Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PT SMARTFREN TELECOM TBK


TAHUN 2012 DAN 2013

Disusun oleh:
Kammal

1211060307

Ario Wiryoputro

1312060098

Riandy Hagai

1312060089

ABFI INSTITUTE PERBANAS


S1 MANAJEMEN EKSEKUTIF
JURUSAN MANAJEMEN
JAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan nikmat serta
Berkah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan karya tulis ini. Karya Tulis ini menjelaskan tentang Kepemimpinan,
dari segi pengertian, ciri-ciri, model dan lain-lain.
Penulisan karya Tulis ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Keuangan di program studi S1 Manajemen Eksekutif. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Sumber Keuangan dan kepada segenap pihak
yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 11 Oktober 2014

Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang masalah................................................................................................... 1
1.2. Definisi Analisa Rasio ..................................................................................................... 2
1.2.1.

Fungsi Analisis Rasio Keuangan ..................................................................... 12

1.2.2.

Kelemahan Analisis Rasio Keuangan.............................................................. 13

1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 14


1.4. Metode Penulisan .......................................................................................................... 14
1.5. Ruang Lingkup .............................................................................................................. 14

BAB II ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


2.1. Profil PT Smartfren Telecom Tbk ................................................................................. 15
2.2. Analisis Laporan Keuangan di Perusahaan ................................................................... 19
2.3. Hasil Analisa.................................................................................................................. 23
2.4. Tabel Cross Sectional .................................................................................................... 25
2.5. Neraca Common Size PT SMARFREN TELECOM Tbk ............................................. 26

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan .................................................................................................................... 27
3.2. Saran .............................................................................................................................. 28

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................30

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang masalah


Suatu perusahaan yang dibentuk atau didirikan sudah tentu mempunyai maksud dan

tujuan tertentu. Tujuannya antara lain mencari keuntungan dan memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham serta tujuan yang lainnya. Semua tujuan itu bisa tercapai atau terwujud bila
manajemen perusahaan bisa mengelola dan menjalankan kinerja perusahaan itu sebaikbaiknya.
Kinerja suatu perusahaan, baik kinerja keuangan perusahaan maupun kinerja-kinerja
lainnya diperusahaan tersebut tentu saja sangat bergantung dari operasional perusahaan itu
sendiri. Dengan kata lain makin baik operasional perusahaan, makin baik pula kinerja
keuangan perusahaan yang akan tercermin dalam laporan keuangan perusahaan tersebut.
Perkembangan kinerja perusahaan tentu saja dapat dilihat dari laporan keuangan
tahunan perusahaan yang diterbitkan perusahaan, sebaiknya laporan keuangan itu sudah
diaudti sewajarnya oleh kantor akuntan publik, agar laporan keuangan tersebut dapat
dipercaya dan dapat diandalkan oleh para pemakainya.
Uraian tadi mencerminkan alangkah pentingnya laporan keuangan suatu perusahaan.
laporan keuangan perusahaan mempunyai arti yang penting bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dengan tujuan-tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang dan
kepentingan masing-masing. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka
dibutuhkan analisis dari laporan keuangan yan diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan
sejenis dalam satu industri yang sama untuk melihat tingkat persaingannya, dan bisa juga
membandingkan dengan data perusahaan yang sama dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan
1

kata lain, kita bisa melihat atau menilai kinerja keuangan perusahaan tersebut secara historis
dan melihat peningkatan atau penurunannya.
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang berguna untuk memeriksa data
keuangan masa lalu dan saat sekarang dengan tujuan mengevaluasi atau menilai
performa/kinerja keuangan perusahaan dan bisa juga untuk mengestimasi risiko serta potensi
masa depan. Analisa laporan keuangan dapat menghasilkan informasi berharga mengenai
kualitas perusahaan serta kekuatan dan kelemahan posisi keuangan suatu perusahaan. analisa
laporan keuangan bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri atau berakhir begitu saja,
tetapi merupakan suatu upaya untuk memahami dan menilai karakteristik serta kinerja
keuangan dengan hubungan timbal balik yang erat.

1.2.

Definisi Analisa Rasio


Menurut S. Munawir (2000: 31) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan

adalah data keuangan akan lebih berarti bagi pihak pihak yang Berkepetingan apabila data
tersebut diperbandingkan untuk dua Periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut sehingga
dapat mendukung keputusan yang akan diambil.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2003: 327) mengemukakan bahwa analisis
laporan keuangan adalah dengan menghubungkan elemen elemen dari berbagai aktiva
satu dengan yang lainnya, elemen elemen dari berbagai pasiva satu dengan lainnya serta
menghubungkan elemen elemen dari aktiva dan pasiva dalam neraca pada suatu saat
tertentu akan dapat diperoleh banyak gambaran mengenai posisi atau keadaan finansial suatu
perusahaan.
Analisis rasio keuangan dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan perusahaan.
Ada dua cara dalam menilai kelemahan dan kekuatan sebuah perusahaan. Pertama dengan
perbandingan rasio keuangan antar tahun berbeda,yaitu membandingkan rasio laporan

keuangan tahun bersangkutan dengan tahun sebelumnya. Kedua dengan membandingkan


rasio laporan keuangan perusahaan dengan laporan keuangan perusahaan sejenis.
Rasio keuangan dikelompokkan kedalam 4 (empat) kategori dasar, yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
yang jatuh tempo. Untuk mengukur likuiditas sebuah perusahaan dapat digunakan
rasio likuiditas. Ada dua pendekatan dalam mengukur rasio likuiditas yaitu Current
Ratio dan Quick Ratio
2. Rasio Hutang (pendanaan)
Rasio pendanaan mengukur bagaimana perusahaan didanai. Jadi akan erat
kaitannya dengan utang dan ekuitas. Masalah yang penting adalah penggunaan
utang dan ekuitas: manakah yang lebih banyak dalam hal pembiayaan aktiva, oleh
utang atau oleh ekuitas pemegang saham. Dalam hal ini kita akan menggunakan dua
rasio yaitu rasio utang (debt ratio) dan rasio laba terhadap bebanbunga (time
interest earned).
3. Rasio Aktivitas
Menurut Kasmir Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya dapat
dikatakan pula rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas)
pemanfaatan sumber daya perusahaan. Dalam rasio aktivitas terdiri dari Inventory
turnover, dan average collection period.
4. Rasio Profitabilitas
Menurut shapiro (1991; 731) Profitability ratios measure management
sobjectiveness as indicated byreturn on sale, asset and owner sequity.
Terjemahannya adalah Profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha

untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki


Menurut Paton & Litleton, 1970, untuk menganalisis laporan keuangan
perusahaan diperlukan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan adalah
rasio. Rasio diperoleh dengan membandingkan satu pos atau elemen laporan
keuangan dengan elemen yang lain dalam leporan keuangan tersebut.
Menurut Hanafi & Halim (1996), pada dasarnya analisis rasio bisa
dikelompokkan kedlaam lima macam kategori, yaitu :
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Aktifitas
3. Rasio Solvabilitas
4. Rasio Profitabilitas
5. Rasio Pasar
Kelima rasio tersebut ingin melihat prospek dan resiko perusahaan pada masa yang
akan dating. Kelima faktor tersebut akan mempengaruhi harapan investor terhadap
perusahaan pada masa-masa mendatang. Dari kelima rasio diatas akan dijelaskan
definisi serta perhitungannya yaitu sebagai berikut :
1.

Rasio Likuiditas
Rsio Likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan dengan
melihat aktiva lancer perusahaan relative terhadap hutang lancarnya
(hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Dua rasio
likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah rasio lancer dan
rasio quick (sering disebut acid test rasio). Rasio lancar mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas
dalam waktu satu tahun atau siklus bisnis). Rasio quick merupakan rasio

antara aktiva lancer sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancer


dan menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa
digunakan untuk melunasi hutang lancar.
2.

Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat beberapa aktiva kemudian menentukan berapa tingkat
aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas
yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin
besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang
lebih produktif. Empat rasio aktivitas tersebut adalah :
a) Rata-rata umur piutang
b) Perputaran persediaan
c) Perputaran aktiva tetap
d) Perputaran total aktiva

3.

Rasio Solvabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibankewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah
perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total assetnya.
Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan dan dengan
demikian memfokuskan pada sisi kanan neraca. Ada beberapa macam
rasio yang dapat dihitung : rasio total hutang terhadap total asset, rasio
Time Interest Earned, Rasio Fixed Charge Coverage.

4.

Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas yaitu rasio yang melihat kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas merupakan aspek

fundamental perusahaan, karena selain memberikan daya tarik yang besar


bagi investor yang akan menanamkan dananya pada perusahaan juga
sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi penggunaan semua
sumber daya yang ada dalam proses operasional perusahaan. Hanafi dan
Halim (1996) mendfinisikan rasio profitabilitas sebagai rasio yang
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu.
Rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator:

Profit Margin
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang
bisa digunakan adalah sebagai berikut:
Gross Profit Margin

= Laba Kotor/Penjualan x 100%

Profit Margin

= EBIT/Penjualan x 100%

Net Profit Margin = EBIT/Penjualan x 100%

ROA (Return On Asset)


Return on Asset juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis
merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba
yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT.
ROA = EBIT/Total Aktiva x 100%

ROE (Return on Equity)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba


berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari
sudut pandang pemegang saham, Rasio ROE bisa dihitung sebagai berikut
:

ROE = Modal Saham Laba Bersih


Meskipun rasio ini mengukur laba dari sudut pandang pemegang saham,
rasio ini tidak memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk
pemegang saham. Karena itu rasio ini bukan pengukur return pemegang
saham yang sebenarnya. ROE dipengaruhi oleh ROA dan Leverage
keuangan perusahaan. Selain itu ROE bisa dihitung dengan cara :

ROE = Rata-rata Saham Biasa


Bagian atas persamaan tersebut (numenator) mencerminkan bagian laba
yang bisa dialokasikan ke pemegang saham untuk periode tertentu, setelah
semua hak-hak kreditur dan saham preferen telah dilunasi, biaya bunga
teleh dikurangkan dari laba bersih. Sementara deviden untuk saham
preferen belum dikurangkan. Karena itu deviden untuk saham preferen
mesti dikurangkan dari laba bersih perusahaan untuk memperoleh hak
bersih pemegang saham biasa. Pembagi (denominator) persamaan diatas
mengukur rata-rata jumlah saham yang digunakan selama periode
tersebut. Saham biasa sama dengan total saham dikurangi nilai dari
nominal saham preferen.

ROI (return on Investment)

Return on Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk


menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi
yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah
laba bersih setelah pajak atau EAT. Formula yang digunakan untuk
menghitung ROI adalah sebagai berikut :
ROI = EAT/ Total Aktiva Analisa Return on Investment (ROI)
Dalam analisa keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai
salah

satu

teknik

analisa

keuangan

yang

bersifat

menyeluruh

(komprehensif). Analisa ROI ini merupakan teknik analisa yang lazim


digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan. Return on Investment itu sendiri adalah
salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Denagn demikian ratio ini menhubungkan
keuntungak yang diperoleh dari operasi perusahaan (net operating
income) dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets). Sebutan
lain untuk ratio ini adalah net operating profit rate of return atau operating
earning power. Kegunaan dari analisa ROI dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah sifatnya yang
menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi
yang baik maka manajemen dengan menggunakan teknik analisa ROI
dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi

produksi dan efisiensi bagian penjualan. Apabila suatu perusahaan


pada suatu periode telah mencapai operating asset turnover sesuai
dengan standar atau target yang telah ditetapkan, tetapi ternyata ROInya masih dibawah standar arget, maka perhatian manageemen dapat
dicurahkan pada usaha peningkatan efisiensi di sektor produksi dan
penjualan. Sebaliknya apabila profit margin telah mencapai target atau
standar yang telah diteteapkan, sedangkan operating asset turn over
masih dibawah target maka perhatian managemen dapat dicurahkan
untuk perbaikan kebijaksanaan investasi baik dalam modal kerja
maupun dalam aktiva tetap. Rendahnya operating asset turn over ini
bisa disebabkan karena kesalahan dalam kebijakan pembelian bahan
mentah yang dibeli terlalu besar menumpuk di gudang.
2. Apabila perusahaan dapat mempunyai data industry sehingga dapat
diperoleh ratio industry, maka dengan analisa ROI ini dapat
dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan
perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah
perusahaannya berada dibawah, sama, atau diatas rata-ratanya. Dengan
demikian akan dapat diketahui dimana kelemahannya dan apa yang
sudah kuat pada perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan
lain yang sejenis.
3. Analis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi aktivitasaktivitas

yang

dilakukan

oleh

divisi/bagian,

yaitu

dengan

mengalokasikan semua biaya dan modalkedalam bagian yang


bersangkutan. Arti penting mengukur rate of return pada tingkat bagian
adalah untuk dapat membandingkan efisiensi suatu bagian dengan

bagian yang lain di dalam perusahaan yang bersangkutan. Kelemahan


analisa ROI adalah:
Perbedaan metode dalam penilaian berbagai aktiva antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perbandingan
tersebut akan dapat memberi gambaran yang salah. Ada berbagai
metode penilaian inventory (FIFO, LIFO, Lower Cost or market
evaluation) yang digunakan akan berpengaruh terhadap besarnya
nilai inventory dan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap
jumlah

aktiva.

Demikian

pula

adanya

berbagai

metode

depresiasikan berpengaruh terhadap jumlah aktivanya.

Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya
fluktuasi nilai dari uang (daya belinya). Suatu mesin atau
perlengkapan tertentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya
berbeda dengan kalau dibeli pada waktu tidak ada inflasi, dan hal
ini akan berpengaruh dalam menghitung investment turn over dan
profit margin.

Earnings Per Share (EPS)


Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai
keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya.
Keuntungan per lembar saham biasanya merupakan indikator laba
yang diperhatikan oleh para investor yang merupakan angka dasar
yang diperlukan dalam menentukan harga saham. Earnings per
share atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham
10

pemilik laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi


pemilik atau EAT.
EPS = EAT/jumlah lembar saham
Senada dengan Haniffa, Gray (1988) dalam Ratmono (2003),
akuntabilitas dipandang lebih sesuai dengan tujuan akuntansi
berdasarkan

syariah.

Gray

menganggap

bahwa

adanya

akuntabilitas akan membuat perusahaan lebih memperhatikan


kepentingan social. Adanya akuntabilitas menuntut perusahaan
lebih memperhatikan stakeholders dan lingkungan dari pada
stockholders semata. Sementara Triyuwono (2002), berpendapat
tujuan akuntansi syariah bersifat materi yaitu pemberian informasi
untuk pengambilan keputusan ekonomi dan bersifat spirit yaitu
akuntabilitas. Berbeda dengan Harahap (2001) dimana tujuan
akuntansi syariah adalah muamalah yaitu Amar Maruf Nahi
Mungkar, keadilan dan kebenaran, maslahat social, kerja sama,
menghapus riba dan mendorong zakat. Sehingga dengan demikian
tujuan

akuntansi

syariah

lebih

menekankan

pentingnya

memberikan informasi bagi penghitungan zakat, pelaksanaan


keadilan dan melaporkan kegiatan yang bertentangan dengan
syariah. Tujuan-tujuan tersebut perlu dilakukan dalam rangka
memenuhi tanggung jawab bank kepada direct stakeholders
maupun indirect stakeholders.
Sementara itu berkaitan dengan konsep kepemilikan (equity), pakar
akuntansi syariah antara lain: Harahap (1997), Adnan (1999),
Triyuwono (2000) dan Baydoun dan Wileet (2000), berpendapat

11

mengingat tujuan akuntansi syariah mencakup aspek social dan


pertanggungjawaban, maka teori enterprise lebih sesuai dengan
akuntansi syariah. Mereka stakeholders dan Tuhan. Pandangan ini
yang mendasari Baydoun dan Willet (2000) mengusulkan Laporan
Nilai Tambah (Value Added Statement) sebagai komponen Laporan
Keuangan Islami yang memberikan perhatian kepada pihak-pihak
yang memberikan kontribusi kepada perusahaan. Akuntansi
syariah seharusnya memberikan perhatian tidak hanya sebatas
pada pemilik modal tetapi juga kepada pihak-pihak lain.

5.

Rasio Pasar

Rasio Pasar yaitu yang mengukur harga pasar relative terhadap nilai buku.
Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut investor atau calon
investor, meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio
ini. Ada beberapa rasio yang bisa dihitung yaitu PER (Price Earning Ratio),
dividen yield dan pembayaran deviden (deviden pay out).

1.2.1. Fungsi Analisis Rasio Keuangan


Hasil dari analisis keuangan ini akan sangat berguna bagi para stakeholders.
Stakeholders ini memperoleh manfaat berbeda dari hasil analisis laporan keuangan.
Berikut adalah manfaat yang dapat dirasakan stakeholders yang paling berkepentingan
terhadap sebuah perusahaan:

1. Bagi Perusahaaan
Dengan adanya analisis rasio keuangan, maka pihak menejemen dapat menilai hasil

12

kinerjanya selama periode terkait, dengan begitu menejemen dapat menentukan


kelemahan-kelemahan yang kemudian dapat menutupinya.

2. Bagi Investor
Dengan adanya analisis atas laporan keuangan suatu perusahaan maka parainvestor
dapat membuat keputusan yang lebih menguntungkan berhubungan dengan
investasi atau pemberian pinjaman kepada perusahaan tersebut.

1.2.2. Kelemahan Analisis Rasio Keuangan


Disamping memiliki keunggulan analisis, rasio keuangan juga memiliki
kelemahan yang harus disadari agar tidak salah dalam penggunaannya. Adapun
kelemahan analisis rasio keuangan yaitu:
1. Apabila perusahaan bergerak tidak hanya dalam satu bidang, maka akan sangat sulit
untuk mengidentifikasi kategori industri untuk membuat normaindustri yang sesuai
dengan perusahaan.
2. Angka rata-rata industry yang diterbitkan hanya merupakan perkiraan sajadan
hanya memberikan petunjuk umum karena bukan merupakan hasilpenelitian dari
seluruh perusahaan dalam industry.
3. Perbedaan praktek akuntansi antar perusahaan dapat menghasilkan perbedaan
dalam perhitungan rasio.
4. Suatu industri kebanyakan tidak menyediakan suatu target atau nilai rasio yang
diinginkan

13

1.3.

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok dari Mata

Kuliah Manajemen Keuangan. Selain itu juga bertujuan untuk membahas tentang Laporan
Keuangan, sehingga dapat menganalisa Laporan Keuangan yang ada di Perusahaan
tempatnya bekerja dan juga di perusahaan-perusahaan lain.

1.4.

Metode Penulisan
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode kepustakaan.

Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya berarti pergi ke perpustakaan tapi
dapat pula dilakukan dengan menggunakan internet. Penulis menggunakan metode ini karena
jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data-data
tentang topik ataupun materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.

1.5.

Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang

lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai Pengertian Laporan Keuangan,
Definisi dan Pengertian Rasio Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan audited PT
SMARTFREN Tbk tahun buku 2012 dan 2013.

14

BAB II
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

2.1.

Profil PT Smartfren Telecom Tbk


Perseroan berdiri pada Desember 2002. Pada tahun 2003, perseroan mengakuisisi dua

operator telepon selular berlisensi, yaitu Komselindo dan Metrosel, dan sekaligus mulai
beroperasi sebagai penyelenggara jasa selular dengan menggunakan basis teknologi CDMA.
Layanan yang pertama kali diluncurkan oleh perseroan adalah Layanan Selular
Prabayar dengan merk Fren yang mengoperasikan pada Desember 2003 dengan berbasis
jaringan CDMA 2000-1X. Pada April 2004, Perseroan meluncurkan Layanan Selular Fren
Paskabayar pada jaringan yang sama. Perseroan kemudian mengakuisisi satu lagi operator
telepon berlisensi selular yaitu Telesera. Serta merta perseroan pun menyelesaikan peralihan
sistem telekomunikasi yang dioperasikan ketiga operator berlisensi yang diakuisisi tersebut
dari sistem selular analog (AMPS) menjadi sistem selular digital CDMA.
Pada tahun 2006, perseroan memperkenalkan layanan 3G melalui jaringan CDMA 1X
EVDO, serta melakukan pencatatan Perdana Saham pada Bursa Efek Indonesia (dahulu
Bursa Efek Jakarta). Tahun 2007, perseroran berhasil menerbitkan obligasi Rupiah
pertamanya yang juga dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Kemudian perseroan juga turut
meramaikan pasar modal regional dengan menerbitkan Eurobond pertamanya yang
dicatatkan di Bursa Efek Singapura.
Pada April 2008, perseroan memperkenalkan fitur

baru World Passport yang

menjadi perseroan menjadi operator CDMA pertama di dunia yang bergabung dengan
Asosiasi GSM. Hal ini memungkinkan pelanggan perseroan melakukan roaming ke berbagai

15

penjuru dunia, baik di jaringan selular CDMA maupun GSM. Pada Mei 2008, perseroan
meluncurkan produk FWA Prabayar.
Pada Februari 2009, perseroan meluncurkan produk terbaru yaitu layanan Mobile Data
Paskabayar dan Prabayar. Untuk lebih melengkapi portofolio produknya, pada Mei tahun
yang sama perseroan layanan FWA Paskabayar dan Fren Duo, yaitu layanan hybrid yang
menggabungkan layanan selular dan FWA dalam sebuah kartu. Dengan demikian, pelanggan
dapat menikmati dua jenis layanan sekaligus.
Pada tahun 2010 perseroan meluncurkan 2 kartu Perdana baru dengan keunggulan yang
berbeda. Fren Extra dan Fren Jos. Fren Extra memberikan bonus kb data dalam ketika kirim
SMS dan bonus pulsa ketika menerima panggilan. Sedangkan, Fren Jos adalah produk hybrid
seperti Fren Duo yang memberikan berbagai bonus SMS, bonus Kb data dan bonus pulsa
setiap pengisian pulsa biasa.
Pada awal tahun 2011, perseroan melakukan aksi korporasi yaitu peningkatan modal
ditempatkan dan disetor penuh untuk mengakuisisi PT Smart Telecom (Smartel). Aksi
Korporasi ini bertujuan untuk melakukan sinergi dengan Smartel dalam berbagai hal,
diantaranya pengembangan infrastruktur jaringan, peningkatan efisiensi operasional,
perluasan jaringan pemasaran dan penggabungan merek dagang menjadi smartfren.
Perseroan kemudian melakukan perubahan nama dari sebelumnya PT Mobile-8 Telecom Tbk
menjadi PT Smartfren Telecom Tbk.
Pada Juni 2011, perseroan meluncurkan produk unggulan yaitu, USB Modem AC682,
dibarengi dengan kampanye I Hate Slow dengan maskot baru bernama Mr. Kwik. Layanan
data ini menghadirkan akses data kecepatan broadband dengan mengusung teknologi EV-DO
Rev. A dengan kecepatan download mencapai 3,1 Mbps.
Pada akhir 2011, perseroan kembali meluncurkan gebrakan baru dengan mengusung
teknologi CDMA EV-DO Rev. B yang menghadirkan layanan intern et super cepat dengan

16

kecepatan download mencapai 14,7 Mbps. Hal ini semakin memperkuat posisi perseroan
dimata pelanggan sebagai operator nomor satu dilayanan data.
Pada akhir 2011, jangkauan layanan perseroan telah mencakup seluruh pulau Jawa-bali,
sebagian wilayah Sumatera Utara dan Sumatera Selatan, Sulawesi, serta Kalimantan.
Perseroan memiliki kurang lebih 7,6 juta pelanggan dengan sekitar 16% nya pelanggan data,
dengan didukung oleh lebih dari 140 galeri yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Pada awal tahun 2012, perseroan melakuan aksi korporasi lagi dengan melakukan
penggabungan nilai saham saham (reverse stock split) untuk menghidupkan kembali
perdagangan sahamnya di bursa efek, dan diikuti dengan penawaran umum terbatas II yang
dimaksudkan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan.
Pada tahun 2012, perseroan melanjutkan ekspansi dengan terus mengembangkan
cakupan jaringan dan varian produk. Beberapa produk yang diluncurkan pada jajaran
smartphone berbasis android adalah seri andromax yang diluncurkan sepanjang 2012 dengan
beberapa tipe varian (Smartfren Andro, Andromax-I, dan Andromax Tab 7.0).
Perseroan juga menyediakan layanan Blackberry kepada pelanggan, dengan beraneka
ragam paket berlangganan sesuai kebutuhan dari pelanggan diantaranya paket Hebat, Hemat,
Simple, Mail, Social, dan Sosialita.
Pada segmen feature phone perseroan meluncurkan produk unggulan seperti telepon
genggam X-stream EV-DO Hotspot dan jambu. Pada produk USB modem, perseroan
meluncurkan berbagai varian seperti USB modem super tipis CE/AC782 dengan teknologi
EV-DO Rev. A, USB modem WiFi EV-DO Rev. B DF 79B, Mini Router AR910B dan WiFi
Router HR950B yang mengusung teknologi EV-DO Rev. B. Disamping itu, perseroan juga
meluncurkan layanan data yang baru dikenal dengan Smartfren Connex EVO (Extra Volume
Only) yang merupakan paket langganan data dimana pulsa isi ulang (top up) akan otomatis
dikonversi menjadi volume data sesuai dengan besarnya denominasi pulsa.

17

Perseoran juga melakukan ekspansi untuk memperluas jangkauan areanya yaitu dengan
menambah jumlah BTS (Base Transceiver Stations) dengan cara menyewa beberapa
penyedia menara. Terkait dengan layanan data, perseroan juga menambah kapasitas lebar pita
dalam negeri maupun keluar negeri untuk memastikan kenyamanan dari pelanggan yang
menggunakan internet khususnya untuk dapat terus menikmati pengalaman berintern et yang
cepat dan memuaskan.
Pada akhir 2012, jangkauan layanan perseroan telah mencakup seluruh pulau JawaBali, sebagian wilayah Sumatera, Sulawesi, serta Kalimantan. Perseroan memiliki kurang
lebih 11 juta pelanggan, dengan didukung oleh 83 Galeri milik sendiri dan 70 Smile galeri
hasil kerjasama dengan distributor yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.

18

2.2.

Analisis Laporan Keuangan di Perusahaan


Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan garis besar teori analisis rasio. Dalam bab ini

teori tersebut akan coba diterapkan terhadap salah satu perusahaan yang terdaftar di bursa
efek Indonesia. Perusahaan yang dipilih adalah PT SMARFREN TELECOM Tbk. Cara yang
digunakan adalah perbandingan rasio antar tahun berbeda. Berikut akan disajikan analisis
terhadap laporan keuangan PT SMARFREN TELECOM Tbk. Laporan keuangan laporan PT
SMARFREN TELECOM Tbk periode tahun 2012 dan 2013 yang telah diaudit oleh kantor
akuntan publik Moore Stephens akan disajikan dalam lampiran.

19

Analisis Laporan Keuangan PT Smartfren Telecom Tbk


Ratio

Formula

2012

2013

a. CurrentRatio

Current Asset
CurrentLiabilities

8.231.297.105
4.825.204.637

b. QuickRatio

CarrentAsset-Inventory
CurrentLiabilities

1,23
4.825.204.637

a. InventoryTurnover

HPP
Inventory

10.300.666.718 = 4,51
2.284.905.292

13.557.146.834 = 5,12
2.645.892.517

b. ACP

AccountReceivables
AverageRevenue/days

2.522.528.928
= 47 hr
19.598.247.884/365

2.916.061.904 = 43 hr
24.501.240.780/365

c. Total Asset Turnover

Revenue
Total Assets

19.598.247.884 = 0,74
26.579.083.786

24.501.240.780 = 0,80
30.792.884.092

= 1,71

Likuiditas

9.972.110.370 = 1,88
5.297.630.537
= 1,38

Rasio Aktivitas

Rasio Hutang
a. DebtRatio

Total Liabilities x 100%


Total Assets
26.579.083.786

b. Time Interest Ratio

EBIT
Beban Bunga

6.287.454.009
175.074.581

8.414.229.138 x100% = 31,7%


30.792.884.092
= 35,92

6.920.399.734
340.168.567

8.988.908.217 x 100% = 29,2%

= 20,35

20

Rasio Profitabilitas
a. Rasio Laba Kotor
Revenue

Gross Profit
19.598.247.884

9.297.581.166 x 100% = 47,44%


24.501.240.780

10.944.093.946 x 100% =44,67%

b. Rasio Laba Operasi


Revenue

EBIT
19.598.247.884

6.287.454.009 x 100% = 31,5%


24.501.240.780

6.920.399.734 x 100% = 28,8%

c. Rasio Laba Bersih


Revenue

EAT
19.598.247.884

4.926.639.847 x 100% = 24,7%


24.501.240.780

5.354.298.521 x 100% = 21,9%

d. ROA

EAT x 100%
Total Assets

4.926.639.847 x 100% = 18,2%


26.579.083.786
30.792.884.092

5.354.298.521 x100% = 17,4%

e. ROE

EAT x 100%
Ekuitas saham biasa

4.926.639.847 x 100% = 27,9%


17.347.313.214
20.882.543.328

5.354.298.521 x100% = 25,7%

f. Eanings Per Share Earning Available for Common Stockholders


Number Of Shares Of Common Stock Outstanding

= 817

=905

Rasio Pasar
a. PE Ratio

Market Price per Share


Earnings Per Share

b. Book Value Per Share


Number of Shares
c. MB Ratio

15.850
= 457,30
Book Value

15.850
817

= 19,40

2.055.386.023 = 34,66
59.315.200
14.150
34,66

14.150
905

= 15,64

2.401.632.349 = 40,49
59.315.200

= 349,47
40,49

21

2.3.

Hasil Analisa
Likuiditas
Rasio ini menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitas jangka

pendeknya yang akan jatuh tempo, dihitung dengan membagi aset lancar dengan
liabilitas jangka pendek. Tahun 2013 rasio likuiditas Perseroan adalah sebesar 188,2%,
turun 17,6% dari tahun 2012 sebesar 170,6%.

Kemampuan membayar
Menunjukkan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajiban, baik jangka

pendek maupun jangka panjang yang ditunjukkan dengan melakukan pengukuran


liabilitas terhadap ekuitas maupun terhadap total aktiva. Pada tahun 2013, kemampuan
membayar utang Perseroan relatif stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tambahan penarikan pinjaman baru pada tahun 2013 menyebabkan solvabilitas
terhadap aset Perseroan mencapai 0,13x atau naik 1,0% dari tahun 2012. Hal ini
menunjukkan Perseroan mulai meningkatkan porsi pendanaan ekspansi dari pinjaman,
dalam batas yang aman. Angka tersebut masih berada pada level yang sangat aman
untuk memperoleh pinjaman baru.

Manajemen Hutang
Untuk mengantisipasi kebutuhan pendanaan bagi pelaksanaan program ekspansi di

masa mendatang, Perseroan menerapkan manajemen hutang, yang menegaskan bahwa


penarikan pinjaman baru hanya dilaksanakan setelah mempertimbangkan kebutuhan
dan kemampuan dalam mendanai investasi strategis dengan mengupayakan tingkat
biaya pinjaman yang kompetitif.

Profitabilitas

23

Rasio profitabilitas tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012


sebagaimana tampak pada table rasio keuangan di atas, dengan rasio net profit margin
2013, adalah sebesar 21,9%, naik dari posisi 24,7% ditahun 2012 . Marjin laba kotor
Perseroan di tahun 2013 adalah 44,7%, marjin laba usaha 28,8%.

Rentabilitas
Menunjukkan ukuran kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih

dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia. Penerapan strategi revenue


management dan cost management membuat Perseroanmencatat pertumbuhan
pendapatan sekaligus pertumbuhan laba yang signifikan.
Rentabilitas terhadap ekuitas (Return On Equity) mencapai 27,6%, mengalami
penurunan dari tahun 2012 yang sebesar 29,2%. Rentabilitas terhadap aset (Return on
Asset) juga menjadi 20,5% yang pada tahun 2012 yang sebesar 20,3%. Lebih
rendahnya rentabilitas terhadap aset karena sebagian aset tersebut masih dalam masa
penyelesaian dan percobaan.

24

2.4.

Tabel Cross Sectional

Year
Ratio
Liquidity
Current Ratio
Quick Ratio
Aktivitas
Inventory Turnover
ACP
Asset Turnover
Hutang
Debt Ratio
Time Interest
Profitability
Rasio Laba kotor
Rasio Laba Opr
Rasio Laba Bersih
ROA
ROE
EPS
Rasio Pasar
Price Earning Ratio
Market Book Ratio

2012

2013

Industry
Average
2013

Cross
Sectional

Evaluation
Time
Series

Overall

1.71
1.23

1.89
1.83

2.46
5.84

Buruk
Buruk

Baik
Baik

Buruk
Buruk

4.51
47 hr
0.74

5.12
43 hr
0.8

6.16
68.38 hr
1.03

Sedang
Baik
Sedang

Baik
Baik
Baik

Sedang
Baik
Baik

31.70%
35.92

29.20%
20.35

34.19%
49.51

Buruk
Buruk

Buruk
Buruk

Buruk
Buruk

47.44%
31.50%
24.70%
18.20%
27.90%
817

44.67%
28.80%
21.90%
17.40%
25.70%
905

63.65%
44.82%
31.74%
24.30%
30.10%
1423

Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk

Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Baik

Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk
Buruk

19.4
457.3

15.64
349.47

17.98
345.55

Buruk
Baik

Buruk
Buruk

Buruk
Baik

25

2.5.

Neraca Common Size PT SMARFREN TELECOM Tbk

KETERANGAN

NERACA
2012

COMMON SIZE (%)


2013

2012

2013

Ka s

3.317.464.954

4.212.927.250

12,48%

13,68%

Pi uta ng

2.522.528.928

2.916.061.904

9,49%

9,47%

Pers edi a a n

2.284.905.292

2.645.892.517

8,60%

8,59%

Ua ng Muka

62.362.882

90.824.054

0,23%

0,29%

Beba n Di ba ya r di muka

26.266.094

48.622.460

0,10%

0,16%

Pa ja k Di ba ya r di muka

17.768.955

57.782.185

0,07%

0,19%

8.231.297.105

9.972.110.370

30,97%

32,38%

As et pa ja k ta ngguha n

140.742.720

84.380.078

0,53%

0,27%

Inves ta s i pa da enti ta s

102.827.948

127.509.500

0,39%

0,41%

40.674.520

48.654.931

0,15%

0,16%

16.794.115.433

18.862.518.157

63,19%

61,26%

118.424.926

214.473.111

0,45%

0,70%

93.745.371

100.627.005

0,35%

0,33%

1.003.033.110

1.158.474.986

3,77%

3,76%

54.222.653

224.135.954

0,20%

0,73%

Total Aset Tidak Lancar

18.347.786.681

20.820.773.722

69,03%

67,62%

Total Aset

26.579.083.786

30.792.884.092

100%

100%

350.353.537

320.926.026

4,16%

3,57%

2.173.253.672

2.501.733.910

25,83%

27,83%

Uta ng La i nnya

517.832.939

320.383.917

6,15%

3,56%

Beba n Akrua l

398.252.792

438.205.233

4,73%

4,87%

Uta ng Pa ja k
Li a bi l i ta s Imba l a n Kerja
Ja ngka Pendek

504.405.242

398.536.742

5,99%

4,43%

572.485.640

774.818.374

6,80%

8,62%

Ua ng Muka Penjua l a n
Ba gi a n La nca r Li a bi l i ta s
Ja ngka Pa nja ng

30.971.506

23.752.035

0,37%

0,26%

277.649.309

519.274.300

3,30%

5,78%

Total Liabilitas Jangka Pendek

4.825.204.637

5.297.630.537

57,35%

58,94%

Li a bi l i ta s Pa ja k Ta ngguha n
Li a bi l i ta s i mba l a n Kerja
Ja ngka Pa nja ng

1.356.931

7.219.730

0,02%

0,08%

271.413.089

271.599.689

3,23%

3,02%

Li a bi l i ta s Ja ngka Pa nja ng

3.222.429.486

3.242.382.258

38,30%

36,07%

Provi s i Ja ngka Pa nja ng


Li a bi l i ta s Ja ngka Pa nja ng
La i nnya

80.593.563

157.622.095

0,96%

1,75%

13.231.432

12.453.908

0,16%

0,14%

3.589.024.501

3.691.277.680

42,65%

41,06%

Total Aset Lancar

Properti i nves ta s i
As et teta p
Ua ng muka i nves ta s i
Beba n ta ngguha n
As et ti da k berwujud
As et l a i nnya

Pi nja ma n Ja ngka Pendek


Uta ng Us a ha

Total Liabilitas Jangka Panjang

26

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Laporan Keuangan adalah sangat penting untuk dipelajari, Karena Laporan

Keuangan tersebut berisi informasi dan catatan-catatan informasi keuangan perusahaan


pada periode akuntansi dimana hal tersebut digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan, bagaimana kondisi Neraca, Laporan Rugi Laba, Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan berupa Laporan Arus Kas atau Arus
Dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari Laporan Keuangan itu sendiri.
Laporan Keuangan tersebut sangatlah penting dibuat oleh perusahaankarena
dalam laporan tersebut terdapat infirmasi mengenai perusahaan dimana hal tersebut
sangat berguna bagi stake holders.
Analisis Laporan Keuangan juga sangat penting untuk dipelajari karena dapat
mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan perusahaan. Ada dua cara dalam menilai
kelemahan dan kekuatan sebuah perusahaan yaitu pertama dengan perbandingan rasio
keuangan antar tahun berbeda yaitu membandingkan rasio Laporan Keuangan tahun
bersangkutan dengan tahun sebelumnya. Kedua dengan membandingkan rasio laporan
keuangan perusahaan dengan laporan keuangan perusahaan sejenis.
Dalam hal ini kami mencoba menerapkan teori analisa rasio yang sudah kita
pelajari tersebut pada Laporan Keuangan PT SMARFREN TELECOM Tbk dengan
metode Cross Sectional dan Common Series dengan kesimpulan hasil sebagai berikut
:

27

1. Rasio likuiditas Perseroan adalah sebesar 188,2%, turun 17,6% dari tahun 2012
sebesar 170,6%
2. Pada tahun 2013, kemampuan membayar utang Perseroan relatif stabil
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tambahan penarikan pinjaman baru
pada tahun 2013 menyebabkan solvabilitas terhadap aset Perseroan mencapai
0,13x atau naik 1,0% dari tahun 2012
3. Perseroan menerapkan manajemen hutang, yang menegaskan bahwa penarikan
pinjaman baru hanya dilaksanakan setelah mempertimbangkan kebutuhan dan
kemampuan dalam mendanai investasi strategis dengan mengupayakan tingkat
biaya pinjaman yang kompetitif.
4. Rasio profitabilitas tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2012,
dengan rasio net profit margin 2013, adalah sebesar 21,9%, naik dari posisi
24,7% ditahun 2012 . Marjin laba kotor Perseroan di tahun 2013 adalah 44,7%,
marjin laba usaha 28,8%.
5. Rentabilitas terhadap ekuitas (Return On Equity) mencapai 27,6%, mengalami
penurunan dari tahun 2012 yangsebesar 29,2%. Rentabilitas terhadap aset
(Return on Asset) juga menjadi 20,5% yang pada tahun 2012 yangsebesar
20,3%. Lebih rendahnya rentabilitas terhadap aset karena sebagian aset tersebut
masih dalam masa penyelesaian dan percobaan.

3.2.

Saran
Sangat diperlukan sekali pengetahuan tentang Pengertian Laporan Keuangan,

Pengertian Analisa Rasio-Rasio dari Laporan Keuangan itu sendiri serta praktek-

28

praktek tugas analisis bagi Mahasiswa terutama bagi jurusan Manajemen atau Jurusan
Akuntansi dan untuk level manager ke atas sehingga apabila nanti terjun langsung di
Perusahaan sudah tahu dan bisa menerapkannya di tempat kerja sekaligus untuk cek
and balance tentang Laporan Keuangan tersebut.

29

DAFTAR PUSTAKA

S. Munawir. ( 2000 ). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4 Yogyakarta: Penerbit


Liberty.
Bambang Riyanto.(2003). Dasar - Dasar Pembelanjaan perusahaan. Edisi 4
Yogyakarta: Penerbit BPPE.
Kasmir. 2009. Analisis laporan keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Alan C. Shapiro., Multinational Finance Management. Fifth Edition, 1991


Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 1996. Analisis Laporan Keuangan, UPP-AMP
YPKN: Yogyakarta.

30

Anda mungkin juga menyukai