Anda di halaman 1dari 6

Penginderaan, Persepsi, Dan Persepsi Sosial

1. Penginderaan
Sejak individu dilahirkan, ia langsung berinteraksi dengan lingkungan fisik dan lingkungan
sosialnya dan menggunakan alat indera dalam mengenali dunia luar. Dalam mengenali dirinya
sendiri maupun keadaan sekitar sangat berkaitan dengan persepsi (perception). Karena itu proses
penginderaan tidak dapat lepas dari proses persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses
pendahulu dari persepsi. Proses peginderaan akan selalu terjadi setiap saat, pada waktu individu
menerima stimulus melalui alat inderanya, melalui reseptornya. Alat indera merupakan
penghubung antara individu dengan dunia luarnya (Branca, 1965; Woodworth dan Marquis,1957
dalam Bimo Walgito, 1997). Terkait dengan alat penginderaan dikenal pula konsep senses yang
dalam bahasa Indonesia sering dipadankan dengan rasa ataupun indera, tapi konsep rasa di sini
berbeda dengan perasaan (feeling).
Definisi penginderaan (sensation) menurut Wundt adalah penangkapan terhadap rangsangrangsang dari luar dan dapat dianalisa sampai elemen-elemen yang terkecil.
1. Penglihatan
Alat penglihatan utama adalah mata. Rangsang berupa gelombang cahaya masuk ke dalam bola
mata melalui bagian-bagian mata. Proses cahaya masuk ke retina diteruskan berupa impuls
menuju ke saraf (otak) sehingga objek dapat terlihat. Gangguan pada indera penglihatan
menimbulkan kelainan mata sebagai berikut:
Myopi (rabun jauh)
Hypermetropi (rabun dekat)
Presbyopi
Strabismus (mata juling)
Astigmatisme
Hemeralopi (rabun senja)
Colour blind (buta warna)
2. Pendengaran
Alat pendengaran utama adalah telinga. Rangsang berupa gelombang suara masuk ke dalam
telinga melalui bagian-bagian alat pendengaran. Gelombang suara merambat melalui 3 media:
Udara
Benda padat/tulang
Cairan/endolymphe
Bila seseorang tidak dapat mendengar, maka kemungkinan terjadi kerusakan pada pusat
pendengaran yang menyebabkan gangguan fungsi intelek atau pada salah satu alat penerus
rangsang (conductive deafness) yang tidak ada hubungannya dengan fungsi intelek.
3. Pengecap
Alat pengecap utama adalah lidah. Rangsang berupa larutan cairan melalui lidah (lingua) dan
rongga mulut (cavumroris). Prosesnya adalah larutan atau cairan yang diterima lidah masuk ke
rongga mulut diteruskan nervus ke-9 menuju gyrus centralis posterior (pusat sensibilitas di kulit

otak). Pada lidah ada empat jenis penerima rangsang, yaitu : rasa manis, pahit, asin dan asam.
4. Pembau
Alat pembau utama adalah hidung. Rangsang berupa bau melalui udara menuju ke reseptor yang
ada di rongga hidung (cavum nasalis). Prosesnya adalah bau diterima oleh rongga hidung
diteruskan olehnervus ke-1 (saraf pembau) menuju gyrus centralis posterior.
5. Perabaan
Alat perabaan utama adalah kulit. Rangsang yang diterima tubuh manusia dapat berupa rangsang
: mekanis, thermis, chemis, elektris, suara, cahaya. Perabaan adalah rangsang mekanis ringan
pada bagian permukaan tubuh, khususnya yang tidak berambut seperti telapak kaki, bibir,dan
lain-lain. Reseptornya adalah corpuscula meissner dan corpuscula pacini.
Setiap sistem indera adalah suatu jenis hubungan, yang terdiri dari satu elemen yang sensitif
(reseptor), saraf fiber memimpin dari reseptor ke otak atau sumsum tulang belakang, dan
berbagai stasiun penerima dan daerah pemrosesan dalam otak.
Dimensi Penginderaan
Penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut dunia persepsi. Ciriciri umum dari proses penginderaan tersebut, antara lain:
Rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indera, yaitu sifat sensoris
dasardari masing-masing indera (cahaya untuk penglihatan, bau untuk penciuman, dan lain-lain).
Dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi ruang); kita dapat mengatakan atas-bawah,
tinggi-rendah, dan luas-sempit.
Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat-lambat dan tua-muda.
Obyek atau gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan
konteksnya. Keduanya merupakan suatu keseluruhan yang menyatu, seperti pintu. Kita melihat
pintu tidak berdiri sendiri tetapi dalam ruang tertentu, di saat tertentu, letak atau posisi tertentu
dan lain-lain.
Kita cenderung menggunakan persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna, yang ada
hubungannya dengan tujuan dalam diri kita.
Pengalaman inderawi (sensory experience) dipengaruhi dari sifat-sifat sangsang yang diterima
sehingga kita mempunyai pengalaman inderawi yang dapat dipaparkan dalam dalam suatu
bentangan yang disebut dimensi penginderaan. Dimensi penginderaan terdiri dari intensitas
(kuat-lemahnya penginderaan suatu rangsang tertentu), ekstensitas (penghayatan terhadap tebaltipis, luas-sempit),lamanya (penginderaan dapat berlangsung lama atau sebentar), kualitas
(kualitas rangsang, misalnya nada merdu atau nada yang kasar, warna yang serasi atau tidak
serasi).
Dari Proses Penginderaan Ke Persepsi
Persepsi dapat dikatakan sebagai apa yang dialami oleh manusia. Persepsi -pengalaman kita
tentang dunia- muncul dari input penginderaan yang ditambah dengan cara kita memproses
informasi penginderaan. Persepsi juga merupakan proses psikologis sebagai hasil penginderaan
serta proses terakhir dari kesadaran, sehingga membentuk proses berpikir. Persepsi seseorang

akan mempengaruhi proses belajar (minat) dan mendorong mahasiswa untuk melaksanakan
sesuatu (motivasi) belajar.
2. Persepsi
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi
terhadapstimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Proses kognisi dimulai
dari persepsi. Menurut McMahon persepsi adalah proses mnginterpretasikan rangsang (input)
dengan menggunakan alat penerima informasi (sensory information). Morgan, King, dan
Robinson persepsi menunjuk bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan
mencium dunia di sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat pula didefinisikan sebagai segala
sesuatu yang dialami manusia. William James mengatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar
data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita, serta sebagian lainnya
diperoleh dari engolahan ingatan (memori) kita (diolah kembali berdasarkan pengalaman yang
kita miliki.
1. Prinsip-prinsip persepsi
Sebagian besar dari prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan
teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian
yang diindera seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan (the whole). Teori Gestalt
menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi
menjadi suatu bentuk persepsi.
Prinsip persepsi yang utama adalah prinsip figure and ground.
Prinsip ini menggambarkan bahwa manusia, secara sengaja maupun tidak, memilih dari
serangkaian stimulus, mana yang menjadi fokus atau bentuk utama (figure) dan mana yang
menjadi latar (ground).
Dalam kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak, kita akan lebih memperhatikan stimulus
tertentu dibandingkan yang lainnya. Artinya, kita menjadikan suatu informasi menjadi figure,
dan informasi lainnya menjadi ground. Slah satu fenomena dalam psikologi yang
menggambarkan prinsip ini adalah, orang cenderung mendengar apa yang dia ingin dengar, dan
melihat apa yang ingin dia lihat.
Prinsip persepsi yang kedua adalah prinsip pengorganisasian.
Untuk mempersepsi stimulus mana yang menjadi figure dan mana yang ditinggalkan sebagai
ground, ada beberapa prinsip pengorganisasian.
Prinsip proximity
Seseorang cenderung mempersepsi stimulus-stimulus yang berdekatan sebagai satu kelompok.
Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang akan mempersepsikan beberapa
orang yang sering terlihat bersama-sama sebagai sebuah kelompok atau peer group. untuk orang
yang tidak mengenal dekat anggota kelompok itu, bahkan akan tertukar indentitas saatu

dengan yang lainnya, karena masing-masing orang ( sebenarnya ada 4 jalur titik 0 terlabur
identitasnya degan keberadaan orang lain ( dipersepsi sebagai 2 kelompok titik ).
Prinsip similarity
Seseorang akan cenderung mempersepsikan stimulus yang sama sebagai satu kesatuan.
Prinsip continuity
Prinsip ini menunjukkan bahwa kerja otak manusia secara alamiah melakukan proses
melengkapi informasi yang diterimanya walaupun stimulus tidak lengkap. Dalam kehidupan
sehari-hari, contohnya fenomena tentang bagaimana gosip bisa begitu berbeda dari fakta yanga
ada. fakta yang diterima sebagai informasi oleh seseorang, kemudian diteruskan ke orang lain
setelah dilengakapi dengan informasi lain yang dianggap relevan walapun belum menjadi fakta
atau tidak diketahui faktanya.
Prinsip simetry
Ada kecenderungan seseorang mengorganisasikan berbagai hal dalam bentuk yang simetrik, dan
prinsip ini banyak berkait dengan prisip keserupaan, dan kedekatan. seperti pada contoh di
bawah ini, orang cenderung mngelompokkan garis-gris dibawah menjadi 3 buah segi empat
dan 1 garis sisa yang berdiri sendiri di sebelah kirinya.
Contoh: ] [ ] [ ] [ ]
Prinsip closure (kerapatan)
Kecenderungan untuk mempersepsi dengan mengisi bagian-bagian yang kosong dalam suatu
bentuk.
Persepsi kedalaman (Depth Perception)
Persepsi kedalaman adalah adalah kemampuan indera penglihatan untuk mengindera ruang.
Penginderaan visual kita hanya berdimensi dua, sedangkan ruang berdimensi tiga. Karena itu,
ppenginderaan ruang merupakan penghayatan yang menyeluruh, bukan sekedar penginderaan
visual saja. Ada beberapa patokan yang digunakan manusia dalam persepsi kedalaman, yaitu:
Perspektif atmosferik: semakin jauh objek, semakin kabur.
Perspektif linear: semakin jauh, garis-garis akan menyatu menjadi satu titik (konvergensi)
kualitas permukaan (texture gradient), berkurangnya ketajaman kualitas tekstur karena jarak
makin jauh.
posisi relatif, objek yang jauh akan ditutupi atau kualitasnya menurun, karena bayangan objekobjek yang lebih dekat. Selain itu, benda yang lebih dekat akan terletak di depan benda yang
lebih jauh dalam medan penglihatan kita.
Sinar dan bayangan, bagian permukaan yang lebih jauh dari sumber cahaya akan lebih gelap
dibandingkan bagian yang lebih dekat.
Patokan yang sudah dikenal, benda-benda yang sudah kita kenal ukurannya akan kelihatan lebih
kecil dikejauhan. Ukuran yang sudah kita kenal itu dapat dipakai untuk membandingkan ukuran
satu objek dengan objek lain pada jarak tertentu.
Patokan-patokan tersebut sering dipakai oleh para seniman (pelukis) untuk membuat efek-efek

tertentu dalam lukisannya.


Persepsi Gerak
Jika dilihat dari gerakkan suatu objek maka ada dua jenis persepsi yag terjadi
real motion, yaitu gerakkan yang kita lihat terjadi karena objek yang kita amati benar-benar
bergerak
apparent motion, dalam persepsi ini objek bergerak meskipun sebenarnya objek tersebut tidak
bergerak. ada beberapa macam apparent motion :
stroboscopic motion, yaitu melihat gerakan pada suatu film dari negatif film yang tidak bergerak
( percepatan )
2. induced movement , yaitu gerakkan pada lampu iklan ( perubahan pada latar belakang ataupun
warna )
efek autokinetic , yaitu gerakkan yang terjadi ketika melihat bintang, bintang terlihat berkerlapkerlip ( gerakkan ppada alat penginderaan visual ).
3. Persepsi Sosial
Persepsi sosial dapat diartikan sebagai suatu kesadaran dan penilaian individu akan adanya orang
lain atau perilaku orang lain yang terjadi di sekitarnya. Sebagai penilaian terhadap penampilan
fisik dan ciri-ciri perilaku orang lain. Pembentukkan persepsi sosial seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
Streotip, pandangan individu tentang ciri-ciri tingkah laku sekelompok orang tertentu (seperti
kelas ekonomi, pendidikan, bentuk buku, jenis kelamin, dsb) sangat mempengaruhi kesan
pertama individu tersebut. Misalnya bila seseorang bertemu dengan seorang Batak maka
gambarannya terhadap orang tersebut dipengaruhi oleh gambaran stereotipik yang dimiliki orang
tersebut terhadap orang batak (seperti orang batak itu keras, suka berbicara terus terang, dan lain
sebagainya).
Persepsi diri, pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Gage
dan Crombach (1955) menunjukkan adanya kecenderungan seseorang untuk melihat kesamaan
yang ada antara individu dengan orang asing yang ditemuinya (asumed similarity). Misalnya
orang asing yang dianggap memiliki banyak kesamaan dengan dirinya sendiri akan
memunculkan kesan yang berbeda bila dibandingkan dengan orang asing yang sama sekali
berbeda dengan dirinya.
Situasi dan Kondisi yang ada (setting), dimana kita menjumpai seseorang juga memberikan
kesan yang berbeda terhadap orang tersebut. Misal A bertemu dengan B saat B sedang solat di
masjid, akan berbeda dibandingkan dengan bila A bertemu C saat C sedang mabuk-mabukan di
sebuah warung pinggir jalan.
Ciri-ciri yang ada dalam seseorang, ciri khas individual, termasuk didalamnya ciri-ciri fisik
seseorang jelas sangat mempengaruhi kesan pertama kita terhadap seseorang, dengan kata lain
juga akan mempengaruhi persepsi sosial kita. bila kesan pertama terbentuk, maka biasanya kita
akan meneraokan oenilaian tersebut pada pribadi kenalan baru yang kita temui. proses mencari
informasi tentang ciri-ciri pribadi sesorang dan menerapkan pada orang tersebut untuk

menentukan reaksi selanjutnya disebut atribusi. Vander Zanden mengatakan bahwa atribusi
adalah proses dimana kita menjelaskan dan menginterpretasikan kejadian yang kita temui. ia
melihat bahwa atribusi mempunyai beberapa fungsi, yang pertama, atribusi memberikan
penjelasan mengeai dunia kita ( baik dunia fisik maupun dunia sosial ) ; kedua, atribusi
memungkinkan kita untuk memprediksikan kejadian yang akan terjadi ; ketiga, atribusi
memungkinkan kita untuk memelihara, melindungi ataupun memperluas keyakinan yang kita
miliki mengenai diri kita sendiri ;dan keempat, atribusi membantu kita untuk memformulasikan
perilaku kita, terutama dalam tindakan kita dengan orang lain.
Kesimpulan
Setelah membahas masalah di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Penginderaan yang baik, besar kemungkinan akan menimbulkan persepsi yang benar.
Persepsi yang benar tidak hanya dipengaruhi oleh penginderaan yang baik, tetapi juga
dipengaruhi faktor lain seperti kesiapan, stimulus dan faktor individu.
Gangguan penginderaan akan mengganggu kita dalam mempersepsi sehingga akan menghambat
proses belajar.
Keberhasilan proses belajar sangat ditentukan oleh penginderaan dan persepsi yang benar.
Analisis aktivitas penginderaan dan persepsi peserta didik dalam proses belajar penting bagi
seorang pendidik

Anda mungkin juga menyukai