Anda di halaman 1dari 38

BAB III

DATA PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

III.1

Latar Belakang PT Astra International Tbk


PT Astra International Tbk (selanjutnya disebut Perseroan) didirikan pada tahun

1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Perseroan didirikan dengan


Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957 dan disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/53/5 tanggal
1 Juli 1957. Pada tahun 1990, Perseroan merubah namanya menjadi PT Astra
International Tbk.
Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat berlokasi di Jl.
Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta Utara. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar
Perseroan ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian,
jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa konsultasi. Ruang
lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil,
sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, jasa
pertambangan, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi.
Perseroan memulai usahanya pada tahun 1957 sebagai perusahaan perdagangan
yang berpusat di Jakarta dan dimulai dengan perdagangan hasil bumi. Sekarang
Perseroan merupakan salah satu grup perusahaan terbesar di Indonesia. Kini sebagai
perusahaan publik, Perseroan memiliki enam bidang usaha, yaitu Otomotif, Jasa
Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi, dan Infrastruktur.
Sejak 4 April 1990, Perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa
Efek Jakarta dan Surabaya. Perseroan telah mendiversifikasi pemegang sahamnya
43

yangdimana di dalamnya termasuk pemegang saham luar negeri dengan kepemilikan


yang substansial. Nilai kapitalisasi pasar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006
sekitar Rp. 63,9 Triliun atau USD 7,1 Miliar dengan 4.253 jumlah pemegang saham.
Pada akhir tahun 2006, jumlah karyawan Grup Perseroan mencapai hampir 120.000
orang yang tersebar di sekitar 130 anak perusahaan dan afiliasi.

III.2

Visi Perseroan
Visi Perseroan adalah:
1. Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik
dengan penekanan pada pembangunan kompetensi melalui pengembangan
sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasaan pelanggan
dan efisiensi.
2. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah
lingkungan.

III.3

Struktur Sistem Nilai Perseroan


Perseroan memiliki struktur sistem nilai sebagaimana tergambar dibawah ini:

44

Keterangan:
AMS

: Astra Management System (Sistem Manajemen Astra)

AHRM

: Astra Human Resources Management (Manajemen Sumber Daya


Manusia Astra

Lainnya

: Sistem Manajemen Astra yang lain, contohnya Sistem Manajemen


Pabrik, Sistem Manajemen Pemasaran, dll.

III.3.1 Filosofi Perseroan


Filosofi Perseroan adalah Catur Dharma, merupakan sumber dari segala
sistem yang menjadi acuan dari semua nilai-nilai, prinsip-prinsip, etika, dan
kebijakan perusahaan dalam Grup Perseroan maupun functional policies/
kebijakan-kebijakan segenap bidang manajemen.
45

Catur Dharma terdiri dari:


1. Menjadi Milik yang Bermanfaat Bagi Bangsa dan Negara.
2. Memberikan Pelayanan Terbaik Kepada Pelanggan.
3. Menghargai Individu dan Membina Kerjasama.
4. Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik.
Catur Dharma disusun secara ringkas dan dijabarkan lebih lanjut ke dalam
Prinsip-Prinsip Dasar Perseroan.

III.3.2 Prinsip-Prinsip Dasar Perseroan


Prinsip-Prinsip Dasar Perseroan merupakan penjabaran lebih lanjut dari
Filosofi Perseroan (Catur Dharma).
Prinsip-Prinsip Dasar Perseroan terdiri dari:
1. Menjadi warga usaha yang baik akan melanggengkan bisnis Astra.
2. Sikap kerja profesional dan beretika akan meningkatkan nilai stakeholder.
3. Proses kerja yang terbaik dan unggul akan menghasilkan produk dan jasa
berkualitas tinggi untuk memberikan nilai terbaik bagi pelanggan.
4. Kesempatan yang sama tanpa membedakan senioritas, gender, suku, ras,
agama dan antar golongan akan menumbuhkan transparansi, kreatifitas,
inovasi, dan peningkatan pribadi.
5. Peraih prestasi terbaik layak mendapatkan penghargaan tertinggi.
6. Karyawan dengan motivasi dan kompetensi tinggi yang bekerja sebagai tim
akan menghasilkan kinerja yang luar biasa.
7. Aliran kompetensi dan karyawan tanpa batas dalam lingkungan Grup Astra
akan mempercepat tercapainya Astra Excellence.
46

III.3.3 Ruang Lingkup Etika


Ruang lingkup etika dapat digambarkan sebagai diagram di bawah ini:

Etika Bisnis mengatur hubungan antara Perseroan (di dalam pengertian


ini adalah Perseroan sebagai Institusi, Direksi, Manajemen dan Karyawan) dan
pihak-pihak luar di lingkungannya. Etika Bisnis Perseroan, yaitu hubungan
Perseroan dengan publik yang terdiri dari:
a. Pelanggan
Etika Perseroan dalam berinteraksi dengan pelanggan, yaitu pembeli atau
pemakai produk atau jasa yang diproduksi dan atau dipasarkan Perseroan.
b. Pesaing

47

Etika Perseroan dalam menghadapi pesaing, yaitu perusahaan di luar


Grup Perseroan, yang memproduksi atau memasarkan barang dan jasa
yang sama atau yang bersifat sebagai pengganti dari barang dan jasa yang
diproduksi atau dipasarkan oleh Grup Perseroan.
c. Pemasok
Etika Perseroan dalam pengadaan barang dan atau jasa dari pemasok,
yaitu mitra usaha yang bergerak di bidang usaha penyediaan barang dan
atau jasa. Termasuk dalam arti yang sama dipakai juga istilah vendor,
kontraktor, konsultan, dan leveransir.
d. Penyalur (Dealer)
Etika Perseroan dalam bekerja sama dengan dealer, yaitu mitra usaha
yang memasarkan dan menjual produk barang dan atau jasa yang
diproduksi atau dipasarkan oleh Perseroan.
e. Pemegang Saham
Etika Perseroan dalam segala bentuk interaksi dengan pemegang saham,
yaitu setiap individu atau lembaga yang tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham (DPS).

f. Perusahaan Afiliasi
Etika Perseroan dalam berhubungan dengan perusahaan afiliasi, yaitu
perusahaan-perusahaan yang ada keterkaitan kepemilikan dengan
Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung.
48

g. Prinsipal
Etika Perseroan dalam menjalin kerjasama dengan prinsipal, yaitu mitra
usaha selaku pemilik teknologi dan lisensi atas barang atau jasa, dimana
produksi atau pemasarannya dilakukan oleh dan atau bersama Perseroan.
h. Investor
Etika Perseroan dalam berinteraksi dengan investor, yaitu individu atau
lembaga yang berpotensi untuk ikut serta baik langsung maupun tidak
langsung dalam kepemilikan saham Perseroan, antara lain Analis dan
Fund Manager.
i. Penyelenggara Negara
Etika Perseroan dalam berinteraksi dengan penyelenggara negara, yaitu
institusi pelaksana kenegaraan beserta aparaturnya, yang meliputi
legislatif, eksekutif, yudikatif, dan lembaga lainnya, baik di tingkat pusat
maupun daerah.
j. Masyarakat
Etika Perseroan dalam berinteraksi dengan masyarakat, yaitu individu
atau kelompok di luar Perseroan yang mempunyai hubungan langsung
maupun tidak langsung dalam kegiatan Perseroan.

k. Media Massa
Etika Perseroan dalam berinteraksi dengan media massa, yaitu institusi
medium komunikasi massa yang meliputi media cetak dan elektronik

49

yang berfungsi memberikan informasi, edukasi, promosi, kontrol sosial


dan hiburan.
Etika Kerja mengatur hubungan antara karyawan dan Perseroan. Etika
kerja

menjelaskan

bagaimana

seharusnya

seorang

karyawan

bersikap,

berperilaku, dan berhubungan dengan pihak-pihak di dalam Perseroan.


Etika Kerja Perseroan meliputi hal-hal berikut ini:
a. Sikap karyawan dalam Perseroan.
b. Sikap karyawan dengan wewenang dan jabatannya di Perseroan.
c. Hubungan karyawan dengan atasan dan dengan bawahannya.
d. Hubungan karyawan dengan sesama karyawan.

III.4

Struktur Bisnis Perseroan


Sejak awal berdirinya sebagai perusahaan perdagangan di tahun 1957, Perseroan

terus berkembang menjadi Grup yang memiliki enam bidang usaha, yaitu: Otomotif,
Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi, dan Infrastruktur.
III.4.1 Otomotif (Automotive)
Bidang usaha divisi Otomotif Perseroan terbagi lagi ke dalam 4 sektor
bidang usaha, yaitu:
1. Grup Mobil (Automobile Group)
Bisnis automobile group milik Perseroan meliputi aktivitas manufaktur,
distribusi dan penjualan dari berbagai merek mobil, yaitu:
a. Toyota
b. Daihatsu
c. Isuzu
50

d. Nissan Diesel Trucks


e. Peugeot
f. BMW
2. Grup Sepeda Motor (Motorcycle Group)
Usaha Perseroan di sektor sepeda motor dikelola melalui PT Astra Honda
Motor (AHM), sebuah perusahaan patungan 50:50 antara Perseroan
dan Honda Motor Company Ltd., Japan.
3. Komponen (Components)
Usaha Perseroan di sektor komponen dikelola melalui PT Astra Otoparts
Tbk, sebuah perusahaan yang sahamnya dimiliki sebesar 86,72% oleh
Perseroan.
4. Lain-lain (Others)
Usaha lain-lain Perseroan yang mendukung usaha di bidang otomotif
Perseroan, adalah:
a. AstraWorld yang mendukung dalam pengelolaan Customer Care.
b. TRAC yang mendukung dalam layanan penyewaan mobil dan
truk.
c. Mobil 88 yang mendukung dalam unit usaha mobil bekas.

III.4.2 Jasa Keuangan (Financial Services)


Bidang usaha Divisi Jasa Keuangan Perseroan terbagi lagi ke dalam 4
sektor bidang usaha, yaitu:
51

1. Pembiayaan Mobil (Automobile Financing)


Bidang

usaha

Pembiayaan

Mobil

dikelola

oleh

Astra

Credit

Companies (ACC) dan PT Toyota Astra Financial Services (TA Finance).


2. Pembiayaan Sepeda Motor (Motorcyle Financing)
Bidang usaha Perseroan di sektor pembiayaan sepeda motor dikelola
melalui PT Federal International Finance (FIF) merupakan anak
perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Perseroan.
3. Perbankan (Banking)
Bidang usaha Perseroan di bidang perbankan dikelola melalui PT Bank
Permata Tbk (Permata Bank). Perseroan dan Standard Chartered Bank
(SCB) merupakan pemegang saham mayoritas dari PT Bank Permata
Tbk dengan total kepemilikan sebesar 44,51%.
4. Asuransi Kerugian (General Insurance)
Bidang usaha Perseroan di bidang Asuransi Kerugian dikelola melalui
PT Asuransi Astra Buana (AAB). AAB merupakan perusahaan asuransi
kerugian yang dimiliki Perseroan sebesar 95,70%.
5. Asuransi Jiwa (Life Insurance)
Bidang usaha Perseroan di bidang Asuransi Jiwa Perseroan dikelola
melalui PT Astra CMG Life (ACMGL).

III.4.3 Alat Berat (Heavy Equipment)


Bidang usaha Divisi Alat Berat Perseroan terbagi lagi ke dalam 2 sektor
bidang usaha, yaitu:
52

1. Mesin Konstruksi (Construction Machinery)


Bidang usaha Perseroan di bidang Mesin Konstruksi dikelola melalui PT
United Tractors Tbk dan PT Tractor Nusantara.
2. Kontraktor Penambangan (Mining Contractor)
Bidang usaha Perseroan di bidang Kontraktor Penambangan dikelola
melalui PT Pamapersada Nusantara (Pama) yang merupakan anak
perusahaan PT United Tractors Tbk.

III.4.4 Agribisnis (Agribusiness)


Bidang usaha Divisi Agribisnis dikelola melalui PT Astra Agro
Lestari Tbk (AAL) dengan kepemilikan sebesar 79,68%. Aktivitas utama AAL
meliputi penanaman, pemanenan serta pengolahan minyak sawit.

III.4.5 Teknologi Informasi (Information Technology)


Bidang usaha Divisi Teknologi Informasi terbagi lagi ke dalam 2 (dua)
sektor bidang usaha, yaitu:
1. Document Solution
Usaha Perseroan di bidang Document Solutions dikelola melalui PT
Astra Graphia Tbk (AG) dengan kepemilikan sebesar 76,87%.

2. IT Solutions

53

Usaha Perseroan di bidang IT dikelola melalui PT SCS Astragraphia


Technologies (SAT) yang merupakan perusahaan patungan dengan
Singapore Computer Systems Ltd.

III.4.6 Infrastruktur (Infrastructure)


Bidang usaha Divisi Infrastruktur dikelola oleh anak-anak perusahaan
Perseroan, yaitu PT Astratel Nusantara (Astratel) dan PT Intertel Nusaperdana
(Intertel). Melalui dua anak perusahaan yang dimiliki penuh oleh Perseroan,
Perseroan menjalankan usaha di bidang telekomunikasi, jalan tol, pengolahan
dan pengadaan air bersih serta logistik.

III.5

Struktur Kepemilikan Saham Perseroan


Tabel 3.1 : Struktur Kepemilikan Saham Perseroan
Sumber: Laporan Tahunan 2006
Stockholders
Number of

Shares
Jardine Cycle & Carriage Ltd

III.6

2.028.825.504

50,11%

Anthony J.L. Nightingale (Commissioner)

600.000

0,01%

Budi Setiadharma (President Commissioner)

564.000

0,01%

Others (each ownership less than 5%)

2.018.365.810

49,87%

Total

4.048.355.314

100,00%

Penghargaan-penghargaan tahun 2006

54

Penghargaan-penghargaan yang diperoleh oleh Perseroan selama tahun 2006


adalah:
a. Bulan Februari 2006 yang diberikan oleh:
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI): PWI Award 2006
b. Bulan April 2006 yang diberikan oleh:
Majalah Business Review: Perusahaan Publik dengan Kinerja Keuangan Terbaik
Tahun 2005
Majalah Investor: Top Perfoming Listed Companies 2006
Emiten Terbaik Sektor Aneka Industri
c. Bulan Mei 2006 yang diberikan oleh:
Majalah Finance Asia: Asias Best Companies
No. 1 Best Managed Company
No. 1 Best Corporate Governance
No. 2 Best Investor Relations
CFO Terbaik: Simon J. Mawson
d. Bulan Juli 2006 yang diberikan oleh:
Dunamis, Jakarta Stock Exchange & Teleos: Pemenang Indonesia Most Admired
Knowledge

Enterprise

(MAKE)

Study Award 2006


e. Bulan Oktober 2006 yang diberikan oleh:
Majalah Warta Ekonomi: CEO Idaman 2006 - Peringkat 1: Michael D. Ruslim
Perusahaan Idaman 2006
Majalah SWA: Best CEO 2006 - Peringkat 1: Michael D. Ruslim
Swanetwork: HR Excellence Award 206
55

Kategori: Management SDM dan Management Pelatihan


Asian Wall Street Journal: Asias Leading Companies
Kategori: Management has Long-term vision
f. Bulan November 2006 yang diberikan oleh:
Ikatan Akuntan Idonesia: The Best Social and Environmental Reporting
Majalah Asiamoney: Best Managed Overall Company Large-Cap
Best Company for Dislosure and Transparency
Best Investor Relations Officer: Richard Santosa
No. 2 Best Corporate Governance
g. Bulan Desember 2006 yang diberikan oleh:
The Indonesia Institute Corporate Governance (IICG) dan Majalah SWA:
Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award - Kategori: Perusahaan
terbaik di sektor Aneka Industri.

III.7

Struktur Organisasi Perseroan


Struktur organisasi Perseroan per 31 Desember 2006 dapat dilihat pada halaman
berikutnya.

56

Gambar 3.3 : Gambar Struktur Organisasi PT Astra International Tbk

Audit Committee
Board of Commissioners

Board Of Directors

Executive Committee
Remuneration & Nomination Committee

Chief Executive Officer


Michael D. Ruslim
Director in Charge

Corporate Functions
Corporate Secretary
Corporate Legal
Corporate Planning

Michael D. Ruslim

Corporate Organisation & Human


Capital Development
Corporate Communication
Corporate Security, Environment and
Social Responsibility
Corporate Business Process
Group Internal Audit & Risk
Management

Simon J. Mawson

Group Treasury
Corporate Finance, Accounting & Tax
Corporate Information System &
Technology

Sumber: Laporan Tahunan 2006

57

Audit Committee
Board of Commissioners

Board Of Directors

Executive Committee
Remuneration & Nomination Committee

Chief Executive Officer


Michael D. Ruslim
Director in Charge
Johnny Darmawan

Corporate Operations
Toyota Sales Operation
Honda Sales Operation
Daihatsu Sales Operation

Prijono Sugiarto

Isuzu Sales Operation


Nissan Diesel Sales Operation
BMW Sales Operation
Peugeot Sales Operation

Gunawan .G

Johnny Darmawan

AstraWorld
Serasi Autoraya
Shared Services
Astra Foundations

Michael D. Ruslim

Yayasan Dharma Bhakti Astra


Koperasi Astra International

Gunawan. G
Prijono Sugiarto

Dana Pensiun Astra


Yayasan Bina Ilmu

Sumber: Laporan Tahunan 2006

58

Tabel 3.2: Board of Commissioners


President Commisioner

Budi Setiadharma

Independent Commissioner

Djunaedi Hadisumarto

Independent Commissioner

Motonobu Takemoto

Independent Commissioner

Patrick Morris Alexander

Independent Commissioner

Muhamad Chatib Basri

Independent Commissioner

Soemadi Djoko Moerjono B.

Commissioner

Anthony John Liddell Nightingale

Commissioner

Neville Barry Venter

Commissioner

Adam Phillip Charles Keswick

Commissioner

Mark Spenser Greenberg

Tabel 3.3: Board of Directors


President Director

Michael Dharmawan Ruslim

Directors

Prijono Sugiarto
Gunawan Geniusahardja
Tossin Himawan
Johnny Darmawan Danusasmita
Maruli Gultom
Simon John Mawson

Tabel 3.4: Audit Committee


Chairman

Patrick Morris Alexander

Members

Fred B.G. Tumbuan


Kanaka Puradiredja

Sumber: Laporan Tahunan 2006

59

Tabel 3.5: Executive Committee


Sumber: Laporan Tahunan 2006
Chairman

Anthony John Liddell Nightingale

Members

Adam Phillip Charles Keswick


Neville B. Venter
Budi Setiadharma
Michael D. Ruslim
Simon John Mawson

Tabel 3.6: Remuneration & Nomination Committee


Sumber: Laporan Tahunan 2006
Chairman

Anthony John Liddell Nightingale

Members

Adam Phillip Charles Keswick


Michael D.Ruslim

III.8

Sumber Daya Manusia (Human Resources)


Sebagai perusahaan dengan jumlah karyawan hampir 120.000 orang, tantangan

terbesar yang dihadapi oleh Grup Perseroan adalah membangun organisasi yang efektif
dengan budaya yang dapat memupuk hubungan kerja yang harmonis dengan dasar saling
menghormati. Untuk dapat mencapai sasaran tersebut, Perseroan sangat mempercayai
pentingnya merekrut talenta terbaik dari berbagai disiplin, terus mendorong
karyawannya untuk meningkatkan potensinya serta mengembangkan mereka untuk
menjadi pemimpin bisnis dengan jenjang karir yang jelas. Selain itu, Perseroan juga
dituntut untuk membangun lingkungan kerja yang mendorong terbentuknya komunikasi
yang positif, kerjasama dan saling menghargai.

60

Membangun lingkungan kerja yang mendukung merupakan salah satu aspek


kunci dari kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, dan untuk itu Perseroan
senantiasa melakukan berbagai upaya untuk memastikan proses tersebut berjalan dengan
baik. Di bawah koordinasi Departemen Hubungan Industrial, setiap tahun Perseroan
menyelenggarakan Astra Industrial Relations Assessment (AIRA).

III.8.1 Astra Management Development Instiute (AMDI)


AMDI merupakan wujud komitmen Perseroan untuk memberikan
pelatihan terbaik bagi para karyawannya. AMDI menawarkan beragam program
pelatihan bagi setiap jajaran manajemen, mulai dari tingkat management trainee,
penyelia hingga manajemen senior. Agar dapat mengembangkan program
pelatihan terbaik, AMDI bekerjasama dengan berbagai institusi pendidikan
ternama seperti Prasetya Mulia, Asia Institute of Management (AIM), Filipina
dan INSEAD Asia Campus di Singapura.

III.8.2 Dana Pensiun Astra (DPA)


DPA menyediakan manfaat pensiun bagi karyawan Perseroan purnabakti
atau ahli awarisnya. Program pensiun ini telah diperbaharui pada tahun 2005
untuk menyeimbangkan antara kebutuhan karyawan untuk mendapatkan dana
pensiun yang wajar dan mencukupi, dengan kebutuhan Perseroan dalam
menentukan dan memastikan bagian kontribusinya. Dengan progaram baru ini,
karyawan yang terdaftar sebelum atau pada tanggal 20 April 1992 tetap
melanjutkan Program Manfaat

Pasti

(dinamakan

DPA

Satu),

sedangkan

61

karyawan yang terdaftar setelah tanggal tersebut mengikuti Program Pensiun


Iuran Pasti (DPA Dua).

III.8.3 Koperasi Astra International (KAI)


KAI didirikan untuk menjadi mitra strategis Perseroan dalam
meningkatkan kesejahteraan para anggotanya, yang merupakan karyawan dari
perusahaan-perusahaan dalam Grup Perseroan. Fokus utama KAI adalah
pengembangan kesejahteraan karyawan dan pembangunan bisnis dengan nilai
strategis. Untuk memberikan dukungan pada para anggotanya, KAI menawarkan
fasilitas simpan pinjam dan beasiswa bagi anak para anggotanya.

III.9

Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Environment, Health, and


Safety)
Di tengah kondisi lingkungan usaha yang semakin kompleks dan mendunia, agar

dapat

menjaga

kesinambungan

usahanya,

setiap

perusahaan

dituntut

untuk

menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi, lingkungan dan sosial. Sesuai dengan


prinsip Triple Bottom Line (Sukses bisnis diukur dengan adanya sukses di tiga bidang,
yaitu Sukses ekonomi, lingkungan, dan sosial), Perseroan dengan filosofi dasar dan
visinya berusaha untuk menjaga lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja serta
bertanggungjawab secara sosial terhadap pihak-pihak yang terkait erat dengan
kelangsungan bisnisnya.
Komitmen Perseroan di bidang pengelolaan lingkungan, keselamatan dan
kesehatan kerja (LK3) diwujudkan dalam Astra Green Company (AGC). AGC
memberikan panduan kepada manajemen seluruh perusahaan di Grup Perseroan
62

mengenai pengelolaan LK3 dengan berfokus pada strategi, proses, produk, dan
karyawannya dalam kegiatan operasionalnya sehari-hari. Hal tersebut direfleksikan
dalam 4 pilar yang membangun AGC, yaitu Green Strategy, Green Process, Green
Product, dan Green Employee.
Green Company adalah perusahaan yang manajemennya secara sadar
menekankan pertimbangan dalam setiap keputusan bisnis yang diambil untuk
melindungi dan mengembangkan aspek lingkungan, keselamatan, dan kesehatan kerja
dari para stakeholder-nya, sebagai bentuk tanggung jawab dan usaha yang terus menerus
dalam memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat dan pembangunan yang
berkelanjutan. Implementasi dari empat pilar yang mendukung keberhasilan AGC
adalah:
a. Pada pilar Green Strategy: Perseroan telah memastikan bahwa aspek LK3
telah terintegrasi dalam kegiatan bisnis Perseroan.
b. Pada pilar Green Process: Perseroan menjamin bahwa semua proses dan
prosedur telah secara efisien memenuhi aspek LK3 yang diatur dalam
peraturan dan standar LK3 baik di tingkat nasional maupun international.
c. Pada pilar Green Product: Perseroan telah menghasilkan jasa dan produk
yang tidak merusak lingkungan, aman bagi pengguna, hemat energi dan
sumber daya alam.
d. Pada pilar Green Employee: Perseroan telah melakukan program pelatihan
dan awareness yang mampu menjamin bahwa semua karyawan dan pihak
yang terkait dalam setiap proses kegiatan bisnis telah menjadikan aspek
LK3 sebagai bagian penting dan tidak terpisahkan dalam bekerja.

63

III.10 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)


Untuk mewujudkan visi Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab
sosial serta ramah lingkungan, Perseroan senantiasa menempatkan isu-isu tanggung
jawab sosial sebagai bagian integral dari aktivitas usahanya. Perseroan sebagai entitas
bisnis mempercayai bahwa sepanjang perusahaan berdiri, Perseroan akan selalu
berinteraksi dengan pihak-pihak lain dan mempunyai tanggung jawab secara sosial
terhadapnya.
Untuk pelaksanaan aspek sosial dalam konsep Triple Bottom Line, Perseroan
memiliki Astra Friendly Company yang merupakan basis dan panduan seluruh
perusahaan di Grup Perseroan mengenai strategi yang perlu diambil agar operasional
bisnisnya ramah terhadap lingkungan dan diterima secara sosial serta berkontribusi
terhadap pembangunan yang berkelanjutan.
Astra Friendly Company mempunyai makna perusahaan yang mengintegrasikan
aspek sosial ke dalam setiap keputusan bisnisnya, dengan berlandaskan Catur Dharma
serta melaksanakan program kerja yang sistematis untuk memenuhi Kontrak Sosial
(dalam rangka pemenuhan hak stakeholder). Keterlibatan Grup Perseroan di area ini
direalisasikan melalui berbagai aktivitas di bidang:
1. Bidang Pendidikan
Perseroan melalui Yayasan Toyota & Astra (YTA) memiliki visi untuk ikut
berpartisipasi di bidang pendidikan Indonesia melalui penyediaan beasiswa bagi
para siswa sekolah dasar hingga tingkat master, serta menyediakan pendanaan
bagi kegiatan riset ilmiah, penyediaan alat bantu pendidikan serta pelatihan.
Melalui Yayasan Astra Bina Ilmu yang merupakan yayasan Perseroan turut
mendukung pengembangan pendidikan di Indonesia melalui Politeknik
64

Manufaktur Astra (Polman Astra) dan program BERNAS (Bantuan Edukasi dan
Transformasi Bagi Anak dan Sekolah)
2. Bidang Pengembangan Masyarakat
Kepeduliaan Perseroan pada lingkungan sekitar kantor pusatnya tercermin dari
berbagai kegiatan pengembangan masyarakat, termasuk kegiatan pengelolaan
sampah, kesehatan masyarakat dan anak-anak, penghijauan, beasiswa serta
pemberian sumbangan paket sembako.
3. Bidang Konservasi Lingkungan
Perseroan melalui Program Sunter Nusa Dua yang dimulai pada tahun 2001
bertujuan untuk membangun lingkungan yang layak, bersih, aman, dan nyaman
di sekitar kantor pusat dan lokasi manufaktur Perseroan. Program tersebut
mencakup kegiatan penyempurnaan sistem drainase, trotoar dan lampu jalan,
penghijauan dan pembangunan Masjid Perseroan serta pembentukan tim
penyelamat dan posko-posko selama terjadi bencana banjir pada bulan Februari
2007.
4. Bidang Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah
Perseroan melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) secara konsisten
menyediakan bantuan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam
pendampingan manajemen, penguasaan teknologi, pengembangan SDM dan
pemasaran serta akses finansial.
5. Bidang Keagamaan
Perseroan bekerja sama dengan Yayasan Amaliah Astra (YAA) yang merupakan
mitra yang aktif dalam pengembangan masyarakat di bidang keagamaan, sosial
dan kemanusiaan.
65

6. Bidang Kemanusiaan
Sebagai bagian dari bantuan kemanusiaannya di Aceh, Perseroan telah
menyelesaikan pembangunan dua sekolah dasar di Meulaboh, Aceh Barat pada
bulan September 2006. Perseroan juga terlibat aktif memberikan bantuan
kemanusiaan setelah terjadinya gempa hebat di Yogyakarta dan Jawa Tengah
pada bulan Mei 2006.

III.11 Penerapan

Good

Corporate

Governance

(GCG)

pada

PT

Astra

International Tbk
III.11.1 Sejarah Penerapan GCG Perseroan
Dalam penerapan GCG hingga saat ini, Perseroan telah melalui beberapa
periode penting berikut ini:
1. Periode 1984 - 1990 (Kepemilikan saham mayoritas oleh keluarga)
Pada tahun 1984 - 1990, meskipun belum muncul istilah GCG, tetapi
dalam penerapannya telah dijalankan, antara lain:
a. Disetujui

dan

disosialisasikannya

Corporate

Philosophy

dan

uraiannya.
b. Buku Etika Bisnis dan Etika Kerja disosialisasikan.
c. Adanya Visi, Misi, dan Objektif Perusahaan.
d. Sistem di bidang Bisnis dan Manajemen, antara lain: Review bulanan
oleh Komisaris, Review Divisi oleh Direksi, Review Departemen
oleh Divisi, Implementasi Astra TQC (Total Quality Control), dan
Prinsip QCDSM (Quality, Cost, Delivery, Safety, and Morale).

66

e. Peraturan perusahaan / karyawan, penalty and reward, jenjang karir,


kesejahteraan, dan recruitment karyawan.
f. Karyawan yang berprestasi baik pria atau wanita akan memperoleh
pengakuan / penghargaan yang sama.
g. Tanggung jawab sosial, antara lain YTA (Yayasan Toyota Astra),
YDBA (Yayasan Dharma Bhakti Astra), Yayasan UMS80 (Bidang
Olahraga).
h. Mengangkat Sekretaris Perusahaan.
2. Periode 1990 - 1997 (Pasca go publik hingga awal krisis moneter)
Pada periode ini masih belum ada istilah GCG, tetapi Perseroan sudah
mulai melakukan penyempurnaan dan penambahan praktik Corporate
Governance, antara lain:
a. Rapim, President Message, dan President Letter setiap tahun,
sehingga kondisi, arah, dan target bisnis semakin jelas.
b. Annual Report terbit tepat waktu.
c. Transparansi: Publikasi Laporan Keuangan, Investasi, Kegiatan
Manajemen, Produk Baru, Kegiatan Sosial, dan lain-lain.
d. Mematuhi dan menjalankan peraturan pasar modal dan instansi terkait
lainnya.
e. Bekerja keras untuk meningkatkan kinerja perusahaan, serta berusaha
menumbuhkan kepercayaan yang luas atas kemampuan manajemen
mengelola perusahaan dan membangun nilai jangka panjang bagi
stakeholders.

67

3. Periode 1997 - 2000 (Periode krisis moneter dan pemulihan)


Pada era ini mulai dikenal istilah GCG di Perseroan. Tantangan paling
berat bagi Perseroan dalam implementasi GCG adalah pada waktu krisis
ekonomi melanda Indonesia pada tahun 1998. Langkah-langkah yang
dilakukan Perseroan dalam menghadapi krisis tersebut adalah:
1. Bentuk Crisis Team
2. Fact Finding (SWOT) kondisi Perseroan
3. Activity Plan:
a. Efisiensi di segala bidang.
b. Pengurangan jumlah karyawan dengan imbalan yang baik.
c. Penurunan gaji Executive Grup Perseroan.
d. Sosialisasi Sense of Crisis.
e. Restrukturisasi hutang.
f. Divestasi.
g. Secara periodik dan konsisten menyampaikan informasi penting
mengenai Perseroan seperti proses pengembangan restrukturisasi
hutang Perseroan.
h. Meningkatkan kontrol dan review Grup Perseroan, antara lain
pertemuan rutin dari Board of Director 1 x 1 minggu menjadi 2 x 1
minggu.
i. Pemberian Executive Stock Option Program (ESOP) pada jajaran
Eksekutif agar mau bertahan di Perseroan sehingga Perseroan dapat
survive di masa krisis.

68

4. Periode 2000 (Pasca pemulihan hingga sekarang)


Tahun 2000 hingga sekarang, GCG telah diimplementasikan, dimengerti,
di-review

pelaksanaannya,

dan

secara

konsisten

terus

ditingkatkan

implementasinya di Grup Perseroan.


Saat ini Perseroan telah memiliki pedoman dan prosedur tertulis,
membentuk fungsi untuk mengendalikan pelaksanaan GCG serta melakukan
pemantauan dan evaluasi penerapannya. Pedoman GCG Perseroan (GCG
Code of Conduct of PT Astra International Tbk) yang terdiri dari:
1. Pedoman Direksi dan Dewan Komisaris.
2. Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja.
3. Sekretaris Perusahaan.
4. Sistem Audit dan Manajemen Risiko.
5. Pedoman Transaksi Benturan Kepentingan.
6. Securities Dealing Rules.
7. Pelestarian Lingkungan dan Tanggung Jawab Sosial.
8. Kebijakan Donasi.
Perseroan telah membentuk komite-komite penunjang dalam perusahaan,
memiliki mekanisme dan sistem pemantauan pelaksanaan fungsi dan tugas
komite, serta melakukan evaluasi kinerja komite. Perseroan dalam hal ini
juga telah memiliki fungsi Komite Nominasi dalam menyusun sistem,
kriteria seleksi, serta prosedur nominasi bagi Dewan Komisaris, Direksi,
dan eksekutif lainnya. Komite Remunerasi juga telah dibentuk untuk
memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai remunerasi
bagi Direksi untuk dapat disampaikan kepada RUPS.
69

Terkait dengan fungsi dan peran Direksi, secara umum, Perseroan telah
memiliki dan melakukan mekanisme pengangkatan Direksi, memiliki sistem
pemantauan pelaksanaan fungsi dan tugas Direksi, serta melakukan evaluasi
terhadap kinerja Direksi dengan sangat baik.
Dalam hal transparansi, Perseroan telah melaksanakannya dengan sangat
baik. Perseroan memiliki mekanisme dan sistem penyampaian informasi
yang berkaitan dengan kepentingan pemegang saham dan atau pihak-pihak
yang terkait, mampu mengendalikan kualitas informasi dan materi yang
disampaikan kepada pemegang saham dan atau pihak-pihak yang terkait
seperti paparan publik secara berkala yang selalu mengungkapkan aspek
ROA dan ROE, serta telah mengelola media atau sarana tertentu untuk
menyampaikan informasi secara lengkap, seperti situs bilingual yang selalu
diperbarui, dan lainnya.
RUPS di Perseroan juga memiliki mekanisme sistem penyampaian
informasi dan materi yang berkualitas kepada pemegang saham dan atau
pihak-pihak yang terkait. Namun proses pemilihan Komisaris Independen di
dalam RUPS sebagian masih diusulkan oleh pemegang saham dan dipilih
oleh pemegang saham pengendali dalam RUPS.
Hubungan Perseroan dengan stakeholder sangat baik. Perseroan telah
memiliki panduan kebijakan perlakuan yang sama terhadap pihak-pihak yang
terkait, memiliki bentuk-bentuk program tanggung jawab sosial perusahaan,
serta

memiliki

berbagai

program

pengembangan

komunitas

yang

terintegrasi dengan aktivitas perusahaan. Etika kerja dan Etika bisnis pun
telah dibuat dan disebarluaskan namun penerapannya sebagian kecil masih
70

ada yang belum dievaluasi. Setiap karyawan diharapkan dapat mematuhi


prinsip-prinsip yang dijabarkan dalam budaya dan lingkungan kerja di Grup
Perseroan. Publikasi Buku Pedoman Etika Kerja dan Etika Bisnis merupakan
petunjuk lugas dan praktis bagi karyawan untuk melakukan tugasnya
termasuk dalam berhubungan dengan pihak ketiga dan masyarakat pada
umumnya yang harus dilakukan secara profesional.

III.11.2 Prinsip-Prinsip GCG Perseroan


Prinsip GCG yang berlaku umum dan dianut oleh Perseroan dalam
pengelolaan perusahaan adalah:
1. Transparansi (Transparency)
Perseroan harus memberikan informasi kepada pemegang saham dan
publik mengenai kejadian penting yang berhubungan dengan Perseroan,
termasuk kinerja keuangan dan kondisi Perseroan secara akurat dan tepat
waktu, agar pemegang saham dan pemangku kepentingan dapat menilai
kinerja dan risiko yang dapat dihadapi Perseroan.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab organ Perseroan, yaitu
Direksi, Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham harus
sesuai dengan kewenangan yang dimiliki masing-masing. Direksi
bertanggungjawab atas pengurusan Perseroan, Dewan Komisaris
bertanggungjawab atas pengawasan tindakan Direksi dan RUPS
bertanggungjawab untuk melakukan kewenangan yang tidak diserahkan

71

kepada Direksi dan Komisaris, sehingga pengelolaan Perseroan berjalan


secara efektif.
3. Responsibilitas (Responsibility)
Perseroan patuh terhadap ketentuan anggaran dasar, peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip GCG, serta melaksanakan tanggung
jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.
4. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)
Perseroan harus senantiasa memperhatikan hak dan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan berdasarkan prinsip
kewajaran dan kesetaraan. Perseroan memberikan perlakuan yang wajar
dan setara terhadap pemegang saham mayoritas maupun pemegang
saham minoritas dengan memperhatikan peraturan yang berlaku dan
Anggaran Dasar Perseroan.

III.11.3 Tugas, Wewenang, dan Pertanggungjawaban Direksi


Direksi sebagai organ Perseroan bertugas dan bertanggungjawab secara
kolegial dalam mengelola Perseroan. Dengan demikian, masing-masing anggota
Direksi dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan
pembagian tugas dan wewenangnya, namun pelaksanaan tugas oleh masingmasing anggota Direksi tetap merupakan tanggung jawab bersama. Kedudukan
masing-masing anggota Direksi termasuk Presiden Direktur adalah setara. Tugas
Presiden Direktur adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi.

72

Tugas Direksi adalah dengan itikad baik dan bertanggungjawab penuh


memimpin dan mengurus Perseroan untuk mencapai maksud dan tujuan
Perseroan, yang meliputi antara lain:
1. Mengelola Perseroan sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar, peraturan perundangundangan yang berlaku dan prinsip-prinsip GCG.
2. Menyusun visi, misi, dan nilai-nilai serta rencana strategis Perseroan
dalam bentuk rencana korporasi (corporate plan) dan rencana bisnis
(business plan).
3. Menyelenggarakan Rapat Direksi Perseroan secara berkala dan dengan
waktu yang memadai.
4. Menetapkan struktur organisasi Perseroan lengkap dengan rincian tugas
setiap divisi dan unit usaha.
5. Mengendalikan sumber daya yang dimiliki Perseroan secara efektif dan
efisien.
6. Mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham dan Daftar
Kepemilikan Saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta
keluarganya (isteri/suami dan anak-anak) pada Perseroan dan perseroan
lainnya (Daftar Khusus).
7. Membentuk sistem pengendalian internal Perseroan dan manajemen
risiko.
8. Memperhatikan kepentingan yang wajar dan pemangku kepentingan
Perseroan.

73

Direksi berwenang untuk melakukan hal-hal yang antara lain, adalah


sebagai berikut:
1. Mewakili dan mengikat Perseroan dengan pihak-pihak lain serta
menjalankan segala tindakan kepengurusan dan kepemilikan.
2. Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan
memberikan surat kuasa untuk tindakan-tindakan tertentu.
3. Mengatur sumber daya manusia Perseroan termasuk pengangkatan dan
pemberhentian karyawan, penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua
dan penghasilan lain bagi karyawan Perseroan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan atau keputusan RUPS.
Pertanggungjawaban Direksi adalah:
1. Menyusun pertanggungjawaban pengelolaan Perseroan dalam bentuk
laporan tahunan yang memuat antara lain laporan keuangan, laporan
kegiatan Perseroan dan laporan pelaksanaan GCG.
2. Laporan tahunan harus memperoleh persetujuan RUPS, sedangkan
laporan keuangan harus memperoleh pengesahan RUPS.
3. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan
akuntabilitas pengelolaan Perseroan dalam rangka pelaksanaan prinsip
GCG.

III.11.4 Tugas, Wewenang, dan Pertanggungjawaban Komisaris


Dewan Komisaris Perseroan bertugas dan bertanggungjawab secara
majelis atau kolektif dalam mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
Direksi dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan Perseroan
74

melaksanakan prinsip-prinsip GCG. Kedudukan masing-masing anggota Dewan


Komisaris, termasuk Presiden Komisaris adalah setara. Tugas Presiden
Komisaris adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris.
Tugas Dewan Komisaris Perseroan adalah sebagai pengawas dan
penasihat Direksi dan dilaksanakan dengan itikad baik dan penuh tanggung
jawab untuk kepentingan Perseroan:
1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam menjalankan
kepengurusan Perseroan, fungsi mana mencakup tindakan pencegahan,
perbaikan hingga pemberhentian sementara anggota Direksi.
2. Melakukan pengawasan atas risiko usaha Perseroan dan upaya manajemen
melakukan pengendalian internal.
3. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan GCG dalam kegiatan usaha
Perseroan.
4. Memberikan nasihat kepada Direksi berkaitan dengan tugas dan kewajiban
Direksi.
5. Memberikan tanggapan dan rekomendasi atas usulan dan rencana
pengembangan strategis Perseroan yang diajukan Direksi.
6. Memastikan bahwa Direksi telah memperhatikan kepentingan stakeholders
(pemangku kepentingan).
Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris Perseroan tidak
boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Keputusan Dewan
Komisaris mengenai hal yang diatur dalam anggaran dasar dan peraturan
perundang-undangan dilakukan dalam fungsinya sebagai pengawas, sehingga
keputusan kegiatan operasional tetap menjadi tanggung jawab Direksi.
75

Dewan Komisaris Perseroan berwenang untuk melakukan hal-hal


sebagai berikut:
1. Memeriksa catataan dan dokumen lain serta kekayaan Perseroan.
2. Meminta dan menerima keterangan yang berkenaan dengan Perseroan dan
Direksi.
3. Memberhentikan untuk sementara anggota Direksi apabila anggota Direksi
tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan dan atau
peraturan perundangan yang berlaku.
4. Membentuk komite audit, nominasi, remunerasi dan atau komite lainnya.
Pertanggungjawaban Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai
pengawas, menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengawasan atas
pengelolaan Perseroan oleh Direksi. Laporan pengawasan Dewan Komisaris
disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan. Pertanggungjawaban
Dewan

Komisaris

kepada

RUPS

merupakan

perwujudan

akuntabilitas

pengawasan atas pengelolaan Perseroan dalam rangka pelaksanaan prinsip GCG.

III.11.5 Komite dan Departemen Fungsional Penunjang GCG


Perseroan memiliki sejumlah Komite dan Departemen fungsional yang
bertugas memonitor, mengkaji ulang dan menyempurnakan efektivitas kegiatan
GCG di dalam Grup Perseroan. Adapun komite-komite dan departemen tersebut
adalah:
1. Komite Audit (KA)
Dibentuk pada tahun 2000, KA adalah komite yang ditunjuk dan bertanggung
jawab kepada Dewan Komisaris. Seluruh anggota KA merupakan pihak
76

independen dengan Ketua KA merangkap sebagai Komisaris Independen.


Secara independen KA memeriksa kualitas informasi yang diterima dan
mendiskusikannya bersama dengan Manajemen dan Auditor Eksternal mengenai
kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi, peraturan dan
persyaratan pelaporan serta kebijakan akuntansi yang diterapkan. KA memeriksa
cakupan audit dan rencana audit dari Auditor Internal maupun Eksternal.
2. Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite ini didirikan untuk menetapkan kebijakan remunerasi dan bonus bagi
anggota Direksi, menetapkan tugas anggota Direksi serta mengkaji potensi dan
hal-hal lain tentang para eksekutif Perseroan satu level di bawah Direksi.
3. Komite Eksekutif
Komite Eksekutif bertugas melakukan kajian atas semua keputusan bisnis
penting yang membutuhkan persetujuan Dewan Komisaris. Untuk melaksanakan
tugas-tugasnya, Komite Eksekutif menyelenggarakan rapat rutin setiap bulan
serta kajian kinerja setiap kuartal.
4. Grup Audit Internal (Internal Audit Group-IAG)
Tugas utama IAG adalah memberikan jaminan secara independen terhadap
efektivitas dan kehandalan sistem pengawasan internal Perseroan. IAG terdiri
dari Audit Sales Operation, Audit Grup dan Audit TI.
Dalam menjalankan tugasnya IAG berpedoman pada Internal Audit Charter
yang memberi wewenang kepada IAG untuk menjalankan berbagai kegiatan
audit internal. Rencana Audit yang mengatur fokus dan arah kegiatan audit
dikembangkan setelah konsultasi ekstensif dengan manajemen, Direksi dan

77

Komite Audit. Kegiatan audit kemudian dimonitor berdasarkan rencana ini,


dan jika dibutuhkan, dapat direvisi sesuai dengan perubahan pada profil risiko.
Perseroan menggunakan sistem penilaian tiga tingkat, yaitu efektif, perlu
perbaikan, dan lemah untuk mengukur dan membandingkan efektivitas sistem
pengendalian internalnya. Hal-hal yang memerlukan perbaikan diidentifikasi dan
ditindaklanjuti guna memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan telah benarbenar dijalankan. Sepanjang tahun, diskusi yang ekstensif diadakan di semua
tingkat manajemen guna membahas masalah-masalah audit dan jalan keluarnya.
5. Grup Manajemen Risiko (Risk Management Group-RMG)
RMG berperan dalam memberikan layanan konsultasi manajemen risiko,
rencana kelangsungan bisnis, pembiayaan risiko dan memberikan jaminan
akan kelangsungan bisnis bagi Direksi Grup Perseroan. RMG memberikan
fasilitas konsultasi dan advise dalam pelaksanaan manajemen risiko dan hal-hal
lain yang terkait kepada Grup Perseroan.
6. Komunikasi Karyawan
Komunikasi karyawan merupakan salah satu aspek penting dari praktik GCG
Perseroan. Sepanjang tahun, Perseroan menyelenggarakan berbagai kegiatan
guna meningkatkan komunikasi internal serta menciptakan iklim kerja yang
kondusif. Setiap tahun, Presiden Direktur Perseroan menyampaikan pesannya
kepada seluruh karyawan melalui Presidents Letter yang menjelaskan target dan
strategi utama Perseroan, iklim bisnis, serta prakiraan kondisi makro ekonomi.
Untuk membantu penyebarluasan informasi tersebuat, Direksi menyelenggarakan
forum-forum komunikasi dengan karyawan tingkat manajemen dari seluruh Grup
Perseroan.
78

7. Sekretaris Perseroan
Sekretaris Perseroan bertanggungjawab untuk memastikan kepatuhan
Perseroan pada peraturan dan kebijakan pasar modal serta memastikan bahwa
Direksi selalu memperoleh inforamsi mengenai perubahan peraturan beserta
implikasinya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya, Sekretaris Perseroan
bekerjasama

dengan

Investor

Relations,

Public

Relation

dan

Divisi

Hukum Korporat. Sekretaris Perusahaan juga wajib memastikan adanya


komunikasi yang sejajar, transparan dan konsisten dengan pihak otoritas dan para
pelaku pasar modal tentang hal-hal yang berkaitan dengan GCG maupun
informasi lainnya tentang transaksi material dan tindakan korporasi.
Sekretaris juga ikut serta dalam mengkomunikasikan nilai-nilai, filosofi,
budaya dan program pengembangan masyarakat Perseroan kepada para
karyawan melalui sarana publikasi internal dan kegiatan lainnya.
8. Hubungan Masyarakat (Public Relation-PR)
PR bertanggung jawab untuk menjaga transparansi dan keterbukaan kepada
para pemangku kepentingan dengan mengembangkan hubungan internal yang
erat dalam lingkup Grup dan hubungan eksternal yang baik dengan media,
pemerintah dan masyarakat luas.
9. Hubungan Investor (Investor Relation-IR)
IR berfungsi membantu manajemen dalam mengkomunikasikan kinerja dan
prospek Perseroan kepada para pelaku pasar modal serta memelihara komunikasi
dengan para investor melalui berbagai forum.
Kegiatan-kegiatan lainnya seperti pendistribusian informasi, telekonferensi
dan berbagai kegiatan kunjungan ke perusahaan sekuritas, pabrik dan dealer
79

secara rutin juga diselenggarakan untuk meningkatkan komunikasi dan hubungan


dengan para analis dan investor.

80

Anda mungkin juga menyukai