PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keselamatan Kerja merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam dunia industri
modern terutama bagi mereka yang berstandar internasional. Kondisi kerja dapat dikontrol
untuk mengurangi bahkan menghilangkan peluang terjadinya kecelakaan di tempat kerja.
Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman berakibat pada luka-luka pada pekerja,
penyakit, cacat, bahkan kematian, juga harus diperhatikan ialah hilangnya efisiensi dan
produktivitas pekerja dan perusahaan. Saat ini sekitar 7 orang dari 100 pekerja penuh (full
time) yang bekerja di sektor swasta setiap tahunnya di Amerika mengalami kecelakaan atau
penyakit di tempat kerja. Di dunia sekitar 2,8 juta kasus mengakibatkan hilangnya waktu
berproduksi dan setiap tahunnya pula 6000 pekerja meninggal dunia akibat kecelakaan di
tempat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan
dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja
tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para
pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas
keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja
pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi
juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan
dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan
bagi
setiap
para
pekerja
dan
bagi
setiap
bentuk
kegiatan
pekerjaan
(http:://www.google.co.id/keselamatan kerja,2008).
Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena
ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas dan efisiensi
kerja (Sedarmayanti, 1996). Ergonomi yaitu sebagai salah satu ilmu yang berusaha untuk
menyerasikan antara faktor manusia, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Dengan bekerja
secara ergonomis maka diperoleh rasa nyaman dalam bekerja, dihindari kelelahan, dihindari
gerakan dan upaya yang tidak perlu serta upaya melaksanakan pekerjaan menjadi
sekecilkecilnya dengan hasil yang sebesar-besarnya. (Soedirman,1989).
Salah satu masalah ergonomi yang terjadi adalah pada pekerja bidang angkat-angkut
salah satunya adalah nyeri pada otot punggung yang digunakan untuk bekerja. Keluhan yang
biasa diderita pekerja dibidang angkat-angkut adalah pada sistem muskuloskeletal. Keluhan
muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh
seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima
beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan
berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang
biasanya diistilahkan dengan musculoskeletal disorders(MSDs) atau cedera pada system
muskuloskeletal (Grandjean, 1993; Lemasters, 1996). Bagian otot yang sering dikeluhkan
adalah otot rangka (skeletal) yang meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari, punggung,
pinggang dan otot-otot bagian bawah.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (Accident Facts, 1990),
cedera tulang belakang adalah salah satu yang paling umum terjadi (22% dari semua
kecelakaan kerja yang terjadi) dan paling banyak membutuhkan biaya untuk pengobatannya.
Salah satu penyebab dari cedera ini adalah overload yang dipikul oleh tulang belakang (>
60%) dan 60% dari overloadini disebabkan oleh pekerjaan mengangkat barang, 20%
pekerjaan mendorong atau menarik barang dan 20% akibat membawa barang. Disamping itu
juga dilaporkan bahwa 25% kecelakaan disebabkan karena aktvitas angkat-angkut; 50-60%
cedera pinggang disebabkan karena aktivitas mengangkat dan menurunkan material.
Pekerja yang mengangkat beban berat akan mengalami kemungkinan cedera
punggung 8 kali lipat dari pekerja yang hanya mengangkat barang secara tidak terus menerus.
Oleh karena itu dibutuhkan adanya penerapan prinsip-prinsip ergonomi pada pekerjaan yang
menggunakan kemampuan otot. Selain itu juga didapat hasil penelitian di Rumah Sakit Dr.
Soetomo pada perawat akibat salah angkat dan atau angkut dapat menimbulkan cedera
muskuloskeletal dimana 45,5% perawat yang diteliti pernah mengalami cedera punggung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN K3
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun
lokasi proyek. Keselamatan Kerja adalah terhindar dari cedera yang disebabkan
kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan. Kesehatan Kerja adalah bebas
penyakit fisik dan emosional yang disebabkan oleh pekerjaan. Tujuan K3 adalah
untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi
rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin
terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Lingkungan Internal
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja atau prestasi kerja karyawan.
Karyawan akan bekerja dengan produktif atau tidak tergantung pada kondisi
pekerjaan yang secara langsung ataupun tidak langsung akan berdampak pada
kelangsungan perusahaan. Menurut Wibowo (2007:65) lingkungan interal adalah
komponen-komponen yang ada dalam lingkup organisasi atau perusahaan. Adapun
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan internal, yaitu:
a. Kompetensi
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas
yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap pekerja
yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Terdapat 5 (lima) tipe karakteristik kompetensi, yaitu sebagai berikut:
1.
Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang
menyebabkan tindakan.
2.
Sifat adalah karakteristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau
informasi.
3.
4.
5.
b. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang
menyenangkan atau tidak mnyenangkan dimana para karyawan memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif ataupun negatif karyawan terhadap
pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya. Kepuasan kerja
mempengaruhi tingkat absensi, perputaran tenaga kerja, semangat kerja, keluhankeluhan, dan masalah-masalah lainnya. Dengan demikian hubungan kepuasan kerja
akan mengarahkan kepelaksanaan kerja lebih baik, atau sebaliknya, prestasi kerja
menimbulkan kepuasan.
c. Stress Karyawan
Berbagai bentuk kekuatiran dan masalah selalu dihadapi para karawan. Sterss
adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan
kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang
untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri karyawan berkembang
berbagai macam gejala stress yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka.
Gejala-gejala ini menyangkut baik kesehatan phisik maupun kesehatan mental.
Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stress tergantung pada
reaksi karyawan. Bagaimanapun juga, ada sejumlah kondisi kerja yang sering
menyebabkan stress bagi para karyawan. Diantara kondisi-kondisi kerja tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Kemenduaan peranan
6.
Frustasi
7.
8.
9.
d. Kompensasi
Faktor yang paling signifikan yang mempengaruhi kinerja karyawan serta
kepuasan kerja karyawan adalah kompensasi atau upah. Upah merupakan pengganti
atau jasa yang diberikan kepada karyawan. Adapun faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya didalam pemberian kompensasi atau upah adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
Produktivitas,
6.
7.
Pemerintah.
2.
Lingkungan Eksternal
1.
Setiap segi sosial ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya mencapai tujuan
perusahaan dan menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi. Nilai-nilai ini
terwujud kedalam perubahan gaya hidup yang mempengaruhi permintaan terhadap
produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawannya serta
interaksi karyawan terhadap pekerjaannya. Adapun Faktor-faktor sosial ekonimi,
yaitu:
a.
Masalah keluarga
b.
c.
Masalah finansial
d.
e.
f.
2.
Sektor Teknologi
Disamping sektor sosial ekonomi, perubahan teknologi dapat memberi peluang besar
untuk menigkatkan hasil, tujuan, atau mengancam kedudukan perusahaan karena akan
berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung terhadap karyawan.
3.
Sektor Pemerintah
4.
Pesaing
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PENGERTIAN ERGONOMI
Ada berbagai macam pengertian atau definisi dari ergonomi atau sebenarnya lebih
tepatnya ergonomika (dalam bahasa inggris disebut ergonomics) diantaranya: Ergonomi
merupakan istilah yang berasal dari Bahasa Yunani. Ergonomi terdiri dari dua suku kata,
yaitu: ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum atau aturan. Dari
kedua suku kata tersebut, dapat ditarik kesimpulan bawa ergonomi adalah hukum atau aturan
tentang kerja atau yang berhubungan dengan kerja. Secara singkat bisa disebut bahwa
ergonomi adalah ilmu kerja.
Dengan kata lain Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat
bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian
tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan
dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi
tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai
dengan kebutuhan tubuh manusia.
Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk fitting the job to
the worker, sementara itu ILO antara lain menyatakan, sebagai ilmu terapan biologi manusia
dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar
mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal selain meningkatkan produktivitasnya.
suatu
kursi
mempunyai
empat
atau
lima
kaki
untuk
10
Tempat duduk dan sandaran punggung harus dilapisi dengan material yang
cukup lunak.
g. Kedalaman kursi
Kedalaman kursi ( depan-belakang) haruslah sesuai dengan dimensi panjang
antara lipat lutut ( politeal ) dan pantat ( buttock ). Wanita dengan anthropometri 5
persentil haruslah dapat menggunakan dan merasakan manfaat adanya sandaran
punggung ( back rest )
h. Lebar kursi
Lebarkursi minimal sama dengan lebar pinggul wanita 5 persentil populasi
i. Lebar sandaran punggung
Lebar sandaran punggung seharusnya sama dengan lebar punggung wanita 5
persentil populasi. Jika terlalu lebar akan mempengaruhi kebebasan gerak siku.
Rekomendasi Perancangan Kursi
a. Tinggi kursi
Ketinggian tempat duduk harus sesuai. Bila terlalu tinggi, akan menyebabkan
gangguan peredaran darah ditungkai bawah. Bila terlalu rendah akan berakibat:
punggung lebih membungkuk, kesulitan berdiri, dan membutuhkan ruang tungkai
(leg room ) yang lebih luas. Jadi tinggi idealnya akan berada sekitar tinggi
belakang lutut ( fosa poplitea ), cenderung sedikit lebih rendah.
b. Kedalaman tempat duduk
Kedalaman tempat duduk perlu mendapat perhatian. Bila terlalu dalam (
melebihi ukuran pantat ke belakang lutut ) akan berakibat tekanan pada daerah
belakang lutut tersebut. Bila terlalu sempit ( min. lebar 30 Cm ) masih dapat
memenuhi syarat.
c. Sandaran
Semakin tinggi sandaran punggung, makin baik menyangga pinggang.
Sandaran medium, menyangga sampai bahu. Sudut sandaran punggung yang
terlalu besar, sebagian besar berat badan akan disangga, sehingga tekanan berat ke
pinggul menjadi berkurang. Sudut optimal sekitar 100o 110o (Sanders et.all,1993)
sudut permukaan duduk yang optimal adalah 5 o 10o (Sanders et.all,1993)
11
d. Alas duduk
Guna alas ini adalah untuk mendistribusikan berat tubuh pada permukaan yang
lebih besar. Secara umum direkomendasikan ketebalan alas adalah 4-5 cm (sanders
et.all,1993)
Saraf otot
3. Pengalaman psikis
Kemampuan mental
Waktu Reaksi
Kemampuan adaptasi
4. Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan kekuatan dan gerakan otot dan
persendian
5. Anthropometri (ukuran/dimensi tempat kerja)
Anthropometri menurut Stevension ( 1998 ) dan Nurmianto (1991) adalah satu
kumpulan data numerik yang berhungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia
ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tesebut untuk penanganan
masalah desain.
12
Penerapan data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean
(rata rata) dan SD ( standar deviasi ) dari suatu distribusi normal . [3]
Distribusi normal ditandai dengan adanya nilai mean dan SD. Sedangkan
percentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari
sekelompok orang yang dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut.
Misalnya : 95% populasi adalah sama dengan atau lebih rendah dari 95% percentil ;
5% dari populasi berada sama dengan atau lebih rendah dari 5% percentil. Besarnya
nilai percentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal.
Dimensi tubuh manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi satu
pertimbangan dalam menentukan sample data yang akan diambil. Faktor-faktor
tersebut adalah ;
a. Umur, ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar umur
20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang
setelah 60 tahun
b. Jenis kelamin, pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar
kecuali bagian dada dan pinggul
c. Rumpun dan suku bangsa
d. Sosial ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh
e. Cacat tubuh secara fisik
Anthropometri dibagi atas dua bagian yaitu :
a. Anthropometri statis, pengukuran manusia pada saat posisi diam
b. Anthropometri dinamis, yaitu pengukuran keadaan dan ciri ciri fisik manusia
dalam keadaan bergerak atu memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi
saat pekerja melaksanakan kegiatannya.
6. Sosiologi
7. Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh dan aktivitas otot.
8. Desain
9. Display
13
14
Pekerja remaja
Pekerja shift
Migrant.
j. Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat
addiktif lainnya perlu diawasi.
15
Pemeriksaan kelelahan :
Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak
mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan
pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya.
Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada hubungannya
dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi akan mempercepat
terjadinya kelelahan.
Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani
dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana
posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua
kaki.
Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja
dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri
barat dan timur.
Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan.
Tujuan Ergonomi
Menghindari terjadinya kecelakaan kerja
Dalam rangka efisiensi kerja
Untuk kepentingan kesejahteraan
Penyesuaian alat dan lingkungan kerja
Pencegahan sakit dan kecelakaan kerja
Mengurangi kelelahan
Mempertahankan kesehatan
Meningkatkan kenyamanan
Manfaat Ergonomi
Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.
Menurunnya kecelakaan kerja.
Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
Stress akibat kerja berkurang.
Produktivitas membaik.
Alur kerja bertambah baik.
Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
Kepuasan kerja meningkat.
Tehnik
Fisik
Pengalaman psikis
Anatomi
17
Anthropometri
Sosiologi
Fisiologi
Desain, dll.
Metode-Metode Ergonomi
Diagnosis
Treatment
Follow-up
Aplikasi Ergonomi
Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak
terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi
berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara
seimbang pada dua kaki.
Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja
dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran
anthropometri barat dan timur.
Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan
simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada katakata.
Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu,
tangan, punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang
punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
4.2 SARAN
18
Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang sistematis
dari segala informasi yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku
manusia didalam perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-lingkungan-kerja.html
http://ariagusti.wordpress.com/2010/10/17/tugas-kelompok-ergonomi-di-tempat-kerja/
http://dedylondong.blogspot.com/2012/03/dasar-perancangan-meja-dan-kursi.html
http://yurnalsoloacousticguitaris.blogspot.com/2013/08/pengertian-ergonomi.html
https://www.youtube.com/watch?v=CWonbpItvOA
https://www.youtube.com/watch?v=CqOheOnMLe4
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CB8QFjA
A&url=http%3A%2F%2Fdigilib.its.ac.id%2Fpublic%2FITS-Undergraduate-89376507040611Chapter1.pdf&ei=YP81VLC0KYKBuwS19oIo&usg=AFQjCNGbHYdXtO8zc5q9ubYvEXY
geejmqA&sig2=KPOc0XqRmwk3buAWu-mtLw&bvm=bv.76943099,d.c2E&cad=rja
https://id.scribd.com/doc/94383171/PENGERTIAN-ERGONOMI#download
20