PAKET KEAHLIAN
Pengetahuan domain afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas
aspek
penerimaan,
tanggapan,
penilaian,
pengelolaan,
dan
penghayatan
(karakterisasi).
Pengetahuan
domain
psikomotorik,
mencakup
kemampuan
yang
berupa
keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif
dan interperatif.
Proses Domain Kognitif
Pada hakekatnya proses kognitif berkaitan erat dengan proses berpikir peserta
didik. Dengan demikian pandangan tentang proses berpikir dapat didefinisikan sebagai
suatu proses kognitif, yaitu suatu tindakan mental untuk membentuk/memperoleh
pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola perilaku yang lain dan memerlukan
keterlibatan aktif pemikir. Hubungan tersebut dapat saling terkait dengan struktur yang
mapan dan dapat diekspresikan oleh pemikir dengan macam-macam cara (Presseisen
dalam Costa, 1985:43).
Proses kognitif yang kita kenal selama ini adalah proses kognitif yang
dikemukakan oleh Benjamin Bloom. Bloom menyatakan suatu daftar proses kognitif dan
mengindikasikan jenis-jenis perilaku peserta didik yang menunjukkan pencapaian tujuan
belajar. Keterampilan tersebut mencakup 1) pengetahuan (knowledge); (2) pemahaman
(comprehension); (3) aplikasi (application); (4) analisis (analysis); (5) sintesis (synthesis);
dan (6) penilaian (evaluation).
2
seperti
kemampuan
menjelaskan
pembacaan
kode
warna
resistor,
menjadi bentuk lain, misalnya dari bentuk non-verbal (simbol, gambar) menjadi bentuk
verbal (kata-kata/uraian kalimat).
Memahami dapat juga sebagai proses membangun makna dari suatu informasi
yang diberikan melalui komunikasi lisan, tertulis atau gambar grafik. Peserta didik disebut
memahami suatu pengetahuan jika orang tersebut dapat membuat hubungan antara
pengetahuan
baru
pengetahuan baru tersebut dapat diintegrasikan melalui proses kognitif yang dimilikinya.
Proses kognitif dalam dimensi
memahami
representasi yang satu ke dalam bentuk representasi yang lain. Misal mengubah informasi
dari bentuk gambar (non-verbal) ke dalam bentuk uraian kata-kata atau kalimat (verbal).
Dalam bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa program studi keahlian elektronika,
banyak informasi dari bentuk non-verbal (seperti, simbol, skema/gambar) diinterpretasikan
kedalam bentuk verbal (kata-kata/uraian kalimat).
Kemampuan memberikan contoh terjadi pada peserta didik jika peserta didik
tersebut dapat memberikan contoh spesifik dari suatu konsep. Kemampuan memberikan
contoh melibatkan kemampuan mengenali ciri-ciri dari suatu definisi atau konsep dan
kemudian menggunakan ciri-ciri tersebut untuk digunakan sebagai contoh.
Simbol
Interprestasi
Transistor
Transistor bipolar
Transistor bipolar tipe NPN dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).
Transistor
Transistor bipolar
Transistor bipolar tipe PNP dengan tiga buah elektroda, yaitu Base (B), Collector (C), dan Emitter (E).
tertentu. Kemampuan
merangkum
informasi peserta didik, seperti merangkum makna yang terkandung dalam karya tulis
ilmiah menjadi bentuk abstraksi dengan tema tertentu.
Kemampuan menyimpulkan terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik
tersebut telah dapat
mengabstraksi
kerja
operasional
menghubungkan,
seperti
memilih,
menggunakan,
menghitung,
menerapkan,
mengeneralisasikan,
menemukan,
mengembangkan,
melakukan prosedur latihan dan melakukan prosedur pemecahan masalah. Peserta didik
dikatakan melakukan latihan jika dia secara rutin melakukan prosedur yang dipelajarinya
dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tugas-tugas yang telah dipelajarinya. Peserta
didik dikatakan memecahkan
masalah jika
peserta
menggunakan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari pada konteks yang
berbeda dengan tugas-tugas yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam melakukan latihan
atau pemecahan masalah peserta didik harus menggunakan prosedur yang tepat dan
mudah dipahami.
4. Menganalisis (C4)
Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi atau konsep ke
dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menganalisis merupakan salah satu
komponen yang sangat penting dalam proses tujuan pembelajaran. Analisis merupakan
usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian kecil sehingga
jelas hierarkinya atau susunannya (Munaf, 2001:71). Dengan analisis diharapkan peserta
didik mempunyai pemahaman yang komprehensif dan terpadu. Contoh kata kerja
operasional
yang
dapat
digunakan
pada
ranah
analisis
adalah
menganalisa,
dimensi
kognitif
pada
kemampuan
menganalisis
meliputi
kemampuan
merupakan
proses
kognitif
yang
melibatkan
kemampuan
mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Peserta didik dikatakan memiliki
kemampuan proses kognitif menciptakan, jika peserta didik tersebut dapat membuat suatu
produk baru yang merupakan reorganisasi dari beberapa konsep. Kemampuan yang
mendasari proses kognitif menciptakan adalah kemampuan mengkoordinasi pengalaman
belajar peserta didik sebelumnya dan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam
menciptakan merujuk pada dua hal, yaitu hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan
hal yang akan dilakukan peserta didik. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks ini
merujuk pada kemampuan peserta didik mensintesis informasi atau konsep ke dalam
bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada menciptakan meliputi penyusunan
(generating), perencanaan (planning), dan produksi (producing).
Urutan dimensi proses kognitif diatas merupakan hasil revisi dari taksonomi
Anderson terhadap proses kognitif yang dikemukanakan oleh Bloom yang selama ini
dikenal sebagai ranah kognitif.
Perbedaan taksonomi lama dengan yang baru terletak pada ranah sintesis (C5),
dimana pada taksonomi yang direvisi ranah sintesis tidak ada lagi, tetapi sebenarnya
digabungkan dengan analisis. Tambahannya adalah mencipta (C6) yang berasal dari
Create.
Level
Menghitung, membandingkan,
menggambarkan, mendiskusikan,
membedakan, memperluas, menjelaskan,
mengidentifikasi, menafsirkan, mencari,
memprediksi, melaporkan, menyatakan
kembali, menerjemahkan, mendefinisikan
Mengklasifikasikan, membangun,
menyelesaikan menunjukkan, mendramatisir
memeriksa, mengeksekusi menggambarkan,
menerapkan praktik, menunjukkan,
memecahkan, menggunakan.
Mencipta/Kreasi Menciptakan
Menghasilkan ide-ide baru atau produk
Membangun sebuah struktur atau pola dari berbagai
elemen atau mengkombinasikan bagian-bagian untuk
membentuk sebuah kesatuan yang utuh dengan
penekanan pada hasil berupa sebuah pengertian atau
struktur baru.
Sub-domain
Klasifikasi
Urutan evaluasi posisinya menjadi yang kelima (C5) sedangkan mencipta naik
menjadi
urutan
keenam
(C6),
sehingga
ranah
tertinggi
adalah
mencipta
atau
mengkreasikan. Perbedaan yang kedua adalah pada proses kognitif paling rendah yaitu
pengetahuan (C1) atau knowledge diubah menjadi mengingat (C1) yang berasal dari
remember. Ada peningkatan dalam proses kognitif contohnya peserta didik tidak dituntut
untuk mengetahui suatu konsep saja, tetapi peserta didik harus sampai mengingat konsep
yang dipelajarinya.
Tingkatan berpikir tinggi (HOTS-Higher Order Thingking Skill) menurut ranah
kognitif taksonomi Bloom yang lama berada pada level Analisis, Sintesis dan Evaluasi.
Perubahan tingkatan berfikir tinggi hasil revisi taksonomi Anderson sampai pada tingkatan
Mengkreasikan/Menciptakan.
8
Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan merupakan pengetahuan yang diharapkan dikonstruk
peserta didik berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada materi pembelajaran. Dimensi
pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu dimensi pengetahuan faktual, pengetahuan
konseptual,
pengetahuan
prosedural
dan
pengetahuan
metakognisi.
Ke
empat
pengetahuan ini akan membentuk proses perjalanan pengetahuan peserta didik dari yang
bersifat konkrit menuju pengetahuan yang bersifat abstrak. Berikut akan diuraikan empat
katagori dimensi pengetahuan:
a. Pengetahuan Faktual
Pengetahuan yang berupa potonganpotongan informasi yang terpisah-pisah atau
unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual pada
umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu
(1) pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology) dan (2) pengetahuan
tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element).
peta.
Pengetahuan tentang rincian spesifik dan elemen-elemen/unsur-unsur (knowledge of
specific details and element): mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu
dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik. Beberapa contoh pengetahuan tentang
bagian detail dan unsur-unsur, misalnya pengetahuan tentang nama tempat dan waktu
kejadian, pengetahuan tentang kode produk komponen elektronika, dan pengetahuan
tentang sumber informasi.
kategori:
pengetahuan
tentang
bagian-bagian
kalimat,
pengetahuan
tentang
dan hewan.
Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: mencakup abstraksi hasil observasi ke level
yang lebih tinggi, yaitu prinsip atau generalisasi. Prinsip dan generalisasi merupakan
abstraksi dari sejumlah fakta, kejadian, dan saling keterkaitan antara sejumlah fakta.
Contoh pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi adalah pengetahuan tentang prinsip-
prinsip belajar.
Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur:mencakup pengetahuan tentang prinsip dan
generalisasi dan saling keterkaitan antara keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap
suatu fenomena yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
merupakan jenis pengetahuan yang sangat abstrak dan rumit, seperti pengetahuan tentang
model atom.
10
dasar
susunan
(struktur)
fisis
dari
transistor
terdiri
dari
dua
Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan
sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Seringkali pengetahuan prosedural
berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal
tertentu. Perolehan pengetahuan prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan
dengan menggunakan keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta kriteria tertentu.
komponen transistor.
Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk
digunakan:mencakup pengetahuan tentang kapan suatu teknik, strategi, atau metode harus
11
digunakan. Peserta didik dituntut bukan hanya tahu sejumlah teknik atau metode tetapi juga
dapat mempertimbangkan teknik atau metode tertentu yang sebaiknya digunakan dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu. Beberapa contoh
pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan tentang kriteria radiasi gelombang tegak
(VSWR) antena, pengetahuan tentang kriteria pemilihan rumus yang sesuai dalam
memecahkan masalah, dan pengetahuan memilih metode statistika mengolah (analisa)
data dalam penelitian.
Contoh Pengetahuan Prosedural:
Bagaimana kita dapat mengetahui transistor dalam kondisi baik?. Apakah proses
pengetahuan untuk mengetahui transistor dalam keadaan baik diperlukan langkah-langkah
prosedur dengan melalui proses pengukuran praktek?
Pengetahuan prosedural: Untuk mengetahui transistor dalam kondisi baik dapat
dilakukan empat langkah prosedur pengujian, mengukur (1 kaki B-E arah maju, (2) kaki B-E
arah mundur, (3) kaki B-C arah maju, dan (4) kaki B-C arah mundur.
1.
Bias Maju
2.
Bias Mundur
3.
Bias Maju
4.
Bias Mundur
c. Pengetahuan Meta-kognitif
Beberapa ahli mendefinisikan metakognisi sebagai berpikir mengenai berpikir,
sementara beberapa ahli lain mendefinisikan sebagai mengetahui tentang mengetahui.
Kemampuan refleksi diri dari proses kognitif yang sedang berlangsung merupakan sesuatu
yang unik bagi individu dan memainkan peran penting dalam kesadaran manusia. Proses
berfikir seperti ini menunjukkan bahwa metakognisi mengikutsertakan pemikiran seseorang.
Metacognition
Self Regulation
Metacognitive
Knowledge
apa
pengukuran yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, (2) procedural strategy
knowledge mengenai bagaimana merealisasikan pengukuran, dan (3) conditional strategy
knowledge yang berkaitan dengan efektifitas strategi (kapan saat yang tepat untuk
mengaplikasikan strategi proses pembelajaran). Gambar 6, memperlihatkan struktur
dimensi pengetahuan metakognitif.
metakognitif
sebagai
bagian
terkait
dari
pembelajaran
dengan
didik untuk merancang, memonitor, dan merevisi kerja mereka sendiri mencakup tidak
hanya membuat mahapeserta didik sadar tentang apa yang mereka perlukan untuk
mengerjakan apabila mereka gagal untuk memahami.
Pengetahuan metakognitif mencakup pengetahuan tentang kognisi (pikiran)
secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Pengetahuan meta-kognitif meliputi:
meningkatkan pemahaman.
Pengetahuan tentang diri sendiri: mencakup pengetahuan tentang kelemahan dan
kemampuan diri sendiri dalam belajar. Salah satu faktor agar peserta didik dapat
menjadi mandiri adalah mengevaluasi kemampuannya, sehingga mengetahui dimana
kelebihan dan. Beberapa contoh pengetahuan tentang pengetahuan diri sendiri,
misalnya: (1) pengetahuan seseorang yang ahli dalam suatu bidang tertentu, belum
tentu ahli dalam bidang lain, (2) pengetahuan menentukan tujuan yang hendak dicapai
dan (3) pengetahuan tentang kemampuan dalam mengerjakan tugas.
kata benda, dan dimensi proses kognitif yang menunjukkan aspek kata kerja. Tabel matrik
2D dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan pembelajaran dalam silabus atau
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Tabel 2: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C1) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF
PENGETAHUAN
DIMENSI
Mengingat
(C1)
Memahami
(C2)
Menerapkan
(C3)
Menganalisis
(C4)
Menilai
(C5)
Menciptakan
(C6)
1. Faktual
2. Konseptual
3. Prosedural
KD
4. Metakognitif
Tabel 2, target tujuan pembelajaran (C1) dimulai dari sel matrik 1C1, 2C1, 3C1, 3C2, 3C3
dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
Tabel 3: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C2) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF
PENGETAHUAN
DIMENSI
Mengingat
(C1)
Memahami
(C2)
Menerapkan
(C3)
Menganalisis
(C4)
Menilai
(C5)
Menciptakan
(C6)
1. Faktual
2. Konseptual
KD
3. Prosedural
4. Metakognitif
Tabel 3, target tujuan pembelajaran (C2) dimulai dari sel matrik 1C2, 2C2, 3C2, 3C3 dan
berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
Tabel 4: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C3) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF
DIMENSI
Mengingat
(C1)
Memahami
(C2)
Menerapkan
(C3)
Menganalisis
(C4)
Menilai
(C5)
Menciptakan
(C6)
PENGETAH
UAN
1. Faktual
2. Konseptual
3. Prosedural
KD
4. Metakognitif
Tabel 4, target tujuan pembelajaran (C3) dimulai dari sel matrik 1C3, 2C3, 3C3 dan berakhir
pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
15
PENGETAHUAN
DIMENSI
Mengingat
(C1)
Memahami
(C2)
Menerapkan
(C3)
Menganalisis
(C4)
Menilai
(C5)
Menciptakan
(C6)
1. Faktual
2. Konseptual
KD
3. Prosedural
4. Metakognitif
Tabel 5, target tujuan pembelajaran (C4) dimulai dari sel matrik 1C4, 2C4 dan berakhir
pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
Tabel taksonomi menunjukkan bahwa proses berpikir yang paling rendah terjadi
pada sel dimensi proses kognitif mengingat dan dimensi pengetahuan faktual. Proses
berpikir yang paling tinggi terjadi pada sel dimensi proses kognitif menciptakan dan dimensi
pengetahuan metakognisi. Sel pada tabel taksonomi semakin ke kanan-bawah, semakin
tinggi proses berpikir yang digunakan. Proses berpikir menciptakan-pengetahuan
metakognisi membutuhkan kemampuan-kemampuan yang mendasarinya yaitu sel-sel di
atas dan sebelah kirinya.
Tabel 6: Klasifikasi Kata Kerja Operasional Menurut Taksonomi Bloom
PROSES KOGNITIF
PENGETAHUAN
DIMENSI
Mengingat
(C1)
Memahami
(C2)
Menerapkan
(C3)
Menganalisis
(C4)
Menilai
(C5)
Menciptakan
(C6)
Faktual
Membuat Daftar
Meringkas
Menggolongkan
Mengurutkan
Menyusun
Menggabungkan
Konseptual
Menggambarkan
Menginterprestasikan
Eksperimen
Memaparkan
Menaksir
Merencanakan
Prosedural
Mentabulasi
Memprediksi
Menghitung
Membedakan
Menyimpulkan
Mencipta
Metakognitif
Menggunakan sesuai
kaidah
Mengerjakan
Membangun
Memprestasikan
Mengukur
Mewujudkan
untuk
Dan dengan mencermati kata kerja operasional yang tertuang pada tabel 6 serta
melihat Kompetensi Dasar (KD) dan standar isi dalam kurikulum, maka langkah selanjutnya
adalah menyusun dan mengembangkan tujuan pembelajaran sebagai indikator untuk
mencapai KD. Misalnya, Indikator tujuan pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau
silabus adalah sebagai berikut:
Setelah selesai pelajaran peserta didik dapat,
1. membuat daftar ciri-ciri fisis dan sistem pengkode dioda penyearah frekuensi
rendah dari berbagai macam produk (Indikator 1)
2. menggambarkan karakteritik arus-tegangan dan rangkaian pengganti dioda
penyearah pada saat kondisi bias maju dan mundur (Indikator 2)
3. menginterprestasikan karakteristik kelistrikan dioda penyearah kondisi bias maju
dan mundur (Indikator 3)
4. membedakan karakteristik tahanan dalam dinamis dan statis dioda penyearah pada
daerah linier (Indikator 4)
5. mengklasifikasikan macam-macam tipe rangkaian dasar dioda penyearah
berdasarkan kegunaan dan fungsinya (Indikator 5)
Langkah selanjutnya adalah KD dan indikator tujuan pembelajaran di atas
dianalisis berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Perhatikan
pernyataan susunan kalimat pada KD, identifikasi kata kerja operasional yang digunakan
dalam kalimat (dimensi proses kognitif) dan kata benda (dimensi pengetahuan).
Kata kerja mendeskripsikan termasuk kata kerja atau dimensi proses kognitf,
dimana dimensi proses kognitif yang memenuhi kata mendeskripsikan adalah dimensi
memahami.
Sedangkan
sifat-sifat
dioda
penyearah
merupakan
kata
benda
yang
17
dan kemudian dilanjutkan dengan ditemukannya bahan semikonduktor tipe-P dan tipe-N
sampai terbentuk menjadi dioda persambungan tipe-PN.
Dengan cara yang sama, hasil analisa semua indikator tujuan pembelajaran yang
telah disusun dan dikembangkan, dapat dilihat pada tabel 7 taksonomi berikut ini.
Tabel 7: Analisis Kompetensi Dasar Menurut Taksonomi Bloom
PROSES KOGNITIF
PENGETAHUAN
DIMENSI
Mengingat
(C1)
Memahami
(C2)
Menerapkan
(C3)
Menganalisis
(C4)
Menilai
(C5)
Menciptakan
(C6)
1. Faktual
Indikator 1
Indikator 3
Indikator 5
2. Konseptual
Indikator 2
KD (Target)
Indikator 4
3. Prosedural
4. Metakognitif
Hasil analisis tabel 7 taksonomi di atas menunjukkan bahwa KD terletak pada sel
matrik 2C2, yaitu ranah proses kognitif memahami dan pengetahuan konseptual.
Sedangkan indikator tujuan pembelajaran yang ditulis berada pada sel matrik 1C3, yaitu
berada pada ranah proses kognitif menerapkan dan pengetahuan faktual. Dengan
demikian, indikator tujuan pembelajaran yang ditulis pada sel matrik 1C3 memiliki
kemampuan yang lebih tinggi dari KD yang ditargetkan. Oleh karena itu, hasil analisis KD
dan indikator menunjukkan bahwa indikator tujuan pembelajaran yang dikembangkan
dalam RPP atau silabus merupakan penjabaran dari KD bahkan dapat lebih tinggi dari
kompetensi minimal yang diharapkan oleh KD target. Dengan demikian berdasarkan hasilanalisis, penyusunan indikator tujuan pembelajaran yang ditampilkan pada tabel 7 termasuk
pada kategori sangat baik.
Tujuan pembelajaran pada sel matrik 1C1 dari ranah proses kognitif mengingat
dan pengetahuan faktual, 1C2 dari ranah proses kognitif mengingat dan pengetahuan
konseptual, dan 1C2 dari ranah proses kognitif memahami dan pengetahuan faktual
merupakan sel-sel yang mendasari kemampuan sel KD target. Sedangkan indikator tujuan
pembelajaran yang pada sel matrik 2C4 merupakan sel yang sama dengan sel KD target.
Berdasarkan dari hasil analisis di atas, maka penggunaan tabel taksonomi
dimensi proses kognitif terhadap dimensi pengetahuan sangat berguna dan memudahkan
dalam menyinkronkan penyusunan tujuan intruksional dan standar sistem penilaian,
sehingga target Standar Komptensi Lulusan (SKL) dapat diketahui dari sejauh mana
pengembangan indikator capaian kompetensi yang merupakan penjabaran kebutuhan
pengetahuan dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sudah terpenuhi.
18
LEVEL
JENJANG
PENGETAHUAN
DESKRIPSI
DOK-1
DOK-2
KETRAMPILAN/KONSEP
Menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan
konseptual
DOK-3
BERFIKIR STRATEGIS
Perencanaan & pengembangan disertai dengan alasan
DOK-4
Dasar (A)
Lanjut (B1)
Menengah (B2)
Tinggi (C)
mengidentifikasi ,
mengingat ,
mengenali ,
keterlibatan
beberapa
proses
mental
untuk
mengingat
atau
mereproduksi tanggapan. Isi atau proses pengetahuan yang terlibat memiliki tingkat
kompleksitas lebih rumit daripada di Level 1. Oleh karena peserta didik harus membuat
beberapa keputusan, sehingga mendekati pertanyaan atau masalah. Kata kerja operasional
yang umum digunakan pada klasifikasi pengetahuan Level 2 adalah mengklasifikasi ,
mengatur ,
memperkirakan,
melakukan
pengamatan ,
mengumpulkan
dan
menampilkan data , dan membandingkan data . Suatu tindakan yang menggunakan kata
kerja ini memerlukan lebih dari satu langkah. Misalnya, untuk membandingkan data,
langkah pertama yang diperlukan adalah (1) mengidentifikasi karakteristik objek atau
fenomena, kemudian (2) mengelompokan atau memilah objek.
20
tindakan
yang
memerlukan
interpretasi
pengetahuan
yang
mengandung
kompleksitas, seperti membuat interprestasi makna tentang grafik dan menjelaskan makna
informasi yang terkandung dalam grafik, dapat dikatagorikan DOK Level 3.
Level 3: Berpikir Strategis
Berfikir strategis memerlukan tingkat kedalaman pengetahuan yang lebih tinggi
dari DOK Level sebelumnya, tingkat berfikir yang memiliki kompleksitas seperti penalaran,
perencanaan, menggunakan bukti. Tuntutan pengetahuan (kognitif) DOK Level 3 sangat
kompleks dan abstrak. Kompleksitas tidak tergantung hanya dari fakta saja, melainkan
mungkin juga dapat bersumber dari beberapa jawaban, dan dimungkinkan juga
membutuhkan urutan atau tahapan didalam penalaran.
Dalam kebanyakan kasus, jika peserta didik diminta untuk menjelaskan pemikiran
DOK Level 3; dan bilamana penjelasan dalam kalimat yang diberikan merupakan
pengetahuan yang sangat sederhana, maka pengatuan ini dapat dikategorikanpada DOK
Level 2.
Suatu tindakan yang memiliki lebih dari satu jawaban dan peserta didik dituntut
untuk membenarkan suatu respon, maka katagori pengetahuan ini berada pada DOK Level
3. Eksperimental desain dalam DOK Level 3 pada umumnya dibutuhkan tindakan lebih dari
satu variabel dependen. Tindakan yang termasuk dalam DOK Level 3, meliputi kegiatan
mendeskripsikan kesimpulan dari pengamatan; mengutip bukti dan mengembangkan
argumen logis dalam konsep berfikir; menjelaskan fenomena dalam konsep, dan
menggunakan konsep-konsep untuk memecahkan permasalahan tidak rutin.
Level 4: Berpikir Secara Luas
Memerlukan daya kognitif tinggi dan sangat kompleks. Peserta didik diminta
untuk membuat beberapa koneksi ide yang berhubungan dalam satu area atau antar area
pengetahuan-dan harus memilih atau merancang satu pendekatan di antara banyak
alternatif tentang bagaimana situasi dapat dipecahkan. Banyak instrumen penilaian tidak
21
dapat mencakup kegiatan penilaian yang dapat diklasifikasikan sebagai Tingkat 4. Namun,
standar, tujuan, dan tujuan dapat dinyatakan sedemikian rupa untuk mengharapkan peserta
didik untuk melakukan berpikir secara luas. Mengembangkan generalisasi dari hasil yang
diperoleh dan strategi yang digunakan dan menerapkannya terhadap situasi masalah
adalah contoh tujuan pembelajaran yang merupakan Level 4. Banyak, tapi tidak semua,
kinerja penilaian dan kegiatan penilaian terbuka yang membutuhkan pemikiran yang
signifikan akan berada pada Tingkat 4. Level 4 membutuhkan penalaran desain,
eksperimental dan perencanaan yang kompleks, dan mungkin akan memerlukan jangka
waktu, baik untuk meneliti ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh suatu tujuan, atau untuk
melaksanakan beberapa langkah dari item penilaian. Namun, periode perpanjangan waktu
bukan merupakan faktor yang membedakan jika pekerjaan yang dibutuhkan adalah hanya
berulang dan tidak memerlukan pemahaman konseptual yang signifikan dan berpikir tingkat
tinggi. Sebagai contoh, jika seorang peserta didik harus mengambil suhu air dari sungai
setiap hari selama satu bulan dan kemudian membuat grafik, ini akan diklasifikasikan
sebagai kegiatan Tingkat 2. Namun, jika peserta didik melakukan sebuah penelitian tentang
suhu air sungai yang membutuhkan keputusan dengan mempertimbangkan sejumlah
variabel, pengetahuan ini akan menjadi Tingkat 4.
Komparasi Penerapan DOK Webb & Taksonomi Blom
Depth of Knowledge (DOK) mirip dengan Taksonomi Bloom, namun berbeda
dalam penggunaanya. Taksonomi Bloom: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan
pembelajaran yang berbeda memiliki derajad level pengetahuan yang sama, sedangkan
DOK Webb: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran yang berbeda
memiliki derajad level pengetahuan yang belum tentu sama (tergantung tingkat kedalaman
dari pengetahuan).
22
TAKSONOMI BLOOM
LAMA
C1
Pengetahuan
C2
Memahami
Menerapkan
C4
C5
DASAR
(A)
DOK-2.
KETRAMPILAN/KONSEP
Menggunakan informasi
sebelumnya dengan
pengetahuan konseptual
C6
LEVEL
C3
Mengingat
LANJUT
(B1)
Menganalisis
Evaluasi
Mencipta (Mengkreasi)
Membuat penilaian
berdasarkan kriteria
dan standar.
MENENGAH
(B2)
TINGGI
(C)
Proses Kognitif
Taksonomi Bloom
DOK-2
Ketrampilan/Konsep
DOK-3
Berfikir Strategis
DOK-4
Berfikir Secara Luas
C1
Mengingat
Dasar (A)
C2
Memahami
Dasar (A)
Dasar (A)
Dasar (A)
Dasar (A)
C3
Menerapkan
Lanjut (B1)
Lanjut (B1)
Lanjut (B1)
Lanjut (B1)
C4
Menganalisis
Menengah (B2)
Menengah (B2)
Menengah (B2)
Menengah (B2)
C5
Mengevaluasi
Tinggi (C)
Tinggi (C)
C6
Menciptakan
Tinggi (C)
Tinggi (C)
Tinggi (C)
Tinggi (C)
23
Proses Kognitif
Taksonomi Bloom
C1
C2
C3
24
Mengingat
Memahami
Menerapkan
DOK-1
Ingatan/Reproduksi
Mengingat atau
mengidentifikasi
konversi, istilah,
fakta
Mengingat atau
mencari faktafakta dasar,
definisi, detail,
peristiwa
Mengidentifikasi
fakta/rincian
dalam teks
Mengevaluasi
ekspresi
Cari titik pada
grid atau
angka pada
garis bilangan
Memecahkan
masalah
sederhana
(satu langkah)
Memiilih kata-kata
yang tepat
Menulis kalimat
sederhana
Menjelaskan
dengan
menggunakan
kalimat tanya
bagaimana atau
mengapa
Mengikuti
prosedur
sederhana sesuai
perintah/petunjuk
kerja, seperti:
Menghitung,
mengukur,
menerapkan
aturan
Menerapkan
rumus
Memecahkan
persamaan
linear
Membuat
konversi
Pada tingkat ini tidak ada korelasi (hubungan) antara pikiran dan
kedalaman pengetahuan seseorang
Menjelaskan
Menjelaskan, atau
hubungan
menghubungkan
ide menggunakan
Menggunakan
bukti-bukti
model atau
pendukung
diagram untuk
(kutipan, contoh ...)
menjelaskan
konsep
Menggunakan
Membuat
konsep untuk
kesimpulan dasar
memecahkan
atau prediksi logis
permasalahan nondari data atau
rutin
observasi
Menjelaskan suatu
Menjelaskan
alasan yang
hubungan
mungkin
Membuat
membutuhkan lebih
ringkasan
dari satu jawaban
Mengidentifikasi
Menjelaskan atau
ide-ide sentral
menghubungkan
ide menggunakan
bukti pendukung
Memilih prosedur
dan
menerapkannya
Memecahkan
masalah rutin
menerapkan
beberapa konsep
atau membuat
keputusan.
Menggunakan
konteks untuk
mengidentifikasi
makna kata
Mendapatkan dan
menginterpretasik
an informasi
menggunakan
fitur teks
Mendesain sebuah
investigasi untuk
tujuan tertentu atau
pertanyaan
penelitian
Menggunakan
penalaran,
perencanaan, dan
bukti pendukung
Menggunakan
konsep untuk
memecahkan
masalah non-rutin
Mengembangkan
ide-ide
Menghubungkan
konsep-konsep
matematika ke ranah
konten yang lainnya
Mengembangkan
generalisasi kedalam
situasi baru
Menjelaskan
bagaimana konsep
atau ide khusus
berhubungan dengan
domain konten atau
konsep lainnya
Merencanakan
pendekatan dengan
banyak alternatif
untuk penelitian
masalah baru
Merencanakan multi
alternatif pendekatan
untuk mecahkan
permasalahan dalam
penelitian.
C4
C5
Menganalisi
s
Mengambil
(mengidentifikasi)
jenis informasi
yang terkandung
dalam grafik,
tabel, fitur teks, dll
untuk menjawab
pertanyaan.
Mengidentifikasi
pola
Mengevalua
si
Brainstorm (curah
pendapat) ide,
konsep, masalah,
atau perspektif
yang
berhubungan
dengan topik atau
konsep
C6
Mengkategorikandata, angka
Membuat
organisasi data
pesanan
Memilih grafik
yang sesuai dan
terorganisir &
data tampilan
Mengembangkan
pola
Menafsirkan data
dari grafik
sederhana
Mebandingkan
karya tulis, fakta,
istilah, peristiwa
Menganalisis
format,
organisasi,
struktur teks
Menciptakan
Menghasilkan
dugaan
berdasarkan
pengamatan atau
pengetahuan
sebelumnya
Membandingkan
informasi, data atau
teks
Menganalisis dan
menarik
kesimpulan dari
data, mengutip
bukti
Menafsirkan data
dari grafik yang
kompleks
Menganalisis atau
menafsirkan hasil
tulisan untuk kritik
teks
Menganalisis
berbagai sumber
bukti atau data set
(teks)
Menganalisis tema
kompleks/abstrak
Membuat kutipan
dan
mengembangkan
argumen yang logis
untuk dugaan yang
didasarkan pada
satu teks atau
masalah
Membandingkan/m
embedakan
metode solusi
Membenarkan
kesimpulan yang
dibuat
Menyatukan
informasi dari satu
sumber informasi
menjadi kesatuan
informasi yang
baru.
Mengembangkan
solusi alternatif
Menyatukan
informasi kedalam
satu set data
Mengembangkan
model kompleks
atau pendekatan
untuk situasi
tertentu
Menerapkan
pemahaman dengan
cara baru,
memberikan
argumen atau
pembenaran untuk
aplikasi baru
Mengevaluasi
relevansi, akurasi, &
kelengkapan sumber
informasi
Menilai kebenaran
suatu kesimpulan
Menyatukan
informasi dari
beberapa sumber
yang berbeda
menjadi kesatuan
informasi baru.
Mendesain model
untuk
menginformasikan
dan memecahkan
situasi praktis atau
abstrak
Mengartikulasikansituasi baru, tema
alternatif,
pengetahuan baru
atau perspektif baru
Fungsi Hess Cognitive Rigor Matrix adalah (1) untuk menentukan kedalaman
pengetahuan dan jenis berpikir (verba), (2) menjelaskan kepada guru bagaimana taksonomi
25
Bloom dan penjenjangan tingkat DOK Webb yang sama, namun berbeda, dan (3) sebagai
alat untuk memeriksa kedalaman pemahaman yang diperlukan untuk tugas yang berbeda,
yang mana pada awalnya nampak berada pada tingkat yang sebanding kompleksitasnya.
Gambar 7 memperlihatkan klasifikasi kata kerja operasional berdasarkan
kedalaman pengetahuan menurut aturan penjenjangan Webbs Depth of Knowledge.
Membuat daftar komponen resistor sesuai dengan norma deret E6, E12, E24
Menentukan parameter bidang persegi panjang dengan memberi gambar atau label
Mengidentifikasi dan merangkum isi materi buku pegangan siswa (handout), modul bahan
ajar, buku literatur, .... dll
Memprediksi hasil logis berdasarkan kebenaaran informasi atau dasar kajian teori
Mengklasifikasikan maksud dan tujuan pengkode dan bentuk fisis komponen elektronik
CATATAN: Jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item tentang target tidak
secara otomatis memberikan jawaban, maka item tersebut setidaknya DOK LEVEL 2.
Kebanyakan tindakan akan membutuhkan lebih dari satu kali keputusan
DOK-Level 3 (Kompetensi Menengah Level-B2)
Kata kerja operasional yang berada pada dok level-3 termasuk katagori
pengetahuan level menengah (B2), yaitu perencanaan & pengembangan disertai dengan
alasan
(berfikir
strategis),
yakni
bagaimana
peserta
didik
memiliki
kemampuan
menganalisis atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih
kecil dan memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain (Taksonomi
Bloom C4).
27
Menjelaskan, generalisasi atau menghubungkan ide, dengan menggunakan buktibukti pendukung dari teks atau berbagai sumber informasi.
28
CATATAN: Kegiatan DOK LEVEL 4 sering membutuhkan jangka waktu yang lama untuk
menyelesaikan beberapa langkah, namun DOK pada level ini tidak hanya ditentukan oleh
lamanya waktu proses pembelajaran, dan bilamana proses keterampilan dan konsep hanya
diulang-ulang dari waktu ke waktu.
Tabel 12. Perbandingan taksonomi Bloom dengan terhadap kedalaman pengetahuan Norman
Webb menurut penggabungan Karin Hess Cognitive Rigor Matrix
Blooms Taxonomy
Penggabungan keduanya oleh Karin Hess Cognitive Rigor Matrix dapat digunakan untuk memetakan kedalaman
Standar Isi (SI) maupun kompleksitas Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Kata Kunci: Proses penilaian kedalaman pengetahuan menurut Webb s Depth of Knowledge
29
Menginterpretasik
an data yang
dikumpulkan
untuk menjawab
pertanyaan
hipotesa
penelitian/ekperi
men untuk
membuktikan
kajian secara
ilmiah.
DOK-1
DOK-2
DASAR
(A)
DOK-4
TINGGI
(C)
Kela
s
XI
Menganalisis
hasil
eksperimen/penel
itian dan
menemukan
hipotesa baru
30
DOK-3
Merepresentasika
n data yang
dikumpulkan
selama periode
waktu, membuat
perbandingan
dan interpretasi
LANJUT
(B1)
Melakukan
proses sains
sederhana atau
prosedur untuk
mengumpulkan
data
LEVEL
MENENGAH
(B2)
Aktifitas
Webbs DOK
XI/XII
XII
KI-1 (RELIGIUS)
1. Menghayati dan mengamalkan
agama yang dianutnya
ajaran
1.1.
1.2.
1.3.
KI-2 (SOSIAL)
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
KI-3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan
pengetahuan
faktual,
konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
31
3.1.
Memahami
konfigurasi
(arsitektur)
untuk
menjelaskan evolusi konsep dasar macam-macam
klasifikasi penguat audio berdaya besar.
3.1.2.
Membuat
macam-macam
kotak
speaker
untuk
kebutuhan pertunjukan ruang tertutup dan terbuka
3.2.1.
3.2.2.
3.2.3.
3.2.4.
3.2.5.
3.2.6.
32
3.2.8.
3.2.9.
3.2.10.
3.2.11.
3.2.12.
3.2.13.
3.3.
Menerapkan instalasi
rumah (home theater)
3.3.1.
3.3.2.
3.3.3.
3.3.4.
3.4.
3.4.3.
3.4.4.
3.4.5.
3.4.6.
3.4.7.
33
sistem
hiburan
pertunjukan
3.5.
3.5.2.
3.5.3.
3.5.4.
3.6.
3.7.
Memahami
instalasi
sistem
audio/video
pertunjukkan siaran langsung ruang terbuka dan
tertutup
Merencanakan kebutuhan alat & peralatan sistem
audio/video pertunjukan ruang terbuka dan tertutup.
Merencanakan alur instalasi sistem audio/video
pertunjukan ruang terbuka dan tertutup.
Memahami metode pengujian kekuatan daya audio
menggunakan sound level meter
3.7.5.
3.7.6.
3.7.7.
3.7.8.
KI-4 (KETRAMPILAN)
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta
dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung
4.1.
4.1.2.
4.1.3.
4.1.4.
34
Membuat
macam-macam
kotak
speaker
untuk
kebutuhan pertunjukan ruang tertutup dan terbuka
4.2.1.
4.2.2.
4.2.3.
4.2.4.
4.2.5.
4.2.6.
4.2.7.
4.2.8.
4.2.9.
35
4.2.10.
4.2.11.
4.2.12.
4.2.13.
4.3.
4.3.3.
4.3.4.
4.4.
4.4.3.
4.4.4.
4.4.5.
4.4.6.
4.4.7.
4.5.2.
4.5.3.
4.5.4.
36
4.5.
4.7.
4.7.5.
4.7.6.
4.7.7.
4.7.8.
37
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
KI-1 (RELIGIUS)
1. Menghayati dan mengamalkan
agama yang dianutnya
ajaran
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
KI-2 (SOSIAL)
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
KI-3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami, menerapkan menganalisis dan
mengevaluasi
pengetahuan
faktual
konseptual, prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
38
3.1.
3.1.2.
3.1.3.
3.1.4.
3.1.5.
3.1.6.
3.1.7.
3.1.8.
3.1.9.
KI-4 (KETRAMPILAN)
4.
4.1.
4.1.2.
4.1.3.
4.1.4.
4.1.5.
4.1.6.
4.1.7.
4.1.8.
39
40
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
KI-1 (RELIGIUS)
1. Menghayati dan mengamalkan
agama yang dianutnya
ajaran
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
2.1.
KI-2 (SOSIAL)
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi
secara
efektif
dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
Menjaga lingkungan
elektronik.
terhadap
penceramaran
limbah
3.1.
KI-3 (PENGETAHUAN)
3. Memahami, menerapkan menganalisis dan
41
mengevaluasi
pengetahuan
faktual
konseptual, prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban, terkait penyebab fenomena
dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah
3.1.1.
3.1.2.
3.1.3.
3.1.4.
3.1.5.
3.1.6.
3.1.7.
3.1.8.
3.1.9.
3.2.
3.3.
3.3.2.
3.4.2.
pengukuran
peralatan
dan
pengukuran
peralatan
42
dan
Menerapkan pengujian
elektronika konsumen
3.4.1.
3.5.
Menerapkan pengujian
elektronika daya
3.3.1.
3.4.
KI-4 (KETRAMPILAN)
3. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta
dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung
4.1.2.
4.1.3.
4.1.4.
4.1.5.
4.1.6.
4.1.7.
4.1.8.
4.1.9.
4.2.2.
4.3.
Melakukan pengujian
elektronika daya
4.3.1.
4.3.2.
43
Melakukan pengujian dan pengukuran macammacam peralatan ukur elektronika dan interprestasi
data hasil pengujian.
Memberikan label standar pengujian sesuai dengan
peraturan perlindungan kesehatan dan keselamatan
pengguna (custumer).
dan
pengukuran
peralatan
Melakukan pengujian dan pengukuran macammacam peralatan elektronika daya dan interprestasi
data hasil pengujian
Memberikan label standar pengujian sesuai dengan
peraturan perlindungan kesehatan dan keselamatan
Melakukan pengujian
elektronika konsumen
4.4.1.
4.4.2.
4.5.2.
4.5.3.
4.5.4.
pengukuran
peralatan
4.5. Merencana
keamanan
4.5.1.
dan
dan
menginstal
CCTV
untuk
sistem
Perwakilan Industri
Bidang Diklat
Satiri
PT Panasonic Manufacturing
Jakarta Indonesia
44