Pengertian Syariah
Syariah Luas = keseluruhan ajaran Islam yang berupa norma-norma Ilahiyah yang
mengatur =
1. tingkah laku batin
2. tingkah laku konkrit (Individual dan kolektif)
Sempit= norma-norma yang mengatur sistem tingkah laku konkrit baik individual maupun
kolektif. Dan arti sempit ini yang umum dipakai. Maka jika menyebut Syariah seperti
yang disebut UU no. 7 th. 1992 tentang perbankan, kemudian diubah oleh UU no. 10 th.1998
Syariah= hukum I slam.
B. Seluk beluk Fiqh
1. Obyek kajian.
Klasik = Mengkaji hukum-hukum syariah yang disimpulkan dari dalil-dalilnya berupa teks
al-Quran dan al-Hadis.
Al-Gazali= Ahli hukum mengambil satu sisi tertentu, yaitu tingkah laku subyek hukum yang
diselidikinya dalam kaitan dengan diktum hukum.
Problem ilmu fiqh : 1. Ilmu normatif murni= teks 2. Ilmu perilaku= empirik
Konsekuensinya, analisis fiqh : 1. Analisis teks atau 2. Analisis tingkah laku.
Namun berdasarkan konsep al-Gazali, dapat dikembangkan metode kajian fiqh yang disebut :
Sui gene ris kum empiris.
2. Lingkup Fiqh : 1. Ibadah
2. Muamalah : a. Uqubah (hudud, jinayah)
b. Munakahat
c. Muamalah : a. Siyasah
b. Ijtimaiyah
c. Iqtisadiyah
3. Fungsi Fiqh :
Fungsi ganda fiqh apabila ditinjau dari sudut sosiologi hukum, memberikan ciri spesifik
hukum Islam.
a. sebagai hukum= Fiqh tidak lepas dari pengaruh sosial budaya yang hidup di
sekelilingnya. Maka dari segi ini ia adalah manifestasidari proses adaptasi pikiran/id manusia
dan sistem lingkungan kultural masyarakat dengan kehendak Allah.
b. Sebagai norma= ia memberikan arti bahwa intervensi ide dan ketetapan Tuhan tidak bisa
dihindari dalam pembentukannya.
berwenang terhadap
meskipun
mencegah terkonsentrasikannya modal atau harta di tangan para aghniya (QS al Hasyr: 7)
2. sifat harta adalah berkembang dan nilainya berkembang. Nilai edukatif harta bertujuan
untuk mendidik manusia menjauhi sifat tamak dan bakhil ; QS Ali Imran: 180
3. efektif; harus berperan dalam lapangan produktif untuk menghindari penimbunan ; QS al
Taubah: 34
Kedudukan : bisa menjadi nikmat atau fitnah
.
(at-Taghabun : 15-16).
Macam-macam harta:
1. Dilihat dari sudut perlindungan dan pemanfaatan : 1. Mutaqawwim , 2. ghairu
mutaqawwim
Mutaqawwim = bernilai = Halal, dapat dimanfaatkan, dapat dimiliki
Konsekuensi hukum dari pembagian tersebut:
Mal ghairu mutaqawwim : tidak bisa dijadikan obyek transaksi, Tidak berakibat adanya ganti
rugi = ttp tdk mutlak
2. Dilihat dari segi kemungkinan dapat dipindahkan :
iqar
Cara ganti rugi Misli : dengan mengganti harganya atau barang yang sama, Qimi : dengan
mengganti nilainya
4. Dilihat dari segi pemanfaatannya : istimali : dapat diambil manfaatnya berkali- kali
dengan tidak menimbulkan perubahan dan kerusakan zat- tidak berkurang nilainya.
Istihlaki : Harta yang menurut kebiasaan hanya dapat dipakai dengan menimbulkan
kerusakan zat dan berkurang nilainya.
Istihlaki : haqiqi = benar-benar habis sekali pakai
Huquqi = secara hukum bersifat habis sekali pakai, meskipun
bendanya
masih utuh.
Konsekuensi hukum dalam obyek transaksi:
Istimali = dapat dijadikan obyek akad yang dapat mendatangkan keuntungan material
Contoh : ijarah
Istihlaki dalam ijarah = mentasharufkan manfaat barang untuk tujuan tolong menolong :
ariyah : pengambilan manfaat tanpa imbalan.
5. dilihat dari segi status/kedudukan harta
a. Al-mamluk ( harta yang dimiliki )
HAK ( AL-HAQ)
A. Pengertian : secara harfiyah: 1. ketetapan:
..
Yasin : 7
hak penguasaan
3. Dalam akad muawadlah (saling menerima dan melepaskan), hak dan iltizam
berlaku pada masing-masing pihak. Contoh: a. Jual beli, penjual berstatus sebagai
multazim sekaligus sebagai shahibul haq (multazam lahu).
b. Ijarah (sewa menyewa) dan lain-lain.
4. Sumber iltizam yang lain
a. Akad, yaitu kehendak kedua belah pihak
b. Iradah munfaridah (kehendak sepihak)
c. Filun nafi (perbuatan bermanfaat)
janji nadzar.
melihat seseorang membutuhkan
b. Haq al-majra = hak menggunakan tanah tetangga untuk mengalirkan air dari
sumbernya.
c. Haq al-masil = hak memanfaatkan tanah orang lain untuk menyalurkan limbah
keluarga ke tempat pembuangan.
d. Haq al-murur = hak melewati tanah orang lain
e. Haq al-jiwar = hak tetangga yang dindingnya bersebelahan atau bersatu
f. Haq at-taali = hak tetangga pada rumah susun yaitu atap bangunan yang di bawah menjadi
lantai bagi bangunan di atasnya
AKAD (AL-AQDU)
A. Pengertian
1. Bahasa : Pertalian antara dua ujung sesuatu (Musthafa Ahmad az-Zarqa dan
Wahbah az-Zuhaili). Kesepakatan
al-Maidah : 5
2. Istilah : Pertalian antara ijab dan qabul yang dibenarkan oleh syara yang
menimbulkan akibat hukum terhadap obyeknya.
B. Rukun
1. Aqidani : subyek
2. Mahallu al-aqd : obyek
3. Shighah al-aqd (formula akad) : ijab dan Qabul
rukun akad hanya : shighah al-aqd. Sedangkan menurut Musthafa Ahmad az-Zarqa,
di samping 3 di atas, ditambah satu unsur lagi yaitu: maudlu al-aqd (kausa akad):
tujuan akad
C. Syarat
1. Aqidani
al-kamilah) .
Ahliyah
Memiliki hak
kecakapan
dikenai kewajiban
Bermanfaat
hibah
Melakukan tasharruf
Bermanfaat dan dapat menimbulkan risiko kerugian
lain-lain.
= hak
an-Naqishah
b. Ahliyah al-Ada (kecakapan bertindak hukum)
Al-kamilah
Mumayyiz-berakal- baligh
tulisan/isyarat
utusan
perbuatan
muathah
lisan al-hal= kondisi tertentu yang menunjukkan kepa-
wadiah
B. Dalil :
(275 : )...
. . :
.
: . :
C. (Sistematika Jual Beli Mazhab Hanafi)
3. Dilihat dari kaitannya dengan barang yang dijual
4. Dilihat dari segi harga
Penjelasan :
1. Akad shahih : akad yang memenuhi rukun dan syaratnya
batil
Akad ghairu shahih : akad yang kehilangan salah satu rukun atau syaratnya
fasid
makruh
2. Akad muthlaq : akad yang tidak dikaitkan dengan taliq dan idlafah
Akad ghairu muthlaq : kebalikan di ata s.
3. a. Al-muqayadlah : barter
b. Ash-sharf : 1). harus seimbang jenis dan nilainya
2) secara tunai 3). bisa diserahterimakan pada waktu akad
Akad jual beli yang di dalamnya ada syarat yakni kapan penjual mengembalikan
harga, maka pembeli mengembalikan barang yang dibeli =
Shighah
Aqidani
Maqud alaih
Lisan
Perbuatan
tulisan/isyarat
utusan
2. kehendak sendiri
3. bukan pemboros