Fase inflamasi :
Hari ke 0-5
Respon segera setelah terjadi injuri
Pembekuan darah
Untuk mencegah kehilangan darah
Karakteristik : tumor, rubor, dolor, color, functio laesa
Fase awal terjadi haemostasis
Fase akhir terjadi fagositosis
Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi
b. Fase proliferasi or epitelisasi
Hari 3 14
Disebut juga dengan fase granulasi adanya pembentukan jaringan granulasi pada luka
Luka nampak merah segar, mengkilat
Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi : Fibroblasts, sel inflamasi, pembuluh darah yang baru,
fibronectin and hyularonic acid
Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan lapisan epidermis pada tepian
luka
Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi
c.
Mempercepat fibrinolisis
Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh netrofil dan sel
endotel dalam suasana lembab.
2.
Mempercepat angiogenesis
Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan merangsang lebih pembentukan
pembuluh darah dengan lebih cepat.
3.
4.
Growth factor berperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk stratum corneum dan
angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang
lembab.
5.
A. PERSIAPAN
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat-alat dalam baki/trolley
Alat Steril dalam bak instrumen ukuran sedang tertutup:
Pinset anatomis (2 buah)
Pinset chirurgis (2 buah)
Handscoon steril
Kom steril (2 buah)
Kassa dan kapas steril secukupnya
Gunting jaringan/ Gunting Up Hecting (jika diperlukan)
Alat Lain:
Gunting Verband/plester
Plester
Nierbekken (Bengkok)
Lidi kapas
Was bensin
Alas / Perlak
Selimut Mandi
Kapas Alkohol dalam tempatnya
Betadine dalam tempatnya
Larutan dalam botolnya (NaCL 0,9%)
Lembar catatan klien
3. Setelah lengkap bawa peralatan ke dekat klien
B. MELAKUKAN PERAWATAN LUKA
1.
Mencuci tangan
2.
Lakukan inform consent lisan pada klien/keluarga dan intruksikan klien untuk tidak menyentuh
area luka atau peralatan steril.
3.
4.
Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain bagian luka dengan selimut
mandi.
5.
6.
Pasang alas/perlak
7.
Dekatkan nierbekken
8.
9.
10.
Basahi plester yang melekat dengan was bensin dengan lidi kapas.
Lepaskan plester menggunakan pinset anatomis ke 1 dengan melepaskan ujungnya dan menarik
secara perlahan, sejajar dengan kulit ke arah balutan.
Kemudian buang balutan ke nierbekken.
Simpan pinset on steril ke nierbekken yang sudah terisi larutan chlorin 0,5%
11.
Kaji Luka:
Jenis, tipe luka, luas/kedalaman luka, grade luka, warna dasar luka, fase proses penyembuhan,
tanda-tanda infeksi perhatikan kondisinya, letak drain, kondisi jahitan, bila perlu palpasi luka
denga
non dominan untuk mengkaji ada tidaknya puss.
12.
Membersihkan luka:
tangan
Menutup Luka
Bila sudah bersih, luka dikeringkan dengan kassa steril kering yang diambil dengan pinset
anatomis kemudian dipindahkan ke pinset chirurgis di tangan kanan.
Beri topikal therapy bila diperlukan/sesuai indikasi
Kompres dengan kasa lembab (bila kondisi luka basah) atau langsung ditutup dengan kassa
kering (kurang lebih 2 lapis)
Kemudian pasang bantalan kasa yang lebih tebal
Luka diberi plester secukupnya atau dibalut dengan pembalut dengan balutan yang tidak terlalu
ketat.
14.
Alat-alat dibereskan
15.
16.
17.
C. DOKUMENTASI
1. Hasil observasi luka
2. Balutan dan atau drainase
3. Waktu melakukan penggantian balutan
4. Respon klien
2.8. Perawatan Luka Basah
Balutan basah kering adalah tindakan pilihan untuk luka yang memerlukan debridemen
(pengangkatan benda asing atau jaringan yang mati atau berdekatan dengan lesi akibat trauma
atau infeksi sampai sekeliling jaringan yang sehat)
Indikasi : luka bersih yang terkontaminasi dan luka infeksi yang memerlukan debridement
Tujuan :
1.
2.
3.
2.
3.
4.
Bantu klien pada posisi nyaman. Buka pakaian hanya pada bagian luka dan instruksikan pada
klien supaya tidak menyentuh daerah luka atau peralatan
5.
Cuci tangan
6.
7.
Pakai sarung tangan bersih, lepaskan plester dengan was bensin menggunakan lidi kapas, ikatan
atau balutan. Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan perlahan
sejajar kulit dan mengarah pada balutan. Jika masih terdapat bekas plester di kulit bersihkan
dengan kayu putih
8.
Angkat balutan kotor perlahan-lahan dengan menggunakan pinset atau sarung tangan,
pertahankan permukaan kotor jauh dari penglihatan klien. Bila terdapat drain angkat balutan
lapis demi lapis
9.
Bila balutan lengket pada luka lepaskan dengan menggunakan normal salin ( NaCl 0,9 % )
22. Dokumentasikan hasil, observasi luka, balutan dan drainase, termasuk respon klien
Perhatian :
-
Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan basah kering dapat menimbulkan rasa
nyeri pada klien
Perawat harus memberikan analgesi dan waktu penggantian balutan sesuai dengan puncak efek
obat
Pelindung mata harus digunakan jika terdapat resiko adanya kontaminasi ocular seperti percikan
dari luka