Kelompok 2 :
Iis Saphatul Awaliyah
Nurmalia
Hutami Fitriani
Saepi
5552100026
5552120333
5552120766
5552120304
Metodologi Penelitian Akuntansi
diidentifikasi secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan
dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis. Dari keteranganketerangan di atas, maka dapat disimpulkan tiga buah pola dalam memberikan definisi
operasional dalam suatu variabel Ketiga pola tersebut adalah sebagai berikut:
1. Definisi yang disusun atas dasar kegiatan lain yang terjadi, yang harus
dilakukan atau yang tidak dilakukan untuk memperoleh variabel yang
didefinisikan.
2. Definisi yang disusun berdasarkan bagaimana sifat serta cara beroperasinya
hal-hal yang didefinisikan.
3. Definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu muncul.
Definisi operasional ditentukan berdasarkan Parameter yang dijadikan ukuran dalam
penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah Cara dimana variabel dapat diukur dan
ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam Definisi Operasional mencakup penjelasan
tentang :
1.
2.
3.
4.
Nama variabel
Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian.
Hasil Ukur / Kategori
Skala Pengukuran
Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung. Dalam SEM (Structural
Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga
sebagai Variabel Indogen, Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karenaadanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini
dipengaruhi oleh variable bebas/variabel independent.
Contoh:Pengaruh Terapi Musik terhadap penurunan tingkat kecemasan
Moderator
adalah
variabelyang
mempengaruhi
(Memperkuat
dan
Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Variabel Moderator
disebut jugaVariabel Independen Kedua
Contoh hubungan Variabel Independen Moderator Dependen:
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akansemakin kuat bila peranan dosen dalam
menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila
peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar
Motivasi Belajar
Prestasi Belajar
(variable bebas)
(variable terikat)
Iklim Belajar
(Variable moderator)
4. Variable Interning
Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan an intervening variable is that factor that
theoreticallyaffect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate.
Variabel Intervening adalah Variabel yangsecara teoritim mempengaruhi hubungan antara
Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi TidakDapat Diamati danDiukur. Variabel ini
merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel
4
Gaya Hidup
(Variabel Bebas)
(Variabel Intervening)
(variable terkait)
BudayaLingkungan
(Variabel Moderator)
5. Variable Kontrol
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabelbebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factorluar yang tidak
diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai olehpeneliti dalam penelitian yang bersifat
membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh : Pengaruh Metode Pembelajaranterhadap Penguasaan Keterampilan Pertolongan
Persalinan Kala II. Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode
Ceramah & Metode Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama,
misalnya el (tingkat/semesternya sama),dari institusi yangsama. Dengan adanya Variabel
Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan
Keterampilan Pertolongan Persalinan Kala II dapat diketahui lebih pasti
Pendidikan SMA dan SMK
(variable independen)
keterampilan mengetik
(variable dependen)
bekerja . ha; tersebut, kemudian akan member beberapa petunjuk mengenai tingkat motivasi
pencapaian mereka.
Elemen Dimensi 2
Tingkat ketidakinginan untuk bersantai dapat diukur dengan mengajukan pertanyaan seperti
(1) berapa sering Anda memikirkan pekerjaan ketika tidak sedang berda di tempat kerja? (2)
apa hobi Anda? dan (3) bagaimana anda menghabiskan waktu ketiak tidak ditempat kerja?
Mereka yang dapat bersantai akan menunjukkan bahwa bisanya tidak memikirkan pekrjaan
atau tempat kerja ketika dirumah. Jadi, kita bias menempatkan karyawan pada sebuah
kontinum yang membentang dari mereka yang sangat dapat bersantai ke yang sedikit
bersantai. Dimensi ini kemudian juga menjadi bias diukur.
Elemen Dimensi 3
Individu dengan motivasi pencapaian tinggi tidak sabar terhadap orang yang tidak efektif dan
enggan bekerja dengan orang lain. Sementara orang bermotivasi pencapaian dalam organisasi
mungkin sangat tinggi dalam kecendurungan perilaku tersebut, tetapi begitu juga sebaliknya,
ada orang yang tidak seperti itu. Jadi , ketidaksabaran orang terhadap ketidakefektifan juga
bisa diukur dengan mengamati perilaku
Elemen Dimensi 4
Ukuran seberapa senang orang mencari pekerjaan yang menantang bias diperoleh dengan
bertanya mengenai jenis pekerjaan yang mereka pilih. Preferensi karyawan terhadap jenis
pekerjaan yang berbeda kemudian dapat ditempatkan pada suatu kontinum yang
membentang dari yang memilih pekerjaan cukup rutin ke yang memilih pekerjaan dengan
tantangan yang kian sulit.mereka yang memiliki kadar tantangan sedang kemungkinan besar
lebih memiliki motivasi pencapaian disbanding yang memilih kadar tantangan yang lebih
besar atau kecil. Individu yang berorientasi pencapaian cenderung realistis dan memilih
pekerjaan yang tantangannya masuk akal dan dapat dicapai.
Elemen Dimensi 5
Mereka yang menginginkan umpan balik akan mencarinya dari atasa, rekan kerja, dan bahkan
terkadang dari bawahan. Mereka ingin mengetahui pendapat orang lain mengenain seberapa
baik kinerja mereka. Umpan balik, entah positif atau negatif, akan menunjukkan berapa
banyak pencapaian dan prestasi. Bila menerima pesan yang menyarankan perbaikan, mereka
akan bertindak sesuai dengan hal tersebut. Setelah mengoperasionalkan konsep motivasi
pencapaian dengan mereduksi level abstraknya menjadi perilaku yang dapat diamati, adalah
mungkin untuk melakukan pengukuran yang baik dan menelaah konsep motivasi pencapaian.
Kegunaannya adalah bahwa orang lain bisa menggunakan ukuran serupa, sehingga
7
D. Skala Pengukuran
Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala Pengukuran, yaitu :
1. Skala Nominal
Skala Nominal adalah Suatu himpunan yangterdiri dari anggota anggota yang mempunyai
kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaandari anggota himpunan yang lain.
Misalnya:
Skala Nominal, Variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau Kesinambungan, tiap variasi
berdiri sendiri secara terpisah. Dalam Skala Nominal tidak dapat dipastikan apakah kategori
satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih rendah dari kategori yang lain
ataukahkategori itu lebih baik atau lebih buruk dari kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah skala variabel yang menunjukkan tingkatan tingkatan. Skala Ordinal
adalah Himpunan yang beranggotakan menurut rangking, urutan, pangkat atau jabatan. Skala
Ordinal adalah Kategori yang dapat diurutkan atau diberi peringkat. Skala Ordinal adalah
Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke variasi nilai yanglain tidak jelas,
sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih
rendah daripada nilai yang lain.
Contoh:
Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikandalam Stadium I, II, dan III. Hal ini dapat
dikatakan bahwa : Stadium II lebihberat daripada Stadium I dan Stadium III lebih
berat daripada Stadium II. Tetapi kita tidak bisa menentukan secara pasti
besarnyaperbedaan keparahan itu.
Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu ragu, Tidak Setuju. Dsb.
3. Skala Interval
Skala Interval adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu dengan yang lain
jelas, sehingga jarak atauintervalnya dapat dibandingkan. Dikatakan Skala Intervalbila jarak
atau perbedaan antara nilai pengamatan satu dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui
secara pasti. Nilai variasi pada Skala Intervaljuga dapat dibandingkan seperti halnyapada
skala ordinal (Lebih Besar, Sama, Lebih Kecil..dsb); tetapi Nilai Mutlaknya tidak dapat
dibandingkan secara Matematis, olehkarena itu batas batas Variasi Nilai pada Skala Interval
bersifat ARBITER (ANGKA NOL-nya TIDAK Absolut).
Contoh:
Temperature / Suhu Tubuh : sebagai skala interval, suhu 360 Celcius jelas lebih panas
daripada suhu 240 Celcius. Tetapi tidak bisa dikatakan bahwa suhu 360 Celcius 1
kali lebih panas daripada suhu 240 Celcius. Alasannya: Penentuan skala 00 Celcius
Tidak Absolut (=00Celcius tidak berarti Tidak Ada Suhu/Temperatur sama sekali).
Tingkat Kecerdasan,
Jarak, dsb.
Denyut Nadi : Nilai 0 dalam denyutnadi dapat dikatakan Tidak Ada Sama Sekali
denyut nadinya.
Berat Badan
9
Daftar Pustaka
10