Anda di halaman 1dari 1

Penyakit Jantung Bawaan Dapat Dicegah Sebelum Hamil

Jantung merupakan organ penting yang berperan pada kehidupan manusia, termasuk b
ayi dan anak yang sedang mengalami tumbuh kembang. Diagnosis penyakit jantung ba
waan (PJB) pada buah hati tentulah merupakan kondisi yang dapat membuat orangtua
shock.
Penyakit jantung bawaan adalah kelainan pada struktur dan fungsi sirkulasi jantu
ng yang dialami seseorang sejak lahir. Biasanya, jenis kelainan yang muncul beru
pa ketidaksempurnaan katup pemisah antara bagian-bagian di dalam jantung. Itu se
babnya kondisi PJB sering kali disebut sebagai jantung bocor. Angka kejadiannya
sendiri yaitu sekitar 10-12 dari 1000 kelahiran anak di seluruh dunia. Meski men
galami kondisi kritis pada bulan pertama, tak sedikit anak penyandang PJB dapat
bertumbuh dan beraktivitas normal hingga dewasa.
PJB dapat terjadi akibat gangguan atau kegagalan struktur jantung saat janin dal
am masa perkembangan awal. Ada juga penyebab lainnya yaitu faktor keturunan atau
pemicu seperti sindrom down dan infeksi TORCH (toksoplasma, CMV, herpes simplex
virus) yang dialami ibu pada trimester pertama kehamilan. Kebiasaan calon ibu y
ang tak sehat pun turut berperan dalam memicu terjadinya PJB seperti merokok, me
ngonsumsi minuman keras, ataupun menggunakan obat di luar resep dokter. Namun se
jauh ini penyebab pastinya sendiri masih belum diketahui.
Dalam keilmuan medis, penyakit jantung bawaan dibagi menjadi dua yaitu dengan ta
nda biru (sianotik) dan penyakit yang tidak memiliki tanda biru (asianotik). Pad
a PJB sianotik akan lebih cepat menimbulkan gejala dan mudah pula dikenal. Perha
tikan wajah anak yang berwarna kebiruan pada bibir, lidah, ujung tangan dan kaki
, serta kuku. Perilaku bayi juga akan disertai tangis atau mengejan.
Sementara itu, gejala PJB asianotik muncul pada perilaku bayi seperti sering ber
henti mengisap ASI untuk menarik napas, kerap terlihat lesu, nasu makan amat kur
ang, proses pertumbuhannya pun lambat. Gejala lain yang jarang dijumpai adalah p
alpitasi, jantung akan sering berdebar-debar, sakit dada ketika bekerja, hingga
pingsan. Dapat pula terjadi siarosis ringan, meskipun jarang, akan ditemukan ses
udah bayi agak besar.
Saat Anda mendapati kondisi demikian, segera lakukan pemeriksaan dan konsultasi
dengan spesialis jantung. Namunperlu diketahui, diagnosis itu dapat dideteksi pa
da usia kehamilan 16-20 minggu melalui USG. Kecurigaan sudah bisa dilihat dan do
kter akan menyarankan calon ibu agar melakukan pemeriksaan lanjutan berupa fetal
ekokardiografi sehingga gambaran jantung terlihat lebih teliti.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan pasangan yang berencana memiliki anak,
orangtua, serta ibu hamil untuk mencegah penyakit jantung bawaan.
- Lakukanlah pemeriksaan rutin kehamilan. Nyaris seluruh ibu hamil tentu menghar
apkan kehamilannya berlangsung lancar, persalinan berlangsung normal, dan melahi
rkan bayi sehat. Guna mewujudkan harapan itu diperlukan pemeriksaan kehamilan ya
ng rutin.
- Lakukan skrining torch sebelum kehamilan. TORCH pada wanita yang tidak hamil m
ungkin tak akan berdampak buruk karena wanita dewasa memiliki kekebalan tubuh cu
kup untuk melawan virus TORCH, tetapi tidak sama jika menyerang janin yang meman
g belum memiliki antibodi.
- Hindari polusi asap kendaraan dan kenakan masker pelindung saat keluar rumah.
- Hindari paparan sinar X atau radiasi foto rontgen berulang di masa kehamilan.
- Hindari asap rokok dan merokok.

Anda mungkin juga menyukai