Ia mencontohkan, majunya desa wisata bunga di Sidomulyo itu bukan kinerja dari dinas pariwisata
Kota Batu namun dari kreatifitas masyarakat sendiri. Lha jangan kemudian apa yang ada di
Sidomulyo di klaim sebagai kerja pemerintah. Pembangunan fasum di Sidomulyo malah kurang,
katanya.
Padahal mestinya sebagai desa wisata, beberapa lokasi strategis di Desa Sidomulyo harus sudah
dilengkapi dengan fasilitas umum yang memadai. Mestinya ada play ground untuk anak-anak.
Kamar mandi umum lahan parkir yang luas di wisata bunga. Ini kan belum ada sampai sekarang,
katanya. (gus)
Warga Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu bersuka cita karena desanya
mendapatkan bantuan dana yang diperuntukkan untuk pembangunan sebuah
pasarwisata. Rencananya pasar wisata ini akan diresmikan akhir bulan Mei ini.
Sebenarnya, warga Desa Mojorejo mendapatkan berkah dari penolakan
pembangunan oleh pihak Badan Permusyarawaratan Desa (BPD) Sidomulyo,
sedianya pembangunan pasar wisata ini memang akan dilaksanakan di Desa
Sidomulyo, namun pembangunan ini dibatalkan lantaran ditolak oleh BPD
Sidomulyo .
Akhirnya, Pemkot Batu mencari lokasi pengganti hingga menemukan lokasi yang
cocok yakni di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Wakil Walikota Batu, Punjul Santoso, kemarin (7/5) berkunjung ke proyek pasar
wisata yang sudah selesai pembangunannya tersebut.
Pemkot Batu mendapatkan dana bantuan DAK (Dana Alokasi Khusus) bidang
perdagangan senilai kalau tidak salah Rp 600 juta hingga Rp 900 juta, awalnya
anggaran tersebut sebenarnya akan dipergunakan untuk pembangunan pasar wisata
dan pemasangan paving di Desa Sidomulyo, namun karena BPD Desa Sidomulyo
menolak pembangunan karena menjelang pemilihan kepala desa, akhirnya kita
alihkan pembangunan pasar wisata ini ke Mojorejo, ujar Punjul.
Menurut Punjul, Desa Sidomulyo dipilih untuk membangun Pasar Wisata ini
dikarenakan desa tersebut membutuhkan tempat transit, rencana awal
pembangunan ini akan dilakukan di lapangan Desa Sidomulyo, namun karena ada
penolakan, akhirnya lokasi pembangunan pasar wisata ini dialihkan ke Desa
Mojorejo.
Pengalihan ini ternyata disambut gembira oleh masyarakat Desa Mojorejo, tokoh
masyarakat, LPMD, BPD dan Kepala Desa menerima program tersebut, terlebih
memang di desa ini pernah ada rencana untuk membangun pasar wisata.
Pasar Wisata tersebut dibangun diatas lahan tanah kas desa (TKD) seluas 600 meter
persegi. Sedikitnya 14 bedak dibangun diatas tanah tersebut. Suwarno, Kades
Mojorejo mengatakan warga sudah membentuk panitia yang bertugas untuk
mengelola pasar wisata tersebut.
Nanti malam (kemarin malam-red) rencananya akan kita bentuk panitia
pembentukan lembaga yang akan mengelola pasar wisata ini, nanti pasar wisata ini
akan dibentuk Bumdes, ujar Suwarno.
Ditempat ini, menurut Suwarno, masyarakat bisa menjual oleh-oleh, seperti
makanan khas, kerajinan, sekaligus bisa menjadi sebuah tempat transit untuk
wisatawan yang datang ke Kota Batu. (dan)