikut dipandang bertentangan dengan etik :
a. Setiap perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri..
b. Secara pribadi atau bersama-sama menerapkan pengetahuan, dan keterampilan
kedokteran dalam segala bentuk, tanpa kebebasan profesi.
c. Menerima imbalan selain dan pada yang layak sesuai dengan jasanya, kecuali
dengan keikhlasan, sepengetahuan dan atau kehendak penderita.
Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkm melemahkan daya tahan makhluk
insani, baik jasmani maupun rohani, hanya diberikan untuk kepentingan penderita.
Pasal 6
Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan
penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya.
Pasal 7
Seorang dokter hanya memberi keterangan atau pendapat yang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Pasal 8
Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus
mengutamakan/mendahulukan kepentingan masyarakat dan memperhatikan
semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif), serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang
sebenarnya.
Pasal 9
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat di bidang keschatan dan
bidang lainnya serta masyarakat harus memelihara saling pengertian sebaikbaiknya.
Pasal 10
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya meindungi hidup
makhluk insani.
Pasal 11
Setiap dokter wajib bersikap tulus lkhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan penderita. Dalam hal ini tidak mampu
melakukan suatu pcmeriksaan atau pengobatan, maka ia wajib merujuk penderita
kepada dokter yang mempunyai keahilan dalam penyakit tersebut.
Pasal 12
Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar senantiasa
berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat atau dalam
masalah lainnya.
Pasal 13
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
Pasal 14
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
Pasal 15
Kelalaian dan Hukum Kedokteran Pada Kasus Atresia Ani
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus kematian bayi pasangan suami istri Ny. L dan Tuan A, saat
dilahirkan tidak menunjukan tanda-tanda sakit sehingga di perbolehkan
pulang oleh dokter, sehari sesudahnya orana tua bayi panic karena bayinya
terus menerus menangis. Ketika di perhatikan dengan seksama ternyata bayi
ms tidak mempunyai anus, padahal dokter sebelumnya tidak memberi tahu
kondisi tersebut, diduga tidak pernah tahu perihal kondisibayi tanpa anus
bayi tersebut sempat di bawa ke RS y dioperasi untuk anus buatan, 2 hari
setelah itu nyawa si bayi tidak tertolong, pada dasarnya kasus ini
menyatakan bahwa adanya pelanggaran etik dan hukum.
3.2
BAB IV
KESIMPULAN
Menurut kelompok kami Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan
profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan
apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
Sedangkan hukum-hukum tentang pelanggaran kode etik kedokteran
tercantum pada UU Nomor 1 Tahun 1960 tentang Perubahan KUHP. Dengan
undang-undang ini ancaman pidana pada Pasal 359, 360, dan 188 diubah.
Adapun penyebab pelanggaran kode etik profesi antara lain. Pengaruh masih
lemahnya penegakan hukum di Indonesia, sehingga menyebabkan pelaku
pelanggaran kode etik profesi tidak merasa khawatir melakukan pelanggaran. Serta
tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat. Oleh karena itu sebagai
seorang dokter kita harus memahami betul tentang kode etik, hukum, dan
pelanggaran-pelanggarannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11