030.06.009
030.07.004
ADHY HERMAWAN
030.07.026
030.07.046
BUDI SOENARTO
030.07.083
ERIKA PRATAMI
030.07.107
HERNITA PERLYANI
030.07.143
LIMA HALIMAH
030.07.163
MEIRINA RAHMADINI
030.07.187
NINA SANIA
030.07.225
RIZKY PERDANA
030.07.245
SIRIN NAMIRAH
030.07.270
030.07.301
M. HAFIZ B SALEHUDDIN
030.07.321
030.07.342
KASUS BEDAH
SESI 2
Kamis, 10 Juni 2010
Jam : 13.00 15.00
Seorang wanita umur 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan ada benjolan sebesar telur puyuh
di punggung sebelah kiri. Benjolan tersebut telah diketahui sejak 3 tahun yang lalu dan saat ini
lebih membesar. Kulit di atas benjolan melekat dan di permukaan benjolan terdapat titik
kehitaman.
Pertanyaan :
1.
2.
3.
4.
5.
LAPORAN
HASIL DISKUSI II
Pembahasan Kasus
I.
II.
Identitas
Nama
Usia
Pekerjaan
Alamat
: Ny. X
: 30 Tahun
: : -
Anamnesis
Keluhan Utama :
Terdapat bejolan sebesar telur puyuh di punggung sebelah kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
Benjolan tersebut telah diketahui sejak 3 tahun yang lalu dan saat ini lebih
membesar
Kulit di atas benjolan melekat dan di permukaan benjolan terdapat titik kehitaman
Anamnesis Tambahan :
Apakah disertai keluhan lain, seperti nyeri? (baik dengan penekanan atau tidak ?)
Apakah terdapat benjolan lain pada lokasi tubuh yang berbeda?
Pengobatan atau tindakan yang pernah dilakukan sebelumnya?
III.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Status Lokalis :
- Tanda-tanda peradangan ( tumor, kalor, dolor, rubor, fungsiolaesa )
- Bentuk lesi
- Penyebaran atau lokalisasi ( soliter atau multiple )
- Batas
- Ukuran
- Konsistensi ( padat, lunak, keras )
Dilakukan test fluktuasi dan transiluminasi, untuk memeriksa kemungkinan benjolan
tersebut berisi cairan atau bahan setengah cair yang mengindikasikan bahwa benjolan
tersebut addalah kista.
IV.
Diagnosis
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada kasus di atas, kemungkinan diagnosis
pada pasien adalah Kista Sebasea ( Ateroma ), dengan dasar pada pemeriksaan fisik
ditemukan :
bejolan di punggung sebelah kiri
V.
Diagnosis Banding
Kista Dermoid
Merupakan kelainan bawaan yang timbul di daerah fusi embrional kulit ( pada
sambungan tulang )
Lokasi : umumnya terdapat di daerah muka terutama di dahi, sudut luar mata,
pangkal hidung, abdomen, ovarium, punggung, dan perineum
Konsistensi : kenyal, berisi cairan seperti minyak, dan mungkin mengandung
unsure apendiks kulit seperti rambut
Bebas dari kulit di atasnya
Kista Epidermoid
Patofisiologi : berasal sel epidermis yang masuk ke jaringan subkutis akibat
trauma tajam, kemudian sel-sel tersebut berkembang membentuk kista dengan
dinding putih tebal, berisi massa seperti bubur, yaitu hasil keratinisasi.
Lokasi : daerah yang epidermisnya tebal dan sering mengalami trauma seperti,
telapak kaki dan telapak tangan
Lipoma
Merupakan tumor jinak jaringan lemak ( adipose ), berukuran kecil (biasanya <5 cm),
slow-growing, tidak nyeri, konsisternsinya kenyal, terbungkus kapsul tipis dan dapat
digerakan dari dasar. Paling sering ditemukan di jaringan subkutan. Dapat menyerang
semua usia, terutama usia 40-60 tahun.
Lokasi : bahu, punggung, bokong
Penyebaran : dapat multiptel atau soliter
Penyebab: beberapa penelitian menyatakan lipoma merupakan penyakit herediter
yang menyerang orang-orang yang memiliki gen HMG I-C. Selain itu dikatakan
juga bahwa trauma ringan dapat mencetuskan terjadinya lipoma yang disebut
post traumatic lipoma
Kista Ateroma
Kista Dermoid
Lipoma
Epidermoid
Epitel epidermis
Jaringan
Struktur Asal
Kelenjar
Titik di
Sebasea
Pungta
lemak
-
Puncak
Kulit di
Tipis
Biasa
Biasa
Biasa
Puncak
Dinding Kista
Rapuh
Liat
Tebal, tidak
Tipis
Sebum, berbau
terlalu rapuh
Minyak, campur Keratin putih
Jaringan
asam
bahan berwarna
tidak berbau
lemak
Ya
putih
Tidak
Tidak
Ya
Isi
Bebas dari
Ectoderm
Kista
Dasar
VI.
Penatalaksanaan pasien
Ekstirpasi : Suatu tindakan mengangkat massa tumor yang terletak dibawah kulit.
VII.
Bahan rutin :
- Duk berlubang ( steril )
- Sarung tangan
- Tuffer secukupnya
- Cairan antiseptic
- Benang Silk dan plain catgut
- Kasa steril
Anestesi :
- Lidokain 0,5 - 1 %
Instrumen :
- Nald voeder
- Klem arteri pean
- Klem kocher
- Klem mosquito
- Klem Babcock
- Pinset Chirurgis
- Pinset anatomis
- Retraktor Lengenbeck
- Gunting diseksi bengkok dan lurus
- Gunting benang
- Gagang pisau no 3 dan mata pisau
- Jarum jahit kulit
- Spuit 5 cc
VIII.
Cara cara sterilisasi :
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu :
1. Pemanasan
Tanpa tekanan :
- Pemanasan Basah
Pemanasan dilakukan dengan cara merebus dalam air mendidih dengan temperature
menggunakan oven pada suhu 170 C ( 160 180 C ) dalam waktu 1-2 jam.
Flamber
Dilakukan dengan membakar alat dengan spiritus atau alcohol 96%. Bahan bakar
menit.
2. Kimiawi
Cara sterilisasi dilakukan dengan menggunakan tablet formalin, gas etilen oksida, dan
larutan antiseptik.
3. Radiasi
Sterilisasi dengan menggunakan sinar X atau sinar ultraviolet.
IX.
1.
2.
3.
4.
Tehnik ekstirpasi
Lakukan tindakan asepsis atau antisepsis.
Batasi lapangan operasi dengan duk steril.
Lakukan anestesi infiltrasi dengan zat anestesi lokal.
Lalu lakukan insisi sesuai dengan besar tumor dan lokalisasinya. Arah insisi
disesuaikan dengan garis lipatan kulit ( Garis Langer ). Pada tumor yang besar insisi
Follow Up Pasien
Pasien disuruh untuk melakukan control kembali setelah 3 hari pasca tindakan
ekstirpasi untuk melihat adakah kelainan/komplikasi yang terjadi akibat tindakan.
Apabila tidak terdapat kelainan/komplikasi, 7 hari pasca tindakan ekstirpasi jahitan
dapat dibuka.
XI.
Infeksi
Hematom
Rekurensi
DAFTAR PUSTAKA
1. De Jong, Wim. Bab 23: Kulit. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nd ed. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta; 2004, 320-323.
2. Lipoma. Available at
http://www.mayoclinic.com/health/lipoma/DS00634/DSECTION=risk-factors .
Accessed on June 10th, 2010.
3. Djuanda, Prof. DR. Dr. Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ke-5. Bab 2:
Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima. Balai Penerbit FKUI. Jakarta; 2007.