Value For Money
Value For Money
kayupengukurbergunauntukpengurusankewangansekolah.Soalanmudahsepertibagaimanabanyakbiayain
i.iabaikuntukwang. membantuuntukmenghalangmerekasikaptidakbenar yang
bolehmenjalarkedalamkewanganawam. sebagaiusahawan yang pernahberkatakepadasaya;
sentiasatanyadirianda-jikainiadalahWetonsaya, sayaakanmenghabiskanwangsayasepertiini.
Ekonomi:
pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan
perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Efisiensi:
pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang rendah untuk mencapai
output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standard kinerja atau target
yang telah ditetapkan.
Efektivitas:
tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan
perbandingan outcome dengan output.
Ketiga hal tersebut merupakan elemen pokok value for money, namun beberapa sumber berpendapat bahwa ke tiga
elemen saja belum cukup .Perlu ditambah dua elemen lain yaitu :
Input :merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu kebijakan, program, dan aktivitas
Output : merupakan hasil yang dicapai dari suatu program, aktivitas, dan kebijakan.
Outcome : adalah dampak yang ditimbulkan dari suau aktivitas tertentu.
1.Meningkatan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran
2.Meningkatkan mutu pelayanan publik
3.Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunan
input
4.Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik
5.Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntanbilitas
public
Contoh konsep value for money pada Program pelayanan kesehatan (JAMKESMAS)
(Jaminan Kesehatan Masyaraka (jamkesmas)
merupakan suatu program yang dibuat pemerintah untuk menjamin kebutuhan kesehatan bagi masyarakat
kurang/tidak mampu. Jamkesmas ini sebenarnya bukan suatu program baru. Program ini melanjutkan program
terdahulunya yaitu askeskin dan kartu sehat yang semuanya memiliki tujuan yang sama, untuk menjamin
pembiayaan kesehatan masyarakat kurang atau tidak mampu.
Masalah yang seringkali ditemukan di lapangan berkaitan dengan aktivitas program jamkesmas.
Ekonomi :
JAMKESMAS memberkikan pelayanan kesehatan gratis bagi pesertanya pada puskesmas&rumah sakit yang
telah ditentukan meliputi biaya dokter,obat-obatan, &rawat inap (dgn ketentuan yg berlaku)
Efisiensi :
sandarnya masyarakat akan pentingnya kesehatan yang pada awalnya diabai kan karna terhalangnya dengan biaya
, kenaikan jumlah pasien yg bertahan hidup dan kembali sehat,penikatan kualitas hidup.
Efektivitas :
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Outcome :
1. pelayanan rumah sakit terhadap pasien JAMKESMAS sering terkesan kurang memuaskan (menomer duakan)
2. tidak semua rumah sakit memfasilitasin JAMKESMAS secara penuh.
3. Keterlambatan pembayaran Klaim pada rumah sakit
Equity :
perluasan program jamkesmas keseluruh indonesia agar seluruh masyarakat tidak mampu/kurang mampu
mendapatkan penjaminan pelayanan kesehatan .
Equality :
pemeratan pada pendistribusian pembayaran klaim dana jamkesmas pada seluruh jaringan rumah sakit yang
berkerja sama.
Program jamkesmas bila ditinjau dari sudut value for money terlihat belum optimal terutama terlihat dari
keterlambatan pembayaran klaim, Padahal klaim terhadap anggaran ini menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan pelayanan rumah sakit terhadap pasien jamkesmas sering terkesan kurang memuaskan
KESIMPULAN
Kampanye implementasi konsep value for money pada organisasi sektor publik perlu gencar dilakukan seiring
dengan meningkatnya tuntutan akuntabilitas publik dan pelaksanaan good governance. Implementasi konsep
tersebut diyakini dapat memperbaiki akuntabilitas sektor publik dan memperbaiki kinerja sektor publik dengan
meningkatkan efektivitas layanan publik, meningkatkan mutu layanan publik, menurunkan biaya layanan publik
karena hilangnya inefisiensi, dan meningkatkan kesadaran akan penggunaan uang publik.