Anda di halaman 1dari 11

tugas

Metodologi Penelitian Akuntansi


PENGUKURAN VARIABEL

Kelompok 2 :
Iis Saphatul Awaliyah
Nurmalia
Hutami Fitriani
Saepi

5552100026
5552120333
5552120766
5552120304
Metodologi Penelitian Akuntansi

Metode Penelitian Variabel Pengukuran


A. Definisi dan Pengertian Variabel
Pengertian Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.(Sugiyono, 2007)
Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai berikut :
Hatch & Farhady (1981) Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang
lain.
Kerlinger (1973) Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan,pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan
gaji, produktivitas kerja, dll.
Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda
(different values). Dengan demikian, variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
Kidder (1981) Variable adalah suatu kualitas qualities) dimana peneliti mempelajari dan
menarik Bhisma Murti (1996) Variabel didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai
variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
Berdasarkan pengertian pengertian di atas, maka dapat dirumuskan definisi Variabel
Penelitian adalah Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
Dalam suatu penelitian, variabel perlu diklasifikasikan dan didefinisikan secara operasional
dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengumpulan dan
pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis
Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional yang
dibuat dapat berbentuk definisi operasional yang diukur, ataupun definisi operasional
eksperimental. Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklasifikasikan dan
2

diidentifikasi secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan
dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis. Dari keteranganketerangan di atas, maka dapat disimpulkan tiga buah pola dalam memberikan definisi
operasional dalam suatu variabel Ketiga pola tersebut adalah sebagai berikut:
1. Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi, yang harus
dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang
didefinisikan.
2. Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya
hal-hal yang didefinisikan.
3. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul.
Definisi operasional ditentukan berdasarkan Parameter yang dijadikan ukuran dalam
penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah Cara dimana variabel dapat diukur dan
ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam Definisi Operasional mencakup penjelasan
tentang :
1.
2.
3.
4.

Nama variabel
Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian.
Hasil Ukur / Kategori
Skala Pengukuran

B. Jenis jenis Variabel


dalam terminologi metodologi, dikenal beberapa macam variabel penelitian. berdasarkan
hubungan antara satu variabel dengan variabel maka macam macam variabel dalam
penelitian dapat dibedakan menjadi:
1. Variable Independen
Variable ini sering disebut sebagai variabel stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel
Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, atau variable Bebas.
Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel
Independen disebut juga sebagai Variabel Eksogen. Variabel Bebas adalah variabel
yangmempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
Dependen (terikat). Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi
variabel lain.
Contoh:Pengaruh Terapi Musik terhadap penurunan tingkat kecemasan

(variable independen / bebas)


2. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai Variabel

Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek,

Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung. Dalam SEM (Structural
Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga
sebagai Variabel Indogen, Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karenaadanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini
dipengaruhi oleh variable bebas/variabel independent.
Contoh:Pengaruh Terapi Musik terhadap penurunan tingkat kecemasan

(variable dependen / terikat)


3. Variable Moderator
Variabel

Moderator

adalah

variabelyang

mempengaruhi

(Memperkuat

dan

Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Variabel Moderator
disebut jugaVariabel Independen Kedua
Contoh hubungan Variabel Independen Moderator Dependen:
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akansemakin kuat bila peranan dosen dalam
menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila
peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar
Motivasi Belajar

Prestasi Belajar

(variable bebas)

(variable terikat)
Iklim Belajar
(Variable moderator)

4. Variable Interning
Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan an intervening variable is that factor that
theoreticallyaffect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate.
Variabel Intervening adalah Variabel yangsecara teoritim mempengaruhi hubungan antara
Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi TidakDapat Diamati danDiukur. Variabel ini
merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel
4

Terikat,sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau


timbulnya Variabel Terikat.
Contoh :Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap
umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yangberupa Gaya Hidupseseorang.
Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya
Lingkungan Tempat Tinggal. ebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnya Variabel Terikat.
Penghasilan

Gaya Hidup

Umur harapan hidup

(Variabel Bebas)

(Variabel Intervening)

(variable terkait)

BudayaLingkungan
(Variabel Moderator)
5. Variable Kontrol
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabelbebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factorluar yang tidak
diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai olehpeneliti dalam penelitian yang bersifat
membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh : Pengaruh Metode Pembelajaranterhadap Penguasaan Keterampilan Pertolongan
Persalinan Kala II. Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode
Ceramah & Metode Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama,
misalnya el (tingkat/semesternya sama),dari institusi yangsama. Dengan adanya Variabel
Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan
Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II dapat diketahui lebih pasti
Pendidikan SMA dan SMK
(variable independen)

keterampilan mengetik
(variable dependen)

Naskah, tempat, mesin tik sama


(variable control)

C. Dimensi Dan Elemen


Pengoperasionalan multidimensi konsep dari motivasi pencapaian
Seorang peneliti harus menyimpulkan motivasi dengan mengukur dimensi perilaku, fakta,
atau karakteristik yang kita harapkan untuk ditemukan pada orang dengan motivasi
berprestasi tinggi. Memang, tanpa mengukur dimensi, aspek, atau karakteristik, kita tidak
akan bisa sampai pada bottom-line pernyataan tentang hubungan antara gender dan motivasi
berprestasi. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah membangun abstrak melalui
tinjauan literature untuk menemukan apakah ada konsep pengukuran, baik melalui jurnal
ilmiah ataupun scale handbooks.
Elemen dan Dimensi
Mengoperasionalkan, atau secara operasional mendefinisikan sebuah konsep untuk
membuatnya bisa diukur, dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat
yang ditunjukkan oleh konsep. Hal tersebut kemudian diterjemahkan kedalam elemen yang
dapat diamati dan diukur sehinggan menghasilkan suatu indeks pengukuran konsep.
Elemen Dimensi 1
Kita dapat menjelaskan seseorang yang digerakkan oleh pekerjaan. Orang semacam itu akan
(1) bekerja sepanjang waktu, (2) enggan untuk tidak masuk kerja, dan (3) tekun, bahkan
dalam menghadapi sejumlah kemunduran. Tipe perilaku tersebut bisa diukur. Menelusuri
seberapa sering orang terus tekun melakukan pekerjaan meskipun diterpa kegagalan
merupakan refleksi ketekunan dalam mencapai tujuan. Ketekunan akan mendorong seseorang
untuk meneruskan usaha. Karena itu, ketekunan bisa diukur dengan jumlah kemunduran yang
orang alami dalam pekerjaan dan tetap melanjutkan pekerjaan tanpa terhalang oleh
kegagalan. Misalnya seorang akuntan mungkin menemukan bahwa ia tidak berhasil
menyeimbangkan saldo neraca. Ia menghabiskan waktu selama 1 jam berusaha mendeteksi
kesalaahn, gagl melakukanya, menyerah dan meninggalkan tempat kerja. Karyawan lain yang
berada dalam posisi serupa tetap sabar bekerja, menemukan kesalahan. Dalam hal ini, mudah
untuk menentukan siapa dari keduanya yang lebih tekun hanya dengan mengamatinya.
Dengan demikian, jika kita dapat mengukur berapa banyak jam per minggu yang
individu berikan untuk aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan, seberapa tekun meraka
dala menyelesaikan tugasa sehari-hari, serta berapa sering dan untuk alasan apa mereka tidak
masuk kerja, kita akan memiliki suatu ukuran yang menunjukkan sampai tingkat apa
karyawan digerakkan oleh pekerjaan. Variable ini, jika kemudian diukur, akan menempatkan
individu pada sebuah kontinum yang membentang dari mereka yang hidupnya diisi dengan
6

bekerja . ha; tersebut, kemudian akan member beberapa petunjuk mengenai tingkat motivasi
pencapaian mereka.
Elemen Dimensi 2
Tingkat ketidakinginan untuk bersantai dapat diukur dengan mengajukan pertanyaan seperti
(1) berapa sering Anda memikirkan pekerjaan ketika tidak sedang berda di tempat kerja? (2)
apa hobi Anda? dan (3) bagaimana anda menghabiskan waktu ketiak tidak ditempat kerja?
Mereka yang dapat bersantai akan menunjukkan bahwa bisanya tidak memikirkan pekrjaan
atau tempat kerja ketika dirumah. Jadi, kita bias menempatkan karyawan pada sebuah
kontinum yang membentang dari mereka yang sangat dapat bersantai ke yang sedikit
bersantai. Dimensi ini kemudian juga menjadi bias diukur.
Elemen Dimensi 3
Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak sabar terhadap orang yang tidak efektif dan
enggan bekerja dengan orang lain. Sementara orang bermotivasi pencapaian dalam organisasi
mungkin sangat tinggi dalam kecendurungan perilaku tersebut, tetapi begitu juga sebaliknya,
ada orang yang tidak seperti itu. Jadi , ketidaksabaran orang terhadap ketidakefektifan juga
bisa diukur dengan mengamati perilaku
Elemen Dimensi 4
Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang menantang bias diperoleh dengan
bertanya mengenai jenis pekerjaan yang mereka pilih. Preferensi karyawan terhadap jenis
pekerjaan yang berbeda kemudian dapat ditempatkan pada suatu kontinum yang
membentang dari yang memilih pekerjaan cukup rutin ke yang memilih pekerjaan dengan
tantangan yang kian sulit.mereka yang memiliki kadar tantangan sedang kemungkinan besar
lebih memiliki motivasi pencapaian disbanding yang memilih kadar tantangan yang lebih
besar atau kecil. Individu yang berorientasi pencapaian cenderung realistis dan memilih
pekerjaan yang tantangannya masuk akal dan dapat dicapai.
Elemen Dimensi 5
Mereka yang menginginkan umpan balik akan mencarinya dari atasa, rekan kerja, dan bahkan
terkadang dari bawahan. Mereka ingin mengetahui pendapat orang lain mengenain seberapa
baik kinerja mereka. Umpan balik, entah positif atau negatif, akan menunjukkan berapa
banyak pencapaian dan prestasi. Bila menerima pesan yang menyarankan perbaikan, mereka
akan bertindak sesuai dengan hal tersebut. Setelah mengoperasionalkan konsep motivasi
pencapaian dengan mereduksi level abstraknya menjadi perilaku yang dapat diamati, adalah
mungkin untuk melakukan pengukuran yang baik dan menelaah konsep motivasi pencapaian.
Kegunaannya adalah bahwa orang lain bisa menggunakan ukuran serupa, sehingga
7

memungkinkan pengulangan atau peniruan (replicability). Tetapi , perlu disadari bahwa


semua definisi operasional sangat mungkin (1) meniadakan beberapa dimensi dan elemen
penting yang terjadi karena kelalaian mengenali atau mengonsepkannya, dan (2) menyertakan
beberapa segi yang tidak relevan.

D. Skala Pengukuran
Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala Pengukuran, yaitu :
1. Skala Nominal
Skala Nominal adalah Suatu himpunan yangterdiri dari anggota anggota yang mempunyai
kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaandari anggota himpunan yang lain.
Misalnya:

Jenis Kelamin : dibedakan antara laki laki dan perempuan

Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang

Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B,AB

Ras dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.

Suku Bangsa : dptdibedakan dalam sukuJawa, Sunda, Batak dsb.

Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau Kesinambungan, tiap variasi
berdiri sendiri secara terpisah. Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori
satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain
ataukahkategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan tingkatan. Skala Ordinal
adalah Himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat atau jabatan. Skala
Ordinal adalah Kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat. Skala Ordinal adalah
Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yanglain tidak jelas,
sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih
rendah daripada nilai yang lain.
Contoh:

Tingkat Pendidikan dikategorikan SD, SMP, SMA, PT

Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah

Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikandalam Stadium I, II, dan III. Hal ini dapat
dikatakan bahwa : Stadium II lebihberat daripada Stadium I dan Stadium III lebih
berat daripada Stadium II. Tetapi kita tidak bisa menentukan secara pasti
besarnyaperbedaan keparahan itu.

Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu ragu, Tidak Setuju. Dsb.

3. Skala Interval
Skala Interval adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang lain
jelas, sehingga jarak atauintervalnya dapat dibandingkan. Dikatakan Skala Intervalbila jarak
atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui
secara pasti. Nilai variasi pada Skala Intervaljuga dapat dibandingkan seperti halnyapada
skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil..dsb); tetapi Nilai Mutlaknya tidak dapat
dibandingkan secara Matematis, olehkarena itu batas batas Variasi Nilai pada Skala Interval
bersifat ARBITER (ANGKA NOL-nya TIDAK Absolut).
Contoh:

Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360 Celcius jelas lebih panas
daripada suhu 240 Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360 Celcius 1
kali lebih panas daripada suhu 240 Celcius. Alasannya: Penentuan skala 00 Celcius
Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak Ada Suhu/Temperatur sama sekali).

Tingkat Kecerdasan,

Jarak, dsb.

4. Skala Ratio = Skala Perbandingan.


Skala RatioAdalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga variasi nilainya
memunyai batas yang tegas dan mutlak ( mempunyai nilai NOL ABSOLUT ).
Misalnya:

Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan180 Cm dapat dikatakan


mempunyai selisih60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini JUGA dapat
dikatakan Bahwa : tinggi badan 180 adalah 1 kali dari tinggi badan 120 Cm.

Denyut Nadi : Nilai 0 dalam denyutnadi dapat dikatakan Tidak Ada Sama Sekali
denyut nadinya.

Berat Badan
9

Daftar Pustaka

1. Indiantaro, Nur, Bambang Supomo.2001 Metode PenelitianBisnis Untuk Akuntansi


dan Manajemen Edisi1,Yogyakarta BPFE.Yogyakarta.
2. Purwanto,Erwan Agus,Dyah Ratih Sulistyastuti.2007. Metode Penelitian Kuantitatif
untuk Administrasi Publikdan Masalah masalah Sosial Edisi 1 Yogyakarta GAVA
MEDIA.
3. Bungin, BUrhan,2006.Metode Penelitian Kuantitatif Ekonomi,dan Kebijakan
Publikserta Ilmu ilmu Sosial Lainnya. Edisi 1 jakarta :kencana.
4. Umar, Husen.2007,Metode Penelitian untuk Skipsi dan Tes is Bisnin.jakart:PT.Raja
GrafindoPersada.

10

Anda mungkin juga menyukai