MATON SEBAGAI
TANAMAN PENGHASIL MINYAK ATSIRI GOLONGAN
ALKOHOL (CARDAMOMI OIL)
DISUSUN OLEH :
SRI HARYANTI HARJAMI (201110410311123)
HASNA CIPTA SANIY
(201110410311066)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah
berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan
seluruh alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ELLETARIA
CARDAMOMUM L. MATON SEBAGAI TANAMAN PENGHASIL MINYAK
ATSIRI GOLONGAN ALKOHOL (CARDAMOMI OIL).
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena
itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen pengampu Mata
Kuliah Farmakognosi dan teman-teman yang telah membantu kami ,menyelesaikan makalah
ini. Meskipun isi dari makalah ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, namun kami
mencoba untuk memberikan inforrmasi dalam makalah ini dengan pembahasan secara
lengkap.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua
pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya
mulai dari sejak itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam untuk memenuhi
keperluan kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk mengatasi masalahmasalah kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan obat-obatan asal
bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alam
khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upayaupaya kesehatan masyarakat.
Tanaman obat merupakan segala jenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai khasiat
atau kegunaan sebagai obat, begitu pula Indonesia merupakan negara yang kaya dengan
tanaman obat. Salah satu diantaranya adalah kapulaga. Terdapat dua jenis kapulaga yang
biasa dikembangkan di Indonesia yaitu kapulaga sabrang (Elettaria cardamomum L) dan
kapulaga lokal (Amomum cardamomum L.).
Kapulaga merupakan salah satu komoditas tanaman obat yang memiliki perhatian
tersendiri. Banyak faktor yang mendukungnya. Bagian dari kapulaga yang digunakan
pada pembahasan makalah ini adalah bijinya sebagai sumber minyak kardamomum
(Cardamomum oil) yang merupakan Bahan Tanaman pengahasil minyak atsiri
golongan alcohol.
Minyak atsiri sendiri adalah suatu zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Salah
satu minyak atsiri adalah yang dihasilkan oleh biji kardamon (kapulaga). Minyak
kapulaga ini dapat diambil dari biji tanaman kapulaga dengan cara destilasi. Metode ini
adalah metode yang tepat mengingat bahwa minyak ini berasal dari biji-bijian. Minyak
atsiri sendiri disebut juga minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada
suhu kamar mudah menguap. Istilah esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau
dari tanaman asalnya.
Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun,
pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak
atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat,
serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk.
Isolasi minyak atsiri dapat dilakukan dengan berbagai macam metode seperti
penyulingan, pengepresan, ekstraksi dengan pelarut menguap, ekstraksi dengan lemak
padat. Namun, sebagian besar minyak atsiri diperoleh melalui metode penyulingan yang
dikenal juga dengan hidrodestilasi.
Elletaria cardamomum L. sendiri banyak dipakai ataupun dikonsumsi oleh masyarakat
sebagai bahan obat ataupun sebagai bumbu masak, namun dalam makalah ini kami akan
membahas kegunaanya sebagai bahan obat seperti sebagai obat batuk, karminatif ,
pembersih darah, penambah nafsu makan.Kebeeradaan buah Elettaria cardamomum L
disambut baik oleh para ahli pengobatan karena kandungan yang terdapat didalamnya
seperti mengandung terpineol, terpinil asetat, sineol, borneol, kamfer dan lainlainnya.
1.3. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tanaman Elletaria cardamomum L.
2. Mahasiswa mampu mengetahui ciri-ciri serta anatomi dari tanaman Elletaria
cardamomum L.
3. Mahasiswa mengetahui akan kandungan yang terdapat didalam tanaman ini serta
kegunaan tanaman Elletaria cardamomum L.
4. Mahasiswa dapat memahami pertumbuhan tanaman ini sampai tanaman ini siap untuk
dipanen dan dibuat menjadi bahan obat
5. Mahasiswa mampu memahami tahap-tahap ataupun metode yang digunakan untuk
mendapatkan kandungan dari tanaman Elletaria cardamomum L.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub divisio
: Angiospermae
Class
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Family
: Zingiberaceae
Genus
: Elettaria
Species
Sinonim
o Amomum kapulagaSprague
o Amomum compactum Solad ex Maton
o Amomum cardamomum Willd
o Amomum capulaga Spangue & Burk
o Alpinia striata Horst
o Cardamomum minum Rumph
o Elettaria major Smith
dan
berwarna
hijau
Tunggal,
tersebar, hijau tua, helai daun licin, berbulu, bentuk lanset, pangkal dan ujung
runcing, tepi daun rata, panjang 30-60 cm, lebar 10-12cm, menyirip, pendek.
Bunga : Bunga majemuk, bentuk mulai keluar dari pangkal batang, tangkai pipih,
panjang 20-30 cm, mahkota bunga berbagi, warna putih, kelopak bentuk corong,
halus, warna kuning, benang sari silindris, panjang 5-7 mm, warna
Buah: Buah buni, bentuk bulat lonjong, diameter 1-1,5 cm, warna putih. Biji bulat,
diameter 2-3 mm,
Biji: Kecil, warna coklat atau hitam, beraroma harum yang khas.
Akar: Serabut, putih kotor.
2.4.Kandungan Kimia
Kapulaga sabrang memiliki aroma bau sedap. Aroma sedap ini berasal dari
kandungan minyak atsiri pada kapulaga. Kandungan kimia dalam buahnya adalah minyak
asiri (sineolterpen dan terpineol), minyak lemak, pigmen, protein, selulosa, gula, pati,
silika, kalium oksalat, dan mineral. Komponen terbesar adalah pati, dan kulitnya
mengandung serat kasar (dapat mencapai 31 %) Kombinasi inilah yang membentuk
aroma khas kapulaga.
Biji, yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar, dapat dimanfaatkan
sebagai obat. Dalam dunia obat-obatan biji yang telah dikeringkan dinamakan semen
cardamomi. Selain bijinya, yang digunakan untuk obat adalah bagian akar, buah, dan
batangnya.
2.5.Kegunaan
Dari efek farmakologis dan hasil penelitian biji kapulaga terkenal sebagai Semen
cardomomi. Semen cardomomi memiliki efek atau khasiat seperti menggobati :
Menggobati batuk
kandungan yang ada dalam kapulaga tersebut dipercaya memiliki khasiat untuk
mengobati tenggorokan gatal-gatal dengan cara biji kapulaga dikunyah-kunyah
lalu ditelan airnya, bermanfaat untuk menyembuhkan gatal-gatal di kerongkongan,
biasanya terjadi akibat batuk,
Meringankan Sakit Rematik
Untuk meringankan sakit rematik, bisa menggunakan air rebusan dari semua
bagian tanaman. Hampir dari semua bagian batang, daun dan juga buah dari
kapulaga dapat digunakan sebagai herbal. Ketika badan lemas, air rebusan bagian
tanaman kapulaga dapat mengembalikan energi yang hilang dan di minum ketika
hangat dipercaya dapat untuk meringankan sakit rematik.
Bagus untuk Perut
Kandungan minyak atsiri yang terdapat pada biji kapulaga banyak dimanfaatkan
sebagai bahan obat tradisional salah satunya bagus untuk sakit perut, batuk, dan
juga sebagai peningkat stamina setelah melahirkan.
Bahan untuk Parfum atau Pewangi
Seperti yang kita ketahui, dari bijinya yang mengandung minyak atsiri, kapulaga
banyak dimanfaatkan dalam industri parfum dan bahan pewangi.
Mencegah tulang keropos
Kandungan yang terdapat pada Kapulaga yaitu sineol, terpineol, borneol, protein,
gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil
asetat, dan kersik sangat bagus untuk mencegah keropos tulang khususnya bagi
ibu-ibu yang menginjak masa tua.
Radang tenggorokan
Biji Kapulaga bisa kita buat ramuan dimana bagus untuk mengobatai radang
tenggorokan. Untuk membuatnya silahkan ambil 10 buah kapulaga dan sedikit
rimpang kunyit. Tumbuk kedua bahan tersebut tapi jangan sampai terlalu lembut.
Seduh ramuan kapulaga dan rimpang kunyit tesebut dengan air panas. Saring dan
minum 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Beberapa pabrik bumbu juga mengekstrakkan minyak atsiri dari biji kapulaga menjadi oil of
cardamom yang kemudian dikemas dalam botol. Dalam bentuk minyak ini pula, kapulaga
dipakai untuk menyedapkan soft drink dan es krim Amerika di pabriknya.
Penanaman
Penanaman kapulaga sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Dengan demikian,
pada pertumbuhan awal tanaman tidak kekurangan air dan tidak terkena cahaya matahari
yang terlalu panas. Tanah pada lubang tanam diusahakan gembur dan dengan aerasi yang
baik sehingga setek yang ditanam tidak terendam air.
Penanaman setek ke dalam lubang tanam dilakukan sampai batas rimpang dan tunas
yang telah tumbuh tertimbun tanah setinggi 2-3 cm akan mempercepat pertumbuhannya.
Penanaman setek yang terlalu dalam atau lebih dari 5 cm akan menghambat keluarnya tunas
dari rimpang. Sebaliknya penanaman yang terlalu dangkal akan memudahkan tanaman rebah.
Dalam satu lubang ditanam 2-4 setek sehingga populasi tanaman antara 2500-5000
rumpun/ha. Jarak tanam yang diterapkan petani, yaitu 1 m x 1 m, 1 m x 1,5 m, dan 1 m x 2 m.
Pemeliharaan Tanaman
Tanaman yang mati dan pertumbuhannya tidak normal sebaiknya dicabut dan diganti
dengan bibit yang baik. Sementara penyiangan gulma dilakukan 2-3 bulan sekali atau
tergantung dari tingkat pertumbuhan gulma, pada tahap penyuburan juga diberi pupuk
kandang, pupuk buatan juga diberikan dengan. Pemberian pupuk buatan dilakukan dua kali,
yaitu pada awal musim hujan sebanyak mempertahankan kelembaban tanah di sekitar
perakaran diperlukan mulsa jerami atau serasah, terutama pada musim kemarau.
Pemangkasan pohon pelindung yang terlalu rimbun dilakukan secara teratur 3 atau 6 bulan
sekali, tergantung dari rimbunnya pohon pelindung.
Batang tua yang telah mati dipangkas dan ini biasanya terjadi pada tanaman yang telah
membentuk rumpun penuh. Tanah disekitar rumpun digemburkan untuk memperbaiki aerasi
tanah di daerah perakaran sehingga strukturnya menjadi gembur.
Pada umumnya tanaman kapulaga yang berada di bawah pohon naungan yang cukup
rapat kurang atau jarang terserang hama dan penyakit. Kadang-kadang kapulaga diserang
pula oleh kutu daun, ulat pemakan daun, penggerek akar, penggerek batang serta rayap.
Sedangkan penyakit yang ditemukan adalah penyakit mosaik, busuk daun, busuk akar dan
penyakit layu bakteri.
dilakukan dengan tanda-tanda sisa-sisa perhiasan bunga yang terdapat pada bagian ujung
karangan bunga mulai rontok.
Sebaiknya buah dipanen sebelum masak sempurna karena bila biji telah masak biasanya
akan pecah pada waktu dikeringkan dan warnanya menjadi kurang baik. Waktu panen yang
tepat adalah jika buah sudah berwarna hijau kekuning-kuningan. Cara panen yaitu dengan
memotong karangan bunga dibawah dompolan buah.
Setelah pemanenan buah dapat dijemur langsung dengan sinar matahari sampai kering
dan kadar airnya mencapai 10-12 %. Buah kering dimasukkan ke dalam karung atau kantong
plastik dan diikat atau ditutup rapat. Penyimpanan dilakukan di tempat yang kering.
SORTASI
DICUCI BERSIH
DIKERINGKAN
DIKERINGKAN
5. Pengecilan Ukuran
pengecilan ukuran bisa dilakukan dengan penggilingan atau menggunakan blender, tujuannya
adalah untuk memperluas permukaan kontak produk. Sehingga proses distilasi nantinya bisa
lebih cepat.
6. Penyimpanan
Distilasi minyak atsiri (menggunakan pelarut ethanol) Sebanyak 50 g serbuk ditambah 100
ml pelarut metanol absolut dimasukkan dalam labu didih dan dipanaskan selama 6 jam pada
suhu 80C. Hasil distilasi ditampung dalam labu erlenmeyer. Minyak atsiri yang tertampung
dipisahkan dari pelarut dengan cara dipanaskan pada suhu 80C. Minyak atsiri yang diperoleh
disimpan dalam botol gelap, ditutup rapat dengan alumunium foil dan disimpan pada suhu
4C.
Serbuk biji dan buah kapulaga
Ditambahkan pelarut ethanol dengan
perbandinganserbuk dan ethanol 1 : 2
Dipanaskan selama 6 jam pada
suhu 80C
o
C (distilasi)
Hasil distilasi ditampung
Proses pembuatan minyak atsiri dari tanaman kapulaga adalah dengan memanfaatkan
serbuk biji dan buah kapulaga kering. Tujuan penggunaan bahan dalam bentuk serbuk adalah
untuk memperluas permukaan kontak bahandengan pelarut ataupun dengan panas untuk
mempercepat proses keluarnya minyak atsiri dalam bahan tersebut. Kedua bahan ini
selanjutnya dilarutkan dalam pelarut organik, biasanya menggunakan ethanol, dengan
perbanding anantara ethanol dan serbuk kapulaga kering sebanyak 2:1.
Tahap berikutnya larutan didistilasikan pada suhu 80C, pada kondisi ini ethanol yang
telah bercampur dengan serbuk kapulaga akan menguap pada suhu tersebut. Dan hasil
distilasi tersebut ditampung dalam wadah, untuk selanjutnya dilakukan pemisahan komponen
pelarut dengan minyak atsiri dengan cara pemanasan lagi pada suhu80C atau bisa juga
dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu yang sama. Sehingga akhirnya diperoleh
minyak atsiri kapulaga murni yang bisa dimanfaatkan untuk pengolahan lebih lanjut.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kapulaga
http://mugocatur.blogspot.com/2010/05/elettaria-cardamomum-maton.html
http://irbmevonnovembri.blogspot.com/2009/06/eksktrasi-minyak-kardamonkapulaga.html
http://irbmevonnovembri.blogspot.com/2009/06/eksktrasi-minyak-kardamonkapulaga.html
obat-net.blogspot.com/2013/05/obat-kuat-tradisional-manfaat-kapulaga.html
http://www.aromaweb.com/essential-oils/cardamom-oil.asp
https://www.mountainroseherbs.com/products/cardamom-essential-oil/profile
http://www.ehow.com/how_4841257_do-essential-oil-extraction-home.html