SATUAN OPERASI
OIL FILTRASI 1
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Hafifa Marza
Lian Elvani
Miranda Aristy
Nini Nadilah
Optimisma Situngkir
Siti Rahma Yanti
Virta Puspita Sari
(061330400317)
(061330400320)
(061330400323)
(061330400326)
(061330400330)
(061330400333)
(061330400336)
KELAS 3KB
DOSEN PEMBIMBING
OIL FILTRASI
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat :
1.
2.
II.
2.
1 buah
b. Piknometer
1 buah
1 buah
1 buah
e. Ember 15 liter
1 buah
f. Spatula
1 buah
g. Pengaduk
1 buah
0,5 gram
b. NaOH
2 gram
c. Aquadest/air
secukupnya
dan suatu gas atau medium penyaring atau percikan cairan jenuh semisal
minuman. Partikel padatan ditangkap di dalam medium penyaring atau di atas
permukaan luarnya. Penyaring penjernihan berbeda dengan saringan biasa, yaitu
memiliki diameter pori medium penyaring lebih besar dan partikel yang akan
disingkirkan.
Di dalam penyaringan aliran silang, umpan suspensi mengalir dengan
tekanan tertentu diatas medium penyaring. Lapisan tipis dan padatan dapat
terbentuk diatas medium permukaan tetapi kecepatan cairan yang tinggi mencegah
terbntuknya lapisan. Medium penyaring adalah membrane keramik, logam, atau
polimer dengan pori yang cukup kecil untuk menahan sebagian besar partikel
tersuspensi. Sebagian cairan mengalir melalui mdium sebagai filtrate yang jernih,
meninggalkan suspensi pekatnya.
Penyaringan vakum
Didalam penyaringan vakum cairan dihisap melalui septum yang bergerak
untuk mengendapkan padatan cake. Cake kemudian dipindahkan ke tempat
penyariingan untuk dicuci, dihisap,dikeringkan dan dikeluarkan metode yang
digunakan pada oil filtrasi adalah metode adsorbsi dengan menggunakan adsorber.
B. Adsorpsi Kimia
Adsorpsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul-molekul adsorbat
dengan adsorben dimana terbentuk ikatan kovalen dengan ion. Gaya ikat
adsorpsi ini bervariasi tergantung pada zat yang bereaksi. Adsorpsi jenis ini
bersifat tidak reversible dan hanya dapat membentuk lapisan tunggal
(monolayer). Umumnya terjadi pada temperatur tinggi di atas temperatur kritis
adsorbat, sehingga panas adsorpsi yang dilepaskan juga tinggi, yaitu sekitar
10-100 kkal/gr-mol. Untuk dapat terjadinya peristiwa desorpsi dibutuhkan
energi lebih tinggi untuk memutuskan ikatan yang terjadi antara adsorbat
dengan adsorben. Energi aktivasi pada adsorpsi kimia berkisar antara 10 60
kkal/gr-mol.
No Parameter
Adsorpsi fisika
Adsorpsi kimia
Adsorben
semua jenis
Terbatas
Adsorbat
semua gas
Jenis ikatan
Fisika
Kimia
Panas adsorpsi
5 10 kkal/gr-mol gas
Temperatur operasi
Energi aktivasi
10-60 kkal/gr-mol
Reversibilitas
Reversible
Tebal lapisan
Banyak (multilayer)
Satu (monolayer)
Kecepatan adsorpsi
Besar
Kecil
10
Jumlah
teradsorp
Temperatur
Adsorpsi merupakan proses eksotermis sehingga jumlah adsorbat akan
bertambah dengan berkurangnya temperatur adsorbat. Adsorpsi fisika yang
substansial biasa terjadi pada temperatur di bawah titik didih adsorbat,
terutama dibawah 500 C.
Tekanan
Untuk adsorpsi fisika, kenaikan tekanan adsorbat mengakibatkan kenaikan
jumlah zat yang diadsorpsi. Sebaliknya pada adsorpsi kimia, jumlah yang
diadsorpsi berkurang dengan naiknya temperatur adsorbat.
Mekanisme Adsorpsi
Adsorpsi ialah pengumpulan zat terlarut di permukaan media dan merupakan
jenis adhesi yang terjadi pada zat padat atau zat cair yang kontak dengan zat
lainnya. Proses ini menghasilkan akumulasi konsentrasi zat tertentu di permukaan
media setelah terjadi kontak antarmuka atau bidang batas (paras, interface) cairan
dengan cairan, cairan dengan gas atau cairan dengan padatan dalam waktu
tertentu. Contohnya antara lain dehumidifikasi, yaitu pengeringan udara dengan
desiccant (penyerap), pemisahan zat yang tidak diinginkan dari udara atau air
menggunakan karbon aktif, ion exchanger untuk zat terlarut di dalam larutan
dengan ion dari media exchanger. Artinya, pengolahan air minum dengan karbon
aktif hanyalah salah satu dari terapan adsorpsi.
Contoh-contoh Adsorpsi
1. Pengeringan udara atau gas-gas lain
2. Pemisahan bahan yang mengandung racun atau yang berbau busuk dari
udara buang
3. Pemisahan campuran gas untuk memperoleh komponen-komponen gas
4. Penghilangan warna larutan misalnya sebelum kristalisasi
Adsorben
Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorban, dimana adsorbat
adalah substansi yang terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari
pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu media penyerap yang
dalam hal ini berupa dapat senyawa karbon. Regenerasi dilakukan untuk
memperbaiki kembali daya adsorpsi dari adsorben yang telah dipakai maupun
untuk memperoleh kembali bahan yang telah teradsorpsi. Dalam hal ini bahan
yang teradsorpsi dikeluarkan dengan cara pemanasan, penurunan tekanan,
pencucian dengan bahan yang tidak dapat teradsorpsi.
Jenis Adsorben
Adsorben yang sering digunakan yaitu karbon aktif, silika gel, dan tapis
molecular.
1. Karbon aktif
Salah satu adsorban yang dapat digunakan adalah karbon aktif atau arang
aktif. Karbon aktif biasanya diterapkan dalam pengolahan air minum (juga
air limbah). Arang ini digunakan untuk menghilangkan bau, warna, dan
rasa air termasuk ion-ion logam berat. Karena merupakan fenomena
permukaan maka semakin luas permukaan kontaknya semakin tinggi
efisiensi pengolahannya. Karbon aktif dapat dibuat dari bahan organik
yang dapat dikarbonisasi, misalnya kayu, humus, batu bara coklat dan
tempurung kelapa.
untuk mengatasi masalah adsorpsi yang beragam karbon dapat dibagi
menjadi 2, yaitu :
a) berdasarkan jenisnya
karbon aktif untuk adsorsi gas dan uap dalam skala teknik
karbon penghilang warna untuk meniadakan warna maupun untuk
menjernihkan cairan.
karbon pembersih air untuk pengolahan air minum
b) berdasarkan bentuknya
karbon cetak (misalnya,granulat berbentuk silinder)
karbon bongkahan (bentuknya tidak teratur)
karbon serbuk
2. Silika gel
Silika gel terdiri atas silisium dioksida (SiO2) yang berbentuk koloid,
silika gel ini hampir tidak mengandung air dan mempunyai banyak sekali
pori yang halus. bahan ini dibuat sintetik dengan mengolah silikat alkali
dengan asam sulfat. kemampuan adsorpsi terhadap uap air sangat besar
karena itu sering digunakan unuk pengeringan yang lembab, contohnya
pada instalasi pengeringan udara.
3. Tapis molekuler
Tapis molekuler adalah silikat alkali atau aluminium alkali tanah dengan
ukuran lubang dan rongga tertentu sesuai dengan struktur kristal bahan.
Tapis dibuat secara sintetik misalnya dari natrium silikat, tanah liat dan
natrium hidroksida. Tapis molekuler tidak hanya mampu mengadsorpsi
bahan tunggal melainkan juga dapat memisahkan campuran berdasarkan
ukuran molekul, polaritas, jenis ikatan karbon (jenuh atau tidak jenuh) dan
massa molekul.
Jenis jenis penyaring :
Filter klarifikasi
Filter ini dikenal juga sebagai filter hamparan tebal (deep bed filter),
gas
yang
bersih
atau
zat
cair
yang
bening,
seperti
sebelum zat padat itu dikeluarkan dari filter. Medium filter pada filter ini
Klasifikasi penyaringan
Dalam beberapa penyaringan, padatan-saring yang terbentuk merupakan medium
penyaring yang baik. Berdasarkan gaya pendorong aliran, penyaringan dapat di
klasifikasikan sebagai berikut:
1. Penyaring gaya berat (gravity filters)
gravitasi adalah sistem pengaliran air dari sumber ke tempat reservoir dengan cara
memanfaatkan energi potensial gravitasi yang dimiliki air akibat perbedaan
ketinggian lokasi sumber dengan lokasi reservoir
Suatu mesin pres bersaringan berisi satu set plat yang didesain untuk
menyediakan serangkaian ruang atau kompartemen yang didalamnya padatan
dikumpulkan. Plat-plat tersebut dilingkupi medium penyaring seperti kanvas.
Lumpur dapat mencapai tiap-tiap kompartemen dengan tekanan tertentu; cairan
melalui kanvas dan keluar ke pipa pembuangan, meninggalkan padatan kue basah
dibelakangnya.
3. Penyaring vakum (Vacuum filters)
Padatan yang membentuk kue berpori dapat dipisahkan dari cairan dengan
penyaringan berpusing. Umpan dimasukkan ke dalam keranjang berputar yang
memiliki dinding bercelah atau berlubang yang disampuli suatu medium
penyaring seperti kanvas atau kain logam. Tekanan yang dihasilkan dari gaya
sentrifugal memaksa cairan melewati medium penyaring, meninggalkan
padatannya. Jika umpan yang masuk keranjang dihentikan dan padatan kue
diputar untuk waktu yang singkat, kebanyakan cairan residu di dalam kue
mengalirkan partikel sehingga padatan lebih kering daripada hal yang sama untuk
mesin pres bersaringan (filter press) atau penyaring vakum (vacuum filter). Ketika
material yang tersaring harus dikeringkan secara berurut dengan alat pemanas,
pemakaian penyaring ini dapat dipertimbangkan sebagai langkah ekonomis.
Berdasarkan operasinya dibagi atas :
1. Cara batch (bertahap )
2. Cara continue (berkesinambungan)
Tipe-tipe penyaring :
1) Penyaring pasir (sand filter) :
a.tangki terbuka
b.tangki tertutup
a. Moore
Penyaring Moore adalah penyaring daun yang orsinil. Kumpulan daun
penyaring dicelupkan dalam tangki slurry, daun penyaring dihubungkan dengan
sistim produksi vakum.
b. Kelly
Penyaring ini berbentuk persegi panjang, ditempatkan dalam bejana
silinder horizontal. Kumpulan daun penyaring ini dikeluar masukkan ke bejana
dengan bantuan rel dan roda.
c. Sweetland
Penyaring ini berbentuk lingkaran dan sama besar. Penyaringan dilakukan
dalam bejana bertekanan.
d. Niagara
Penyaring ini ditempatkan dalam tangki vertical dan horizontal.
4) Penyaring tabung ( tubular / candle filter )
5) Penyaring Teromol
a. Oliver ( Rotary drum )
b. Topfeed ( Dorco )
6) Penyaring Sabuk mendatar (horizontal belt filter)
VI.
LANGKAH KERJA
Percobaan Pertama
1. Menyiapkan 2 gr NaOH, kemudian dimasukkan kedalam air
sebanyak 3 liter.
2. Memasukkan indikator orange atau indikator pp kedalam 3 liter air
yang diletakkan dalam baskom.
3. Menghubungkan peralatan FITR/EV dengan sumber listrik 1 fasa, P
maksimum = 500 watt.
4. Mengoperasikan filter 1 :
a. Membuka katup-katup V1, V3, V9, dan V10 secara sendiri-sendiri.
b. Menutup katup-katup V2, V4, V5, V6, V7, dan V8.
5. Mengoperasikan filter 2 :
a. Membuka katup-katup V2, V4, V9, dan V10 secara sendiri-sendiri.
b. Menutup katup-katup V1, V3, V5, V6, V7, dan V8.
6. Mengisi tabung reservoir DI dengan air yang telah berwarna yang
akan disaring.
7. Memasang E.L.C.B.
8. Memutar knop pompa G1 ke posisi 1.
9. Mengatur
kecepatan
feeding
flow
dengan
menggunakan
potensiometer.
10. Jika diperlukan, untuk meningkatkan kemampuan penyaringan,
menghidupkan pompa vakum G2, menutup katup V9 dan mengatur
penyaringan dengan menggunakan katup V10.
V.
DATA PENGAMATAN
No
Sampel
Indikator PP
1.
padat
No
1.
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Ungu
Putih keruh
0,988
0,996
Perubahan Warna
Sebelum
Ungu
Sesudah
Putih
keruh
Sesudah
0,9979
0,995
DATA PENGAMATAN
No
Perlakuan
Pengamatan
Larutan NaOH +
1
indicator PP paat,
larutan berwarna ungu
sebelum di filter
VI. PERHITUNGAN
1. Percobaan Pertama (F1)
Piknometer kosong + Tutup + Termometer
air (200C)
: 0,998
gram/ml
Volume piknometer
: 24,39
ml
Sebelum
Berat aquadest = (b) (a)
= 61,62 gr 36,85 gr
= 24,77 gr
Volume aquadest = Volume piknometer
=
=
Berat zat sebelum = (c) (a)
= 61,64 gr 36,85 gr
= 24,79 gr
zat sebelum =
Sesudah
Berat zat sesudah = (d) (a)
= 61,59 gr 36,85 gr
= 24,74 gr
zat sesudah =
air (200C)
: 0,998
gram/ml
Volume piknometer
: 24,39
ml
Sesudah
Berat zat sesudah = (f) (a)
= 61,61 gr 36,85 gr
= 24,76 gr
zat sesudah =
percobaan
pertama
digunakannya
larutan
NaOH
yang
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Perubahan warna dapat terjadi pada filtrasi karena adanya bantuan dari
karbon aktif sebagai media filtrasi.. proses ini terjadi secara adsopsi
Pada percobaan pertama dan kedua, larutan NaOH yang diberi indikator
PP padat mengalami perubahan dari warna ungu menjadi warna putih
keruh dengan densitas sebelum masing-masing percobaan 0,998 gr/ml,
0,9979 gr/ml dan densitas sesudah 0,996 gr/ml, 0,995 gr/ ml.
Praktikum
Satuan
Operasi.
2014.politeknik
sriwijaya:palembang
http://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com/2012/05/24/filtrasi-danaplikasinya-dalam-industri/
negeri
GAMBAR ALAT
1
4
3
2