Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Nia Rakhmayanti Nurdin
M0411045
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan
tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia.
Tumbuhan paku dikelompokkan dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas
mempunyai kormus dan dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok yaitu akar,
batang, dan daun. Bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak dimanfaatkan
antara lain sebagai tanaman hias, sayuran dan bahan obat-obatan. Namun secara
tidak langsung, kehadiran tumbuhan paku turut memberikan manfaat dalam
memelihara ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah, pengamanan
tanah terhadap erosi, serta membantu proses pelapukan serasah hutan.
Tumbuhan paku merupakan salah satu tanaman yang tidak lepas dari
usaha penyederhanaan obyek studi. Hal ini berkaitan dengan jumlah dan
keanekaragaman tumbuhan paku yang sangat besar di alam, yaitu mecapai kurang
lebih 9000 spesies. (Wilson dan Loomis, 1966).
Tumbuhan paku dapat tumbuh pada habitat yang berbeda. Berdasarkan
tempat hidupnya, tumbuhan paku ditemukan tersebar luas mulai daerah tropis
hingga dekat kutub utara dan selatan. Mulai dari hutan primer, hutan sekunder,
alam terbuka, dataran rendah hingga dataran tinggi, lingkungan yang lembab,
basah, rindang, kebun tanaman, pinggir jalan paku dapat dijumpai (Loveless,
1989).
Di sisi lain, tumbuhan paku juga memiliki nilai ekonomi yang cukup
tinggi,terutama pada keindahannya dan sebagai tanaman holtikultura, sebagai
tanaman hias (Polunin, 1994). Dan tumbuhan paku juga dapat dimanfaatkan untuk
sayuran dan obat-obatan tradisional.
Tumbuhan yang ada di alam ini mempunyai jumlah yang beranekaragam sehingga menimbulkan kesadaran manusia untuk menyederhanakan obyek
studi melalui klasifikasi, identifikasi dan pemberian nama yang tepat untuk setiap
kelompok tumbuhan dengan memanfaatkan karakter yang terdapat pada setiap
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakter-karakter umum Divisi Pterophyta, Arthrophyta,
Lycophyta dan Psilophyta?
2. Bagimana mengidentifikasi anggota Divisi Pterophyta, Arthrophyta,
Lycophyta dan Psilophyta?
3. Bagaimana membedakan anggota-anggota Divisi Pterophyta, Arthrophyta,
Lycophyta dan Psilophyta?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui karakter-karakter umum Divisi Pterophyta,
Arthrophyta, Lycophyta dan Psilophyta.
2. Mahasiswa
dapat
mengidentifikasi
anggota
Divisi
Pterophyta,
D. Manfaat Penulisan
Pembuatan laporan praktikum Pteridophyta ini diharapkan dapat
menambah dan memberikan informasi serta wawasan tentang tumbuhan paku
baik ciri-cirinya maupun identifikasi anggota tiap divisi kepada pembaca,
lebih khususnya bagi para praktikan sendiri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang struktur akar dan batangnya belum ada, namun sel telah mengalami
diferensiasi dan spesialisasi adalah kelompok Bryophyta. Pteridophyta adalah
divisi yang semua anggotanya telah memiliki akar, batang dan daun yang sudah
jelas. Perkembangbiakan secara generatif dilakukan dengan menggunakan spora
(Tjitrosoepomo, 1988).
Pada beberapa jenis paku yang hidup di tanah, batang tumbuhan paku
sejajar dengan tanah. Karena tumbuhnya menyerupai akar maka batang tersebut
dinamakan rizoma. Batang ini sering tertutup oleh rambut atau sisik berfungsi
sebagai pelindungnya. Dari rizoma ini pula tumbuh akar akar yang lembut.
Daun paku ada yang berbentuk tunggal, majemuk ataupun menyirip ganda.
Helaian daun secara menyeluruh disebut ental, terkadang tumbuh dua macam
ental, yaitu yang subur dan mandul. Pada ental yang subur tumbuh sporangia pada
permukaan daun bagian bawah. Kumpulan dari sporangia disebut sorus sedangkan
sekumpulan sorus itu sendiri disebut dengan sori. Spora terletak pada kotak spora
(sporangium) dan tidak jarang sorus tersebut dilindungi oleh suatu lapisan
penutup yang disebut indusium yang umumnya berbentuk ginjal. (Sastrapradja,
1979).
2. Karakteristik Tumbuhan Paku
Organ paku-pakuan terdiri atas dua bagian, yaitu:
1) Organ vegetatif, yang terdiri dari akar, batang dan daun (organum
nutritivum).
a. Akar
Akar paku adalah serabut. Pada bagian ujungnya tudung akar atau
kaliptra.
Di belakang tudung akar terdapat titik tumbuh akar berbentuk
bidang
empat, yang aktifitasnya adalah :
b. Batang.
c. Daun
Menurut Smith (1991) berdasarkan bentuk dan sifat daunnya dapat
dibedakan atas dua golongan, yaitu:
BAB III
METODE PENELITIAN
secukupnya
Mikroskop cahaya
2 buah
Pinset
secukupnya
Kamera
1 buah
Cawan Petri
secukupnya
b. Divisi Athrophyta
1. Preparat Awetan Equisetum sp.
2. P.B. Strobilus Equisetum sp.
3. P.M. Batang Equisetum sp.
c. Divisi Lycopytha
1. Preparat Awetan Lycopodium sp.
2. P.B. Strobilus Lycopodium sp.
3. P.L. Batang Lycopodium sp.
4. Preparat Awetan Sellaginela sp.
5. P.B. Strobilus Selaginella sp.
6. P.B. Batang Selaginella sp.
d. Divisi Psilophyta
1. Preparat Awetan Psilotum sp.
3. Cara Kerja
a. Mengamati herbarium kering tiap spesies. Sedangkan untuk preparat
mikroskopis pengamatan dilakukan dibawah mikroskop cahaya dengan
perbesaran kuat.
b. Menuliskan klasifikasi dan deskripsi serta menggambar morfologi tiap
sepesies dari anggota tiap divisi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
No.
Preparat Awetan
Keterangan
Divisi Pterophyta
1.
Asplenium sp.
1. Daun sporofil
2. Daun tropofil
3. Sorus
4. Rhizome
3
1
1
2.
Adiantum sp.
1. Sorus
2. Daun sporofil
3. Daun tropofil
4. Rhizome
3.
Blechnum sp.
1. Sorus
2. Daun tropofil
3. Daun sporofil
1
4. Rhizome
4.
Davalia sp.
1. Daun sporofil
2. Daun tropofil
3. Sorus
4. Rhizome
5.
Platycerium sp.
1. Daun sporofil
2. Daun tropofil
3. Sorus
4. Rhizome
6.
Polypodium sp.
1. Sorus
2. Daun tropofil
3. Daun sporofil
4. Rhizome
5. Rambut-rambut
rhizoma
1
2
3
7.
Pteris ensiformis
1. Sorus
2. Daun sporofil
3. Daun tropofil
4. Rhizome
3
2
1
8.
Marsilea sp.
1. Sporokarpium
2. Spora
3. Daun
3
1
9.
Salvinia sp.
1. Daun
mengapung
2. Daun tenggelam
3. Sporokarpium
3
2
10.
Azolla sp.
1. Daun terapung
2. Daun tenggelam
3. Sporokarpium
1
11.
Drynaria sp.
1. Daun tropofil
2. Daun sporofil
3. Sorus
4. Rhizome
4
12.
Ophioglossum sp.
1. Sorus
2. Daun tropofil
3. Daun sporofil
2
13.
Lygodium sp.
1. Daun tropofil
2. Daun sporofil
3. Sorus
4. Batang
4
14.
Gleichenia sp.
1. Daun bercacang
pseudodikotom
2. Sorus
3. Rhizome
4. Batang
2
4
15.
Hymenophylum sp.
1. Daun tropofil
2. Daun sporofil
3. Indusium
4. Sorus
5. Rhizome
1
2
3
Divisi Athrophyta
16.
Equisetum sp.
1. Strobilus
2. Rigi
3. Daun mikrofil
4. Nodus
5. Internodus
6. Rhizome
7. Tunas fertile
8. Tunas steril
1
17.
9. Akar adventif
1. Aksis sentral
2. Sporofil
3. Sporangium
4. Spora
2
5. Sporangiofor
3
4
5
(Dokumentasi Pribadi, 2014).
18.
1. Epidermis
2. Korteks
a. Sklerenkim
6
1
b. Parenkim
3. Endodermis
4. Floem
5. Xylem
6. Saluran karinal
7. Saluran
valekuler
2a
2b
(Dokumentasi Pribadi, 2014).
Divisi Psilophyta
8. Saluran pusat
19.
Psilotum sp.
1. Sisik / daun
mikrofil
2. Batang aerial
3. Rhizome
4. Sinangium
Divisi Lycophyta
20.
Lycopodium sp.
1. Sporangium
2. Batang
3. Strobilus
4. Daun fertil
5. Daun steril
4
21.
2
1. Aksis sentral
2. Spora
3. Sporangium
4. Sporofil
5. Sporangiofor
2
3
Selaginella sp.
1. Strobilus
2. Daun ventral
3. Daun dorsal
1
23.
1. Epidermis
2. Korteks
4
3. Stele
4. Xylem
5. Floem
2
6
5
(Dokumentasi Pribadi, 2014).
24.
1. Makrosporofil
2. Makrosporangi
um
3. Makrospora
4. Mikrosporofil
5. Mikrosporangiu
6
3
5
m
6. Mikrospora
7. Sporangiofor
9
1
8
8. Ligula
9. Aksis sentral
7
(Dokumentasi Pribadi, 2014).
25.
1. Epidermis
2. Korteks
3. Rongga udara
4. Trabekula
5. Stele
6. Xylem
7
7. Floem
5
3
1
(Dokumentasi Pribadi, 2014).
B. Pembahasan
1) Divisi Pterophyta
1. Preparat Awetan Asplenium sp.
a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Polypodiopsida
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Aspleniaceae
Genus
: Asplenium
Species
: Asplenium sp.
b. Deskripsi
Enthal tunggal, tersusun menyirip, warna hijau; tepi bergerigi.
Sori terdapat pada percabangan urat enthal yang pertama dekat anak
tulang enthal; indusia tipis seperti selaput. Terestrial, paku epifit pada
pohon tinggi, Tumbuh tersebar di seluruh kawasan yang diamati mulai
1.060-1.240 m dpl. Tumbuh epifit di batang pohon yang telah
ditebang sampai di ranting pohon besar. Secara umum tumbuhan ini
banyak ditemukan baik di dataran rendah maupun daerah pegunungan
sampai ketinggian 2.500 m dpl., sering menumpang di batang pohon
tinggi, dan menyukai daerah yang agak lembab dan tahan terhadap
sinar matahari langsung. Tanaman ini tersebar di seluruh daerah
tropis.Paku Sarang Burung atau nama saintifiknya (Sastrapraja, dkk.
1979).
Daun tunggal tersusun pada batang sangat pendek melingkar
membentuk keranjang. Daun yang kecil berukuran panjang 7 -150 cm,
lebar 3 30 cm. Ujung meruncing atau membulat, tepi rata dengan
permukaan yang berombak dan mengkilat. Daun bagian bawah
warnanya lebih pucat dengan garis-garis coklat sepanjang anak tulang,
daun bentuk lanset, tersusun melingkar, ujung meruncing, warna daun
bagian atas hijau terang, bagian bawah hijau pucat. Rhizome yang
pendek ditutupi oleh sisik yang halus dan lebat, sisik berwarna coklat.
Paku epifit dengan akar rimpang kokoh, tegak, bagian ujung
mendukung daun-daun yang tersusun roset, di bagian bawahnya
terdapat kumpulan akar yang besar dan rambut berwarna coklat,
bagian ujung ditutupi sisik-sisik sepanjang sampai 2 cm, berwarna
coklat hitam.
c. Manfaat:
Asplenium sp. di Bali sering digunakan sebagai tanaman hias
untuk menata taman, merangkai bunga dan akarnya dicincang alus
dapat digunakan untuk media mencangkok tanaman. Dapat juga
dijadikan sebagai obat penyubur rambut, demam, sakit kepala,
kontrasepsi, gigitan atau sengatan hewan berbisa. Daunnya ditumbuk
dan dicampur dengan parutan kelapa kemudian dioleskan pada rambut
(Darma, 2006).
2. Preparat Awetan Adiantum sp.
a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Adiantaceae
Genus
: Adiantum
Spesies
: Adiantum sp.
b. Deskripsi
Dari hasil pengamatan terhadap Adiantum sp. dapat ditemukan
ditempat yang lembab diantara batu-batuan. Habitus dari paku ini
adalah perdu. Akar berupa rimpang pendek mengelompok berwarna
gelap. Percabangan dikotomis terbagi.Daun berbentuk bulat panjang
yang sempit, yang masing-masing terbagi lagi menjadi lebih kecil.
Daun berwarna hiaju tua dengan tepi berombak. Pada masing-masing
ental memiliki 1 hingga 20 sori yang berada dibawah permukaan
bawah daun sebalah pinggir. Sori berwana coklat tua. Sori kecil, 1-20
per segmen, berdekatan dengan bagian luar dan bagian atas. Spora
terbagi menjadi 32 per sporangium, berwarna coklat (Large, 1993).
Adiantum sp. hidup di tanah, hampir semua paku-pakuan adalah
herba atau agak berkayu. Letak akar tumbuhan paku bermacammacam, pada Adiantum Sp akarnya serabut, tumbuh dari rizoma yang
pakalnya rimpang, tegak dan berwarna coklat. Semua batang pakupakuan kerap berupa rimpang karena umumnya arah tumbuhnya
menjalau atau memanjat, bentuk batangnya bulat panjang, permukaan
batangnya halus, warna coklat dan percabangan monopodial. Jenis
daun pada Adiantum sp. adalah majemuk, tulang daunnya menyirip
atau sporofil (daun fertil) yang fungsi utamanya adalah menghasilkan
sporangium. Biasanya hampir semua sporofil juga berfungsi sebagai
organ untuk fotosintesis. Suplir memiliki penampilan yang jelas
berbeda dari jenis paku-pakuan lain. daunnya tidak berbentuk
memanjang, tetapi cenderung membulat. Sorus merupakan klusterkluster di sisi bawah daun pada bagian tepi. Spora. terlindungi oleh
sporangium yang dilindungi oleh indusium. Pada daun Adiantum sp.
bentuk indisiumnya memanjang (Puspitasari, 2010).
c. Manfaat
: Plantae
Divisi
: Pterydophyta
Kelas
: Filiopsida
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Blechnaceae
Genus
: Blechnum
Spesies
: Blechnum sp.
(Tjitrosoepomo, 1989).
b. Deskripsi
Termasuk Famili Blechnaceae. Jenis paku ini termasuk golongan
paku tanah yang dapat dikumpulkan dari daerah yang berketinggian
800 meter sampai dengan 2.000 meter di atas permukaan laut. Paku
ini biasanya terdapat di tempat-tempat yang terbuka atau di jalan-jalan
setapak atau hutan yang tidak terlalu lebat. Di atas disebutkan bahwa
paku ini memiliki dua macam daun yaitu daun subur dan daun
mandul. Kedua daun tersebut tersusun oleh anak-anak daun yang
letaknya menyirip. Ukuran daun tanpa tangkainya adalah antara 15
45 cm. Daun suburnya memiliki anak-anak daun yang lebih sempit.
Sporanya membentuk barisan yang memanjang, tersebar, kecuali di
sepanjang tulang anak daunnya. Rimpangnya pendek, tetapi tebal.
Rimpang tersebut tertutup oleh bulu-bulu yang kasar. Akarnya
berjumlah banyak, karena paku ini termasuk jenis paku tanah, maka
dapat diketemukan di antara tumbuhan lainnya (Steenis,2005).
Memiliki daun yang agak lebar dengan sorus yang berbentuk
garis pada bagian sisi bawah daun. Ada indusium dari tepi daun. Daun
menyirip. Habitatnya epifit pada batang pohon besar atau bebatuan
yang lembab. Alat reproduksinya berupa aseksual dan seksual,
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Polypodiaceae
Genus
: Davallia
Spesies
: Davallia sp.
b. Deskripsi
Davallia sp. merupakan salah satu genus dari 40 jenis pakis.
Dallavia sp. merupakan tumbuhan epifit. bila dilihat secara langsung,
maka tumbuhan ini mempunyai cirri-ciri antara lain rimpangnya
kuat,dan ketika masih muda tertutupi oleh sisik, serta daunnya
berbentuk segitiga dan kaku, tepinya bergerigi, dan permukaanya
mengkilat sehingga mudah dilihat. Daunnya berwarna hijau muda
sampai hijau tua, menyirip ganda dua atau lebih dengan urat-urat yang
bebas. Rimpang merayap dengan ruaas-ruas yang panjang, bersisik
rapat. Sisik berwarna pirang (Tjitrosoepomo, 2009).
Davallia sp. mempunyai Rimpang yang kuat, berdaging kuat,
berdaging dan agak menjalar. Bila tumbuhan ini masih muda,
rimpang-rimpangnya ditutupi oleh sisik-sisik yang padat, warnanya
coklat terang. Entalnya berumbai, panjangnya sampai 1 m. Bentuk
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Famili
: Polypodiaceae
Ordo
: Polypodiales
Genus
: Platycerium
Spesies
: Platycerium sp.
b. Deskripsi
Perawakan parenial, Daun terdiri atas dua macam yaitu daun
penyangga atau daun steril dan dedaunan atau daun fertil. Daun
penyangga terletak di bagian pangkal daun fertil, tumbuh saling
menutupi dan persisten, menyerupai keranjang, bagian ujung
bercuping, berwarna hijau dan berubah kecoklatan bila tua dan tidak
hijau
keputihan,
berbulu
bintang
dan
berspora
(Rismunandar, 1991).
Tergolong daun tunggal, bertoreh dalam. berdaging, tepi rata,
permukaan berbulu halus, panjang 40-100 cm, ujung tumpul, daun
tambahan satu sarnpai tujuh, menggarpu, bentuk baji, coklat hijau.
Batang tidak jelas ada yang mengatakan tidak berbatang, karena daun
langsung tumbuh dari akar tanpa perantara dari batang. Akar berbulu
dan berwarna coklat. kekuningan dan biasanya langsung mengakar
pada batang tanaman yang di tumbuhinya. Akar berupa akar serabut.
Spongarium, terdapat pada ujung, tertutup rambut, bentuk bintang,
bercabang dua sampai empat, panjang 10-12 cm, lebar 2-3 cm,
berwarna hijau muda dan hijau kebiruan (Rismunandar, 1991).
c. Manfaat
Pemanfaatan Platycerium sebagai tanaman hias digunakan dalam
bentuk segar baik berupa daun potong atau tanaman dalam pot. Selain
itu, Platycerium juga digunakan untuk obat tradisional oleh
masyarakat Jawa. Tumbukan halus daunnya digunakan sebagai
kompres demam dan luka bengkak seperti bisul, radang rahim luar,
dan campurannya dengan bawang merah digunakan juga untuk obat
gondok dan kudis (Kreier dan Scheider, 2006).
6. Preparat Awetan Polypodium sp.
a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Filicinae
Ordo
: Superfisiales
Famili
: Polypodiaceae
Genus
: Polypodium
Spesies
b. Deskripsi
Habitat di alam, paku ini tumbuh ditempat terbuka dan kadangkadang juga tumbuh di tempat terlindung dari sinar matahari. Di
dataran rendah yang tidak terlalu kering. Tumbuhan paku ini hidup
epifit (tumbuh di bagian batang atau ranting pohon). Tumbuhan ini
ada yang tumbuh di tanah (terestris), namun ada juga yang tumbuh
sebagai epifit (tumbuh di bagian batang atau ranting pohon).
Polypodium sp adalah beberapa contoh paku yang epifit di hutan yang
memiliki tajuk cukup rapat (Gembong,1983).
Akarnya serabut keluar dari rimpang,memiliki bentuk daun
berbagi menyirip tepi daun rata,dengan ujung yang meruncing, lebar
biasa mencapai 4 cm dan panjang bisa mencapai 17 cm. Tulang daun
menyirip. Batangnya berwarna hijau kecoklatan panjang, berbentuk
bulat lonjong. Warna biasanya hijau daun (Kimbal,1999).
Tumbuhan paku ini bersifat homospora atau isospora (hanya
menghasilkan satu macam spora), terletak pada sorus di bawah daun
terletak didekat dengan tulang daun.berbentuntuk lonjong berwarna
coklat (Ali. 2008).
c. Manfaat
Manfaat Polypodium sp. , tumbuhan paku ini dapat dimanfaatkan
sebagai tanaman hias, dan dapat juga dkonsumsi debagai sayuran pada
zaman dahulu tanaman ini djadikan sebagai bahan makan oleh
masyarakat yang bertemapat tinggal di daerah pegunungan. Dan dapat
di jadikan sebagai obat penyembuh sakit kepala yaitu dengan
merebusnya dengan air yang mendidih (Soeratman. 1999).
7. Preparat Awetan Pteris ensiformis
a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Filicopsida
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Pteridaceae
Genus
: Pteris
Spesies
b. Deskripsi
Termasuk paku tanah dengan ketinggian 0,15m-0,70m, akar
rimpang tegak dan merayap pendek dan daun gunduk tegak menyirip
rangkap kuat tidak beruas. Daun steril panjang 5-20 cm diatas tangkai.
Daun fertil berbeda dengan daun steril. Anak daun atau taju daun
berbentuk garis, lebar 24mm, tepi daun rata tetapi bagian ujungnya
bergerigi (Moertolo, 2004).
Warna daun pada Pteris sp. adalah hijau tua, peruratan (vernasi)
menyirip, ujung-ujungnya bergabung dengan urat lain sehingga
memperlihatkan garis yang dekat dengan tepi. Tekstur daun adalah
helaian atau seperti selaput (tekstur daun tumbuhan paku bervariasi
seperti selaput atau helaian atau seperti selaput tebal atau
kulit).Permukaan daunnya halus atau gundul. Tangkai daun berukuran
28cm (Moertolo, 2004).
Pteris merupakan pakis homospor yang mempunyai tipe
gametofit yaitu tipe jantung, tipe gametofit ini yang paling
umum.Protaliumnya berbentuk pipih, alat kelamin (gametangium)
terletak pada permukaan ventral (bawah), arkegonium biasanya
terletak didekat takik, anteridium umumnya terletak di antara rizoid.
c. Manfaat
Pteris
ensiformis
dimanfaatkan
sebagai
kemampuan
orang
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Marsileales
Famili
: Marsileaceae
Genus
: Marsilea
Spesies
b. Deskripsi
Famili Marcileaceae hidup di paya-paya atau air yang dangkal,
berakar dalam tanah, jarang berupa tanaman darat sejati. Batangnya
menyerupai rimpang yang merayap, ke atas membentuk daun-daun,
ke bawah akar-akar. Genus Marsilea mempunyai batang yang
merayap, daun bertangkai panjang dengan helaian yang biasanya
berbelah 4. Sedikit di atas pangkal tangkai daun keluar sepasang atau
sejumlah sporokarpium berbentuk ginjal atau jorong. Dalam
sporokarpium terdapat banyak sorus yang mempunyai indusium dan
di dalamnya terdapat mikro dan makrosporangium (Tjitrosoepomo
1988).
Tumbuhan semanggi tumbuh merambat di lingkungan perairan
dengan tangkai mencapai sepanjang 20 cm dan bagian yang muncul
ke permukaan air setinggi 3-4 cm. Di tempat yang airnya lebih dalam,
panjang tangkai dan jarak antar buku jauh lebih panjang daripada di
perairan yang dangkal. Daun semanggi memiliki 4 helai anak daun
dengan ukuran rata-rata panjang 2,5 cm dan lebar 2,3 cm. Daun
tersebut tipis dan lembut berwarna hijau gelap. Akar pada tanaman
semanggi tertanam dalam substrat di dasar perairan. Sporocarp yang
merupakan struktur reproduksi berbentuk panjang dan bulat pada
bagian akhir, terdapat sebanyak 1 sampai 6 buah dengan ukuran 3-4
mm, dan panjang tangkai sporocarp5 mm (Holttum 1930).
c. Manfaat
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Salviniales
Famili
: Salviniaceae
Genus
: Salvinia
Spesies
: Salvinia sp.
b. Deskripsi
Rhizoma berambut pendek,berbulu, menunjang daun dalama tiga
baris. Dua sederhana dan seluruhnya berwarna hijau,mengapung,daun
ketiga dibawah permukaan air,bercabang dan tumbuh kebawah. Sori
pada daun yang mengambang menghasilkan makro dan mikro
sporangia pada sori yang berbeda (Geesink dkk, 1989).
Tanaman dewasa menghasilkan sporocarp dalam jumlah besar
yang terletak diantara daun yang terendam. Sporocarps berupa
kantung-kantung, kantung sporocarp mengandung banyak sporangia
yang
berisi
spora
reproduksi.
Macrosporocarps
mengandung
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Salviniales
Famili
: Azollaceae
Genus
: Azolla
Spesies
: Azolla sp.
b. Deskripsi
Istilah Azolla berasal dari bahasa latin, yaitu azo yang berarti
kering dan ollyo
yang berarti mati. Tumbuhan ini akan mati apabila dalam keadaan
kering. Azola merupakan tumbuhan jenis paku-pakuan air yang
hidupnya mengambang diatas permukaan air. Berukuran kecil, lunak,
bercabang cabangtidak beraturan. Helaian daunnya tumpang tindih,
tersusun saling menutup.Setiap daun terdiri dari dua helaian, yaitu :
helaian atas dan helaian bawah.Helaian atas berupa daun tebal, dan
berada di atas air. Berwarna hijau karenamengandung klorofil yang
berguna dalam asimilasi. Di dalamnya terdapat ruangan-ruangan yang
berisi koloni Annabaena azollae. Helaian bawah, tipis danpucat,
karena tidak secara langsung mendapat sinar matahari. Azola
tidakmempunyai batang, karena batangnya berupa rimpang (rhizome),
dan rimpangtersebut tumbuh daun. Azola yang tua bercabang-cabang
terdapat akar yangmenempel tersusun rapih seperti rambut yang lebat,
dan tumbuh lurus, sertatidak bercabang, masuk ke dalam air (Lumpkin
dan Plucknett, 1980).
c. Manfaat
Pemanfatan azolla sebagai pupuk pengganti urea telah banyak
dilaporkan oleh karena dapat mengikat nitrogen yang cukup besar.
Spesies yang banyak terdapat di Indonesia terutama di pulau Jawa
adalah Azolla.pinnata, dan biasa tumbuh bersama-sama padi di sawah.
(Lumpkin dan Plucknett. 1982).
11. Preparat Awetan Drynaria sp.
a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Divisi
: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Polypodiaceae
Genus
: Drynaria
Spesies
: Drynaria sp.
b. Deskripsi
Tumbuhan paku epifit yang melindungi akarnya dan perangkap
humus berupa daun khusus yang mempunyai sisik kecil diatasnya,
yaitu Drynaria sp. Jenis ini mempunyai dua macam daun, yaitu daun
fertil dan daun steril. Tumbuh panjang seperti daun biasa, dan yang
lainnya pendek kaku bentuknya seperti daun oak, berwarna coklat.
Daun yang terakhir ini melindungi akar dan berfungsi untuk
menengkap serasah sebagai sumber makanan dan sebagai material
penyerap air bagi akar (Lugrayasa, 2004).
Mempunyai rimpang keras yang kecil dan ditutupi oleh serabut
yang pendek berwarna hitam. Bagian adaksial daun tumbuhan paku
ini berwarna hijau tua, sedangkan bagian abaksialnya berwarna hijau
muda. Sporangium terdapat pada bagian abaksial daun fertil dan
tersebar tidak teratur (Purnamawati et al., 2014).
c. Manfaat
Akar Drynaria sparsisora berkhasiat sebagai obat sakit mata dam
untuk obat mencret. Jenis ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias,
selain itu juga untuk obat tradisional seperti sebagai obat maag, sakit
kepala, demam, dan obat bengkak.
12. Preparat Awetan Ophioglossum sp.
a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Filicopsida
Ordo
: Ophioglossales
Family
: Ophioglossaceae
Genus
: Ophioglossum
Spesies
: Ophioglossum sp.
b. Deskripsi
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Schizaeales
Famili
: schizaeaceae
Genus
: Lygodium
Spesies
: Lygodium sp.
b. Deskripsi
Secara umum Lygodium mempunyai akar yang merayap,
berambut tapi tidak bersisik. Daun-daunnya monostichous, melilit dan
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Gleicheniopsida
Ordo
: Gleicheniales
Famili
: Gleicheniaceae
Genus
: Gleichenia
Spesies
b. Deskripsi
Daun panjang dengan bagian-bagian yang menyirip. Ujungnya
sering sampai lama dalam kedaan kuncup. Beberapa di antaranya
bersifat sebagai xerofit atau kremnofit misalnya G. linearis, G.
leavigata (paku andam, paku resam)sering dipakai untuk pelindung
sementara pada persemaian-persemaian. (Tjitrosoepomo, 2009).
Daun berjauhan satu dengan yang lain, tidak beruas, bercabang
menggarpu dua kali sampai banyak kali. Pada tiap cabang kecuali
yang teratas, terdapat dua segment daun yang melintang dan
membengkok, panjangnya 5 25 cm. Dekat langsung di bawah garpu
yang termuda terdapat tangkai yang tidak berdaun, juga semua tangkai
yang lebih bawah tidak berdaun .Tajuk daun berbentuk pita
memanjang, panjangnya 18-75 mm, licin, tepinya rata, ujungnya
tumpul dan sedikit menggulung, pada tiap taju daun umumnya
terdapat sori lebih dari satu (Nasution, 1986).
c. Manfaat
Genus Glichenia telah dimanfaatkan di tanah air kita ini. Kulit
batangnya misalnya dipergunakan untuk bahan baku kerajinan tangan.
Bagian dalam batangnya dianyam untuk memperkuat kopyah. Di
beberapa daerah, batangnya dimanfaatkan untuk mata pisau. Dan
sebagaimana biasanya, jenis paku inipun dimanfaatkan untuk obat
(LIPI, 1980).
15. Preparat Awetan Hymenophylum sp.
a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Filicopsida
Ordo
: Polypodiales
Family
:Hymenophyllaceae
Genus
: Hymenophyllum
Spesies
: Hymenophyllum sp.
b. Deskripsi
Batang berupa rizoma merayap. Daun biasanya majemuk, amat
kecil dan tipis, sering hanya berupa selapis sel atau 2 lapis sel, pada
tulang daun tebalnya beberapa lapis sel. Bentuk daun fertil dan steril
umumnya sama. Sorus terletak pada tepi daun, memiliki indusium
berbentuk piala atau bibir. Sporangium biasanya berbentuk gada,
pendek; cincin melintang atau serong. Sporangium bertipe gradate
(sporangium tumbuh dan masak dari ujung ke pangkal). Gametofit
berbentuk pita atau filamen. Tersebar luas di daerah tropis.
Bermanfaat sebagai tanaman hias.
2) Divisi Athrophyta
1. Preparat Awetan Equisetum sp.
a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Arthophyta
Kelas
: Equisetopsida
Ordo
: Equisetales
Famili
: Equisetaceae
Genus
: Equisetum
Spesies
: Equisetum sp.
b. Deskripsi
Equisetum adalah yang paling umum ditemukan di Bumi Belahan
Utara. Kata Equisetum berasal dari kata equus yang berarti kuda dan saeta
yang berarti rambut tebal dalam bahasa Latin. Sehingga tumbuhan yang
termasuk genus ini disebut juga paku ekor kuda. Spesies dari genus ini
umumnya tumbuh di lingkungan yang basah seperti kolam dangkal, daerah
pinggiran sungai, atau daerah rawa (Campbell, 2003).
1. Aksis sentral
2. Sporofil
3. Sporangium
2
4. Spora
3
5. Sporangiofor
4
5
Gambar 17. P.B. Strobilus Equisetum sp.
(Dokumentasi Pribadi, 2014).
3. P.M. Batang Equisetum sp.
a. Deskripsi
Pada preparat penampang melintang batang Equisetum sp. terdapat
beberapa bagian seperti dibawah ini:
1. Epidermis
2. Korteks
6
1
a. Sklerenkim
b. Parenkim
3. Endodermis
4. Floem
5. Xylem
6. Saluran karinal
7
2a
2b
Gambar 18. P.M. Batang Equisetum sp.
7. Saluran valekuler
8. Saluran pusat
karnial. Saluran pusat dan karnial berfungsi untuk penyimpanan air, sedang
saluran valekuler berfungsi untuk menyimpan udara. Saluran pusat adalah
saluran yang berada di tengah-tengah. Korteks terdiri dari jaringan
sklerenkim dan parenkim. Epidermis lapisan yang terletak bagian paling
luar.
3) Divisi Psilophyta
1. Preparat Awetan Psilotum sp.
a. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Psilophyta
Kelas
: Psilopsida
Ordo
: Psilotales
Family
: Psilotaceae
Genus
: Psilotum
Spesies
: Psilotum sp.
b. Deskripsi
Berbentuk cabang dan menggarpu, tidak berakar. Mempunyai
tunas di tanah dengan bentuk rhizoid. Batangnya terdapat mikrofil (daun
kecil) yang berbentuk sisik. Mikrofil berbentuk sisik, tidak bertulang dan
tersusun jarang-jarangdalamgaris spiral.Habitat di tanah. Cara hidup
bersimbiosis
dengan
cendawan
mikoriza.
Permukaannya
terdapat
: Plantae
Divisi
: Pterydophyta
Class
: Lycopodinae
Ordo
:Lycopodiales
Famili
: Licopodiaceae
Genus
: Lycopodium
Spesies
b. Deskripsi
Kelas Lycopodinae terbagi atas 4 bangsa, yakni bangsa
Lycopodiales, bangsa Selaginellales, bangsa Lepidodendrales, dan
bangsa Isoetales. Namun disini hanya akan dibahas 2 bangsa dari
kelas Lycopodinae, yakni bangsa Lycopodiales (paku kawat) dan
bangsa Selaginellales (paku rane). Hal tersebut dikarenakan hanya
spesies dari kedua bangsa itulah yang masih aa hingga saat ini. Bangsa
ini terdiri lebih atas 200 jenis tumbuhan yang hampir semua tergolong
dalam suku Lycopodiaceae dari marga Lycoodium (Graham, 1993).
Lycopodium sp. adalah spesies yang paling luas dalam genus
Lycopodium. Ini adalah tanaman spora-bantalan pembuluh darah,
terutama prostat tumbuh di tanah dengan batang hingga 1 m panjang;
batang yang banyak bercabang, dan padat berpakaian dengan daunspiral diatur kecil. Daunnya 3-5 mm dan 0,7-1 mm lebar, meruncing
denda rambut seperti titik putih. Cabang-cabang bantalan kerucut
spora berubah tegak, mencapai 5-15 cm di atas tanah, dan memiliki
daun kurang dari cabang-cabang horizontal. Kerucut spora berwarna
kuning-hijau, 2-3 cm dan 5 mm luas. Batang horisontal menghasilkan
akar
pada
interval
yang
sering
panjangnya
mereka,
yang
DAFTAR PUSTAKA
Afriastini JJ. 2003. Marsilea crenata C.Presl. Di dalam: de Winter WP, Amoroso
VB, editor. Cryptograms: Ferns and fern allies. Bogor : LIPI.
Bower, F. O. 2010. The Fern (Filicales). Cambridge: Cambridge University Press.
Campbell, at al. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Champion PD, Clayton JS. 2001. Border control for potential aquatic weeds.
New Zealand : Departemen Conversation.
Dasuki, Undang Ahmad. 1991. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Pusat
Antar Universitas Bidang ilmu
Bilogy,
Economic,
Importance,
Cultivation
and
in
Crop
Production.
Westview
Press
Inc.,
FPMIPA UPI.
Nasution, Ahmad. 1986. Morfologi Tumbuhan Paku Secara Umum. Yogyakarta:
Kanisius
Perwati, Lilih Khotim. 2009. Analisis Derajat Ploidi dan Pengaruhnya Terhadap
Variasi Ukuran Stomata dan Spora pada Adiantum raddianum. Jawa
Barat. BIOMA 11(2) : 39-44.
Polunin, N, 1994. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu
Serumpun.Yogyakarta, Gadjahmada University Press
Purnawati, U, dkk. 2014. Eksplorasi Paku-Pakuan (Pteridophyta) Di Kawasan
Cagar Alam Mandor Kabupaten Landak. Protobiont Vol 3 (2): 155 165.
Puspitasari, Deisy. 2010. Adiantum sp. (paku suplir). Yogyakarta: Universitas
Ahmad Dahlan
Rismunandar. 1991. Tanaman Hias Paku-Pakuan. Jakarta: Panebar Swadaya.
Gembong.
Thallophyta,
1989.
Bryophyta,
Taksonomi
Tumbuhan
(Schizophyta,
University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah
Mada University Press
Van, Steenis C.G.G.J.. 2005. Flora. Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Wilson, C. L and Loomis, E. 1966. Botany. Third Edition. With Line Drawing By
Hanah, T. Croasdale. Holt Rine Hart and Winston. Inc. New York.