Anda di halaman 1dari 4

Konflik Antar Aparat

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu


Matakuliah : Filsafat Ilmu
Dosen pengampu M. Nur, Dr. H.

Disusun oleh:
Suri andani

12370067

JURUSAN JINAYAH SIYASAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA 2013

Latar belakang
Kasus Pertikaian antar aparat di Indonesia kini mulai sering terjadi. Permasalahan
yang semakin meningkat ini angka pelanggarannya cukup di bilang tinggi, dan hal ini juga
akan menimbulkan berbagai akibat-akibat hukum. Akibat hukum yang terus berjalan
menimbulkan peraturan-peraturan yang baru. Para penegak hukum yang kualahan
memutuskan perkara akhirnya menimbulkan sumber sumber hukum yang baru pula.

Perumusan masalah
Agar kita tahu tentang penghakiman masa maka muncullah suatu pernyataanpernyataan/suatu perumusan masalah yaitu sebagai berikut;
1. Apa yang dimaksud dengan pertikaian/konflik?
2. Bagaimana peristiwa itu bisa terjadi? Serta metode yang digunakan adalah
berdasarkan teori serta analisis
3. Usaha-usaha dalam problem solving !
Pembahasan (Penelusuran pustaka-kerangka teori)
1. Pengertian konflik
Menurut ahli sosiologi yaitu Soerjono Soekanto, konflik dapat diartikan:suatu
proses sosial dimana orang-perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk
memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan
ancaman atau kekerasan.
2. Proses timbulnya konflik
Dalam Ilmu sosiologi manusia adalah sebagai makhluk sosial yang tidak akan
pernah terlepas dari kehidupan bermasyarakat (saling membutuhkan yang satu
dengan lainnya), hal tersebut tidak dapat di pungkiri. Namun dalam kegiatan
interaksi antar manusia biasanya juga sering terjadi suatu benturan, benturanbenturan tersebut misalnya adalah, kecemburuan sosial, perbedaan pendapat,
perbedaan pendirian,

perbedaan kepentingan dan lain sebagainya, sehingga

terciptalah suatu pertentanagan/konflik, baik itu secara perorangan maupun


kelompok.

Dalam

konflik,

unsur

perasaan

memegang

peranan

penting

dalam

mempertajam perbedaan-perbedaan yang ada, sehingga masing-masing pihak


berusaha saling menghancurkan pihak yang lain. Jadi dalam hal ini perasaan
memanglah sangat berpengaruh terhadap terjadinya suatu konflik, seperti halnya
dalam kasus konflik di bawah ini;
BACA BERITA - Harian Medan Bisnis
Kamis, 14 Mar 2013 06:35 WIB
Konflik TNI-POLRI
Kecemasan masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya aksi balas dendam
anggota TNI terhadap Polri di Ogan Komering Ulu (OKU) ternyata terjadi juga.
Kamis pagi kemarin, sekelompok anggota TNI menggeruduk markas Polres OKU
dan membakar sejumlah fasilitas yang ada di sana.
Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul
membenarkan kejadian itu dan pihaknya masih menyelidikinya. "Disayangkan
kejadian ini, ada puluhan anggota, tepatnya berapa saya belum tahu persis. Tapi
mereka dari Batalyon Armed 15," ujarnya seperti dikutip berbagai media.
Aksi tersebut ditengarai berkaitan kejadian beberapa waktu lalu, yaitu insiden
pelanggaran lalu lintas yang berbuntut penembakan atas anggota TNI Batalyon
Armed 15, Pratu Heru Oktavianus, oleh seorang anggota Polri. Terkait kasus
penembakan, teman-teman Pratu Heru menanyakan perkembangan kasus tersebut
ke Polres. "Mungkin mereka menerima jawaban yang tidak baik.
Gesekan di tingkat bawah umumnya dipicu oleh penyebab yang tidak terlalu
penting, tapi berkaitan dengan kedisiplinan dan kesadaran etik yang rendah. Ada
juga kecemburuan yang terpendam karena perbedaan fasilitas yang bisa dilihat
sehari-hari. Polri memperoleh fasilitas yang baik, termasuk kendaraan kerja dan
perlengkapan

tugas,

tidak

demikian

halnya

dengan

TNI.

Apalagi kini dibumbui berita-berita yang mereka serap mengenai banyaknya


perwira Polri memiliki "rekening gendut", seperti Irjen Djoko Susilo yang
sekarang menjadi tersangka kasus korupsi. Kita menyesalkan rendahnya
kedisiplinan itu.
3. Problem solving
Usaha-usaha yang dapat dilakukan guna untuk meredakan suatu konflik untuk
mencapai suatu kestabilan dinamakan akomodasi. Diantaranya adalah;

a. Dengan mengadakan Gencatan Senjata, yaitu menaggalkan permusuhan untuk


waktu tertentu.
b. Dengan mengadakan Arbitrasi, yaitu perselisihan dihentikan oleh pihak ke-3.
c. Mengadakan konsiliasi, yaitu usaha mempertemukan keinginan pihak ke-3
dan mencapai perdamaian.
d. Mengadakan Adjudication, yaitu penyelesaian perkara ke pengadilan.
e. Kompromi, yaitu kedua pihak berusaha mencari penyelesaian dengan jalan
saling mengurangi tuntutannya.
f. Integrasi, yaitu pendapat yang bertentangan didiskusikan sampai mendapat
keputusan yang memuaskan semua pihak.
Dengan demikian, maka keberadaan problem solving mungkin dapat menyelesaikan kasuskasus tersebut, atau paling tidak dapat mengurangi dampak negatif di dalamnya. Sehingga
nantinya akan tercipta keadilan, keamanan, dan kenyamanan bersama.

Anda mungkin juga menyukai