Anda di halaman 1dari 24

1. Buatlah 2 jenis komunikasi formal dan non formal.

Jawaban:

a) Komunikasi formal adalah suatu komunikasi yang terjadi dalam situasi


resmi. Prilaku komunikasi seperti ini biasanya terjadi dalam rapat, seminar
dan persuratan dinas, dalam hal ini dituntut keresmian baik dalam sikap
maupun komunikasi.

b) Komunikasi non formal adalah komunikasi yang terjadi dalam situasi


tidak resmi. Hal ini serimg terjadi dalam kegiatan sehari-hari seperti dalam
keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar.

2. Apakah yang membedakan komunikasi verbal dan non verbal?

Jawaban:

a) Komunikasi verbal adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan


melalui penggunaan bahasa. Dapat pula diartikan sebagai bahasa – kata
dengan aturan tata bahasa, baik secara lisan maupun secara tertulis. Dalam
pengertian lain adalah komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih.
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan
satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode
verbal (Deddy Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai
seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-
simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Ragamnya komunikasi verbal terdiri atas komunikasi lisan dan tertulis.
Bentuknya komunikasi verbal dapat dilakukan dengan cara berbicara dan
menyimak (lisan) serta membaca dan menulis (tertulis).
b) Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-
pesan nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan
semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara
teoritis komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan.
Namun dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin
menjalin, saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-
hari. Komunikasi nonverbal terdiri atas semua unsur komunikasi, kecuali
kata-kata, meliputi simbol, atau tanda-tanda visual (gesture atau gerakan,
keragaan), features vocal (intonasi, volume serta tinggi rendahnya suara),
serta faktor-faktor lingkungan (seperti penggunaan ruang/spatial dan
posisi) yang mempengaruhi makna komunikasi. Komunikasi non verbal
adalah suatu aktivitas komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan
lambang selain bahasa. Seperti gerak tubuh, pakaian, warna atau tanda-
tanda tertentu. komunikasi nonverbal berhubungan dengan gender dan
budaya, karena komunikasi nonverbal mengekspresikan tentang makna-
makna budaya gender. Komunikasi nonverbal merupakan tindakan dan
atribusi (lebih dari penggunaan kata-kata) yang dilakukan seseorang
kepada orang lain untuk bertukar makna, yang selalu dan diterima secara
sadar oleh dan untuk mencapai umpan balik atau tujuan tertentu (Burgoon
& Saine, 1978). Ragamnya komunikasi non verbal terdiri atas pesan-pesan
non verbal. Bentuknya komunikasi nonverbal mempunyai beberapa
bentuk, yaitu :
 Pesan kinesik (yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti, terdiri
atas pesan fasial (menggunakan air muka untuk menyampaikan makna
tertentu), pesan gestural (menunjukkan gerakan sebagian anggota
badan seperti mata dan tangan untuk mengkomunikasi berbagai
 makna), dan pesan postural (berkenaan dengan keseluruhan anggota
badan).
 Pesan proksemik (yang disampaikan melalui pengaturan jarak dan
ruang)
 Pesan artifaktual (diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian,
dan kosmetik)
 Pesan pralinguistik (pesan nonverbal yang berhubungan dengan
dengan cara mengucapkan pesan verbal)
 Pesan sentuhan dan bau-bauan (yang mampu menerima dan
membedakan emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan dan
Bau-bauan, terutama yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-
abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan –menandai
wilayah mereka, mengidentifikasikan keadaan emosional, pencitraan,
dan menarik lawan jenis
Fungsinya komunikasi non verbal memiliki beberapa fungsi, yaitu :
 Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan
secara verbal
 Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal
 Kontradiksi, menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain
terhadap pesan verbal
 Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan
nonverbal
 Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya

3. Berikan contoh pemerolehan anak berdasarkan perinsip imitasi dan


umpan balik.

Jawaban:

a) Prinsip imitasi : sebenarnya prinsip ini tidak dapat dipisahkan dari strategi
mengingat. Perkataan anak tidaklah merupakan pengulangan secara persis
apa yang didengarnya. Imitasi adalah mengatakan sesuatu yang sama
seperti yang dikatakan orang lain. Beberapa ragam peniruan atau imitasi,
yaitu imitasi spontan, imitasi pemerolehan, imitasi segera dan imitasi
dengan perluasan.

Contoh :

Seseorang ayah berbicara di depan anakanya kemudian anak disuruh


mengulang perkataan ayah tadi. Setelah anak itu mencontoh apa yang
didengarnya, maka tuturan anak itu cenderung akan mengalami perubahan,
perubahan itu dapat berupa pengurangan, penambahan dan penggantian
kata/susunan kata.

b) Prinsip umpan balik : yaitu umpan balik antara strategi produksi ujaran
(ucapan) dengan responsisi. Dengan strategi ini anak-anak dihadapkan pada
pedoman: hasilkanlah ujaran dan lihatlah bagaimana orang lain memberi
responsi. Stategi produktif bersifat “sosial” dalam pengertian bahwa strategi
tersebut dapat meningkatkan interaksi dengan orang lain dan sementara itu
bersifat “kognitif” juga.

4. Mengapa pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan KTSP harus


menggunakan pendekatan tematik? Jelaskan!

Jawaban:
Di dalam KTSP dijelaskan bahwa pembelajaran tematik adalah pendekatan
yang harus digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Karena itu, bagi guru SD terutama guru kelas
rendah (I, II dan III) yang peserta didiknya masih berperilaku dan berpikir
secara konkret, kegiatan pembelajaran sebaiknya dirancang terpadu dengan
menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajarannya. . Dengan
cara ini maka pembelajaran untuk siswa kelas I, II, dan III dapat menjadi lebih
bermakna, lebih utuh dan sangat kontekstual dengan dunia anak-anak.
Artinya, dalam pembelajaran bahasa siswa tidak hanya berputar pada konstrak
teori bahasa, tetapi ditekankan pada sikap dan pemakaian bahasa yang
kontekstual.

5. Apakah yang dimaksud pendekatan pembelajaran bahasa?

Jawab:

 Edward M. Anthoni (1963:63-70) dalam tarigan dkk. (2004:3.7).


Pendekatan adalah seperangkat asusmsi korelatif yang menangani hakikat
bahasa, pengajaran bahasa dan pembelajaran bahasa. Pendekatan itu
bersifat aksiomatik.

 Pendekatan adalah seperangkat asumsi mengenai hakikat bahasa,


pengajaran bahasa dan proses belajar mengajar bahasa (Kosadi, dkk:
1979).
 Pendekatan adalah seperangkat asumsi korelatif yang menangani teori
bahasa dan teori pemerolehan bahasa (Tarigan, 1989).

 Pendekatan adalah serangkaian asumsi yang bersifat aksiomatik tentang


sifat hakikat bahasa, penajaran bahasa dan belajar bahasa (Djunaidi: 1989).

 Pendekatan adalah seperangkat asumsi bersifat aksiomatik mengenai


hakikat bahasa, pengajaran bahasa dan belajar bahasa yang digunakan
sebagai landasan dalam merancang, melaksanakan dan menilai proses
belajar-mengajar bahasa (Tarigan dkk, 2004).

 Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginsipirasi,


menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu. Pendekatan pembelajaran bahasa adalah asumsi bersifat
aksiomatik mengenai hakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan belajar
bahasa yang digunakan sebagai landasan dalam merancang, melaksanakan
proses belajar mengajar bahasa.

6. Apakah persamaan dan perbedaan pendekatan terpadu dan


pendekatan whole language?

Jawab:

a. Pendekatan terpadu adalah keterpaduan antara materi bahasa yang dapat


dipadukan dengan materi yang lain yang dilihat berdasarkan tujuan, bahan
dan kegiatan pembelajaran. Pada hakikatnya pembelajaran terpadu adalah
upaya memadukan berbagai materi belajar yang berkaitan, baik dalam satu
disiplin ilmu maupun antar disiplin ilmu dengan kehidupan dan kebutuhan
nyata siswa sehingga proses belajar mengajar menjadi sesuatu yang
bermakna dan menyenangkan anak. Pembelajaran terpadu sendiri
merupakan suatu model pembelajaran yang membawa kita pada kondisi
pembelajaran yang releven dan bermakna untuk anak.

Pembelajaran terpadu merupakan media pembelajaran yang secara efektif


membantu anak untuk belajar secara terpadu dalam mencari hubungan-
hubungan dan keterkaitan antara apa yang telah mereka ketahui dengan
hal-hal yang baru atau informasi baru yang mereka temukan dalam proses
belajarnya sehari-hari.

b. Pendekatan whole language adalah suatu pendekatan pembelajaran bahasa


yang secara utuh (menyeluruh). Melalui pendekatan ini pembelajaran
dilaksanakan secara kontekstual, logis, kronologis dan komunikatif, dalam
pendekatan ini terjadi hubungan interaktif antara 4 keterampilan berbahasa
yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Tujuan dari
pendekatan ini adalah mengintegrasikan seluruh keterampilan berbahasa
(mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis) dan komponen
kebahasaan (tata bunyi, tata bentuk tata kalimat dan tata makna) juga
penggunaan media dan mengaitkan dengan pengalaman-pengalaman
lingkungan dan pengembangan fisik, sosisl, mental, intelektual dan emosi
anak.

7. Buatlah model pembelajaran bahasa berdasarkan pendekatan


tematik, dan uraikan tahapan-tahapan yang ada dalam proses
pembelajaran tersebut!

Jawab:

Model pembelajaran bahasa berdasarkan pendekatan tematik adalah model


jaring laba-laba/model terjala (Webbed model). Model pembelajaran ini pada
dasarnya menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menetukan tema tertentu. Setelah
ditemukan tema, maka dilajutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan
memperhatikan keterkaitannya dengan antar mata pelajaran.

Dalam model pembelajaran ini guru memilih tema yang sama atau hampir
sama dari beberapa standar kompetensi dengan lintas mata pelajaran atau pada
bidang studi yang berbeda. Misal PKn dengan IPS, IPA, Matematika, dan
Bahasa Indonesia. Lebih jelasnya silakan memperhatikan contoh Webbed di
bawah ini.
Tema-tema
Tema-tema Bahasa
IPS Ind/Daerah

Tema-tema nilai
juang dalam
perumusan
pancasila kelas 6

Tema-tema Tema-tema
IPS B. Ind/
Daerah

Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba-


laba sebagai berikut.: (1) Guru menyiapkan tema utama seperti nilai juang
dalam perumusan Pancasila, dan tema lain yang telah dipilih dari beberapa
standar kompetensi lintas mata pelajaran/bidang Studi, (2) Guru
menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema matematika,
kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema nilai juang dalam
perumusan Pancasila supaya tidak over lapping, (3) Guru menjelaskan
tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas, (4) Guru memilih
konsep atau informasi yang bisa mendorong belajar siswa dengan
pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip
pembelajaran terpadu.
8. Keunggulan dan kelemahan teknik tanya jawab, ceramah, diskusi,
bermain peran dan pemberian tugas.

Jawab:

a) Teknik tanya jawab

Tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberikan motivasi para murid
agar timbul keberaniannya untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru
selama proses pembelajaran berlangsung.

Guru melontarkan teknik tanya jawab itu mempunyai tujuan agar siswa
dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari ,
didengar ataupun dibaca, sehingga mereka memiliki pengertian yang
mendalam tentang fakta itu. Diharapkan puila dengan tanya jawab itu
mampu menjelaskan langkah-langkah berpikir atau proses yang ditempuh
dalam memecahkan soal/ masalah, sehingga jalan pikiran anak tidak
meloncat-loncat yang akan merugikan siswa sendiri dalam menangkap
suatu masalah untuk dipecahkan. Dengan demikian mungkin siswa
menemukan pemecahan masalah dengan cepat dan tepat.

 Keunggulan teknik tanya jawab

- Kelas akan lebih hidup


karena sambutan kelas lebih baik, siswa tidak hanya mendengarkan
ceramah saja,

- Partisipasi siswa lebih besar.

- Pertanayaan-pertanyaan
membantu murid mengetahuai bagian yang perlu diketahui atau
diingat

- Siswa berusaha
mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba untuk
memberikan jawaban yang tepat sehingga anak menerima pelajaran
dengan akatif berpikir, tidak aktif mendengarkan saja.

 Kelemahan teknik tanya jawab

- Kelancaran jalannya
pelajaran agak terhambat karena diseling dengan tanya jawab.

- Murid dapat dicekam


ketakutan selama proses tanya jawab dilakukan.

- Guru memerlukan waktu


untuk mendapatkan jawaban yang benar karena biasanya jawaban
siswa menyimpang dari persoalannya.

- Seluruh jawaban yang


diberikan guru didominasi oleh murid-murid yang pandai atau
yang berani.

- Kemungkinan menyimpang
dari persoalan itu sangat besar.

- Guru masih memegang


peranan yang besar di dalam kelas.

b) Teknik ceramah

Cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam
sejarah pendidikan adalah dengan menggunakan teknik ceramah. Cara
mengajar dengan teknik ceramah juga dapat dikatakan sebagai teknik
kuliah.

Biasanya guru menggunakan teknik ceramah bila memeilki tujuan agar


siswa mendapatkan informasi tentang suatu pokok atau persoalan tertentu.
Guru perlu memperhatikan situasi yang menunjang pelaksanaan teknik
yang menunjang teknik ceramah tersebut di anataranya adalah apabila di
sekolah telah tersedia bahan bacaan/ buku-buku yang berisi bahan atau
masalahyang akan dipelajari itu. Kedua apabila jumlah siswa tidak terlalu
banyak sehingga memungkinkan guru menggunakan teknik-teknik
penyajian yang lain yang lebih efektif. Ketiga apabila guru bukan seorang
pembicara yang baik, tidak mampu menarik perhatian siswa.

 Keunggulan teknik ceramah

- Guru mudah menguasai


kelas.

- Biaya murah sekali karna alat


penyerapai (media) bahan pelajaran hanya suara guru saja.

- Guru mudah menerangkan


bahan pelajaran yang berjumlah besar.

- Dapat menyajikan bahan


pelajaran pada murid dalam waktu yang sama.

- Dapat diikuti peserta didik


dalam jumlah besar.

- Mudah mengulangnya
kembali jika diperlukan.

- Mudah dilaksankan.

 Kelemahan teknik ceramah

- Membuat siswa pasif.

- Dapat menimbulkan
verbalisme pada murid.
- Mengandung unsur paksaan
terhadap siswa.

- Tidak memberikan
kesempatan berfikir pada murid.

- Bila terlalu lama akan


membosankan.

- Besar sekali kemungkinan


kesalah fahaman antara guru dan murid.

- Sukar mengontrol sejauh


mana pemerolehan belajar anak didik.

c) Teknik diskusi

Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan
oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi dua
atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman,,
informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak
ada yang pasif mendengarkan saja.

 Keunggulan teknik diskusi

- Menyadarkan anak bahwa


masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan.

- Bakat anak dapat


berkembang dengan baik karena aktif dalam mempelajari semua
masalah yang menjadi pokok pembahasan.

- Menyadarkan peserta didik


bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat
secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih
baik.
- Sikap sosial anak dapat
dipupuk dengan baik dan sikap demokratis dapat dikembangkan.

- Membiasakan anak didik


untuk mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya dan membiasakan sikap toleransi.

- Memberikan kemungkinan
arus komunikasi yang baik dan lancar.

 Kelemahan teknik diskusi

- Peserta mendapat informasi


yang terbatas.

- Tidak semua topik dapat


dijadikan pokok diskusi.

- Kadang-kadang bisa terjadi


adanya pandangan dari berbagai sudut dagi masalah yang
dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang.

- Diskusi memerlukan waktu


yang lama.

- Dalam diskusi menghendaki


pembuktian yang logis, yang tidak terlepas dari fakta-fakta dan
tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba-coba saja.

- Diskusi didominasi murid-


murid yang berani dan biasa berbicara

- Tidak dapat dipakai dalam


kelompok yang besar.

- Biasaya menghendaki
pendekatan yang lebih formal.
d) Teknik bermain peran

Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk ”menghadirkan”


peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ”pertunjukan
peran” di dalamkelas/ pertemuan yang kemudian dijadikan sebagai bahan
refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap sesuatu.

 Keunggulan teknik bermain peran

- Siswa lebih tertarik pada pelajaran karena masalah-masalah sosial


sangat berguna bagi mereka.

- Siswa mudah memahami masalah-masalah sosial karena karena


mereka memerankannya sendiri.

- Siswa dapat menempatkan diri seperti watak orang lain karena


berperan sebagai orang lain.

- Menumbuhkan sikap saling pengetian, tenggang rasa, toleransi,


dan cinta kasih terhadap sesama makhluk hidup.

 Kelemahan teknik bermain peran

- Siswa tidak tahu arah atau jalan ceritanya.

e) Teknik pemberian tugas

Kegiatan interaksi belajar mengajar harus selalu ditingkatkan efektifitas


dan efisiensinya. Dengan banyknya kegiatan pendidikan di sekolah, dalam
rangka meningkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran maka sangat
menyita waktu siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar
tersebut. Dengan demikian perlu diberikan tugas-tugas untuk mencukupi
tuntutan luasnya pelajaran yang diharuskan seperti yang tercantum dalam
kurikulum.

Teknik pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa


memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan
latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siswa dalam
mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.

 Keunggulan teknik pemberian tugas

- Mendorong dan membimbing


pola pikir siswa.

- Tugas-tugas yang diberikan


memiliki tujuan yang jelas.

- Dapat menimbulkan suasana


yang demokratis dalam mengerjakan tugas.

 Kelemahan teknik pemberian tugas

- Siswa kemungkinan hanya


meniru pekerjaan temannya.

- Pengoreksian memerlukan
waktu yang banyak jika jumlah murid banyak

- Guru tidak dapat mengawasi


secara langsung pelaksanaan tugas itu.

- Terjadi persaingan tidak sehat


dimana dimana akan berkembang sifat-sifat mementimgkan diri
sendiri atau kelompok.

- Menimbulkan jarak yang jauh


antara murid yang cerdas, rajin, dan aktif dengan murid yang
kurang dalam pola berfikirnya.
9. Bagaimanakah proses pembelajaran membaca dan menulis
permulaan dengan metode SAS?

Jawab:

Metode SAS (struktural analitik sintetik) bersumber pada ilmu jiwa yang
berpandangan bahwa pengamatan dan penglihatan pertama manusia adalah
global atau bersifat menyeluruh. Dengan demikian segala sesuatu yang
diperkenalkan pada murid dalam proses pembelajaran membaca dan menulis
permulaan haruslah mulai ditunjukan dan diperkenalkan struktur totalitasnya
atau secara global.

SAS merupakan singkatan dari Struktural Analitik Sintetik. SAS merupakan


salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran
membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula. Pembelajaran membaca
dan menulis permulaan (MMP) dengan metode ini mengawali pelajarannya
dengan menampilkan dan mengenalkan sebuah kalimat utuh.

Kemudian melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep


kata. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran
membaca permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih
kecil, yang disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus
berlanjut hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa
diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.

Pada tahap selanjutnya, anak-anak didorong untuk melakukan kerja sintesis


(menyimpulkan). Satuan-satuan bahasa yang telah terurai tadi dikembalikan
lagi kepada satuannya semula, yakni dari huruf-huruf menjadi suku kata, dan
kata-kata menjadi kalimat. Dengan demikian, melalui proses sintesis ini, anak-
anak akan menemukan kembali wujud struktur semula, yakni sebuah kalilmat
utuh. Bahan ajar untuk pembelajaran dengan metode ini tampak sebagai
berikut :

ini mama
ini mama
i-ni ma-ma
i-n-i m-a-m-a
i-ni ma-ma
ini mama
ini mama

10. Apakah yang dimaksud dengan penilain proses dan penilaian hasil?
Jelaskan komponen-komponen penilaian tersebut dalam MMP.

Jawab:
a. Penilaian proses
Penilaian proses yaitu penilaian yang diarahkan untuk memperoleh
informasi mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain, penilaian ini ditujukan untuk mengevaluasi usaha-usaha
dan kemajuan yang dicapai siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Penilaian hasil
Penilain hasil yaitu penilaian yang dimaksudkan untuk memperoleh
informasi mengenai pencapaian hasil belajar siswa.

Komponen-komponen penilaian proses dalam pemebelajaran MMP:


a. Penilaian terhadap membaca permulaan, meliputi :
- Membaca kata atau kalimat dengan tepat;
- Mengenal dan memahami fungsi-fungsi tanda baca;
- Kemampuan menemukan ide pokok bacaan sederhana;
- Kemempuan mengartikan maksud kata/kalimat yang dibacanya.
b. Penialaian terhadap menulis permulaan
- Pada latihan menyalin, aspek yang dinilai meliputi kelengkapan,
keterbacaan, kerpaihan serta kesesuaian bentuk dan ukuran tulisan.
Penilaian dapat berupa kualitatif dengan simbol huruf A (baik sekali),
B (baik), C (cukup), D (kurang) dan E (kurang sekali). Atau dengan
kuantitatif (simbol angka);
- Pada dikte, aspek yang dinilai meliputi ketepatan dengarnya,
kebenaran, kejelasan dan kerapihan tulisan. Dapat dilakukan dengan
skala 1-10 dan setiap kesalahan penulisan harus ada pembetulannya;
- Pada melengkapi atau mencocokkan gambar dengan tulisan, aspek
yang dinilai meliputi kesesuaian, kesiapan anak dalam berbagai
konteks dan tingkat proses berpikir anak;
- Pada mengarang sederhana, aspek yang dinilai meliputi kebenaran,
keterbacaan, kerapihan, keserasian, bentuk atau ukuran tulisan,
keaslian gagasan, kemenarikan dan gaya bahasa anak.
11. Buatlah RPP MMP (Membaca Menulis Permulaan)

Jawab:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Tema : Keluarga

Kelas/ Semester : II (dua)

Alokasi waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi
Bahasa Indonesia
Mendengarkan : Memahami pesan pendek atau cerita yang dilisankan.
Berbicara : Mengungkapkan secara lisan beberapa informasi
dengan mendeskripsikan benda atau cerita.
Membaca : Membaca ragam wacana tulis dengan membaca
nyaring dan membaca dalam hati.
Menulis : Menulis permulaan dengan mendeskripsikan benda di
sekitar dan cerita anak.
PKn
Mengenal pentingnya hidup rukun, saling berbagi dan tolong menolong.
Ilmu Pengetahuan Sosial
Mendiskusikan kedudukan dan peran dalam keluarga pada setiap anggota
keluarga.

II. Kompetensi Dasar


Bahasa Indonesia
Mendengarkan : Menceritakan kembali isi cerita yang didengarnya
Berbicara : Mendeskripsikan binatang atau tumbuhan di sekitar
sesuai cirri-cirinya dengan makana kalimat yang
mudah dipahami.
Membaca : Membaca nyaring teks (15-20 kalimat) dengan
memperlihatkan lafal dan intosasi yang jelas.
Menulis : Menyalin cerita anak dengan tegak bersambung
yang rapi.

PKn

Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa

IPS
Memahami kedudukan dan peran anggota keluarga dan lingkungan
tetangga
III. Indikator
Bahasa Indonesia
 Mendengarkan cerita dan menceritakan kembali.
 Menceritakan tentang keluarga dengan pilihan kata dan kalimat yang
tepat.
 Mampu membaca teks agak panjang.
 Menyalin cerita anak dengan tegak bersambung

PKn

 Menyebutkan macam-macam agama


 Menyebutkan tempat ibadah
 Menyebutkan hari raya keagamaan

Ilmu Pengetahuan Sosial

 Menyebutkan jumlah anggota keluarga yg tinggal dalam satu rumah


IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa dapat:
Bahasa Indoesia
 Menjawab pertanyaan tentang isi cerita.
 Membaca teks agak panjang.
 Menceritakan isi teks yang dibaca dengan bahasa sendiri.
 Menyalin cerita anak dengan huruf yang rapi.
PKn

 Menyebutkan macam-macam agama


 Menyebutkan tempat ibadah
 Menyebutkan hari raya keagamaan

IPS
Menyebutkan peran anggota keluarga.
V. Materi Ajar
Bahasa Indonesia
Dongeng ,
Puisi anak,
Membaca teks berita.
PKn
Hak dan Kewajiban
Ips
Kedudukan dan peran anggota keluarga.
VI. Metode Pembelajaran
Ceramah
Diskusi
Tanya jawab
Pemberian tugas
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal
 Mengkondisikan siswa.
 Berdoa bersama-sama dengan siswa.
 Salam pembuka pelajaran.
 Mengisi daftar hadir, mempersiapkan materi ajar, dan alat peraga.
 Menyampaikan tujuan pembelajaran.

 Appersepsi : Menyanyikan lagu “Satu-Satu Aku Sayang Ibu”


2. Kegiatan Inti
 Membaca cerita anak “Keluarga Pak Budiman”.
 Menceritakan isi teks yang dibaca dengan bahasa sendiri.
 Menjawab pertanyaan tentang isi cerita.
 Menulis cerita dengan huruf tegak.
 Menyebutkan macam-macam agama
 Menyebutkan tempat ibadah
 Menyebutkan hari raya keagamaan
 Tanya jawab tentang macam-macam agama, tempat ibadah dan
hari raya keagamaan.
 Mengamati gambar tentang peran angota keluarga.
 Tanya jawab tentang kebiasaan kerja bakti di rumah.
 Menyebutkan peran masing-masing anggota keluarga.
3. Kegiatan Akhir
 Membacakan kesimpulan.
 Member tugas rumah.
 Berdoa bersama siswa.
 Salam penutup pelajaran.

VIII. Alat dan Sumber


Buku pembelajaran tematik.
Poster atau gambar keluarga.
Gambar tempat peribadatan berbagai macam agama.
IX. Penilaian

 Lisan

 Tertulis
 Perbuatan

Metro, ....Januari 2010

Mengetahui, Mengetahui,

Guru kelas II Kepala sekolah

NIP..................... NIP.....................
DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Diakses dari: http: //akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008/ 05/ 08/ model-


pembelajaran-afektif-sikap/ 10012010/ 10:40

Diakses dari: http: //akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008/ 01/ 19/ model-


pembelajaran-inovatif / 12012010/ 20:00

Diakses dari : http://akar-bahasa.blogspot.com/2009/02/strategi-pemerolehan-


bahasa-pertama.html/12012010/20:30

Diakses dari : http://garduguru.blogspot.com/2008/03/beda-strategi-model-


metode-dan-teknik.html/12012010/21:00

Diakses dari : http://gspotcom.blogspot.com/2009/05/perbedaan-komunikasi-


verbal-dan-non.html/12012010/20:10

Dra. Rustiyah N. K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Faisal dkk. 2009. Kajian Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud

Jalaludin Rakhamat. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Janie, dkk. 2008. Makalah Mengkaji Model Pembelajaran dalam Penyampaian


Materi. PGSD UPP Metro.

Onong Effendy. 1994. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Santoso Puji, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka

Tarigan Djago, dkk. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Jakarta: Universitas Terbuka

Tatat Hartati, dkk. (2006). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Rendah. Bandung : UPI PRESS

Anda mungkin juga menyukai