2. Kapas untuk menyumbat telinga I. Cara Rinne Cara kerja: 1. Menggetarkan penala dengan cara memukulkan salah satu ujung jarinya ke telapak tangan. Jangan sekali-kali memukulkannya pada benda keras. 2. Menekankan ujung tangan penala pada processus mastoideus salah satu telinga orang percobaan. Menyakan kepada orang percobaan apakah ia mendengar bunyi penala mendengung di telinga yang diperiksa, orang percobaan harus segera memberi tanda bila dengungan bunyi itu menghilang. 3. Mengangkat penala dari processus mastoideus orang percobaan dan kemudian menempatkan ujung jari penala sedekat-dekatnya di depan liang telinga yang sedang diperiksa. 4. Mencatat hasil pemeriksaan Rinne sebagai berikut: Positif : bila orang percobaan masih mendengar dengungan secara aerotimpal Negatif: bila orang percobaan tidak lagi mendengar dengungan secara hantaran aerotimpal Hasil: Hasil yang didapat adalah Rinne positif pada kedua telinga OP. Orang percobaan (OP) masih mendengar dengungan penala secara aerotimpal pada saat ujung jari penala ditempatkan di depan liang telinga segera setelah OP merasa dengungan penala pada processus mastoideus menghilang baik pada telinga kanan maupun telinga kiri. Pembahasan dan dasar teori : 1. Gangguan Pendengaran Ada dua jenis tuli yang dapat dibedakan secara klinis yaitu tuli telinga tengah (konduktif) dan tuli telinga dalam (sensorineural). Tuli konduktif. Tuli konduktif disebabkan oleh proses yang mengenai kanalis auditoriuseksternus atau telinga tengah. Getaran udara hanya sedikit yang dihantarkan ke telinga dalam,atau bahkan tidak dihantarkan sama sekali. Getaran tulang masih dapat dihantarkan ke organ Corti dan masih dapat didengarkan. Penyebab tuli konduktif meliputi kerusakan membran timpani, serotimpanum, mukotimpanum, atau hemotimpanum; gangguan rantai osikular oleh trauma atau inflamasi, kalsifikasi tulang, kolesteatom, dan tumor.
Tuli telinga dalam atau tuli sensorineural
Paling sering disebabkan oleh hilangnya sel rambut koklear tetapi dapat juga disebabkan karena gangguan nervus VIII atau dalam jaras auditorik. Gangguan sering terjadi dalam mendengar pitch tertentu sementara yang lain tidak terganggu. Antibiotik aminoglikosida seperti streptomisin dan gentamisin mengobstruksikanal mekanosensitif pada sel rambut dan dapat menyebabkan sel degenerasi, dan menyebabkan hilangnya pendengaran sensorineural dan fungsi vestibular yang abnormal. 2. Evaluasi diagnostik gangguan pendengaran Secara fisiologik telinga dapat mendengar nada antara 20 sampai 80.000 Hz. Untuk pendengaran sehari-hari yang paling efektif antara 500-2000 Hz. Untuk pemeriksaan pendengaran digunakan garputala 512, 1024, dan 2048. Namun karena terbatasnya alat maka kami menggunakan garputala 440 Hz. Karena penggunaan garputala ini tidak terlalu dipengaruhi suara bising di sekitarnya. Tes penala merupakan tes kualitatif. 3. Pembahasan Pada keadaan positif dapat berarti tulang normal atau tuli sensorineural dimana vibrasi udara masih terdengar setelah konduksi tulang pada processus mastoideus sedangkan pada keadaan negatif menandakan kemungkinan tuli konduktif. Pada percobaan rinne didapatkan hasil rinne positif pada kedua telinga menunjukkan OP masih dapat mendengar melalui hantaran melalui udara (aerotimpanal) sesaat setelah dipindahkan dari processus mastoideus. Daftar pustaka 1. Frotscher M, Baehr M. Batang otak gangguan pendengaran. Dalam: Diagnosis Topik Neurologi Duus. Jakarta: EGC; 2007. p. 162-3