Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TEORI PENDUKUNG
Bab ini akan membahas beberapa teori yang mendukung penulisan makalah
seminar tentang pelabelan total (a,d) sisi- antiajaib super pada graf Bintang dan graf
Prisma meliputi fungsi, barisan aritmatika, pengertian dasar dan terminologi graf,
graf sederhana dan kelas graf sederhana, serta pelabelan graf terutama pelabelan total
(a,d) sisi- antiajaib dan pelabelan total (a,d) sisi- antiajaib-super.

2.1 Fungsi
2.1.1 Definisi Fungsi
Definisi 2.1.1 Fungsi
Sebuah fungsi f adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap obyek x
dalam satu himpunan yang disebut daerah asal, dengan sebuah nilai unik f x dari
himpunan kedua. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah
hasil (jelajah) fungsi tersebut.
(Purcell & Varberg, 1987: 48)
Misalkan f mengambil bilangan asli x dan mengkuadratkannya sehingga
menghasilkan bilangan asli x 2 , fungsi

mempunyai sebuah rumus yang

2
memberikan aturan padanan, yaitu f x x .

2.1.2 Jenis- Jenis Fungsi


Dalam matematika terdapat beberapa jenis fungsi tergantung pada bagaimana
fungsi tersebut didefinisikan. Beberapa jenis fungsi yang menunjang dalam makalah
ini dan tidak asing antara lain fungsi injektif, fungsi surjektif, fungsi bijektif, fungsi
konstan, fungsi linier, fungsi floor, dan fungsi ceiling. Berikut definisi dari fungsifungsi tersebut:

Definisi 2.1.2 Fungsi Injektif


5

6
Fungsi f dikatakan satu satu atau injektif jika tidak ada dua elemen himpunan A
yang memiliki bayangan sama. Dengan kata lain, jika a dan b adalah anggota
himpunan A , maka f (a) tidak sama dengan f (b) bilamana a tidak sama dengan b .
Jika f (a) f (b) maka implikasinya adalah a b .
(Munir, 2005: 131)
Secara matematis, f : A B disebut fungsi injektif dapat ditulis sebagai
pernyataan berikut;
i. jika untuk setiap x, y A, f ( x) f ( y) maka x y ,atau
ii. jika untuk setiap x, y A, x y maka f ( x) f ( y) .

Definisi 2.1.3 Fungsi Surjektif


Fungsi f dikatakan pada atau surjektif jika setiap elemen himpunan B merupakan
bayangan dari satu atau lebih elemen himpunan A . Dengan kata lain seluruh elemen

B merupakan jelajah dari f . Fungsi f disebut fungsi pada himpunan B .


(Munir, 2005: 132)
Definisi 2.1.4 Fungsi Bijektif
Fungsi f dikatakan berkorespondensi satu- satu atau bijektif jika ia sekaligus
surjektif dan injektif.
(Munir, 2005: 133)
Definisi 2.1.5 Fungsi Konstan
Misalkan f : A B . Fungsi f disebut fungsi konstan jika setiap anggota A
dipetakan ke satu anggota B yang sama. Jadi untuk x A dan c B maka
f ( x) c ( c konstan).

(Kustiawan, 2014)
Definisi 2.1.6 Fungsi Linier
Fungsi yang memiliki bentuk y kx b dengan ide utamanya adalah kenaikkan
nilai variabel

sebanding dengan kenaikkan nilai fungsi

yang dapat

direpresentasikan dalam grafik berbentuk garis lurus. Selanjutnya, fungsi linier


dalam n variabel x1 , x 2 ,..., x n adalah fungsi yang memiliki bentuk sebagai berikut:

7
f ( x) a1 x1 a 2 x 2 ... a n x n a

(www.encyclopediaofmath.org)
Definisi 2.1.7 Fungsi Floor dan Ceiling
Fungsi Floor adalah fungsi yang memadankan suatu bilangan real x ke bilangan
bulat terbesar yang lebih kecil atau sama dengan x . Notasi modern untuk fungsi ini
adalah x . Sedangkan fungsi ceiling dilambangkan x dengan menyatakan
bilangan bulat terkecil yang lebih besar atau sama dengan x .
(www.encyclopediaofmath.org)

2.2 Barisan Aritmatika


Definisi 2.2. Barisan Aritmatika
Barisan U 1 , U 2 , U 3 ,..., U n disebut barisan aritmatika jika U n U n 1 konstan, dengan
n 2,3,4,.... Konstanta pada barisan aritmatika disebut beda dari barisan, dinotasikan

dengan b dan U 1 sering dinotasikan dengan a .


(Jaya, 2010)
Rumus umum unsur ke- n suatu barisan aritmatika dengan unsur pertama a
dan beda b adalah

U n a (n 1)b

(2.1)

Namun dalam makalah ini digunakan simbol d untuk beda yang berasal dari huruf
pertama kata distance.

2.3 Graf
2.3.1 Pengertian Dasar Graf
Definisi 2.3.1 Graf
Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V , E ) , ditulis dengan notasi
G (V , E ) , yang dalam hal ini V adalah himpunan tidak-kosong dari simpul-

simpul (vertices atau node) dan E adalah himpunan sisi (edges atau arcs) yang
menghubungkan sepasang simpul.
(Munir, 2005: 354)

8
Pada gambar 2.1, himpunan simpul dan sisi pada graf G1 masing- masing
adalah V v1 , v 2 , v3 , v 4 , v5 dan E e1 , e2 , e3 , e4 , e5 , e6 , e7 . Banyaknya simpul
adalah V 5 dan banyaknya sisi adalah E 7 .

Gambar 2.1 Graf G1

2.3.2 Terminologi Graf


Definisi 2.3.2.1 Bertetangga (Adjacent)
Dua buah simpul pada graf tak-berarah G dikatakan bertetangga bila keduanya
terhubung langsung dengan sebuah sisi. Dengan kata lain, u bertetangga dengan v
jika (u , v) adalah sebuah sisi pada graf G .
(Munir, 2005: 365)
Definisi 2.3.2.2 Bersisian (Incident)
Untuk sembarang sisi e uv , sisi e dikatakan bersisian dengan simpul u dan
simpul v .
(Munir, 2005: 365)
Pada Gambar 2.1, titik v1 bertetangga dengan titik v 2 dan titik v 5 , tetapi tidak
bertetangga dengan titik v 3 . Selanjutnya sisi e1 bersisian dengan titik v1 dan titik v 2 .
Definisi 2.3.2.3 Derajat (Degree)
Derajat suatu simpul pada graf tak-berarah adalah jumlah sisi yang bersisian dengan
simpul tersebut.
(Munir, 2005: 366)
Pada gambar 2.1 derajat dari v1 , v 2 , v 3 , v 4 , dan v 5 berturut- turut adalah
deg(v1 ) 2 , deg(v 2 ) 2 , deg(v3 ) 3 , deg(v 4 ) 3 , dan deg(v5 ) 4 .

9
Definisi 2.3.2.4 Lintasan (Path) dan Sikel (Cycle)
Lintasan yang panjangnya n dari simpul awal v 0 ke simpul tujuan v n di dalam graf

G ialah barisan berselang- seling simpul- simpul dan sisi- sisi yang berbentuk

v0 , e1 , v1 , e2 ,..., vn 1 , en , vn sedemikian sehingga e1 v0v1 , e2 v1v2 , ..., en vn vn 1


adalah sisi- sisi dari graf G . Sedangkan Sikel (cycle) adalah lintasan yang berawal
dan berakhir pada titik yang sama, tetapi titik internalnya berbeda.
(Munir, 2005: 369-370)
Dari gambar 2.2 v1e1v 2 e4 v 4 merupakan lintasan, v 2 e3 v3 e5 v 4 e4 v 2 merupakan
sikel, sedangkan v 2 e3 v3 e5 v 4 e6 v 4 e4 v 2 bukan merupakan sikel karena v 4 dilalui dua
kali.

Gambar 2.2 Graf G 2


Definisi 2.1.2 Loop dan Multiple Edges
Sebuah sisi dalam graf G yang menghubungkan sebuah titik v dengan dirinya
sendiri disebut loop. Dalam suatu graf, apabila terdapat lebih dari satu sisi yang
menghubungkan dua titik yang sama, maka sisi- sisi tersebut disebut multiple edge.
(Budayasa, 2001: 79)
Berikut ini merupakan contoh dari graf yang mengandung loop dan multiple
edge.

Gambar 2.3 Graf G 3

10
Pada gambar 2.3, graf G 3 memiliki multiple edge yakni sisi e 4 dan sisi e 5 serta
memiliki loop yakni sisi e 2 .
Graf dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa sudut pandang antara lain
berdasarkan ada tidaknya sisi ganda atau sisi kalang, berdasarkan jumlah simpul,
atau berdasarkan orientasi arah pada sisi. Berdasarkan ada tidaknya gelang atau sisi
ganda pada suatu graf, secara umum graf dapat digolongkan menjadi graf sederhana
(simple graph) dan graf tak-sederhana (unsimple graph). Sedangkan berdasarkan
orientasi arah pada sisi, graf dapat digolongkan menjadi graf tak-berarah (undirected
graph) dan graf berararh (directed graph atau digraph).

2.3.3 Graf Sederhana


Definisi 2.3.3.1 Graf Sederhana dan Graf Tak-Sederhana
Graf yang tidak mengandung loop maupun multiple edge dinamakan graf sederhana.
Sedangkan graf yang mengandung loop atau multiple edge dinamakan graf taksederhana.
(Munir, 2005: 357- 358)
Pada Gambar 2.4 diberikan contoh graf sederhana dan graf tak-sedrhana.

(a)

(b)

Gambar 2.4 (a) Graf Sederhana G 4 dan (b) Graf Tak-Sederhana G 5


Definisi 2.3.3.2 Graf Tak-Berarah dan Graf Berarah
Graf yang sisinya tidak mempunyai orientasi arah disebut graf tak-berarah sedangkan
graf berarah ialah graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah.
(Munir, 2005: 358)

11
2.3.4 Kelas Graf Sederhana
Terdapat berbagai kelas graf yang merupakan graf sederhana yang diperoleh dari
mengkombinasikan graf- graf sederhana lainnya beberapa diantaranya adalah graf
lingkaran, graf bintang, dan graf prisma.

2.3.4.1 Graf Lintasan


Definisi 2.3.4.1 Graf Lintasan
Sebuah lintasan u , v adalah sebuah jalur dengan simpul awal u dan simpul akhir v
yang berderajat 1 dan yang lainnya disebut simpul dalam (internal vertices) yang
berderajat 2.
(West, 2001)

Gambar 2.5 (a) Graf Lintasan P2 (b) Graf Lintasan P3


Graf lintasan dengan simpul secara umum dilambangkan dengan Pn . Pada
gambar 2.5 diberikan contoh graf lintasan (a) graf lintasan P2 dengan simpul awal

v 0 dan simpul akhir v 1 sedangkan (b) graf lintasan P3 dengan simpul awal u 0 dan
simpul akhir u 2 .

2.3.4.2 Graf Lingkaran


Definisi 2.3.4.2 Graf Lingkaran
Graf lingkaran adalah graf sederhana yang setiap simpulnya berderajat dua. Graf
lingkaran dengan simpul n dilambangkan dengan C n .
(Munir, 2005: 377)

12
Berdasarkan definisi tersebut dapat ditentukan batas n agar C n merupakan graf
lingkaran yakni haruslah n 3 . Gambar 2.6 merupakan contoh dari graf lingkaran.

Gambar 2.6 Graf Lingkaran C 6

2.3.4.3 Graf Bintang


Definis 2.3.4.3.1 Graf Bipartit dan Graf Bipartit Lengkap
Sebuah graf disebut graf bipartit jika graf tersebut memiliki himpunan simpulsimpul yang dapat dipartisi menjadi dua sub himpunan X dan Y sehingga setiap sisi
pada graf tersebut terbentuk dari satu simpul pada X dan satu simpul pada Y ;
sehingga partisi ( X , Y ) disebut bipartisi dari graf tersebut sedangkan X dan Y
disebut partisi. Sedangkan graf bipartit

lengkap adalah sebuah graf bipartit

sederhana dengan setiap simpul dalam X bertetangga dengan setiap simpul dalam

Y.
(Bondy & Murty, 2008)
Graf bipartit dan graf bipartit lengkap dicontohkan Gambar 2.7 berikut.

Gambar 2.7 (a) Graf Bipartit (b) Graf Bipartit Lengkap

13
Definisi 2.3.4.3.2 Graf Bintang
Graf bintang merupakan graf bipartit lengkap K[ X , Y ] dengan | X | 1 atau | Y | 1 .
(Bondy & Murty, 2008)
Graf bipartit diseimbolkan dengan G[ X , Y ] , | X | s dan | Y | t . Sedangkan
graf bipartit lengkap dengan K[ X ,Y ] , | X | s dan | Y | t atau dilambangkan
sebagai K s ,t . Oleh karena itu graf Bintang dapat dilambangkan K 1,t atau K s ,1 .
Simpul yang hanya berjumlah satu pada partisi X atau Y dijadikan sebagai simpul
pusat sehingga untuk suatu n 1 , K 1, n dan K n ,1 disebut dengan graf Bintang S n .
Pada Gambar 2.8 diberikan contoh graf Bintang.

Gambar 2.8 Graf Bintang S 6

2.3.4.4 Graf Prisma


Ada banyak cara dalam mengkombinasikan graf- graf untuk memperoleh graf
baru. Diantaranya adalah dengan mendefinisikan operasi- operasi biner pada graf
tersebut. Operasi biner pada graf yang akan digunakan dalam makalah ini adalah
produk kartesius (Cartesian Product).

Definisi 2.3.4.4.1 Produk Kartesius (Cartesian Product)


Produk kartesius dari graf G1 dan G2 ditulis graf G G1 G2 adalah sebuah graf
dengan himpunan simpul V (G) V (G1 ) V (G2 ) dengan dua simpul (u1 , u 2 ) dan
(v1 , v 2 ) pada G adalah bertetangga jika dan hanya jika u1 v1 dan u2v2 E (G2 )

atau u 2 v 2 dan u1v1 E (G1 ) .

14
(Chartrand & Lesniak, 1986)
Misal diberikan graf C 3 dan P2 , produk kartesius dari graf C 3 dan P2
diperlihatkan pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9 (a) Graf P2 (b) Graf C 3 (c) Graf C 3 P2


Definisi 2.3.4.4.2 Definisi Graf Prisma
Graf prisma umum didefinisikan sebagai produk kartesius dari sebuah graf lingkaran
dengan m simpul dengan sebuah graf

lintasan dengan n simpul, dinotasikan

dengan C m Pn .
(Baca dan Miller, 2008)
Karena C m merupakan graf lingkaran sehingga m 3 dan karena Pn
merupakan graf lintasan sehingga n 2 dan dalam makalah ini yang digunakan
adalah graf Prisma sehingga n 2 . Pada Gambar 2.10 diperlihatkan contoh graf
Prisma.

15
Gambar 2.10 (a) Graf Prisma C 5 P2 (b) Graf Prisma C 6 P2
Dalam makalah ini simpul- simpul pada graf prisma dibedakan menjadi simpulsimpul bagian luar dan simpul- simpul bagian dalam. Pada Gambar 2.9a, graf Prisma

C 5 P2 memiliki simpul- simpul bagian luar, yakni v1,1 ; v 2,1 ; v 3,1 ; v 4,1 ; v 5,1 dan simpulsimpul bagian dalamnya, yakni v1, 2 ; v 2, 2 ; v 3, 2 ; v 4, 2 ; v 5, 2 .

2.4 Pelabelan Graf


Menurut Baca dan Miller (2008), pelabelan adalah pemetaan bijektif yang
memetakan himpunan simpul- simpul dan atau himpunan sisi- sisi suatu graf ke
himpunan bilangan (biasanya bilangan bulat) yang disebut label.

Definisi 2.4.1 Jenis Pelabelan Berdasarkan Domainnya


Jika domain dari suatu pemetaan berupa himpunan simpul maka pelabelan tersebut
dinamakan pelabelan simpul (vertex labeling) dan jika domainnya adalah himpunan
sisi maka pelabelannya dinamakan pelabelan sisi (edge labeling). Sedangkan
pelabelan total (total labeling) yaitu pelabelan yang terjadi jika domainnya
merupakan penggabungan dari himpunan simpul dan himpunan sisi.
(Wallis, 2001)
Seperti contoh pada Gambar 2.11 Graf G 6 merupakan hasil dari pelabelan
simpul, Gambar G 7 merupakan hasil dari pelabelan sisi, sedangkan Gambar G8
adalah hasil dari pelabelan total.

16
Gambar 2.11 (a) Graf G 6 (b) Graf G 7 (c) Graf G8

Definisi 2.4.2 Definisi Bobot Sisi dan Bobot Simpul


Misalkan terdapat pelabelan pada suatu graf. Bobot simpul x di bawah pelabelan

adalah
W ( x) ( x) ( xy)
y~ x

dan bobot sisi xy adalah

W ( xy ) ( x) ( xy ) ( y )
(Wallis, 2001)
Misalkan terdapat graf G dengan V himpunan simpul graf G dimana V n dan

E himpunan sisi graf G di mana E e . Berikut ini diberikan definisi pelabelan


total sisi antiajaib dan pelabelan total sisi antiajaib super;

Definisi 2.4.3 Pelabelan Total Sisi Antiajaib


Suatu pemetaan bijektif f : V E 1,2,..., n e disebut pelabelan total (a, d ) sisi- anti ajaib pada graf G G(V , E ) jika himpunan bobot sisi dari semua sisi di G
adalah a, a d , a 2d ,..., a(e 1)d untuk suatu bilangan bulat positif a dan d .
(Sugeng, 2005)
Definisi 2.4.4 Pelabelan Total Sisi Antiajaib Super
Suatu pelabelan total (a, d ) - sisi- anti ajaib f disebut pelabelan total (a, d ) - sisianti ajaib super jika f (V ) 1,2,..., n, dan akibatnya f ( E ) n 1, n 2,..., n e .
(Sugeng, 2005)

Anda mungkin juga menyukai